Anda di halaman 1dari 5

Keterlibatan Warga Negara (Civic Engagement)

Kelompok 6:

1. 202050257 Marcellius Prastheo


2. 202050259 Valencia
3. 202050260 Hana Nur Afifah
4. 202050262 Annesya Nurul Fitriani

A. KETERLIBATAN WARGA NEGARA (CIVIC ENGAGEMENT)

Keterlibatan warga negara atau keterlibatan sipil merupakan suatu kondisi atau norma dimana warga
negara secara individual ataupun kolektif berpartisipasi aktif di kehidupan bermasyarakat berdasarkan
keterampilan, keahlian, pengetahuan, yang berkombinasi dengan nilai-nilai, motivasi dan komitmen
untuk melakukan perubahan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Center for Information & Research on Civic Learning &
Engagement di Tufts University, mengkategorikan keterlibatan sipil menjadi tiga kategori: civic atau
sipil, electoral atau elektoral, dan political voice atau suara politik.

 Keterlibatan warga negara dalam kategori civic atau sipil bisa diukur dengan hal berikut :
o Pemecahan masalah komunitas
o Menjadi sukarelawan reguler untuk organisasi non-pemilu
o Keanggotaan aktif dalam grup atau asosiasi
o Partisipasi dalam kegiatan penggalangan dana
o Mencalonkan diri untuk jabatan politik
o Non-partisipasi simbolis
 Keterlibatan warga negara dalam kategori electoral atau elektoral bisa diukur dengan hal berikut :
o Pemungutan suara reguler
o Membujuk orang lain untuk memilih
o Menampilkan kancing, tanda, stiker
o Kontribusi kampanye
o Menjadi sukarelawan untuk kandidat atau organisasi politik
o Mendaftarkan pemilih
 Keterlibatan warga negara dalam kategori political voice atau suara politik bisa diukur dengan hal
berikut :
o Menghubungi pejabat
o Menghubungi media cetak
o Menghubungi media penyiaran
o Memprotes
o Petisi email
o Petisi dan penelusuran tertulis
o Memboikot

Keterlibatan warga negara dapat terjadi dalam berbagai bentuk — dari kesukarelaan individu,
upaya keterlibatan komunitas, keterlibatan organisasi, dan pekerjaan pemerintah seperti partisipasi
pemilu. Bentuk dari keterlibatan warga negara dapat dibedakan menjadi delapan bentuk, yaitu :
1. Layanan Langsung
Memberikan waktu dan energi pribadi untuk memenuhi kebutuhan komunitas yang mendesak.

2. Riset Komunitas
Menjelajahi komunitas untuk mempelajari asetnya dan bagaimana hal itu dipengaruhi oleh masalah
sosial saat ini

3. Advokasi dan pendidikan


Menggunakan berbagai cara persuasi untuk meyakinkan pemerintah atau perusahaan membuat
keputusan yang akan menguntungkan masyarakat

4. Pengembangan kapasitas
Bekerja dengan beragam konstituen dalam komunitas, membangun aset yang ada, untuk memecahkan
masalah dan menjadikannya tempat yang lebih baik

5. Keterlibatan politik
Berpartisipasi dalam proses pemerintahan, seperti pemungutan suara dan kampanye

6. Tanggung jawab sosial, perilaku pribadi dan profesional


Mempertahankan rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain saat membuat keputusan
pribadi atau profesional

7. Pemberian filantropis
Menyumbangkan dana atau barang-barang yang dibutuhkan, mengatur atau berpartisipasi dalam acara
penggalangan dana.

8. Partisipasi dalam asosiasi


Berpartisipasi dalam organisasi komunitas yang mengembangkan jejaring sosial yang memberikan
landasan bagi upaya pembangunan komunitas

B. MENDIDIK MURID TANGGUNG JAWAB PERSONAL

Tanggung jawab personal


Tanggung jawab personal Tanggung jawab personal merupakan seseorang tersebut memilih untuk
bertindak atau berbicara atau mengambil posisi tertentu. Untuk itulah dia harus bertanggung jawab. Jika
seseorang memilih untuk menjadi orang berkuasa maka ia memiliki tanggung jawab untuk berada diposisi
tersebut.

