Anda di halaman 1dari 16

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

VOLUME 20, NO. 1-2, 2012: 66 – 81 ISSN: 0854-7108

Persepsi Risiko di Indonesia: Tinjauan Kualitatif


Sistematik
Aquilina Tanti Arini 1
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Abstract

This study aimed to map studies about risk perception of Indonesian population. The data
were research reports documentation, including abstracts and full papers. The Method of
synthesis was narrative subjective review or systematic qualitative review. 40 papers were collected
by searching online papers through Google with key words, but only 26 papers that included in
inclusion criteria were used to this study. The result showed that studies about risk perception
were conducted in 6 fields, including health, disaster, traffic, sport, environment and tourism.
Samples of studies were taken from some regions in Indonesia, including: Aceh, Sumatra,
Kalimantan and Java. There were 3 main themes of risk perception studies: first, the relationship
between risk perception and behavior; second, factors of risk perception, and third, description of
risk perception. Result of this study was discussed to identify gaps of studies about risk perception
of Indonesian population for practical consequences in risk management.
Keywords: risk perception, Indonesia, systematic qualitative review

Pengantar persepsi masyarakat terhadap risiko


menjadi penting untuk dipelajari.
Manajemen1 risiko merupakan isu
Program-program manajemen risiko
penting untuk Indonesia. Hal ini karena
dalam kenyataannya sering kali bersifat
masyarakat Indonesia menghadapi aneka
top-down dan mengabaikan apakah
risiko, mulai dari risiko terberi terkait
masyarakat juga merasakan risiko yang
dengan letak geografis Indonesia yang
sama seperti yang dilihat oleh otoritas
berada di daerah cincin api pasifik (ring of
pemerintah, contohnya dalam manajemen
fire) sehingga sering mengalami gempa
risiko bencana alam. Saat kondisi darurat
bumi dan letusan gunung berapi, sampai
bencana, perintah untuk mengungsi sering
dengan risiko-risiko terhadap aneka
tidak dituruti warga karena risiko yang
bahaya akibat dari perilaku manusianya.
dilihat oleh otoritas dan warga berbeda.
Manajemen risiko yang efektif tidak Pemerintah menggunakan kriteria objektif
cukup dengan program-program yang untuk menentukan tingkat risiko bencana
bersifat fisik saja seperti pengadaan alam, sedangkan masyarakat menilai
barang atau pembangunan infrastruktur risiko secara subjektif.
tertentu akan tetapi perlu memperhatikan
Subjektifitas dalam melihat risiko
aspek manusianya, sehingga ada keterli-
dapat membuat masyarakat tidak menya-
batan aktif dari masyarakat. Dalam hal ini,
dari risiko objektif yang akan dihadapi.
Sebagai contoh adalah masyarakat yang
tinggal di daerah bahaya gunung Merapi.
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat
dilakukan melalui: aquilinata@yahoo.co.id Hal tersebut penulis tengarai dalam

66 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

pengalaman terlibat dalam program Kekawatiran sangat berkaitan dengan


psikososial disaster risk reduction (DRR) persepsi risiko. Kekhawatiran terjadi
antara tahun 2008 - 2009 di lereng gunung ketika individu merasa akan berhadapan
Merapi di Magelang dan pengalaman dengan situasi bahaya. Istilah risiko lebih
pendampingan pengungsi karena letusan merujuk pada probabilitas terjadinya
Merapi 2010 di Sleman dan Magelang. bahaya (Denney, 2005), tersirat dalam isti-
Berdasar pengalaman berinteraksi lah tersebut adalah adanya peluang untuk
dengan warga di daerah lereng Gunung menghindari bahaya. Peters, Slovic,
Merapi pada program psikososial DRR, Hibbard, dan Tusler (2006) dalam
penulis menangkap kesan tenang dan penelitian tentang risiko kesalahan medis
aman dalam diri warga, meskipun mereka menyatakan bahwa risiko kesalahan medis
tinggal di daerah lingkaran bahaya dapat memunculkan rasa kawatir dan rasa
gunung Merapi. Kesan ini diperkuat hasil kawatir ini terbukti memprediksi tindakan
penelitian yang penulis lakukan terhadap pencegahan dalam diri pasien.
kondisi psikologis masyarakat yang secara Seberapa individu aktif atau pasif
umum baik meski tinggal di lingkaran terhadap bahaya tergantung pada persep-
bahaya yang paling tinggi, dekat dengan sinya terhadap peluang untuk terhindar
puncak Gunung Merapi (Arini, 2009). dari bahaya tersebut. Yamori (2007) dalam
Bahkan, ketika status bahaya gunung penelitiannya pada masyarakat Jepang
Merapi beranjak dari status aman ke menemukan bahwa masyarakat bersifat
bahaya pada tahun 2001 dan 2006, pasif ketika yang dikenal adalah istilah
kebanyakan dari warga enggan untuk bahaya, sedangkan istilah risiko belum
mengungsi. Bagi warga lereng Merapi, dikenal sehingga pada saat itu manajemen
Gunung Merapi adalah berkah, dan risiko lebih berpusat pada pemerintah.
kalaupun status bahayanya naik, mereka Seiring dengan semakin populernya istilah
menyebutnya “Merapi sedang hajatan”, risiko maka trend manajemen risiko pun
sehingga mereka merasa tidak perlu berubah menjadi manajemen risiko
terlalu khawatir dengan bahaya Gunung berpusat pada risiko yang melibatkan
Merapi. partisipasi aktif masyarakat.
Rendahnya kekhawatiran dapat ber- Banyaknya ancaman belum tentu
fungsi menjaga kenyamanan dan kese- diimbangi dengan perilaku antisipatif
jahteraan psikologis warga yang tinggal di tidak hanya ditemukan dalam kasus risiko
daerah bahaya, namun juga dapat bencana alam. Pada kasus lain misalnya
membuat warga kurang melakukan pada penyakit mematikan seperti penyakit
tindakan antisipasi terhadap risiko jantung koroner, data survei kesehatan
bahaya. Pada kasus gunung Merapi, rumah tangga menunjukkan adanya
banyak warga tidak merasa kawatir meski peningkatan perilaku konsumsi makanan
status bahaya diumumkan pada tingkat kolesterol tinggi yang meningkatkan risiko
“awas” oleh Badan Vulkanologi pada penyakit jantung meskipun prevalensi
tanggal 25 Oktober 2010. Pada saat itu, kematian akibat penyakit jantung koroner
mereka tetap tidak mau mengungsi tinggi (Arini, 2006). Untuk itu, diperlukan
sehingga letusan besar Merapi yang terjadi pemahaman tentang persepsi risiko
mulai tanggal 26 Oktober sampai masyarakat, misalnya tentang faktor-
puncaknya pada tanggal 5 November 2010 faktor yang mempengaruhi maupun
banyak menelan korban jiwa. pengaruhnya pada perilaku pencegahan.

BULETIN PSIKOLOGI 67
ARINI

Berbagai model teoritik telah dikem- lis, penelitian-penelitian tersebut dilaku-


bangkan untuk memahami persepsi risiko kan pada bidang-bidang seperti kesehatan,
individu dan sifatnya multidisiplin, seperti lalu lintas dan bencana alam. Pertanya-
model ekonomi, teknis, psikometri, kul- annya adalah seberapa luas dan dalam
tural dan berbagai model pengembangan penelitian persepsi risiko telah dilakukan?
berikutnya (Wilson, 2011; Glendon, Apakah teori yang digunakan sudah bisa
Clarke, & McKenna, 2006). Demikian menjelaskan persepsi risiko di Indonesia?
halnya model hubungan persepsi risiko Untuk itu, sebagai langkah awal dalam
dengan perilaku seperti Model Keyakinan memahami persepsi risiko dalam konteks
Kesehatan atau Health Beliefs Model (Lyons masyarakat Indonesia, penelitian ini
& Chamberlain, 2006). Model-model bertujuan memetakan penelitian-peneli-
tersebut dapat digunakan sebagai dasar tian persepsi risiko di Indonesia.
teori pembuatan program manajemen Metode
risiko masyarakat, khususnya dalam hal
Jenis penelitian ini adalah penelitian
mengkomunikasikan risiko tertentu yang
pustaka. Berdasar tujuan penelitian maka
secara objektif dihadapi masyarakat.
ditetapkan kriteria inklusi dan eksklusi
Beberapa penelitian menunjukkan penelitian pada Tabel 1.
pentingnya faktor konteks sosial dalam
komunikasi risiko (Alaszewski, 2005; Strategi Penelusuran Pustaka
Wiegman & Gutteling, 1995, Dake, 1992).
Pustaka dikumpulkan melalui media
Di sisi lain, model-model persepsi risiko
daring dan juga laporan penelitian yang
berasal dari hasil-hasil penelitian dalam
ditemukan secara aksidental. Penelusuran
konteks masyarakat di negara-negara
artikel daring dilakukan dengan fasilitas
Barat, sehingga masih perlu dikaji kese-
Google dengan kata kunci: “Persepsi
suaiannya pada masyarakat Indonesia.
risiko”, “Persepsi kerentanan” dan “risk
Penelitian-penelitian tentang persepsi perception+Indonesia”. Secara aksidental,
risiko di Indonesia banyak yang meng- laporan penelitian ditemukan yaitu karena
gunakan model-model persepsi risiko dari mengenal nama penelitinya sehingga dua
negara Barat untuk memahami persepsi artikel lengkap diperoleh dengan meng-
risiko individu. Sejauh penelusuran penu- hubungi penelitinya secara langsung,

Tabel 1
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Penelitian-penelitian tentang persepsi risiko ataupun persepsi kerentanan
pada subjek masyarakat Indonesia.
Laporan penelitian dapat berupa laporan publikasi jurnal maupun yang
berupa disertasi, thesis atau skripsi atau makalah konferensi
Pada setting apa persepsi risiko tersebut (misalnya setting bencana, kese-
hatan dan keselamatan kerja) tidak dibatasi dengan maksud mendapatkan
gambaran keluasan penelitian.
Artikel-artikel berupa abstrak tetap digunakan sejauh memenuhi kriteria
kunci penelitian yakni memberikan informasi tentang nama peneliti, tujuan
penelitian, design dan subjek penelitian, pengukuran, dan hasil terkait
persepsi risiko
Kriteria eksklusi Penelitian persepsi risiko dalam bidang manajemen keuangan dan bisnis

68 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

laporan penelitian penulis sendiri (2 Sebagian besar dari 33 penelitian


artikel), kemudian pencarian melalui tersebut tidak memberikan informasi
katalog komputerisasi di perpustakan detail mengenai pengukurannya bahkan
Fakultas Psikologi UGM diperoleh satu pada artikel lengkap. Konstruk persepsi
penelitian skripsi. Penelusuran dilakukan kerentanan maupun persepsi risiko pada
selama tahun 2011. banyak penelitian relatif homogen, sedikit
perbedaan terletak pada penggunaan
Analisis dan Sintesis Pustaka aspek afeksi seperti kekawatiran atau rasa
Teknik analisis dan sintesis yang takut, sehingga secara esensial sama, yakni
digunakan adalah kajian pustaka secara tentang ekspektasi diri mengalami peris-
kualitatif dan sistematik atau oleh Hunter tiwa berbahaya. Berdasar pertimbangan
dan Schmidt (2004) disebut narrative tersebut, maka artikel dengan informasi
subjective review. Beberapa artikel pengukuran tidak lengkap tetap diguna-
dikelompokkan berdasar tema-tema yang kan dalam penelitian ini.
sama. Untuk itu setiap artikel akan diberi Dari 33 artikel yang direkapitulasi,
kode. Pengkodean dilakukan berdasar setelah diperiksa kembali kelengkapan
tema-tema tertentu yang mewakili tingkat informasinya, diputuskan tujuh artikel
keluasan dan kedalaman secara urut tidak digunakan dalam analisis karena
nomor. Penomoran diurutkan berdasar beberapa alasan, yakni: tidak ada infor-
abjad pengarang. Jadi pola pengkodean- masi hasil penelitian spesifik persepsi
nya adalah nomor urut-bidang-topik, risiko (013(kshtn)PK-PL; 015(Kshtn)Int-PK;
contoh: 027(Bcn)F-PR artinya nomor 025(kshtn)PK-PL), informasi terlalu minim
urutan artikel adalah 27, penelitian pada yakni tidak ada informasi tentang desain
bidang bencana, topiknya tentang faktor eksperimen, pengukuran, dan hasil yang
yang memengaruhi persepsi risiko. Setelah spesifik (006(LaLin)Int-PR;
itu, hasil analisis pustaka didiskusikan 020(Kshtn)PKdes; 023(Kshtn)PKdes) dan
untuk mengidentifikasi perlunya pene- substansi artikel nyaris sama dengan
litian-penelitian lanjutan yang relevan. artikel lain karena ditulis oleh tim dua
orang yang didiseminasikan di dua
Hasil Kajian konferensi berbeda dengan masing-
masing sebagai penulis pertama, sehingga
Hasil penelusuran pustaka diperoleh dipilih satu artikel saja (021(Bcn)PRdes).
40 artikel. Setelah dicermati, ternyata satu Dengan demikian artikel yang digunakan
artikel tentang lalu lintas merupakan dalam pemetaan ini ada 26 artikel. Tema-
artikel gagasan di jurnal ilmiah, dua tema hasil kategorisasi dapat dilihat pada
artikel merupakan tulisan lepas di blog Tabel 2.
pribadi tentang persepsi risiko serangan
bom dan nuklir, empat artikel laporan
penelitian persepsi risiko di bidang Pembahasan
manajemen dan bisnis. Oleh karena itu
Hasil analisis pustaka yang memenuhi
yang akan digunakan dalam studi
kriteria inklusi diperoleh 26 artikel yang
pemetaan ini tersisa 33 laporan penelitian
berasal dari disiplin ilmu Psikologi, Kese-
terkait persepsi risiko atau persepsi
hatan Masyarakat dan Geografi dengan
kerentanan yang sesuai dengan kriteria
isu risiko yang bervariasi. Oleh karena itu,
inklusi. diskusi tentang keluasan dan kedalaman

BULETIN PSIKOLOGI 69
ARINI

Tabel 2
Tema-tema penelitian-penelitian persepsi risiko berikut kodenya
Bidang Topik Nomor Jmlh
Kesehatan (kshtn) Hubungan antara persepsi 001*,002*, 005*, 008*,011*,012, 12
kerentanan dan perilaku (PK-PL) 014,017*,028*, 030, 031, 032
Persepsi kerentanan-P.Ancaman – 026 1
Perilaku (PK-PA-PL)
Intervensi terhadap persepsi Artikel tidak
Kerentanan (Int-PK) Digunakan
Deskripsi persepsi kerentanan (PKdes) Artikel tidak
Digunakan
Faktor-faktor persepsi Kerentanan 003, 004 2
(F-PK)
Bencana (Bcn) Deskripsi Persepsi risiko (PRdes ) 009,016,018, 019, 029 5
Faktor-faktor Perspsi risiko (F-PR) 027 1

Lalu Lintas (LaLin) Hubungan antara Persepsi risiko 007, 022 2


dan perilaku (PR-PL)
Intervensi persepsi risiko (Int-PR) Artikel tidak
Digunakan
Olah Raga (OR) Deskripsi persepsi risiko PRdes 010 1

Lingkungan (Lingk) Hubungan persepsi risiko dan stres 024* 1


(PR-S)
Pariwisata (Par) Hubungan persepsi risiko dan niat 033(* dengan moderator) 1
(PR-N)
6 bidang JUMLAH 26
Keterangan:
*: Penelitian korelasional dan hasilnya ada hubungan yang signifikan
Kelengkapan artikel : 11 laporan lengkap, 15 abstrak; Tahun penelitian: 2001-2011; Disiplin ilmu
peneliti: Ilmu Kesehatan Masyarakat, Geografi, dan Psikologi; Sampel-sampel penelitian:
Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatra, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat dan
Kalimantan.

penelitian difokuskan pada aspek generik bidang bencana enam artikel, lalu lintas
persepsi risiko secara umum. Keluasan dua artikel, pariwisata satu artikel, olah
penelitian diwakili oleh banyaknya bidang raga satu artikel dan lingkungan satu
pesepsi risiko dan kedalaman diwakili artikel. Jadi, jika dilihat dari jumlah bidang
oleh topik-topik terkait persepsi risiko maka penelitian persepsi risiko sudah
yang diteliti. cukup merambah ke berbagai isu risiko di
Hasil penelitian ini menunjukkan bah- masyarakat, meskipun jumlahnya belum
wa persepsi risiko dilakukan setidaknya di banyak.
enam bidang, yakni yang paling banyak Topik-topik penelitian hasil pemetaan
adalah kesehatan sejumlah 15 artikel, akan didiskusikan dalam tiga tema utama.

70 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

Secara garis besar tema-tema tersebut kesehatan yakni warga yang merasa
adalah: (1) hubungan antara persepsi rentan terkena penyakit malaria, merasa
risiko dan perilaku pencegahan, (2) faktor- terancam dengan penyakit tersebut dan
faktor yang memengaruhi tinggi rendah- mau berperan serta dalam penang-
nya persepsi risiko, dan (3) deskripsi gulangan penyakit tersebut di daerahnya.
persepsi risiko terhadap berbagai isu Selain dengan metode kualitatif, Model
bencana keyakinan kesehatan digunakan oleh para
peneliti untuk mnguji secara statistik
Hubungan antara Persepsi Risiko dan Perilaku hubungan antara persepsi kerentanan
Pencegahan dengan perilaku pencegahan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan dari 26 Sebagian besar hasil penelitian bidang
artikel yang berhasil dikumpulkan, 15 kesehatan menunjukkan adanya hubung-
penelitian adalah tentang hubungan an yang signifikan antara persepsi keren-
antara persepsi kerentanan/persepsi risiko tanan dan perilaku promosi kesehatan
dan perilaku pencegahan. Dari 15 pene- maupun pencegahan penyakit. Hubungan
litian tersebut 13 penelitian menggunakan persepsi kerentanan dan perilaku pence-
istilah persepsi kerentanan dan menggu- gahan penyakit kronik mematikan ditun-
nakan Model Keyakinan Kesehatan (Health jukkan oleh penelitian Ahdani, Hakimi
Belief Model) untuk menjelaskan kecende- dan Supardi (2005) tentang perilaku
rungan perilaku pencegahan di area skrining kanker serviks, Faulina (2009)
kesehatan. Istilah persepsi risiko hanya tentang persepsi kerentanan HIV AIDS
digunakan oleh dua peneliti untuk men- dan perilaku seks pada Waria, Budiman,
jelaskan hubungannya dengan perilaku et al. (2008) tentang praktek wanita pekerja
berkendara bidang lalu lintas. seks jalanan dan pencegahan HIV AIDS.
Persepsi kerentanan juga secara
a. Bidang kesehatan: Dukungan terhadap
signifikan berhubungan dengan perilaku
Model Keyakinan Kesehatan
kesehatan negatif seperti pada penelitian
Model keyakinan kesehatan menjelas- Liana (2011) pada perilaku merokok
kan bahwa kecenderungan perilaku sehat mahasiswa, dan dengan perilaku kese-
dipengaruhi oleh beberapa keyakinan hatan positif, seperti pada penelitian
yakni seberapa individu merasa terancam Handarunestri dan Subagio (2005) tentang
pada masalah kesehatan tertentu, rasio persepsi kerentanan osteoporosis dengan
antara besar manfaat melakukan tindakan minum susu tinggi kalsium pada ibu-ibu;
tertentu dan hambatannya dan penanda juga pada perilaku pencegahan kehamilan
yang mengingatkan individu untuk yang tak diinginkan melalui penggunaan
berperilaku sehat tertentu (Lyons & kontrasepsi pada laki-laki pada penelitian
Chamberlain, 2006). Tinggi rendahnya Asniyati (2011). Hasil penelitian juga
persepsi ancaman dipengaruhi oleh konsisten pada subjek anak-anak dalam
persepsi kerentanan dan keseriusan. perilaku hidup bersih dan sehat
Model keyakinan kesehatan (Susumnaningrum, 2010). Selain pada
digunakan sebagai dasar teori dalam individu yang masih relatif sehat, persepsi
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil kerentanan juga terbukti secara signifikan
penelitian Suharjo (2001) dengan metode berhubungan dengan perilaku pada
kualitatif pada warga di Jepara dan Banjar kelompok yang sudah menderita penyakit
negara mendukung model keyakinan kronik yakni penelitian Aisyah (2001)

BULETIN PSIKOLOGI 71
ARINI

tentang perilaku patuh minum obat pada orang melihat hambatannya lebih besar
subjek penderita paru. dari pada keuntungan, dan kurangnya
Hasil-hasil penelitian yang menujuk- informasi maupun pengingat lain untuk
kan dukungan terhadap model keyakinan orang tergerak melakukan tindakan
kesahatan memiliki implikasi praktis pencegahan (Lyons & Chamberlain, 2006).
dalam psikoedukasi kesehatan, yakni Gunawan (2010) dan Wardani (t.t) men-
pentingnya memperhatikan faktor persep- duga kurangnya pengetahuan menjadi
si kerentanan dalam upaya pendidikan faktor yang dapat menjelaskan tidak
kesehatan untuk mendorong orang mela- adanya hubungan antara persepsi keren-
kukan gaya hidup sehat. Agar pendidikan tanan dan perilaku pada ibu-ibu rumah
kesehatan melalui upaya mempengaruhi tangga. Di sisi lain, ketiadaan akses atau
persepsi risiko masyarakat lebih efektif, sarana untuk perilaku pencegahan oleh
penting untuk mengkaji hasil-hasil Winarno, Suryoputro, dan Shaluhiyah
penelitian yang justru menunjukkan hasil (2008) diduga menjadi hambatan berarti
yang berbeda. untuk para pecandu narkoba yang meng-
gunakan jarum suntik bergantian karena
Seperti halnya hasil penelitian yang
mereka memiliki pengetahuan yang baik
secara signifikan menunjukkan hubungan
tentang dampak perilaku tersebut untuk
antara persepsi risiko dan perilaku, hasil-
mereka.
hasil penelitian yang menunjukkan hasil
yang tidak signifikan juga ditemukan pada Faktor lain yang dapat memoderasi
perilaku pencegahan penyakit kronik hubungan antara persepsi kerentanan
mematikan maupun penyakit kronik tidak dengan perilaku adalah adanya persepsi
mematikan dan penyakit-penyakit akut. kontrol pribadi. Tidak adanya hubungan
Persepsi kerentanan tidak berhubungan yang signifikan antara persepsi keren-
secara signifikan dengan perilaku pence- tanan dengan perilaku menggunakan
gahan penyakit kronik mematikan HIV- kondom pada penelitian Widodo (2009)
AIDS, contohnya pada perilaku penggu- karena para wanita PSK merasa dapat
naan kondom pada kelompok pekerja seks mengontrol dampak dari berhubungan
komersial (Hendarin 2009, Widodo 2009), seksual tanpa kondom yakni dengan
dan perilaku menggunakan jarum suntik mencuci alat kelamin dengan sabun
bergantian pada kelompok pecandu napza setelah berhubungan intim, secara teratur
(Winarno, et al., 2008). Sedangkan pada melakukan suntik antibiotik dan minum
perilaku pencegahan penyakit kronik ti- obat antibiotik sebelum berhubungan
dak mematikan adalah penelitian Wardani intim.
(tanpa tahun) tentang pencegahan penya- Peran persepsi kontrol pribadi sebagai
kit periodontal pada ibu rumah tangga moderator hubungan antara persepsi
dan pada perilaku pencegahan penyakit risiko dan perilaku selain diungkap pada
akut adalah penelitian Gunawan (2010) penelitian kualitatif Widodo (2009), juga
pada perilaku pencegahan diare. penelitian kualitatif yang dilakukan Eric
Ada beberapa faktor yang diduga (2006) pada pelaku olah raga alam bebas.
dapat menjelaskan tidak adanya hubung- Eric mengungkapkan bahwa para subjek-
an yang signifikan antara persepsi keren- nya meski memiliki persepsi risiko yang
tanan dan perilaku mencegah penyakit tinggi tetap melakukan kegiatan olah raga
sesuai dengan Model Keyakinan Kese- alam bebas karena memiliki keyakinan
hatan. Faktor-faktor tersebut adalah ketika untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain

72 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

itu, persepsi kontrol juga terbukti secara dalam berkendara. Oleh karena itu,
signifikan memoderasi hubungan antara pemahaman persepsi risiko di area lalu
faktor risiko riwayat keluarga dan persep- lintas masih perlu dilakukan melalui
si kerentanan pada penyakit jantung penelitian-penelitian empirik sehubungan
koroner (Arini, 2010). Implikasi temuan ini dengan sedikitnya penelitian yang ada.
untuk manajemen risiko adalah penting- Meskipun demikian, dua penelitian
nya memberikan pengetahuan yang benar ditambah dengan artikel gagasan (bukan
tentang bagaimana mencegah penyakit laporan penelitian) yang ditulis oleh
sehingga persepsi kontrol individu tidak Juneman (2011) tentang pentingnya me-
menyesatkannya dalam perilaku yang mahami ilusi kontrol dan bias optimism
lebih berbahaya. dalam pembuatan keputusan berisiko di
jalan raya menunjukkan mulai ada
b. Bidang Lalu Lintas perhatian secara akademik untuk isu
Selain di bidang kesehatan, penelitian persepsi risiko di bidang lalu lintas.
di bidang perilaku berkendara (bidang
lalu lintas) juga menunjukkan hasil yang Faktor-Faktor yang Menjelaskan Persepsi
tidak sama. Salihat dan Kurniawijaya Risiko
(2009) membuktikan adanya hubungan a. Pentingnya Faktor Konteks Sosial
yang signifikan antara persepsi risiko dalam Persepsi Risiko
keselamatan berkendara dengan penggu- Inkonsistensi hasil penelitian tentang
naan sabuk pengaman pada mahasiswa hubungan antara persepsi kerentanan
usia 18-25 tahun. Sebaliknya Budiastomo dengan kecenderungan perilaku mence-
dan Santoso (2007) menemukan tidak gah baik penyakit maupun kecelakaan
adanya hubungan yang signifikan antara menunjukkan kompleksitas hubungan
persepsi risiko dengan perilaku melanggar antara persepsi dan perilaku. Model
lampu merah pada subjek usia 18 sampai perilaku sehat yang sudah ada seperti
25 tahun. Kedua penelitian dilakukan Model Keyakinan Kesehatan banyak
pada mahasiswa Universitas Indonesia digunakan untuk menjelaskan komplek-
Jakarta. Sehubungan dengan minimnya sitas tersebut khususnya dalam bidang
informasi yang penulis dapatkan dari kesehatan. Meskipun demikian, dalam
kedua penelitian tersebut, maka faktor- Lyons & Chamberlain (2006) dikatakan
faktor teoritik maupun metodologis yang bahwa Model Keyakinan Sehat sendiri
dapat menjelaskan perbedaan hasil masih belum bisa menjelaskan perilaku
penelitian tidak dapat diidentifikasi. yang lebih kompleks.
Masalah lalu lintas merupakan isu Pasick dan Burke (Joseph, Burke,
penting untuk masyarakat Indonesia, Tuason, Barker, & Pasick, 2009) menya-
apalagi di kota-kota besar. Meningkatnya takan bahwa Model Keyakinan Kesehatan
jumlah penduduk dan status sosial ber- tidak memadai dalam menjelaskan
dampak pada semakin meningkatnya perilaku yang kompleks karena lepas dari
jumlah kendaraan pribadi. Selain itu, konteks sosial, akibatnya hanya memberi-
tradisi mudik setiap tahun terutama saat kan sedikit pengetahuan yang diperlukan
hari raya Idul Fitri juga menuntut per- untuk intervensi yang efektif. Masih
hatian pada penelitian perilaku berken- dalam Joseph, et al. (2009), dinyatakan
dara masyarakat. Bagaimana masyarakat bahwa persepsi kerentanan dan juga
memandang risiko di jalanan dapat persepsi keuntungan dalam model
memengaruhi sikap dan perilaku orang

BULETIN PSIKOLOGI 73
ARINI

keyakinan kesehatan berdasar pada model masyarakat terhadap individualitas. Jika


kognitif individual yakni pembuatan dalam budaya Barat menunjukkan indivi-
keputusan rasional yang mengabaikan dualitas dinilai secara positif, di Jepang
pengaruh faktor-faktor konteks seperti justru sebaliknya. Ohashi dan Yamaguchi
sosial, kultural, politik dan ekonomi. (2004) menuturkan bahwa orang Jepang
Menanggapi kritik tersebut, para teoris cenderung tidak menunjukkan posisi
model keyakinan kesehatan berpendapat individualitasnya karena akan dinilai
bahwa “faktor-faktor latar belakang” negatif oleh lingkungan, sehingga menjadi
tersebut penting diperhatikan sejauh orang biasa adalah nilai yang diterima
dapat memengaruhi keyakinan yang oleh masyarakat. Berdasar konteks terse-
menentukan perilaku. but, bias optimisme orang dalam menilai
Berdasar asumsi dari para teoris risiko pribadi mereka disebut sebagai bias
model keyakinan kesehatan tersebut, superordinary. Dari penamaan tersebut
maka penelitian-penelitian tentang faktor tersirat eksplanasi bias optimisme secara
konteks sosial yang memengaruhi persepsi indigenos.
kerentanan menjadi perlu dilakukan. c. Peran Afek dalam Persepsi Risiko
Sejauh temuan, penelitian tentang hal
Evaluasi yang diberikan pada Model
tersebut belum ada. Penelitian tentang
Keyakinan Kesehatan selain kurangya
faktor-faktor persepsi kerentanan/persepsi
perhatian terhadap konteks sosial juga
risiko yang ada lebih mengkaji faktor-
tidak dilibatkannya pengaruh emosi
faktor kognitif seperti persepsi kontrol
dalam model tersebut (Joseph, et al., 2009).
pribadi (Arini, 2010, Damayanti dan
Slovic dan Peters (2006) menyatakan
sagala, 2009, Widodo, 2009, dan Erik,
bahwa individu melihat dan bertindak
2006), heuristik kognitif (Arini, 2010) dan
terhadap risiko dalam dua cara yakni
faktor kepribadian locus of control
analisis logis dan perasaan atau dengan
(Sumampow & Sabri, t.t).
heuristik afek. Sejauh penelusuran penulis,
b. Bias Optimisme dan Budaya penelitian di Indonesia tentang pengaruh
Faktor-faktor kognitif dan kepribadian afek dalam persepsi risiko masih sangat
dapat memengaruhi adanya bias minim kalau tidak dapat dikatakan tidak
optimisme dalam diri individu yakni ada.
ketika persepsi risiko pribadi lebih rendah Satu penelitian yang mendekati
dari risiko aktualnya (Weinstein, 1980, konsep hubungan antara afek dan persepsi
Armor & Sackett, 2006 dan Gold, 2007). risiko dilakukan oleh Sekarwangi (2008)
Sejauh penelusuran penulis, penelitian un- tentang pengaruh persepsi terhadap
tuk menguji bias optimisme di Indonesia bahaya pabrik pada tingkat stres, namun
belum ada, padahal kajian terhadap faktor dalam hal ini stress sebagai konsekuensi
budaya yang melatarbelakangi bias dari persepsi bahaya bukan sebagai faktor
optimism dapat memberikan informasi yang menjelaskan. Salah satu ekspresi dari
yang berguna. Sebagai contoh adalah stress adalah kecemasan (Powel, 1983).
pemahaman bias optimism dari latar Sebagai konsekuensi dari persepsi bahaya,
belakang budaya tertentu dilakukan oleh kecemasan dapat memengaruhi perilaku
Ohashi dan Yamaguchi (2004) di Jepang. memperhatikan atau mengabaikan risiko.
Bias optimisme dalam konteks budaya Kecemasan yang tinggi justru membuat
Jepang berkaitan dengan penerimaan orang dapat mengabaikan risiko. Pada
penelitiannya, Ahdani et al. (2005) men-

74 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

duga bahwa hubungan yang lemah meski- sedangkan satu penelitian lainnya pada
pun signifikan antara persepsi kerentanan bidang olah raga. Pada bidang olah raga
dengan perilaku skrining kanker serviks penelitian dilakukan oleh Eric (2006)
pada kelompok wanita berisiko kemung- tentang kategorisasi persepsi risiko pada
kinan dikarenakan faktor kecemasan. pelaku kegiatan olah raga alam bebas.
Dugaan tersebut masuk akal karena tidak Diskusi akan difokuskan pada lima
mudah menerima informasi berkaitan penelitian bidang bencana. Dari lima
dengan penyakit yang mematikan karena penelitian tentang bencana, penelitian-
dapat menimbulkan distress seperti yang penelitian yang berhasil ditemukan adalah
banyak ditemukan dalam konseling tentang bencana alam secara khusus yakni
genetik untuk penyakit kanker (Grosfeld, bencana banjir (Damayanti & Sagala,
et al., 2000; O’Doherty & Suthers, 2007). 2009), bencana gunung berapi (Lavigne,
Kecemasan sebagai akibat dari kon- De Coster, Juvin, Flohic, Gaillard, Texier,
disi stress dapat memengaruhi persepsi Morin, & Sartohadi 2009), bencana gempa
bahaya. Satu kasus yang ditemukan dalam bumi (Okazaki, Ilki, Alper, Ahmad,
penelitian Arini (2008) mengungkapkan Kandel, & Rahayu, t.t) dan tentang aneka
bahwa kecemasan yang tinggi membuat isu risiko yakni penelitian Suwartono dan
individu melakukan penyangkalan terha- Meinarno (2009) dan Partasari, Maulina,
dap kerentanannya, artinya kecemasan Suwartono, dan Widyawati (2010).
tinggi dapat membuat persepsi risiko Penelitian Okazaki, et al. (t.t) pada
malah rendah sebagai cara psikologis subjek di Bandung dan Yogyakarta tahun
untuk melindungi diri sendiri. Hal 2007 menunjukkan bahwa bencana gempa
tersebut dapat berakibat pada perilaku bumi dipersepsikan sebagai yang paling
mengabaikan risiko. memengaruhi kehidupan oleh sebagian
Penelitian-penelitian di Indonesia besar subjek baru kemudian diikuti
tentang persepsi kerentanan dan stress pengangguran, penyakit, lain-lain dan
atau kecemasan hanya memberikan kecelakaan. Tiga puluh Sembilan persen
spekulasi tentang hubungan antara afek dari 800 subjek di Bandung dan Yogya-
pada persepsi risiko di Indonesia. Oleh karta pada penelitian tersebut menyatakan
karena itu, penelitian empirik masih bahwa dampak yang paling diantisipasi
diperlukan untuk memahami hubungan akibat gempa bumi adalah kehilangan
afek dan persepsi risiko pada konteks nyawa baik diri maupun keluarga, baru
Indonesia. Implikasi praktis pemahaman diikuti kehilangan rumah atau harta benda
tersebut antara lain dalam komunikasi sebesar 26,5%, luka sebesar 14,3%, kehi-
risiko yakni perlu tidaknya penyajian langan penghidupan sebesar 11,6%.
informasi bahaya yang dikemas sedemi- Sejalan dengan Okazaki, et al. (t.t),
kian rupa sehingga menstimulasi afek survei yang dilakukan Suwartono dan
individu. Meinarno (2009) menunjukkan bencana
alam dipersepsi sebagai yang paling
Deskripsi Persepsi Risiko pada Berbagai Isu berisiko oleh Subjek remaja di Jakarta,
/Peristiwa Bahaya sedangkan hasil penelitian Partasari et al.
a. Persepsi Risiko pada Aneka Isu Bencana (2010) menunjukkan narkoba sebagai hal
yang dipersepsikan paling berisiko baik
Penelitian-penelitian tentang deskripsi
pada siswa SD maupun SMP, SMA dan
persepsi risiko banyak ditemukan pada
mahasiswa di Jakarta baru kemudian
bidang bencana yakni lima penelitian,

BULETIN PSIKOLOGI 75
ARINI

diikuti tsunami. Berbeda dengan hasil sar kajian tersebut Yamori melakukan
penelitian tersebut, penelitian Damayanti penelitian aplikatif untuk merancang
dan Sagala (2009) pada warga Jakarta yang program komunikasi risiko yang sesuai
tinggal di daerah rawan banjir dan juga untuk masyarakat Jepang.
warga di lereng gunung berapi aktif
(Lavigne, et al.,2008) justru menunjukkan
Penutup
persepsi risiko yang rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa persepsi risiko tidak Berdasar penelusuran dan analisis
selalu sama dengan bahaya yang secara tematik hasil-hasil penelitian persepsi
objektif bakal dihadapi. risiko di Indonesia, maka disimpulkan:
b. “Mengapa” dan “Bagaimana” Penelitian persepsi risiko dilakukan di
Sebagai Negara yang rawan menga- enam bidang, tetapi paling banyak dila-
lami bencana, penelitian-penelitian untuk kukan pada bidang kesehatan. Sebagian
memahami persepsi risiko masyarakat besar penelitian mengaitkan persepsi
penting dilakukan, akan tetapi hasil risiko dengan perilaku pencegahan
penelitian pustaka ini menunjukkan bah- dengan hasil yang bervariasi sehingga
wa topik yang diteliti terkait hal tersebut penelitian yang lebih mendalam tentang
masih kurang mendalam. Penelitian- variabel-variabel yang ke-mungkinan
penelitian yang dilakukan hanya sebatas memediasi atau memoderasi hubungan
penelitian deskriptif, dan kurang menggali antara persepsi risiko dan perilaku sehat
kesalingterkaitan faktor-faktor psikososial tertentu masih perlu dilakukan.
persepsi risiko, kecuali penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang
Sumampow & Sabri (tanpa tahun) yang menjelaskan persepsi risiko masih sangat
mendapatkan gambaran tentang peran terbatas dan sebagian besar menjelaskan
locus of control pada persepsi risiko banjir pada aspek kognitif individu, seperti
di Jakarta. Dengan kata lain penelitian heuristik kognitif dan persepsi kontrol
yang ada masih menjawab pertanyaan pribadi. faktor konteks sosial dan afeksi
“apa” sedangkan pertanyaan “mengapa” masih sangat kurang, padahal beberapa
dan “bagaimana” belum terjawab secara penelitian menunjukkan perlunya eksplo-
empirik. rasi secara lebih mendalam di area ini.
Pemahaman yang lebih mendalam Penelitian faktor persepsi risiko mem-
untuk mengetahui “mengapa” dan bawa pada wacana penelitian tentang bias
“bagaimana” pada wacana penelitian optimisme dengan latar belakang budaya
persepsi risiko di luar Indonesia sudah tertentu. Hasil Penelitian ini belum
banyak dilakukan. Pemahaman tersebut menemukan laporan penelitian tersebut di
penting untuk pengembangan teori Indonesia.
persepsi risiko di Indonesia sehingga juga Penelitian persepsi risiko pada isu
dapat berkontribusi secara praktis untuk bencana masih sebatas deskriptif kuan-
masyarakat. Sebagai contoh di Jepang, titatif. Penelitian prediktif maupun ekspla-
Yamori (2009) mengidentifikasi perkem- nasi persepsi risiko untuk isu bencana di
bangan pemahaman konsep risiko di Indonesia perlu dilakukan untuk mema-
Jepang dan implikasinya pada model hami mengapa dan bagaimana masyarakat
pengembangan manajemen risiko. Berda- mempersepsikan bencana.

76 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

Daftar Pustaka karta: Fakultas Psikologi Universitas


Sanata Dharma
Alaszewski, A. (2005). Risk Communi-
*Arini, A. T. (2008) Persepsi Kerentanan
cation: Identifying The Importance
Pada Penyakit jantung Koroner
Of Social Context. Health, Risk, &
ditinjau dari Faktor Risiko, Persepsi
Society, 7(2), 101-105.
Kontrol Pribadi dan Heuristik
*Ahdani, N., Hakimi, M., & Supardi, S Kognitif. Jurnal Penelitian, diterbitkan
(2005) Kajian Faktor Threat dan oleh LPPM Universitas Sanata Dharma,
Coping terhadap Partisipasi Wanita 23, 39-55.
Dalam Program Skrining Kanker
*Arini, A. T. (2010). Uji Mediator dan
Leher Rahim. Sains Kesehatan, 18(2),
Moderator Persepsi Kontrol Pribadi
287-297. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/
dan Heuristik Keterwakilan Pada
detail.php?dataid=5184
Hubungan Antara Faktor risiko dan
*Aisyah. (2001). Hubungan Persepsi, Persepsi kerentanan pada Penyakit
Pengetahuan TB Paru, dan PMO jantung Koroner. Dalam Ch. Siwi
Dengan Kepatuhan Pasien TB Paru Handayani. Representasi Sosial: Seksua-
di Puskesmas Kecamatan Jatinegara litas, Kesehatan dan Identitas. Kum-
Jakarta Timur. Thesis (Abstrak) pulan Penelitian Psikologi, Editor:
Jakarta: Perpustakaan Universitas Yogyakarta: Penerbit Universitas
Indonesia. Sanata Dharma.
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/lib
Armor, D. A., & Sackett, A. M. (2006).
ri2/detail.jsp?id=70789&lokasi=lokal
Accuracy, Error, And Bias In Pre-
*Asniyati, S. (2011) Hubungan Persepsi dictions Forreal Versus Hypothetical
Suami Dengan Penggunaan Events. Journal of Personality and
Kontrasepsi Pria Vasektomi di RW I Social Psychology, 91(4), 583-600.
Sendangmulyo Kecamatan Temba-
*Budiastomo, N., & Santoso, G. A. (2007)
lang Kota Semarang. Skripsi
Hubungan Persepsi Risiko Kecela-
(Abstrak). Semarang: Fakultas Ilmu
kaan Dan Pengambilan Keputusan
Keperawatan Dan Kesehatan Uni-
Melanggar Lampu Merah. Abstrak.
versitas Muhammadiyah http://
JPS Jurnal Psikologi Sosial, 13(1).
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jt
Diunduh dari: http://digilib.
ptunimus-gdl-sriasniyat-6106-1-
mercubuana.ac.id/manager/file_artik
abstrak.pdf
el_abstrak/Isi_artikel_561093775258.
Arini, A. T. (2006). Persepsi Kerentanan Pada pdf
Penyakit Jantung Koroner Ditinjau
*Budiman, N. A., Iistiarti,T., &
Dari Faktor Risiko, Persepsi Kontrol
Syamsulhuda, B. M. (2008) Faktor-
Pribadi Dan Metode Praktis Mental.
Faktor Yang Berhubungan Dengan
(Tesis, tidak dipublikasikan). Yogya-
Praktik Wanita Pekerja Seks (WPS)
karta: Program Pasca Sarjana UGM.
Jalanan Dalam Upaya Pencegahan
Arini, A. T. (2009). Kondisi Psikologis Warga IMS dan HIV/AIDS di Sekitar Alun-
Di Lereng Merapi Magelang. Dalam Alun Dan Candi Prambanan
Laporan Kegiatan Program Psikososial Kabupaten Klaten. Jurnal Promosi
DRR Kerjasama Universitas Sanata Kesehatan Indonesia, 3(2), 120-126.
Dharma Dan Karina Keuskupan Agung http://ejournal.undip.ac.id/index.php
Semarang. Tidak diterbitkan Yogya-

BULETIN PSIKOLOGI 77
ARINI

/jpki/issue/view/517 Ibu Balita Tentang Penyakit Diare


*Damayanti, K., & Saut, S. (2009). Planning Terhadap Tindakan Pencegahan
For Community Adaptation Against Diare di Kelurahan Terjun
Climate Change Impacts In Coastral Kecamatan Medan Marelan. student
Area. International Conference On papers (abstrak). Sumatra: Ilmu Kese-
Urban And Regional Planning: hatan Masyarakat, USU. http://
Positioning Planning In Global Crises, repository.usu.ac.id/handle/12345678
Institute Of Technolog Bandung, 9/19780
Indonesia, 12-13 Nov 2009. Hunter, J. E., & Schmidt, F. L. (2004)
*Eric. (2006). Gambaran Persepsi Risiko Methods of Meta-Analysis Correcting
Fisik Subjektif Pelaku Kegiatan Error and Bias in Research Finding
Olahraga Alam Bebas Abstrak. (second edition). London: Sage
Jakarta: Unika Atmajaya. https:// Publication Inc.
lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabid Joseph, G., Burke, N. J., Tuason, N., Barker,
=61&src=k&id=85366 J. C., & Pasick, R. J. (2009). Perceived
Dake, K. (1992). Myths of Nature: Culture Susceptibility to Ilness and Perceived
And The Social Construction of Risk. benefits of Preventive Care: An
Journal of Social Issue, 48(4), 21-37. Exploration of behavioral Theory
Constructs in a Transcultural
Denney, D. (2005). Risk and Society.
Context. Health Eduction & Behavior,
London: sage Publications
36, 71S -91S
*Faulina, R. (2009) Perilaku Seks Waria
*Juneman. (2010). Masalah Transportasi
Kaitannya Dengan Penularan
Kota dan Pendekatan Psikologi
HIV/AIDS di Kota Tarakan Propinsi
Sosial. Psikobuana, 1(3), 173-189.
Kalimantan Timur. masters thesis
Semarang: Universitas Diponegoro. *Hendarin, E. D. (2009). Faktor-Faktor
http://eprints.undip.ac.id/24743/ yang Berpengaruh terhadap Praktik
Bilas Vulvo-Vaginal Pada Pekerja
Glendon, A. I., Clarke, S. G., & McKenna,
Seks Komersial di Lokalisasi
E. F. (2006) Human Safety and Risk
Peleman Kabupaten Tegal. Masters
Management (second edition). London:
Tesis (Abstrak). Semarang: Univer-
Taylor & Francis
sitas Diponegoro. http://eprints.
Gold, R. S. (2007). The Link between undip.ac.id/view/person/hendarin=3
judgement of Comparative Risk and aendang_d=2e_=3a=3a.type.html
Own Risk: Further evidence. Psy-
*Lavigne, F., De Coster, B., Juvin, N.,
chology, Health & Medicine, 12(2), 238-
Flohic, F., Gailard, J. C., Texier, P.,
247.
Morin J., & Sartohadi, J. (2008).
Grosfeld, F. J. M., Lips, C. J. M, Beemer, People’s behavior in the face of
F.A., & ten Kroode, H. F. J. (2000) volcanic hazards: Perspectives from
Who Is at Risk for Psychological Javanese communities, Indonesia.
Distress in Genetic Testing Programs Journal of Volcanology and Geothermal
for Hereditary Cancer Disorders? Research, 172, 273-287.
Journal of Genetic Counseling, 9(3),
*Liana, I. (2011). Persepsi Mahasiswa
253-266.
Terhadap Perilaku Merokok di
*Gunawan, R. (2010) Pengaruh Persepsi Kampus Terpadu Politeknik Kese-

78 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

hatan Kemenkes Nanggroe Aceh Powel, D. H. (1983). Understanding Human


Darusalam. Tesis (Abstrak). Yogya- Adjustment. Normal Adaptation
karta: Universitas Gadjah Mada Through The Life Cycle. Boston: Little,
Lyons, A. C., & Chamberlain, K. (2006). Brown Company
Health Psychology, a Critical Intro- *Salihat, I. K., & Kurniawijaya, L. M.
duction. New York: Cambridge (2009). Hubungan Persepsi Risiko
University Press Keselamatan Berkendara Dengan
Nai-Shing, Y. & Fang-Chih, T. (2007). Risk Penggunaan Sabuk Keselamatan
Perception in Taiwan. Asian Journal Pada Mahasiswa Universitas Indo-
of Social Psychology, 10, 77-84. nesia Kampus Depok. Abstrak.
Jakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat
O’Doherty, K., & Suthers, G. K. (2007)
Universitas Indonesia. lontar.ui.ac.id/
Risky Communication: Pitfalls in
file?file=digital/124279-s-5618-
Counseling About Risk, and How to
hubungan%20persepsi
Avoid Them. Journal of Genetic
Counseling, 16, (4):409-417. DOI: Sarafino, E. P. (1994). Health Psychology.
10.1007/s10897-006-9077-9 Biopsychosocial Interaction. Second
edition. New York: John Wiley &
Ohashi, M. M., & Yamaguchi, S. (2004).
Son
Superordinary Bias In Japanese Self
Predictions of Future Life Events. *Sari, D. P. S. (2011) Aplikasi Teori Health
Asian Journal of Social Psychology, 7, Belief Model (HBM) Pada Perokok
169-185 Aktif Di Kalangan Mahasiswa
Kampus B Universitas Airlangga.
*Okazaki, K., Ilki, A., Ahmad, E. N.,
Skripsi (Abstrak). Surabaya: Fakultas
Kandel M. R. C., & Rahayu, H.
kesehatan Masyarakat Universitas
(tanpa tahun) Study on Risk
Airlangga.http://adln.fkm.unair.ac.id
Perception Concerning Housing
/gdl.php?mod=browse&op=read&id
safety Against Earthquake. Referee
=adlnfkm-adln-dwiprawest-2004
Board of the 21st EAROPH World
Congress and Mayors’ Caucus *Sekarwangi, E. (2008) Hubungan Antara
Executive Committee. Persepsi Terhadap Bahaya Industri
Dan Stres Lingkungan Pada
*Partasari, W. D., Pandia, W. S.,
Masyarakat Yang Bermukim di Area
Suwartono, Ch. Widyawati, Y., &
Buffer Zone PT Pupuk Kalimantan
Viktoria, V. (2010) Gambaran
Timur. Skripsi, tidak diterbitkan.
Persepsi risiko Terhadap Bencana
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Pada siswa dan Mahasiswa di
Wilayah DKI Jakarta. Laporan Slovic, P., & Peters, E. (2006) Risk
Penelitian, tidak diterbitkan. Jakarta: Perception and Affect. Current
Universitas Katholik Atmajaya, Direction in Psychological Science, 15
Fakultas Psikologi (6), 322-325.

Peters E., Slovic, P., Hibbard, J. H., Tusler, *Suharjo (2001). Persepsi Masyarakat
M. (2006). Why Worry? Worry, Risk Tentang Malaria Daerah Endemis Di
Perceptions, and Willingness to Act Kabupaten Banjarnegara dan Jepara
to Reduce Medical Error. Health Abstrak Penelitian Kesehatan. Litbang
Psychology, 25(2), 144-152. Departemen Kesehatan. Diunduh
dari: http://grey. litbang.depkes.go.

BULETIN PSIKOLOGI 79
ARINI

id/gdl.php?mod=browse&op=read&i http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/lib
d=jkpkbppk-gdl-res-2002-suharjo- ri2/detail.jsp?id=83689&lokasi=lokal
1091-malaria Wiegman, O., & Gutteling, J. M. (1995).
*Sumampow, N., & Sabri, W. Y. (tanpa Risk Appraisal and Risk Communi-
tahun) Karakteristik Kepribadian cation: Some Empirical Data From the
dan Persepsi risiko Banjir. Laporan Netherlands Reviews. University of
penelitian (Abstrak). Jakarta: Pusat Twente: Lawrence Erlbaum Asso-
krisis Fakultas Psikologi Universitas ciates, Inc.
Indonesia. Weinstein, N. D. (1980). Unrealistic opti-
*Susumnaningrum, L. A. (2010). mism About Future Life Events.
Hubungan Faktor Individu dan pola Journal of Personality And Social
SUH Keluarga dengan Perilaku Psychology, 39, 806-820.
Hidup bersih dan Sehat pada Anak *Widodo, E. (2009). Praktik Wanita Pekerja
usia Sekolah Dasar di Dua SD Kel. Seks (WPS) dalam Pencegahan
Kukusan Kecamatan Beji depok, Penyakit Infeksi Menular Seksual
Jawa Barat Tahun 2006. Abstrak. (IMS) dan HIV/AIDS di Lokalisasi
Jakarta: Universitas Indonesia. http:// Koplak, Kabupaten Grobogan. Jurnal
www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/lib Promosi Kesehatan Indonesia, 4(2), 94-
ri2/detail .jsp?id=96016 102.ejournal.undip.ac.id/index.php/j
*Suwartono, Ch., & Meinarno, E. A. (2009). pki/article/download/2345/2067
Gambaran Persepsi Risiko terhadap Wilson, M. J. W. (2011). Cultural Under-
bencana pada Remaja di Wilayah standing of Risk And Tyranny Of
DKI Jakarta. Laporan Penelitian, tidak The Experts. Oregon Law Review, 90,
diterbitkan. Jakarta: Fakultas Psiko- 115-152.
logi, Universitas Katholik Atmajaya.
*Winarno, H., Suryoputro, A., &
Twig, J. (2007). Characteristics of a disaster Shaluhiyah, Z. (2008). Faktor-Faktor
Resilient Community. A Guidance Yang Berhubungan Dengan Peng-
Note. Benfield UCL Hazard gunaan Jarum Suntik Bergantian
Research Center Website. http:// Diantara Pengguna Napza Suntik di
www.benfieldhrc.org/disaster_studi Kota Semarang Jurnal Promosi
es/projects/communitydrrindicators/ Kesehatan Indonesia, 3 (2), 74-85.
community_drr_indicators_index.ht ejournal.undip.ac.id
m
Yamaguchi, S. (1998). Biased Risk Percep-
*Wardani, R. (tanpa tahun). Pengaruh tion Among Japanese: Illusion Of
Persepsi Kerentanan diri, Persepsi Interdependence Among Risk
Keseriusan penyakit dan Persepsi Companion. Asian Jurnal of Social
manfaat Pencegahan terhdap Psychology, 1, 117-131.
Tindakan Pencegahan Penyakit
Yamori, K. (2007). Disaster Risk Sense in
Periodontal pada Ibu rumah tangga
Japan and Gaming Approach to Risk
di Perkebunan Purbasari PT. Perke-
Communication. International Journal
bunan XIII Pengalengan Kabupaten
of Mass Emergencies and Disasters, 25
Bandung. Thesis (Abstrak). Jakarta:
(2), 101-131.
perpustakaan Universitas Indonesia.

80 BULETIN PSIKOLOGI
PERSEPSI RISIKO DI INDONESIA: ..

*Zakiyah, H. (tanpa tahun) Pengaruh 2Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terima
Pemberitaan Media, Sifat kepriba-
kasih kepada Prof. Dr. A. Supratiknya sebagai
dian, Pengambilan Risiko, dan pembimbing penelitian ini atas masukannya dan
Persepsi Risiko terhadap Niat juga kepada Maria Pudyanti yang telah
berkunjung ke suatu daerah. Abstrak. membantu mengumpulkan data.
Surabaya: Prodi Manajemen dan
Pemasaran Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Airlangga

BULETIN PSIKOLOGI 81

Anda mungkin juga menyukai