Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sejak dulu kala, manusia telah sangat erat berinteraksi dengan hewan. Manusia memanfaatkan
hewan dalam banyak sekali bidang kehidupan. Mulai bidang transportasi, militer, pertanian, hiburan,
hingga untuk memenuhi kebutuhan naluriah yang paling mendasar: makan. Maka, kita pun mengenal
kuda kereta, gajah perang, sapi penarik bajak, lumba-lumba sirkus, hingga ayam potong. Namun,
semua yang disebut tadi barulah bagian sangat kecil dari dunia hewan. Masih ada ribuan spesies lagi,
yang mungkin untuk melihat semuanya, umur manusia sungguh terlalu singkat. Hewan (Animalia)
adalah bentuk kehidupan paling beragam di muka bumi. Sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak
2 juta spesies hewan. Ukuran hewan berkisar antara 0,05mm hingga 30m. Tempat hidup hewan
beragam, mulai dari gurun, padang es, hingga di bawah lautan terdalam. (Widayati Sri, 2009)
Banyak hewan yang merugikan, namun lebih banyak lagi hewan yang bermanfaat bagi
manusia. Hewan menyediakan kebutuhan protein bagi manusia. Hewan pun sangat berperan sebagai
salah satu komponen penting penyusun ekosistem. Selain itu masih banyak lagi manfaat yang bisa
kita panen pada hewan. Untuk itu mempelajari mereka sangatlah penting dalam pelestariannya
maupun pengolahan sumber dayanya.
Berdasarkan tulang belakang, Animalia dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Vertebrata dan
Avertebrata. Vertebrata yaitu hewan bertulang belakang. Sedangkan Avertebrata adalah hewan tidak
bertulang belakang. Avertebrata dibagi menjadi delapan filum. Sedangkan Vertebrata digolonglan
menjadi satu filum. Satu filum itu terdiri dari lima kelas.
Di sekitar kalian, banyak sekali ditemukan bermacam-macam jenis hewan. Ada yang bersifat
bersel satu dan ada yang bersifat multiseluler. Serangga, reptilia, burung, dan mamalia hanyalah
merupakan sebagian kelompok hewan yang sangat berlainan yang menghuni bumi. Bagaimanakah
keberadaan mereka? Apakah peranan mereka bagi kehidupan? (Suwarno, 2009)
Dibanding dengan kelompok-kelompok makhluk hidup yang kita bahas sebelumnya,
kelompok ini lebih mudah kita ingat karena ukurannya yang jauh lebih besar sehingga dapat kita lihat
tanpa bantuan mikroskop. Namun, apakah benar bahwa semua kelompok hewan dapat kita lihat tanpa
bantuan mikroskop? Pertanyaan tersebut akan terjawab setelah kita membahas bab ini. Di samping
itu, yang lebih penting pada bab ini kita akan membahas kriteria suatu makhluk hidup dikelompokkan
dalam kelompok hewan, dan mengidentifikasi ciri-ciri morfologi filum anggota Kingdom Animalia,
bagaimana membedakan ciri-ciri setiap filum dalam kingdom ini beserta contoh-contoh dari tiap
filum dan peranannya bagi manusia. (Riana Yani, 2009)
B.  Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud kingdom animalia?
2.        Bagaimanakah Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan?
3.        Bagaimana Ciri dan Struktur Kingdom Animalia?
4.        Bagaimana sistem pengklasifikasian Kingdom Animalia?
5.        Apa sajakah Peranan Kingdom Animalia bagi Kehidupan?
C.  Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui Pengertian Kingdom Animalia.
2.        Untuk mengetahui Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan.
3.        Untuk mengetahui Ciri dan Struktur Kingdom Animalia.
4.        Untuk mengetahui Klasifikasi Kingdom Animalia.
5.        Untuk mengetahui Peranan Kingdom Animalia bagi Kehidupan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kingdom Animalia


Jumlah dan jenis hewan yang berada di bumi ini ternyata lebih banyak di banding
tumbuhan. Oleh karena itu, untuk mengklasifikasikannyapun lebih rumit. Untuk lebih mudah
membagi dunia hewan yaitu menurut rua-ruas tulang belakang. Sedangkan dunia hewan
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, diantaranya:
1.      Hewan Avertebrata
    Avertebrata yaitu kelompok hewan yang tidak memiliki ruas tulang belakang. Hewan
avertebrata terbagi atas beberapa filum, diantaranya:
a.       Filum Protozoa (hewan bersel satu);
b.      Filum Porifera (hewan berpori);
c.       Filum Coelenterata (hewan berongga);
d.      Vermes (hewan cacing);
e.       Filum Mollusca (hewan lunak);
f.       Filum Echinodermata (hewan berkulit duri);
g.      Filum Arthropoda (hewan berbuku-buku)

2.      Hewan Vertebrata

    Vertebrata yaitu hewan yang memiliki ruas tulang belakang. Hewan vertebrata dibagi
menjadi beberapa kelas, diantaranya:
a.       Kelas Pisces (ikan);
b.      Kelas Amphibia (amfibi);
c.       Kelas Reptilia (hewan melata);
d.      Kelas Aves (unggas atau burung);
e.       Kelas Mammalia (hewan menyusui).
B.  Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan
Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel
zigot akan tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga
terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan
organ. Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme
tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa.
Pada siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai
dewasa. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna dicirikan
dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase metamorfosis, misalnya adalah
kupu-kupu dan katak. Metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh
yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis, misalnya adalah
belalang dan kecoa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan
hormon. Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada

2
keturunannua, sedangkan hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan
dan perkembangan hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan
lingkungan.
Perkembangan
Dalam sistematika awal, binatang mencakup banyak organisme bersel tunggal yang
dikelompokkan sebagai Protozoa karena sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil).
Pengelompokan ini terus dianut hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih
dipakai untuk kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel
satu tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok Protista yang menghimpun
semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot
bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang
terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan,
yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan
luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk
bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh,
yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga
yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan
lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai
rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh
rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan
hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa
kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut
mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik
aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. (https://id.wikipedia.org)

C.  Ciri dan Struktur Kingdom Animalia


Kingdom Animalia atau Kerajaan Hewan merupakan kingdom yang diduga memiliki
jumlah spesies paling banyak, lebih dari dua juta spesies. Itu pun masih banyak lagi yang
belum teridentifikasi. Hewan adalah organisme yang paling beragam bentuknya di bumi ini.
Dari yang panjangnya 0,05 mm hingga yang panjangnya mencapai 30 meter lebih. Kingdom
Animalia juga memiliki habitat yang bervariasi, dari gurun, daerah yang dingin (Antartika)
hingga dasar laut yang paling dalam.
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dikelompokkan menjadi
invertebrata dan Vertebrata. Semua hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan ke dalam
invertebrata. Adapun hewan bertulang belakang dikelompokkan ke dalam Vertebrata.  Selain
berdasarkan ciri ada tidaknya tulang belakang, beberapa ciri lain diperlukan untuk
pengelompokan hewan, di antaranya sebagai berikut:
1.        Jaringan penyusun tubuh
Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh, yaitu
parazoa dan eumetazoa. Parazoa adalah hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, yaitu

3
hewan-hewan anggota filum porifera (hewan spons). Sementara eumetazoa adalah hewan
yang memiliki jaringan sejati, yaitu anggota filum hewan lainnya (Cnidaria, Ctenophora,
Platyhelmminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, dan lainnya).
2.        Simetri Tubuh
Dilihat dari simetri tubuhnya, invertebrata umumnya memiliki simetri tubuh radial dan
simetri bilateral. Simetri radial artinya jika tubuh hewan dipotong oleh garis khayal menjadi
dua atau lebih bidang pembedahan, masing-masing hasil pembedahan merupakan cerminan
yang lain. Adapun hewan simetri bilateral hanya memiliki satu bidang pembelahan yang
dapat membagi tubuhnya menjadi dua belahan yang sama persis.

3.        Jaringan Dasar
Bedasarkan jaringan dasar penyusun tubuh, terdapat hewan diplobastik dan hewan
tripoblastik. Sesuai dengan namanya, diploblastik adalah kelompok hewan yang jaringan
dasar tubuhnya hanya terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan dalam (endoderm) dan lapisan luar
(ektoderm). Adapun hewan triploblastic memiliki tiga lapisan tubuh, yaitu ektoderm,
mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm.
4.        Rongga Tubuh
Hewan tripoblastik berdasarkan rongga tubuhnya dapat dikelompokkan menjadi aselomata,
pseudoselomata, dan selomata. (Rikky Firmansyah, 2009)
D.  Klasifikasi Kingdom Animalia
Di bawah kategori kingdom, Dunia Hewan dibagi ke dalam beberapa filum. Dalam
pembahasan berikut, untuk mempermudah pembelajaran kalian, kita akan membedakan
Kingdom Animalia ke dalam dua kelompok besar, yaitu Invertebrata (hewan tidak bertulang
belakang) dan Vertebrata (hewan bertulang belakang). (Widayati Sri, 2009)
1.        Invertebrata
Invertebarta merupakan nama yang digunakan untuk menyebut kelompok hewan yang
tidak bertulang belakang. Kata ini berasal dari bahasa Latin in (tanpa) dan vertebrae (tulang
belakang). Invertebrata merupakan kelompok hewan yang jumlahnya sangat besar, terdiri
dari berbagai fi lum, yaitu Porifera, Cnidaria (Coelenterata), Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Pada uraian berikut
kita bisa mempelajari ciri masing-masing filum dan contoh jenis-jenis hewan yang menjadi
anggota filum tersebut. (Widayati Sri, 2009)

4
a.         Filum Porifera
Kata porifera berasal dari bahasa Latin porus (lubang kecil) dan ferre  (membawa). Jadi
Porifera berarti hewan yang mempunyai tubuh berpori, dikenal juga sebagaihewan sponge
atau spons. Porifera ini hidup menetap (sessil) pada dasar perairan.  Berdasarkan sifat
spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea, Hexatinellida, dan
Demospongia. (Widayati Sri, 2009)
b.         Filum Cnidaria (Coelenterata)
Coelenterata berasal dari kata coilos  (berongga) dan enteron (usus). Jadi, semua hewan
yang termasuk fi lum ini mempunyai rongga usus (gastrovaskuler) yang berfungsi untuk
pencernaan.
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Filum Cnidaria dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa memiliki
bentuk polip dan medusa, pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan pada
Kelas Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja.. (Widayati Sri, 2009)
c.         Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Kata Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy (pipih) dan helminthes (cacing
atau vermes), sehingga kelompok ini disebut cacing pipih. Dibandingkan denga Filum
Porifera dan Cnidaria, organisasi tubuh cacing pipih ini sudah sedikit lebih maju.
Berdasarkan bentuk tubuh dan sifat hidupnya, Platyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas
yaitu, Kelas Turbellaria, Kelas Trematoda, dan Kelas Cestoda. (Widayati Sri, 2009)
d.        Filum Nemathelmintes
Nemathelminthes berasal dari bahasa Latin nema (benang) dan helminthes (cacing).
Cacing ini sering disebut sebagai cacing benang. Hidup sebagai endoparasit pada hewan,
tumbuh-tumbuhan, atau hidup bebas di dalam air dan tanah. Tubuhnya bilateral simetris dan
mempunyai tiga lapisan sel. Tubuh tertutup lapisan kutikula, sehinggamtahan terhadap
pengaruh lingkungan luar.  Filum Nemathelminthes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Kelas
Nema toda dan Kelas Nematomorpha. (Widayati Sri, 2009)
e.         Filum Annelida
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin annulus (cincin kecil) dan oidus (bentuk).
Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai
cincin atau gelang, sehingga disebut cacing gelang. Cacing ini merupakan kelompok hewan
yang sudah mempunyai rongga tubuh (coelom) yang sebenarnya.
Berdasarkan jumlah setae dan tempat hidupnya, Annelida dikelompokkan ke dalam 3
kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. (Widayati Sri, 2009)
1)        Kelas Polychaeta
Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen
dilengkapi parapodium (kaki). Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut
banyak, (poly: banyak, chaeta: rambut). Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo
(Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo viridis).  
2)        Kelas Olygochaeta
Kelompok ini beranggotakan jenis-jenis cacing yang hidup di air tawar atau di darat.
Ukuran bervariasi, berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit rambut (oligos:
sedikit, chaeta: rambut). Kepalanya disebut prostomium, namun tidak dilengkapi mata,
tentakel dan parapodia. Hewan ini tetap peka terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh

5
terdapat seta yang berfungsi sebagai organ perasa. Contoh jenis cacing anggota kelas ini
adalah Lumbricus terrestris, cacing tanah (Pheretima sp.).
3)        Kelas Hirudinea
Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan tempat lembab. Hirudinea
umumnya disebut sebagai lintah. Tubuhnya pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium
dan 32 segmen tubuh, dan mempunyai dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya. Alat
pengisap atas berdekatan dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan anus.
Cacing ini menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti koagulan, yaitu zat untuk mencegah
darah inang agar tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya. Contoh anggota kelas ini
adalah Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica.
f.          Filum Mollusca
Kata mollusca berasal dari Bahasa Latin mollis (lunak), sehingga Molusca berarti
hewan yang bertubuh luak. Tubuhnya simetri bilateral, tripoblastik, dan tidak bersegmen.
Berdasarkan struktur tubuh, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu Amphineura
Gastropoda, Scaphopoda, Cephalopoda, dan Pelecypoda. (Widayati Sri, 2009)

g.         Filum Arthropoda
Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani, yaitu arthros (sendi atau ruas)
dan podos  (kaki). Sehingga Filum Arthropoda berarti kelompok hewan yang memiliki tubuh
yang beruas-ruas atau bersegmen, serta kaki yang bersendi. Jumlah kaki mengalami modifi
kasi sesuai dengan kelasnya. Mempunyai rangka luar yang tersusun oleh kitin. Berdasarkan
persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas, yaitu
Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan Insecta.  (Widayati Sri, 2009)
h.         Filum Echinodermata
Kata Echinodermata berasal dari bahasa Latin echinus (duri) dan derma (kulit). Jadi,
Echinodermata merupakan sekelompok hewan yang tubuhnya diselubungi oleh kulit yang
berduri. Untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

1)        Kelas Asteroidea
Asteroidea berasal kata Yunani aster (bintang) dan eiodes (bentuk), sehingga kelompok ini
sering disebut sebagai bintang laut. Kelas ini memiliki tubuh pipih berbentuk seperti bintang
atau pentagonal, terdiri atas lima lengan atau lebih yang tersusun simetri radial. Pada ujung-
ujung lengan terdapat alat sensor yang bentuknya menyerupai tentakel dengan bintik mata
pada ujungnya mengandung pigmen merah yang peka terhadap cahaya. Astropecten
diplicatus, Archaster sp., bintang laut merah (Asterias sp.), dan Culcita sp. (Widayati Sri,
2009)
2)        Kelas Echinoidea
Echinoidea disebut juga landak laut, berasal dari kata echinos (landak) dan eiodos.
Tubuhnya berbentuk globuler, bulat (oval), tidak memiliki lengan. Duri-duri tubuh panjang,
digerakkan oleh otot dan berfungsi untuk berjalan. Lekukan ambulakral tertutup dan kaki
tabung dilengkapi dengan sukers, mempunyai tiga pedisela ria seperti rahang, mulut terletak
di tengah dan dikelilingi oleh selaput peristoma. Ciri khas hewan ini adalah terdapat banyak
pediselaria di seluruh permukaan tubuh, berupa duri-duri seperti batang yang panjang. Hewan
ini mempunyai kerangka yang tersusun atas lempengan-lempengan kapur, membentuk
cangkang yang kaku berbentuk seperti kotak. Contoh anggota kelas ini adalah landak laut

6
(Echinus sp.), bulu babi (Diadema sp.), dan dolar pasir (Echinarachinus sp.). (Widayati Sri,
2009)
3)        Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea disebut juga bintang ular, berasal dari kata ophis  (ular), oura (ekor)
dan eidos  (bentuk). Tubuhnya memipih, seperti bintang atau pentamerous dengan lengan
yang ramping, fl eskibel. Tidak mempunyai kaki amburakral dan anus, sehingga sisa
makanan dikeluarkan lewat mulut. Lekukan ambulakral tertutup dan kaki tabung
tanpa sucker. Madreporit tertapat pada permukaan oral, tidak mempunyai pediselaria. Contoh
anggota kelas ini adalah Gorgonocephalus sp., Ophiopolis sp., dan Opiotrix fragilis.
(Widayati Sri, 2009)
4)        Kelas Holothuroidea
Holothuroidea dikenal juga dengan sebutan ketimun laut, berasal dari
kata holothurion (ketimun laut) dan eidos (bentuk). Tubuhnya memanjang dalam sumbu oral
seperti cacing, simetri bilateral, mulut dan anus terletak pada kedua ujung yang berlawanan.
Contoh anggota kelas ini adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang (Holothuria sp.).
(Widayati Sri, 2009)
5)        Kelas Crinoidea
Crinoida memiliki tubuh yang menyerupai tumbuhan, sehingga sering disebut sebagai lilia
laut. Hidup pada karang atau pada tumbuhan laut. Hewan ini memiliki lengan yang panjang
menyerupai daun, berjumlah lima atau kelipatannya, disebut pinnula. Panjang pinnula bisa
mencapai 80-200 cm. Beberapa jenis memiliki tangkai yang berasal dari daerah aboral,
berfungsi melekatkan diri pada substrat. Mulutnya terletak di daerah oral. (Widayati Sri,
2009)
2.        Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan bertulang belakang. Berbeda dengan kata
“invertebrata” yang bukan merupakan kategori takson, kata “vertebrata” merupakan salah
satu kategori takson di dalam Filum Chrodata, yaitu sebagai subfilum. Pada pembahasan ini
kita akan membicarakan hewan-hewan anggota Subfilum Vertebrata. (Widayati Sri, 2009)
Berikut paparannya.
a.         Kelas Pisces
Kelas Pisces ini merupakan kelompok ikan, yaitu hewan-hewan yang
hidup di perairan baik di sungai maupun di laut. Tubuh ikan dilengkapi dengan sirip-sirip
yang membantu mereka berenang dan menjaga keseimbangan tubuh. Sirip ikan dibedakan
atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, sirip ekor. Kelas Pisces dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok ikan bertulang rawan (Subkelas Chondrichthyes) dan
kelompok ikan bertulang sejati (Subkelas Osteichthyes).

7
Contoh ikan bertulang rawan adalah hiu (Galeocerda sp.) dan Ikan pari (Dasyatis sp.),
sedang kan contoh ikan bertulang sejati adalah lele (Clarias batrachus) dan bandeng (Chanos
chanos). Ikan berkembangbiak dengan telur (ovivar), ada yang melalui fertilisasi internal dan
beberapa ada yang melalui fertilisasi eksternal. (Widayati Sri, 2009)
b.         Kelas Amphibia
Amphibia berasal dari kata amphi (rangkap) dan bios (kehidupan). Karena itu Amphibia
berarti hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan atau hidup di dua alam. Contoh
anggota kelas ini adalah kodok bangkong (Bufo sp.) dan katak hijau (Rana sp.). Hewan ini
merupakan hewan peralihan dari kehidupan air ke kehidupan darat. Pada saat larva waktu
hidupnya di air dan bernapas dengan insang, sedangkan pada waktu dewasa hidup di darat
dan bernapas dengan paru-paru. Seperti halnya ikan, amphibia merupa kan hewan berdarah
dingin.

Tubuh Amphibia dibedakan atas kepala, badan, dan anggota gerak, tidak punya leher.
Anggota gerak amphibi pada dasarnya adalah pentadactylus dan tidak memiliki kuku atau
cakar. Kulit amphibi memiliki kelenjar mukosa atau kelenjar racun (berbintil- bintil),
misalnya pada beberapa jenis katak. Dalam kehidupan nya, Amphibia
mengalami metamorfosis sempurna. (Widayati Sri, 2009)
c.         Kelas Reptilia
Reptilia berarti hewan melata, berasal dari kata latin reptum (melata). Tubuh reptilia terdiri
atas kepala, badan, ekor dan 2 pasang alat pergerakan.

Kelas ini merupakan kelas pertama dari Superkelas Tertrapoda yang seluruh tubuhnya
teradaptasi untuk kehidupan terestrial penuh, termasuk dijumpai adanya selaput embrio dan
kulit yang tahan terhadap kekeringan. Sebagian besar anggota reptilia kini telah punah,
namun jenis-jenis yang masih ada masih tetap merupakan fauna yang penting walaupun
poplasinya relatif kecil. (Widayati Sri, 2009)
d.        Kelas Aves
Dalam kehidupan sehari-hari, Aves kita kenal sebagai kelompok burung. Secara umum
tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh bulu, lengan
depannya mengalami modifi kasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang.

8
Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang, dan umumnya
dilengkapi dengan 4 jari.

Aves dibedakan menjadi 2 subkelas, yaitu Subkelas Archaeornithes dan Subkelas Neornithes.
(Widayati Sri, 2009)
e.         Kelas Mammalia
Ciri utama mammalia adalah mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) yang berguna
untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuh mammalia umumnya ditutupi rambut,
kulitnya dilengkapi dengan berbagai kelenjar, dan rahang umumnya dilengkapi dengan gigi.
Mammalia memiliki tungkai yang beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali, berenang,
terbang. Jarinya dilengkapi cakar, kuku atau teracak.
Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa Mammalia merupakan kelas yang pa ling maju di
antara kelas-kelas yang lain. Kelas ini dibagi menjadi 28 ordo, dan beberapa ordo telah
punah. Mammalia umumnya berkembangbiak dengan beranak atau melahirkan (vivipar).
(Widayati Sri, 2009)

E. Peranan Kingdom Animalia bagi Kehidupan


Di dalam kehidupan ini Animalia memiliki peran yang cukup penting bagi seluruh
organisme terutama manusia. Misalnya, sebagai bahan makanan, obat-obatan, bahan
penelitian, dan lainnya. Adapun bagi makhluk lainnya, seperti tumbuhan, Animalia
membantu dalam proses reproduksinya, contohnya dalam penyerbukan. Secara garis besar,
Animalia memiliki peran yang positif (menguntungkan) dan negatif (merugikan). Berikut
akan diuraikan manfaat Animalia baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.(Rikky
Firmansyah, 2009)
  
1.        Peran Animalia yang Menguntungkan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, Animalia memiliki peran yang menguntungkan,
misalnya sebagai bahan makanan. Banyak anggota Animalia yang dimanfaatkan sebagai
bahan makanan, contohnya sapi, ayam, dan domba. Daging dari hewan-hewan tersebut oleh
manusia dari hewan-hewan tersebut oleh manusia dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

9
Adapun Animalia yang dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, contohnya lintah (Hirudo
medicinalis). Hewan ini mampu menghasilkan senyawa yang dapat membunuh kuman
(antiseptik). Animalia pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian contohnya mencit
(Mus musculus). Hewan ini sering digunakan sebagai bahan penelitian, seperti uji coba suatu
pengaruh senyawa kimia terhadap sistem biologis makhluk hidup, khususnya manusia.
Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan manusia .(Rikky
Firmansyah, 2009)
2.        Peran Animalia yang Merugikan
Selain peran yang menguntungkan, Animalia juga memiliki peran yang merugikan.
Misalnya, dapat menyebabkan penyakit, perusak bahan bangunan, menimbulkan gangguan
pada manusia, dan lain-lain. Anggota Animalia yang menyebabkan penyakit, contohnya
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut merupakan vektor penyakit demam berdarah.
Hewan lain yang menimbulkan kerugian, penyebab rusaknya bangunan adalah rayap. Rayap
mampu merusak bahan bangunan, terutama kayu dan membuatnya menjadi keropos. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian besar bagi manusia yang memiliki bangunan kayu.
Adapun hewan lain yang menimbulkan gangguan pada manusia, contohnya adalah kutu
kepala (Pediculus capitis), kutu busuk (Cymex rotundus), dan kutu buku (Lepisma
saccharina).(Rikky Firmansyah, 2009)

10
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.         Kingdom Animalia merupakan kelompok makhluk hidup yang diduga memiliki anggota
paling banyak.
2.         Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot
akan tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga
terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan
dan organ.
3.         Hewan adalah organisme yang paling beragam bentuknya di bumi ini. Dari yang
panjangnya 0,05 mm hingga yang panjangnya mencapai 30 meter lebih. Kingdom
Animalia juga memiliki habitat yang bervariasi, dari gurun, daerah yang dingin
(Antartika) hingga dasar laut yang paling dalam.
4.         Kingdom Animalia dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang.
Berdasarkan pengelompokan tersebut Animalia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vertebrata dan invertebrata. Dilihat dari simetri tubuhnya, Animalia dibedakan atas
simetri radial dan simetri bilateral.
5.         Dalam kehidupan ini kingdom Animalia memiliki peran yang banyak. Secara umum
peran kingdom Animalia terdiri atas dua macam, yaitu menguntungkan dan merugikan.
B.   Saran
1.      Kingdom Animalia sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh
karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi
buntuk kepentingan sendiri.
2.      Bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu
anggota dari ekosistem kehidupan, yaitu kingdom animalia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA


Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Irnaningtyas. 2013.  Biologi untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta: Erlangga Moch

Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah


(MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

Riana Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat


Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai