Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Administrasi Negara

Oleh Dosen Dr. M. N. B. C. Neolaka, M. Si

Gregorius Ampur (1903010081) Kelas C Semester 1

Dorothea Febronia Lehot (1903010085) Kelas C Semester 1

Maria Oktaviani Vikari (1903010090) Kelas C Semester 1

Mario Ronaldo R.Rangga (1903010091) Kelas C Semester 1

Onesimus Arolan Odu (1903010100) Kelas C Semester 1

Fransiskus Paru (1903010111) Kelas C Semester 1

Redegundis Jelita (1903010113) Kelas C Semester 1

Yohanes V.Maengasi (1903010117) Kelas C Semester 1

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

2019-2020
PEMBAHASAN

SOAL :

1. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan individu sebagai warga negara dan
apa bedanya dengan individualisme!

JAWAB :

Individu sebagai warga negara adalah orang yang memiliki kesadaran


diri,kebebasan pribadi yang tidak dapat dicabut. Kebebasan pribadi berarti bebas
untuk berpikir untuk diri sendiri, bebas mengambil kesimpulan sendiri, bebas
membuat kesimpulan sendiri atau keputusan, tetapi yang paling penting dari semua
yaitu menerima tanggung jawab pribadi untuk hasil keputusan seseorang.
Kenyataan ini menempatkan individu ditengah komunitas sebagai tolok ukur segala
sesuatu oleh karenanya menjadi pusat public proses administrasi. Individu bukan
hanya manusia mereka adalah individu manusia ayang unik.

Setiap orang telah dicipatakan bakat dan kemampuam mental dan fisiknya sendiri,
dalam hal ini tidak ada orang yang terlahir sama, tidak ada dua orang yang serupa
kecuali dalam kasus kembar identik, bahkan kembar identik lahir secara genetis
hidup dan mengalami kehidupan secara terpisah sebagai individu. Setiap orang
dilahirkan dengan pikiran independen, kemampuan mandiri untuk alasan dan
diharapkan untuk tidak nilai dengan emosi dan perasaan tetapi dengan alasan.
Individu membentuk apa yang disebut public, terdiri dari banyak jenis dengan
berbagai ciri kepribadian, nilai-nilai kebutuhan tertentu.

Ada warga Negara, penduduk tetap, orang asing, imigran, pengungsi, pencari suaka
penjahat, pemilih terdaftar, anak dibawa umur, anak sekolah, mahasiswa, orang
miskin, orang kaya, orang cacat, dan masih banyak lagi. Pemerintah dan
administrasi harus melayani masalah dan kebutuhan semua individu. Yang harus
dipahami disini adalah bahwa masing- masing dari mereka adalah individu dengan
masalah kebutuhan dan masalah kebutuhan individu berasal dari sudut pandang
pribadinya dan kebutuhan paling penting didunia.

Sedangkan individualisme menganggap setiap orang sebagai identitas independen


yang berdaulat yang memilki hak yang tidak dapat dicabut untuk hidupnya sendiri,
hak yang berasal dari sifatnya sendiri sebagai rasional diciptakan oleh pencipta ilahi.
Individualism berpandapat bahwa suatu masyarakat atau segala bentuk asosiasi,
kerja sama atau hidup berdampingan secara damai diantara orang-orang hanya
dapat dicapai atas dasar pengakuan hak- hak iindividu dan nilai- nilai moral individu
dan bahwa suatu kelompok atau masyarakat, dengan demikian tidak memilki hak
dan nilai selain hak individu dan nilai- nilai moral anggotanya.

Dasar filosofis dan validasi individualisme adalah fakta bahwa individualism secara
etis, politis dan psikologis adalah tujuan persyaratan untuk kelangsungan hidup
seseorang dalam persaingan dengan individu lain. Individualisme tesirat dalam kode
etik moral yang memegang kehidupan seseorang sebagai standar nilai. Hak –hak
dan nilai individualism juga membawa kewajiban yang bersamaan. Individualisme
adalah tidak melakukan apapun yang diinginkan seseorang terlepas dari hak dan
nilai orang lain.

Contohnya:

 Dalam sebuah kelompok masyarakat si A mengalami kesusahan dalam hal


terkena bencana. Si B adalah tetangga dari si A namun dalam hal ini si B
tidak memilki rasa peduli terhadap hal tersebut sekalipun mereka
bertetangga. Berkaitan dengan pernyataan ini sudah jelas kurangnya rasa
kepekaan sosial dan yang lebih menonjol adalah sikap acu tak acuh
 Ketidakpedulian pada kondisi penumpang wanita atau orangtua yang
seharusnya mendapat tempat prioritas dalam kendaraan umum
 Jauh dari sikap gotong royong contohnya misalnya diadakannya bakti sosial
namun ada sebagian kaum yang tidak ikut berpartisipasi karena adanya
sikap tidak peduli dengan lingkungan sekitar
 Adanya pengkotak-kotakkan dalam sebuah kelompok misalnya hanya
bergaul dengan sesama daerah asal

Contoh sikap individu dalam masyarakat :

 Misalnya ketika sedang berkumpul bersama atau lagi duduk bersama ada
masing- masing individu yang sibuk dengan hpnya masing- masing, maka
disini yang terjadi adalah menjauhkan yang dekat
 Tidak saling bertegur sapa dengan tetangga sekitar padahal rumahnya
berdampingan satu dengan yang lain. Hal ini menimbulkan perilaku anti
sosial terhadap yang berakar dari sikap individu dalam masyarakat
 Tawuran antar pelajar, ugal ugalan di jalan

(JAWABAN DI ATAS KAMI AMBIL BERDASARKAN RUJUKAN HALAMAN 19-22)

2. Jelaskan prinsip-prinsip politik sebagai nilai publik bersama!

JAWAB :

 Prinsip- prinsip politik sebagai nilai politik bersama

Kegiatan politik menunjukan interaksi antara pemerintah dan administrasinya, di satu


sisi, dan publik dan di sisi lain. Selalu ada konflik antara kebutuhan publik yang tak
pernah terpuaskan bersaing untuk sumber daya yang tak terbatas. Kebutuhan public
paling baik dapat diartikulasikan dalam system terbuka secara langsung dan tidak
langsung, partisipasi politik perwakilan langsung untuk membawa pemerintah dan
pemerintahannya sedekat mungkin denfan masyarakat. Sistem ini juga menuntut
akuntabilitas dan tanggung jawab langsung dari perwakilan politik dan jalan publik.
 Partisipasi Langsung Dan Keinginan Rakyat

Partisipasi langsung berarti pemberdayaan politik semua warga Negara dengan cara
yang memungkinkan mereka mengartikulasikan kehendak dan kebutuhan mereka
secara langsung kepada perwakilan politik dan administrator politik. Hal ini menuntut
pemisahan seluruh unit kecil dari sub unit untuk representasi dalam batas nasional,
provinsi dan kota yang tertinggi, wilayah geografis dan lingkungan-lingkungan.
Sistem makro-organisasional harus dibangun sedemikian rupa, bersama dengan
demarkasi batas-batas, untuk menciptakan unit-unit masyarakat guna
mengartikulasikan kebutuhan mereka kepada wakil-wakil politik. Hal ini juga
membutuhkan konsultasi tetap dan tanggapan terhadap unit-unit tersebut oleh
perwakilan politik dan birokrasi, serta akses langsung oleh masyarakat dan
individualis untuk informasi mengenai mereka. Prinsip ini berarti mematuhi kehendak
mayoritas rakyat, tanpa melepaskan hak-hak kaum minoritas.

Contoh : Partisipasi langsung berupa partisipasi masyarakat dengan menggunakan


haknya dalam menyampaikan pendapat pada proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan masyarakat seperti pada pemilihanumum. Secara tidak
langsung, kita telah menggunakan prinsip ini untuk memenuhi keinginan rakyat
dengan berharap kepada pilihan perwalian politik di “singgasana kekuasaan” nanti.

 Peran Serta Melalui Perwakilan

Karena proses industrialisasi dan globalisasi yang terjadi bersamaan menghasilkan


pembentukan daerah perkotaan yang besar dan negara-negara nasional-demokrasi
partisipatif klasik langsung dari beberapa abad yang lalu bukanlah suatu proposisi
praktis saat ini. Perwakilan melalui politisi yang dipilih telah menggantikan partisipasi
langsung oleh public. Untuk mempermudah interaksi antara perwakilan dan
masyarakat, wilayah geografis dan lingkungan harus dirancang untuk pemilihan
umum dan tujuan representasi. Organisasi masyarakat kemudian dapat diatur dalam
batas-batas wilayah geografis ini. Tanggapan terhadap masyarakat setempat
kemudian akan menyederhanakan proses interaksi untuk partisipasi langsung oleh
politik yang terpilih
Contoh : Adanya peran partai politik dalam suatu penyelenggaraan pemilihan yang
aspiratif dan demokratis. Dimana telah menggantikan partisipasi langsung oleh
public. Peran partai politik dalam sistem perpolitikan nasional merupakan wadah
seleksi kepemimpinan nasional dan daerah. Pengalaman dalam rangkaian
penyelenggaraan seleksi kepemimpinan nasional dan daerah melalui pemilu
membuktikan keberhasilan partai politik sebagai pilar demokrasi.

 Tanggung jawab dan akuntabilitas perwakilan politik

Prinsip penting demokrasi perwakilan adalah tanggung jawab dan akuntabilitas para
politisi yang terpilih terhadap masyarakat, alih-alih mengarahkan partisipasi semua
warga dalam proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Perwakilan
pemerintah menyiratkan suatu divisi politik dari pekerjaan dimana politik adalah
hasrat semua orang yang besar untuk menentukan proses pengambilan keputusan.
Ini adalah gagasan akuntabilitas politik wakil melalui pemilihan umum yang bebas
dan periodik dan sistem yang memastikan bahwa wakil-wakil politik mengatur
kepentingan rakyat bukan kepentingan kelompok lain. Dengan demikian, perwakilan
pemerintah bergantung pada pembagian kerja antarwakil politik dan warga dan pada
aksesibilitas dan akuntabilitas dari yang terakhir.

Contoh : Para pelaku politik yang terpilih harus menyadari bahwa dirinya dapat
menjadi seorang “pemegang kursi kehormatan” karena adanya dukungan rakyat
yang secara impresif harus menggunakan kekuasaannya sebesar-besarnya untuk
rakyat. Disisi lain, rakyat sebagai pendukung pelaku politik tersebut harus juga
mempertanggungjawabkan pilihannya dengan terus mengkritik para pejabat yang
tidak menepati janjinya. Misal ketika kampanye seorang calon pelaku politik dalam
hal ini seorang pejabat berjanji akan membangun transportasi umum yang
berkualitas, memadai, dan nyaman bagi para pengguna namun ketika sudah terpilih
dia malah “lari” dari tanggung jawab itu. Hal ini dapat dipersoalkan mengingat bahwa
para pejabat merupakan wakil rakyat yang bisa ditanya kapasitas dan akuntabilitas
dari pejabat tersebut apakah sesuai dengan apa yang ia ucapkan atau tidak.
 Pemerintah dekat dengan rakyat

Kedua prinsip sebelumnya menggambarkan perlunya membawa pemerintah


sedekat mungkin dengan rakyat. Ini berarti membatasi unit-unit geo-politik sekecil
mungkin, masing-masing dengan politik tersendirinya dan struktur perwakilan untuk
membawa pemerintah sedekat mungkin dengan rakyat. Oleh karena itu, sebuah
negara harus dibagi lagi menjadi hierarki regional (provinsi), metropolitan,
kotamadya, kabupaten, dan area komunitas lokal. Prinsip ini juga berarti
desentralisasi layanan publik pribadi sampai ke unit lokal terkecil mungkin.

Contoh : Presiden Joko Widodo yang selalu dekat dengan rakyat, terbuka dengan
rakyat, dan mendengar keluh kesah dari rakyat mengenai apa saja yang masih
kurang atau belum maksimal dalam berbagai aspek di segala bidang dalam bangsa
Indonesia ini. Beliau juga sering turun ke jalan untuk melihat langsung jalannya roda
perekonomian di Indonesia saat ini. Hal ini juga membuat public merasa bahwa
pemerintah dalam hal ini Presiden sangat dekat dengan rakyat dan hal ini tentu saja
cukup bagus dalam prinsip politik yang berfungsi sebagai nilai bersama

 Pendekatan sistem terbuka

Untuk mematuhi prinsip-prinsip demokrasi, seseorang membutuhkan sistem


pemerintahan yang terbuka. Ini berarti sebuah sistem yang selalu harmonis dan
seimbang dengan lingkungannya, sebuah sistem yang diarahkan untuk
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan, dan menghormati nilai-nilai umum,
masyarakat. Sistem yang terbuka berupaya untuk efisiensi dan efektivitas eksternal;
dengan kata lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal daripada
hanya berkonsentrasi pada efisiensi internal dan efektivitas administrasi demi
mengabadikan kehidupan dari organisasi untuk keuntungan pribadi dari petugas
politik dan administrator politik.

(JAWABAN DI ATAS KAMI AMBIL BERDASARKAN RUJUKAN HALAMAN 105-107)


3. Jelaskan prinsip-prinsip sosial yang berfungsi sebagai nilai publik bersama!

JAWAB :

 Non-rasialisme dan non-seksisme

Dalam kehidupan masyarakat yang sangat beraneka ragam ini, adanya komponen
non-rasialisme sangat penting dilakukan mengingat maraknya bentuk rasialisme
pada individu/kelompok tertentu akhir-akhir ini. Adanya non-rasialisme menciptakan
suatu ikatan kebersamaan dalam menghadapi tantangan bangsa di masa yang akan
datang. Kita ambil contoh di bangsa Indonesia bisa dibilang bentuk
rasisme/rasialisme masih cukup “menjamur”. Hal ini tentu saja hanya akan
memperburuk budaya persatuan dan kesatuan yang sudah diamanatkan oleh para
pendahulunya. Apalagi di era globalisasi seperti ini jika masih ada pemikiran
rasialisme terhadap dengan membeda-bedakannya hanya karena latar belakang
suku, agama, warna kulit, bahasa, dll akan membuat bangsa Indonesia “semakin
lemah” dalam menghadapi ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Selain itu, ada juga komponen non-seksisme yang tentu saja lebih ditujukan kepada
kaum hawa khususnya. Adanya non-seksisme membuat individu (perempuan)
dipulihkan martabatnya yang telah diinjak-injak, apalagi bentuk seksisme ini telah
banyak dilakukan di hampir seluruh kota/negara di seluruh dunia. Contoh yang
umum sehari-hari dilakukan adalah ketika wanita yang berpakaian terbuka di depan
umum terkadang kita biasa menganggunya hanya untuk kesenangan pribadi. Kita
tidak tahu bahwa hal kecil seperti itu sudah merendahkan martabat para wanita itu
sendiri. Maka dari itu kita sepatutnya menghargai wanita.

Peran pemerintahan yang bagus menuntut kepatuhan yang kuat terhadap prinsip ini,
karena perekonomian, pembangunan setiap negara menuntut keterampilan semua
ras dan wanita. Non-rasialisme dan non-seksisme diperlukan di tempat kerja,
profesi, perdagangan, industri, politik, rekreasi, dan semua kegiatan sosial lainnya.
 Nasionalisme dan solidaritas

Suatu tata kelola pemerintahan yang baik dan benar tentu tidak terlepas dari adanya
nasionalisme dan solidaritas yang kuat di antara masyarakat dalam suatu negara.
Nasionalisme berarti ikatan sekumpulan orang-orang dari keragaman/latar belakang
yang berbeda-beda dengan satu persamaan keyakinan pada suatu negara. Negara
kemudian dilihat sebagai suatu institusi tunggal dengan berbagai sistem yang
bekerja. Hal ini menuntut beberapa nilai dan kebutuhan untuk mengikat sekumpulan
orang-orang tersebut sebagai satu bangsa yang saling mempercayai dan
menghormati. Kuatnya suatu bentuk nasionalisme dan solidaritas penting dalam
administrasi pemerintahan negara karena akan mendapat dukungan dari rakyat
serta proses pembangunan bangsa dapat berjalan lancar. Jika tidak ada kekuatan
mengikat, tidak ada nasionalisme dan tidak ada etos nasional, maka akan terjadi
timbulnya gesekan dan konflik antara berbagai kelompok etnis dalam satu
daerah/bangsa/negara.

Contohnya yakni di Nusa Tenggara Timur terdapat banyak sekali suku-suku yang
mendiami wilayah-wilayah dalam daerah tersebut. Misalkan, suatu waktu suku-suku
tersebut saling bertengkar katakanlah suku flores dan suku timor berkelahi satu
sama lain hanya karena kurangnya nasionalisme dan rasa soildaritas yang
seharusnya ada. Mereka tidak menghormati antar suku yang satu dengan suku yang
lain dimana mereka menganggap berbeda dari bahasa, adat istiadat, kebiasaan, dll.
Padahal dari perbedaan itulah kita harus yakin bahwa itu bisa menjadikan kita kuat
dalam suatu ikatan yang solid, serta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Dari
adanya nasionalisme yang bersama dan solid dapat membangun suatu
pemerintahan yang baik.

 Inklusivitas

Sistem politik yang berlaku jaman sekarang ini merupakan wujud dari adanya non-
rasialisme dan non-seksisme. Dalam suatu demokrasi liberal, kehendak rakyat
adalah yang utama dan tidak ada tempat untuk sistem “asing” dimana kekuatan
politik berada di tangan yang salah. Struktur politik dalam pemerintah harus bersifat
inklusif dimana tidak ada individu atau kelompok yang harus dikecualikan oleh
partisipan dalam struktur politik dan pekerjaan kelembagaan pemerintah. Namun,
prinsip ini justru tidak berlaku bagi struktur sosial dan struktur ekonomi. Padahal
bahwasannya struktur politik, struktur sosial dan ekonomi tergabung menjadi satu
institusi tunggal yang tepat. Suatu organisasi bersifat sosial yang swasta tidak boleh
dipaksa oleh hukum untuk “membuka” keanggotaan organisasi mereka kepada
siapapun.

 Kebanggaan warga negara, tanggung jawab sipil dan kepatuhan warga


negara

Suatu komunitas yang baik harus memiliki prasyarat memiliki kebanggaan pribadi
warga negaranya untuk menjadi suatu keharusan pemerintahan yang baik. Ini dapat
diwujudkan jika setiap individu memiliki martabat dan etos nasional yang sama. Hal
ini didasari oleh kebebasan sosial, politik, dan ekonomi yang penting untuk
menciptakan kebanggaan warga negara. Pendidikan dan pelatihan sangat penting
untuk menciptakan kebanggaan warga negara dan juga wujud rasa bela negara.
Orang yang terdidik dan terlatih memiliki rasa bangga dan martabat terhadap wujud
kepatuhan dan tanggung jawab warga negara. Ini merupakan titik awal bagi mereka
yang merasa kurang atau merasa tidak bisa.

Intinya, ditekankan bahwa semua orang dilahirkan sama dalam status wujud dan
citra Allah , namun memiliki kemampuan/bakat yang berbeda-beda. Perbedaan ini
pada akhirnya hanya akan mengarah kepada struktur hierarki kelas sosial dan
ekonomi yang terbagi-terbagi. Sistem pendidikan dan pelatihan ini harus diberikan
sebagai wujud dari tanggung jawab setiap orang untuk mempertahankan martabat
masing-masing. Pengakuan martabat pribadi nantinya akan menuntut kepatuhan
warga negara “masyarakat” untuk mematuhi secara sah hukum ataupun aturan yang
berlaku.

Contoh : Menjadi sebuah kebanggaan bagi warga negara adalah dengan


mewujudkan tanggung jawab sipil sebagai kepatuhan warga negara. Kita ambil
contoh adanya wujud menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam bangsa
Indonesia dari Sabang-Merauke dalam keanekaragaman yang berbeda-beda. Lalu
juga menumbuhkan sikap jiwa patriotisme yang sudah menjadi identitas dan prinsip
sosial bangsa yakni dengan saling tolong menolong, menjaga kerukunan dan
toleransi antar umat beragama dalam menjalankan ibadahnya masing-masing,
saling menghormati dan menjaga keamanan lingkungan. Dan tidak lupa
menghormati lambang negara dan peraturan perundang-undangan yang dimana
merupakan tanggung jawab setiap warga negara dan wujud integrasi kepatuhan
warga negara yang secara tidak langsung jika terus diamanatkan dan terus
dilakukan maka akan menunjukkan adanya kebanggaan warga negara

Note : Ke-4 prinsip sosial tersebut merupakan suatu nilai publik bersama yang patut
dicontoh dalam zaman sekarang ini.

(JAWABAN DI ATAS KAMI AMBIL BERDASARKAN RUJUKAN HALAMAN 107-109)

DAFTAR HADIR
KELOMPOK 2

UAS ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Senin, 09 Desember 2019

N
NAMA NIM TANDA TANGAN
O
1 Gregorius Ampur 1903010081 1.

2 Dorothea Febronia Lehot 1903010085 2.


3 Maria Oktaviani Vikari 1903010090 3.

4 Mario Ronaldo R.Rangga 1903010091 4.


5 Onesimus Arolan Odu 1903010100 5..

6 Fransiskus Paru 1903010111 6.


7 Redegundis Jelita 1903010113 7.

8 Yohanes V.Maengasi 1903010117 8.

Anda mungkin juga menyukai