Contoh tanggung jawab personal seperti


Kita sebagai mahasiswa yang harusnya memiliki tanggung jawab untuk mencari ilmu tetapi hanya
bermain main saja sampai sampai nilainya hancur oleh karena itu ia harus bertanggung jawab atas dirinya
sendiri dengan memperbaiki nilainya yang tidak bagus menjadi lebih baik juga agar dapat
memperbanyak generasi bangsa yang berkualitas

C. MENDIDIK MURID TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Menurut salah satu penulis di repository UNPAD,


Penanaman sikap tanggung jawab sosial sangatlah penting dalam mengembangkan nilai moral yang
diharapkan oleh bangsa indonesia. Karena peserta didik yang terbiasa bertanggung jawab pada
lingkungan sosial, dimasa yang akan datang diharapkan dapat bergaul, berkomitmen terhadap janji,
memenuhi kewajiban yang dimiliki, taat terhadap peraturan, menghormati nilai dan norma sosial, aktif
dalam kegiatan sosial, dan tidak terbawa dalam beberapa kasus pidana maupun perdata yang merugikan
dirinya maupun lingkungan sosial sekelilingnya.

Kegiatan pelayanan masyarakat oleh siswa merupakan bagian integral dari kurikulum
pendidikan di sekolah. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menanamkan kesadaran kepada
para siswa bahwa mereka adalah bagian dari masyrakat, bagian dari lingkungan, dan karena
itu mereka ikut bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Hal itu perlu dilakukan agar
dalam diri siswa timbul suatu kepedulian sosial.

Kepedulian sosial merupakan bagian dari tanggung jawab sosial. Wikipedia mendefinisikan
tanggung jawab sosial (social responsibility) sebagai suatu teori atau ideologi etis yang
menekankan bahwa suatu entitas, baik itu individu maupun organisasi mempunyai kewajiban
untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas. Tanggung jawab
social merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk menata
(maintain) keseimbangan antara ekonomi dan ekosistem.

Tanggung jawab sosial bersifat multidimensional, dalam arti bahwa tanggung jawab tidak sekedar
menghormati orang lain; tanggung jawab berarti mengalami, juga menghargai kesaling-tergantungan dan
terhubungan dengan orang lain dan lingkungan (Berman, 1993).

Sebagai makhluk individu sekaligus sosial, manusia sejak dini perlu dibiasakan untuk
bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya (orang-orang dan alam sekitarnya).
Untuk itu, di sekolah, siswa secara sistematis dan terencana dikondisikan dan dibiasakan agar
dirinya sadar akan dirinya dan konsekuensi dari tindakan dan tutur-katanya. Karena itu, maka
tanggung jawab sosial siswa dapat diartikan sebagai tanggung jawab tiap siswa atas tindakan-
tindakan yang diambilnya. Hal itu secara moral melekat pada setiap individu agar dia
bertindak sedemikian rupa agar orang lain tidak terkena dampak (buruk) dari tindakannya.

Salah satu bentuk tanggung jawab sosial pada murid adalah service learning atau community work.

Manfaat dari service learning bagi siswa adalah

pertama, untuk memperkuat keterampilan kepemimpinan pada diri siswa. Memiliki kesempatan untuk
benar-benar merencanakan dan melaksanakan sebuah proyek yang melibatkan orang-orang lainnya
dari sekolah merupakan salah satu cara terbaik untuk berlatih keterampilan kepemimpinan dalam diri
siswa.

Kedua, menyapa kebutuhan riil masyarakat. Siswa perlu disadarkan bahwa komunitas mereka
membutuhkan mereka. Dengan melakukan suatu tindakan kecil, mereka telah membantu memulai
langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat sekolah dan masyarakat di sekitarnya menjadi tempat
yang lebih baik untuk semua orang.

Ketiga, menumbuhkan rasa berguna di dalam diri para siswa. Dengan melakukan sesuatu bagi
masyarakat sekitarnya, dalam diri para siswa akan tumbuh rasa bangga dan mereka akan melihat diri dan
kehadirannya berguna bagi orang lain.

Keempat, menjalain persahabatan dengan orang-orang baru. Dengan melakukan sesuatu bagi dan
bersama orang lain, terbuka kesempatan bagi siswa untuk mengenal orang-orang baru dan menjalin
persaabatan dengan mereka.

Kelima, untuk menemukan minat karir di masa depan. Dengan dibiasakan untuk melakukan keiatan
pelayanan masyarakat, siswa dikondisikan untuk menemukan minat atau kesempatan karir yang cocok
buat mereka sendiri. Sebab dengan melakukan service learning siswa mengenal berbagai jenis
pekerjaan dan mereka bisa menentukan jenis pekerjaan yang bisa mereka nikmati. Itu bisa membantu
mereka untuk menentukan pilihan pendidikan dan karir di kemudian hari.

Keenam, meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat. Kondisis riil kita sekarang adalah
maraknya tawuran siswa. Dengan mengkondisikan siswa untuk terlibat dalam usaha menjawab kebutuhan
riil komunitas di sekitarnya, masyarakat dan sekolah akan saling menjalin hubungan yang baik dan
positif.

Ketujuh, mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Service learning merupakan


kesempatan yang sangat baik untuk membuat proses belajar lebih bermakna bagi siswa.

Menurut Maksimus Adil dalam makalahnya tentang tanggung jawab social siswa saat mengajar di Jakarta
Nanyang School,

Banyaknya tindakan destruktif yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa saat ini seringkali disebabkan
oleh rendahanya kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam diri siswa. Aspek pelayanan kepada
masyarakat dalam tridarma perguruan tinggi seringkali hanya dimaknai sebagai mendedikasikan hasil
penelitian oleh dosen dan mahasiswa bagi masyarakat. Padahal ada sangat banyak peluang yang bisa
diciptakan agar pelajar dan mahasiswa bisa mengabdi kepada masyarakat dan melakukan sesuatu yang
berguna bagi lingkungannya. Sudah saatnya agar setiap sekolah mulai dari level TK hingga perguruan
tinggi memberi ruang bagi terlaksananya service learning oleh siswa dan mahasiswanya. Dengan itu,
potensi destruktif dalam diri pelajar dan mahasiswa tersalurkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif.
Itulah wujud tanggung jawab sosial siswa, yakni ketika mereka dapat membuat diri mereka berguna bagi
diri mereka sendiri, alamamaternya serta masyarakat luas di sekitarnya.
D. PENUTUP

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus dibekali ilmu pengetahuan, wawasan serta mempunyai
sikap prilaku cinta terhadap bangsa dan negara.

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang menerapkan nilai-nilai Pancasila, terdapat dalam Perpres No
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Meliputi (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4)
Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat
kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta
damai, (15) Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli sosial dan (18) Tanggung jawab. Nilai
karakter peduli lingkungan berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam sekitarnya, selain itu mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.

Saya ambil contoh keterlibatan mahasiswa sebagai warga negara yang cinta tanah air, Sudah seharusnya
mahasiswa berfikir untuk mengembalikan dan mengubah kondisi negara kita ini menjadi negara ideal dan
mampu bersaing. Perubahan sangat diperlukan untuk tercapainya keidealismean di dunia ini, namun,
dengan tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
sopan, ramah, bermoral dan memiliki akhlak yang mulia. Mahasiswa tidak boleh acuh terhadap
perkembangan dinamika kepemerintahan yang sedang berjalan. Kesalahan-kesalahan atas kebijakan yang
dilakukan penguasa harus dikritik. Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas dan tidak diam begitu
saja ketika masyarakatnya bergeming. Mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam memperjuangkan
aspirasi masyarakat.

“Berikan aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh
pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”
 
Kutipan dari Bung Karno tersebut mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Sejak dulu, kehadiran
pemuda memang dianggap dapat membawa perubahan, termasuk peran pemuda dalam pergantian
pemerintah orde baru ke reformasi.

Kita ambil contoh kasus yang paling populer dan paling melekat dalam ingatan kita, apalagi kalau bukan
peristiwa Reformasi 1998, ketika mahasiswa secara serentak bergerak dan berhasil menumbangkan
sebuah era kepemimpinan dan melahirkan harapan-harapan baru. Pada 12 Mei 1998 terjadi demonstrasi
besar-besaran yang dilakukan para mahasiswa di depan Universitas Trisakti, Jakarta. Perisitiwa ini
memakan enam korban jiwa dari kalangan mahasiswa akibat tembakan aparat keamanan.

Itu hanya contoh besarnya, tidak harus dengan ikut berdemokrasi besar-besar an ke jalan untuk terlibat
dalam kewarganegaraan, contoh kecil yang paling mudah dilakukan hanya sekedar mahasiswa dapat
dengan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan/diselenggarakan oleh kampus. Apalagi yang
berhubungan dengan kecintaan terhapat lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai