Abstract
This study aimed to map studies about risk perception of Indonesian population. The data
were research reports documentation, including abstracts and full papers. The Method of
synthesis was narrative subjective review or systematic qualitative review. 40 papers were collected
by searching online papers through Google with key words, but only 26 papers that included in
inclusion criteria were used to this study. The result showed that studies about risk perception
were conducted in 6 fields, including health, disaster, traffic, sport, environment and tourism.
Samples of studies were taken from some regions in Indonesia, including: Aceh, Sumatra,
Kalimantan and Java. There were 3 main themes of risk perception studies: first, the relationship
between risk perception and behavior; second, factors of risk perception, and third, description of
risk perception. Result of this study was discussed to identify gaps of studies about risk perception
of Indonesian population for practical consequences in risk management.
Keywords: risk perception, Indonesia, systematic qualitative review
66 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
BULETIN PSIKOLOGI 67
ARINI
Tabel 1
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Penelitian-penelitian tentang persepsi risiko ataupun persepsi kerentanan
pada subjek masyarakat Indonesia.
Laporan penelitian dapat berupa laporan publikasi jurnal maupun yang
berupa disertasi, thesis atau skripsi atau makalah konferensi
Pada setting apa persepsi risiko tersebut (misalnya setting bencana, kese-
hatan dan keselamatan kerja) tidak dibatasi dengan maksud mendapatkan
gambaran keluasan penelitian.
Artikel-artikel berupa abstrak tetap digunakan sejauh memenuhi kriteria
kunci penelitian yakni memberikan informasi tentang nama peneliti, tujuan
penelitian, design dan subjek penelitian, pengukuran, dan hasil terkait
persepsi risiko
Kriteria eksklusi Penelitian persepsi risiko dalam bidang manajemen keuangan dan bisnis
68 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
BULETIN PSIKOLOGI 69
ARINI
Tabel 2
Tema-tema penelitian-penelitian persepsi risiko berikut kodenya
Bidang Topik Nomor Jmlh
Kesehatan (kshtn) Hubungan antara persepsi 001*,002*, 005*, 008*,011*,012, 12
kerentanan dan perilaku (PK-PL) 014,017*,028*, 030, 031, 032
Persepsi kerentanan-P.Ancaman – 026 1
Perilaku (PK-PA-PL)
Intervensi terhadap persepsi Artikel tidak
Kerentanan (Int-PK) Digunakan
Deskripsi persepsi kerentanan (PKdes) Artikel tidak
Digunakan
Faktor-faktor persepsi Kerentanan 003, 004 2
(F-PK)
Bencana (Bcn) Deskripsi Persepsi risiko (PRdes ) 009,016,018, 019, 029 5
Faktor-faktor Perspsi risiko (F-PR) 027 1
penelitian difokuskan pada aspek generik bidang bencana enam artikel, lalu lintas
persepsi risiko secara umum. Keluasan dua artikel, pariwisata satu artikel, olah
penelitian diwakili oleh banyaknya bidang raga satu artikel dan lingkungan satu
pesepsi risiko dan kedalaman diwakili artikel. Jadi, jika dilihat dari jumlah bidang
oleh topik-topik terkait persepsi risiko maka penelitian persepsi risiko sudah
yang diteliti. cukup merambah ke berbagai isu risiko di
Hasil penelitian ini menunjukkan bah- masyarakat, meskipun jumlahnya belum
wa persepsi risiko dilakukan setidaknya di banyak.
enam bidang, yakni yang paling banyak Topik-topik penelitian hasil pemetaan
adalah kesehatan sejumlah 15 artikel, akan didiskusikan dalam tiga tema utama.
70 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
Secara garis besar tema-tema tersebut kesehatan yakni warga yang merasa
adalah: (1) hubungan antara persepsi rentan terkena penyakit malaria, merasa
risiko dan perilaku pencegahan, (2) faktor- terancam dengan penyakit tersebut dan
faktor yang memengaruhi tinggi rendah- mau berperan serta dalam penang-
nya persepsi risiko, dan (3) deskripsi gulangan penyakit tersebut di daerahnya.
persepsi risiko terhadap berbagai isu Selain dengan metode kualitatif, Model
bencana keyakinan kesehatan digunakan oleh para
peneliti untuk mnguji secara statistik
Hubungan antara Persepsi Risiko dan Perilaku hubungan antara persepsi kerentanan
Pencegahan dengan perilaku pencegahan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan dari 26 Sebagian besar hasil penelitian bidang
artikel yang berhasil dikumpulkan, 15 kesehatan menunjukkan adanya hubung-
penelitian adalah tentang hubungan an yang signifikan antara persepsi keren-
antara persepsi kerentanan/persepsi risiko tanan dan perilaku promosi kesehatan
dan perilaku pencegahan. Dari 15 pene- maupun pencegahan penyakit. Hubungan
litian tersebut 13 penelitian menggunakan persepsi kerentanan dan perilaku pence-
istilah persepsi kerentanan dan menggu- gahan penyakit kronik mematikan ditun-
nakan Model Keyakinan Kesehatan (Health jukkan oleh penelitian Ahdani, Hakimi
Belief Model) untuk menjelaskan kecende- dan Supardi (2005) tentang perilaku
rungan perilaku pencegahan di area skrining kanker serviks, Faulina (2009)
kesehatan. Istilah persepsi risiko hanya tentang persepsi kerentanan HIV AIDS
digunakan oleh dua peneliti untuk men- dan perilaku seks pada Waria, Budiman,
jelaskan hubungannya dengan perilaku et al. (2008) tentang praktek wanita pekerja
berkendara bidang lalu lintas. seks jalanan dan pencegahan HIV AIDS.
Persepsi kerentanan juga secara
a. Bidang kesehatan: Dukungan terhadap
signifikan berhubungan dengan perilaku
Model Keyakinan Kesehatan
kesehatan negatif seperti pada penelitian
Model keyakinan kesehatan menjelas- Liana (2011) pada perilaku merokok
kan bahwa kecenderungan perilaku sehat mahasiswa, dan dengan perilaku kese-
dipengaruhi oleh beberapa keyakinan hatan positif, seperti pada penelitian
yakni seberapa individu merasa terancam Handarunestri dan Subagio (2005) tentang
pada masalah kesehatan tertentu, rasio persepsi kerentanan osteoporosis dengan
antara besar manfaat melakukan tindakan minum susu tinggi kalsium pada ibu-ibu;
tertentu dan hambatannya dan penanda juga pada perilaku pencegahan kehamilan
yang mengingatkan individu untuk yang tak diinginkan melalui penggunaan
berperilaku sehat tertentu (Lyons & kontrasepsi pada laki-laki pada penelitian
Chamberlain, 2006). Tinggi rendahnya Asniyati (2011). Hasil penelitian juga
persepsi ancaman dipengaruhi oleh konsisten pada subjek anak-anak dalam
persepsi kerentanan dan keseriusan. perilaku hidup bersih dan sehat
Model keyakinan kesehatan (Susumnaningrum, 2010). Selain pada
digunakan sebagai dasar teori dalam individu yang masih relatif sehat, persepsi
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil kerentanan juga terbukti secara signifikan
penelitian Suharjo (2001) dengan metode berhubungan dengan perilaku pada
kualitatif pada warga di Jepara dan Banjar kelompok yang sudah menderita penyakit
negara mendukung model keyakinan kronik yakni penelitian Aisyah (2001)
BULETIN PSIKOLOGI 71
ARINI
tentang perilaku patuh minum obat pada orang melihat hambatannya lebih besar
subjek penderita paru. dari pada keuntungan, dan kurangnya
Hasil-hasil penelitian yang menujuk- informasi maupun pengingat lain untuk
kan dukungan terhadap model keyakinan orang tergerak melakukan tindakan
kesahatan memiliki implikasi praktis pencegahan (Lyons & Chamberlain, 2006).
dalam psikoedukasi kesehatan, yakni Gunawan (2010) dan Wardani (t.t) men-
pentingnya memperhatikan faktor persep- duga kurangnya pengetahuan menjadi
si kerentanan dalam upaya pendidikan faktor yang dapat menjelaskan tidak
kesehatan untuk mendorong orang mela- adanya hubungan antara persepsi keren-
kukan gaya hidup sehat. Agar pendidikan tanan dan perilaku pada ibu-ibu rumah
kesehatan melalui upaya mempengaruhi tangga. Di sisi lain, ketiadaan akses atau
persepsi risiko masyarakat lebih efektif, sarana untuk perilaku pencegahan oleh
penting untuk mengkaji hasil-hasil Winarno, Suryoputro, dan Shaluhiyah
penelitian yang justru menunjukkan hasil (2008) diduga menjadi hambatan berarti
yang berbeda. untuk para pecandu narkoba yang meng-
gunakan jarum suntik bergantian karena
Seperti halnya hasil penelitian yang
mereka memiliki pengetahuan yang baik
secara signifikan menunjukkan hubungan
tentang dampak perilaku tersebut untuk
antara persepsi risiko dan perilaku, hasil-
mereka.
hasil penelitian yang menunjukkan hasil
yang tidak signifikan juga ditemukan pada Faktor lain yang dapat memoderasi
perilaku pencegahan penyakit kronik hubungan antara persepsi kerentanan
mematikan maupun penyakit kronik tidak dengan perilaku adalah adanya persepsi
mematikan dan penyakit-penyakit akut. kontrol pribadi. Tidak adanya hubungan
Persepsi kerentanan tidak berhubungan yang signifikan antara persepsi keren-
secara signifikan dengan perilaku pence- tanan dengan perilaku menggunakan
gahan penyakit kronik mematikan HIV- kondom pada penelitian Widodo (2009)
AIDS, contohnya pada perilaku penggu- karena para wanita PSK merasa dapat
naan kondom pada kelompok pekerja seks mengontrol dampak dari berhubungan
komersial (Hendarin 2009, Widodo 2009), seksual tanpa kondom yakni dengan
dan perilaku menggunakan jarum suntik mencuci alat kelamin dengan sabun
bergantian pada kelompok pecandu napza setelah berhubungan intim, secara teratur
(Winarno, et al., 2008). Sedangkan pada melakukan suntik antibiotik dan minum
perilaku pencegahan penyakit kronik ti- obat antibiotik sebelum berhubungan
dak mematikan adalah penelitian Wardani intim.
(tanpa tahun) tentang pencegahan penya- Peran persepsi kontrol pribadi sebagai
kit periodontal pada ibu rumah tangga moderator hubungan antara persepsi
dan pada perilaku pencegahan penyakit risiko dan perilaku selain diungkap pada
akut adalah penelitian Gunawan (2010) penelitian kualitatif Widodo (2009), juga
pada perilaku pencegahan diare. penelitian kualitatif yang dilakukan Eric
Ada beberapa faktor yang diduga (2006) pada pelaku olah raga alam bebas.
dapat menjelaskan tidak adanya hubung- Eric mengungkapkan bahwa para subjek-
an yang signifikan antara persepsi keren- nya meski memiliki persepsi risiko yang
tanan dan perilaku mencegah penyakit tinggi tetap melakukan kegiatan olah raga
sesuai dengan Model Keyakinan Kese- alam bebas karena memiliki keyakinan
hatan. Faktor-faktor tersebut adalah ketika untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain
72 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
itu, persepsi kontrol juga terbukti secara dalam berkendara. Oleh karena itu,
signifikan memoderasi hubungan antara pemahaman persepsi risiko di area lalu
faktor risiko riwayat keluarga dan persep- lintas masih perlu dilakukan melalui
si kerentanan pada penyakit jantung penelitian-penelitian empirik sehubungan
koroner (Arini, 2010). Implikasi temuan ini dengan sedikitnya penelitian yang ada.
untuk manajemen risiko adalah penting- Meskipun demikian, dua penelitian
nya memberikan pengetahuan yang benar ditambah dengan artikel gagasan (bukan
tentang bagaimana mencegah penyakit laporan penelitian) yang ditulis oleh
sehingga persepsi kontrol individu tidak Juneman (2011) tentang pentingnya me-
menyesatkannya dalam perilaku yang mahami ilusi kontrol dan bias optimism
lebih berbahaya. dalam pembuatan keputusan berisiko di
jalan raya menunjukkan mulai ada
b. Bidang Lalu Lintas perhatian secara akademik untuk isu
Selain di bidang kesehatan, penelitian persepsi risiko di bidang lalu lintas.
di bidang perilaku berkendara (bidang
lalu lintas) juga menunjukkan hasil yang Faktor-Faktor yang Menjelaskan Persepsi
tidak sama. Salihat dan Kurniawijaya Risiko
(2009) membuktikan adanya hubungan a. Pentingnya Faktor Konteks Sosial
yang signifikan antara persepsi risiko dalam Persepsi Risiko
keselamatan berkendara dengan penggu- Inkonsistensi hasil penelitian tentang
naan sabuk pengaman pada mahasiswa hubungan antara persepsi kerentanan
usia 18-25 tahun. Sebaliknya Budiastomo dengan kecenderungan perilaku mence-
dan Santoso (2007) menemukan tidak gah baik penyakit maupun kecelakaan
adanya hubungan yang signifikan antara menunjukkan kompleksitas hubungan
persepsi risiko dengan perilaku melanggar antara persepsi dan perilaku. Model
lampu merah pada subjek usia 18 sampai perilaku sehat yang sudah ada seperti
25 tahun. Kedua penelitian dilakukan Model Keyakinan Kesehatan banyak
pada mahasiswa Universitas Indonesia digunakan untuk menjelaskan komplek-
Jakarta. Sehubungan dengan minimnya sitas tersebut khususnya dalam bidang
informasi yang penulis dapatkan dari kesehatan. Meskipun demikian, dalam
kedua penelitian tersebut, maka faktor- Lyons & Chamberlain (2006) dikatakan
faktor teoritik maupun metodologis yang bahwa Model Keyakinan Sehat sendiri
dapat menjelaskan perbedaan hasil masih belum bisa menjelaskan perilaku
penelitian tidak dapat diidentifikasi. yang lebih kompleks.
Masalah lalu lintas merupakan isu Pasick dan Burke (Joseph, Burke,
penting untuk masyarakat Indonesia, Tuason, Barker, & Pasick, 2009) menya-
apalagi di kota-kota besar. Meningkatnya takan bahwa Model Keyakinan Kesehatan
jumlah penduduk dan status sosial ber- tidak memadai dalam menjelaskan
dampak pada semakin meningkatnya perilaku yang kompleks karena lepas dari
jumlah kendaraan pribadi. Selain itu, konteks sosial, akibatnya hanya memberi-
tradisi mudik setiap tahun terutama saat kan sedikit pengetahuan yang diperlukan
hari raya Idul Fitri juga menuntut per- untuk intervensi yang efektif. Masih
hatian pada penelitian perilaku berken- dalam Joseph, et al. (2009), dinyatakan
dara masyarakat. Bagaimana masyarakat bahwa persepsi kerentanan dan juga
memandang risiko di jalanan dapat persepsi keuntungan dalam model
memengaruhi sikap dan perilaku orang
BULETIN PSIKOLOGI 73
ARINI
74 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
duga bahwa hubungan yang lemah meski- sedangkan satu penelitian lainnya pada
pun signifikan antara persepsi kerentanan bidang olah raga. Pada bidang olah raga
dengan perilaku skrining kanker serviks penelitian dilakukan oleh Eric (2006)
pada kelompok wanita berisiko kemung- tentang kategorisasi persepsi risiko pada
kinan dikarenakan faktor kecemasan. pelaku kegiatan olah raga alam bebas.
Dugaan tersebut masuk akal karena tidak Diskusi akan difokuskan pada lima
mudah menerima informasi berkaitan penelitian bidang bencana. Dari lima
dengan penyakit yang mematikan karena penelitian tentang bencana, penelitian-
dapat menimbulkan distress seperti yang penelitian yang berhasil ditemukan adalah
banyak ditemukan dalam konseling tentang bencana alam secara khusus yakni
genetik untuk penyakit kanker (Grosfeld, bencana banjir (Damayanti & Sagala,
et al., 2000; O’Doherty & Suthers, 2007). 2009), bencana gunung berapi (Lavigne,
Kecemasan sebagai akibat dari kon- De Coster, Juvin, Flohic, Gaillard, Texier,
disi stress dapat memengaruhi persepsi Morin, & Sartohadi 2009), bencana gempa
bahaya. Satu kasus yang ditemukan dalam bumi (Okazaki, Ilki, Alper, Ahmad,
penelitian Arini (2008) mengungkapkan Kandel, & Rahayu, t.t) dan tentang aneka
bahwa kecemasan yang tinggi membuat isu risiko yakni penelitian Suwartono dan
individu melakukan penyangkalan terha- Meinarno (2009) dan Partasari, Maulina,
dap kerentanannya, artinya kecemasan Suwartono, dan Widyawati (2010).
tinggi dapat membuat persepsi risiko Penelitian Okazaki, et al. (t.t) pada
malah rendah sebagai cara psikologis subjek di Bandung dan Yogyakarta tahun
untuk melindungi diri sendiri. Hal 2007 menunjukkan bahwa bencana gempa
tersebut dapat berakibat pada perilaku bumi dipersepsikan sebagai yang paling
mengabaikan risiko. memengaruhi kehidupan oleh sebagian
Penelitian-penelitian di Indonesia besar subjek baru kemudian diikuti
tentang persepsi kerentanan dan stress pengangguran, penyakit, lain-lain dan
atau kecemasan hanya memberikan kecelakaan. Tiga puluh Sembilan persen
spekulasi tentang hubungan antara afek dari 800 subjek di Bandung dan Yogya-
pada persepsi risiko di Indonesia. Oleh karta pada penelitian tersebut menyatakan
karena itu, penelitian empirik masih bahwa dampak yang paling diantisipasi
diperlukan untuk memahami hubungan akibat gempa bumi adalah kehilangan
afek dan persepsi risiko pada konteks nyawa baik diri maupun keluarga, baru
Indonesia. Implikasi praktis pemahaman diikuti kehilangan rumah atau harta benda
tersebut antara lain dalam komunikasi sebesar 26,5%, luka sebesar 14,3%, kehi-
risiko yakni perlu tidaknya penyajian langan penghidupan sebesar 11,6%.
informasi bahaya yang dikemas sedemi- Sejalan dengan Okazaki, et al. (t.t),
kian rupa sehingga menstimulasi afek survei yang dilakukan Suwartono dan
individu. Meinarno (2009) menunjukkan bencana
alam dipersepsi sebagai yang paling
Deskripsi Persepsi Risiko pada Berbagai Isu berisiko oleh Subjek remaja di Jakarta,
/Peristiwa Bahaya sedangkan hasil penelitian Partasari et al.
a. Persepsi Risiko pada Aneka Isu Bencana (2010) menunjukkan narkoba sebagai hal
yang dipersepsikan paling berisiko baik
Penelitian-penelitian tentang deskripsi
pada siswa SD maupun SMP, SMA dan
persepsi risiko banyak ditemukan pada
mahasiswa di Jakarta baru kemudian
bidang bencana yakni lima penelitian,
BULETIN PSIKOLOGI 75
ARINI
diikuti tsunami. Berbeda dengan hasil sar kajian tersebut Yamori melakukan
penelitian tersebut, penelitian Damayanti penelitian aplikatif untuk merancang
dan Sagala (2009) pada warga Jakarta yang program komunikasi risiko yang sesuai
tinggal di daerah rawan banjir dan juga untuk masyarakat Jepang.
warga di lereng gunung berapi aktif
(Lavigne, et al.,2008) justru menunjukkan
Penutup
persepsi risiko yang rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa persepsi risiko tidak Berdasar penelusuran dan analisis
selalu sama dengan bahaya yang secara tematik hasil-hasil penelitian persepsi
objektif bakal dihadapi. risiko di Indonesia, maka disimpulkan:
b. “Mengapa” dan “Bagaimana” Penelitian persepsi risiko dilakukan di
Sebagai Negara yang rawan menga- enam bidang, tetapi paling banyak dila-
lami bencana, penelitian-penelitian untuk kukan pada bidang kesehatan. Sebagian
memahami persepsi risiko masyarakat besar penelitian mengaitkan persepsi
penting dilakukan, akan tetapi hasil risiko dengan perilaku pencegahan
penelitian pustaka ini menunjukkan bah- dengan hasil yang bervariasi sehingga
wa topik yang diteliti terkait hal tersebut penelitian yang lebih mendalam tentang
masih kurang mendalam. Penelitian- variabel-variabel yang ke-mungkinan
penelitian yang dilakukan hanya sebatas memediasi atau memoderasi hubungan
penelitian deskriptif, dan kurang menggali antara persepsi risiko dan perilaku sehat
kesalingterkaitan faktor-faktor psikososial tertentu masih perlu dilakukan.
persepsi risiko, kecuali penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang
Sumampow & Sabri (tanpa tahun) yang menjelaskan persepsi risiko masih sangat
mendapatkan gambaran tentang peran terbatas dan sebagian besar menjelaskan
locus of control pada persepsi risiko banjir pada aspek kognitif individu, seperti
di Jakarta. Dengan kata lain penelitian heuristik kognitif dan persepsi kontrol
yang ada masih menjawab pertanyaan pribadi. faktor konteks sosial dan afeksi
“apa” sedangkan pertanyaan “mengapa” masih sangat kurang, padahal beberapa
dan “bagaimana” belum terjawab secara penelitian menunjukkan perlunya eksplo-
empirik. rasi secara lebih mendalam di area ini.
Pemahaman yang lebih mendalam Penelitian faktor persepsi risiko mem-
untuk mengetahui “mengapa” dan bawa pada wacana penelitian tentang bias
“bagaimana” pada wacana penelitian optimisme dengan latar belakang budaya
persepsi risiko di luar Indonesia sudah tertentu. Hasil Penelitian ini belum
banyak dilakukan. Pemahaman tersebut menemukan laporan penelitian tersebut di
penting untuk pengembangan teori Indonesia.
persepsi risiko di Indonesia sehingga juga Penelitian persepsi risiko pada isu
dapat berkontribusi secara praktis untuk bencana masih sebatas deskriptif kuan-
masyarakat. Sebagai contoh di Jepang, titatif. Penelitian prediktif maupun ekspla-
Yamori (2009) mengidentifikasi perkem- nasi persepsi risiko untuk isu bencana di
bangan pemahaman konsep risiko di Indonesia perlu dilakukan untuk mema-
Jepang dan implikasinya pada model hami mengapa dan bagaimana masyarakat
pengembangan manajemen risiko. Berda- mempersepsikan bencana.
76 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
BULETIN PSIKOLOGI 77
ARINI
78 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
Peters E., Slovic, P., Hibbard, J. H., Tusler, *Suharjo (2001). Persepsi Masyarakat
M. (2006). Why Worry? Worry, Risk Tentang Malaria Daerah Endemis Di
Perceptions, and Willingness to Act Kabupaten Banjarnegara dan Jepara
to Reduce Medical Error. Health Abstrak Penelitian Kesehatan. Litbang
Psychology, 25(2), 144-152. Departemen Kesehatan. Diunduh
dari: http://grey. litbang.depkes.go.
BULETIN PSIKOLOGI 79
ARINI
id/gdl.php?mod=browse&op=read&i http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/lib
d=jkpkbppk-gdl-res-2002-suharjo- ri2/detail.jsp?id=83689&lokasi=lokal
1091-malaria Wiegman, O., & Gutteling, J. M. (1995).
*Sumampow, N., & Sabri, W. Y. (tanpa Risk Appraisal and Risk Communi-
tahun) Karakteristik Kepribadian cation: Some Empirical Data From the
dan Persepsi risiko Banjir. Laporan Netherlands Reviews. University of
penelitian (Abstrak). Jakarta: Pusat Twente: Lawrence Erlbaum Asso-
krisis Fakultas Psikologi Universitas ciates, Inc.
Indonesia. Weinstein, N. D. (1980). Unrealistic opti-
*Susumnaningrum, L. A. (2010). mism About Future Life Events.
Hubungan Faktor Individu dan pola Journal of Personality And Social
SUH Keluarga dengan Perilaku Psychology, 39, 806-820.
Hidup bersih dan Sehat pada Anak *Widodo, E. (2009). Praktik Wanita Pekerja
usia Sekolah Dasar di Dua SD Kel. Seks (WPS) dalam Pencegahan
Kukusan Kecamatan Beji depok, Penyakit Infeksi Menular Seksual
Jawa Barat Tahun 2006. Abstrak. (IMS) dan HIV/AIDS di Lokalisasi
Jakarta: Universitas Indonesia. http:// Koplak, Kabupaten Grobogan. Jurnal
www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/lib Promosi Kesehatan Indonesia, 4(2), 94-
ri2/detail .jsp?id=96016 102.ejournal.undip.ac.id/index.php/j
*Suwartono, Ch., & Meinarno, E. A. (2009). pki/article/download/2345/2067
Gambaran Persepsi Risiko terhadap Wilson, M. J. W. (2011). Cultural Under-
bencana pada Remaja di Wilayah standing of Risk And Tyranny Of
DKI Jakarta. Laporan Penelitian, tidak The Experts. Oregon Law Review, 90,
diterbitkan. Jakarta: Fakultas Psiko- 115-152.
logi, Universitas Katholik Atmajaya.
*Winarno, H., Suryoputro, A., &
Twig, J. (2007). Characteristics of a disaster Shaluhiyah, Z. (2008). Faktor-Faktor
Resilient Community. A Guidance Yang Berhubungan Dengan Peng-
Note. Benfield UCL Hazard gunaan Jarum Suntik Bergantian
Research Center Website. http:// Diantara Pengguna Napza Suntik di
www.benfieldhrc.org/disaster_studi Kota Semarang Jurnal Promosi
es/projects/communitydrrindicators/ Kesehatan Indonesia, 3 (2), 74-85.
community_drr_indicators_index.ht ejournal.undip.ac.id
m
Yamaguchi, S. (1998). Biased Risk Percep-
*Wardani, R. (tanpa tahun). Pengaruh tion Among Japanese: Illusion Of
Persepsi Kerentanan diri, Persepsi Interdependence Among Risk
Keseriusan penyakit dan Persepsi Companion. Asian Jurnal of Social
manfaat Pencegahan terhdap Psychology, 1, 117-131.
Tindakan Pencegahan Penyakit
Yamori, K. (2007). Disaster Risk Sense in
Periodontal pada Ibu rumah tangga
Japan and Gaming Approach to Risk
di Perkebunan Purbasari PT. Perke-
Communication. International Journal
bunan XIII Pengalengan Kabupaten
of Mass Emergencies and Disasters, 25
Bandung. Thesis (Abstrak). Jakarta:
(2), 101-131.
perpustakaan Universitas Indonesia.
80 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..
*Zakiyah, H. (tanpa tahun) Pengaruh 2Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terima
Pemberitaan Media, Sifat kepriba-
kasih kepada Prof. Dr. A. Supratiknya sebagai
dian, Pengambilan Risiko, dan pembimbing penelitian ini atas masukannya dan
Persepsi Risiko terhadap Niat juga kepada Maria Pudyanti yang telah
berkunjung ke suatu daerah. Abstrak. membantu mengumpulkan data.
Surabaya: Prodi Manajemen dan
Pemasaran Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Airlangga
BULETIN PSIKOLOGI 81