Anda di halaman 1dari 29

PETUNJUK PRATIKUM

MIKROBIOLOGI KEBIDANAN

Dosen Pengampu :
Eliya Mursyida, M.Si

NAMA : RANUM PUTRI ARDIAN KUMALA


NIM :2015201025

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT .Atas rahmat dan karunianya ,penulis
dapat menyelesaikan laporan pratikum tepat waktu yang berjudul “ PENGENALAN
ALAT –ALAT LABORATURIUM MIKROBIOLOGI” Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT yang telat memberikan
kesehatan dan karunianya dan terima kasih penulis ucapkan kepada Orangtua penulis
yang telah mendukung dan mendoakan penulis,penulis akan semaksimal mungkin
mempersembahkan yang terbaik.
Penulis sangat menyadari dalam penulisan laporan pratikum ini masih banyak
kesalahan yang dibuat oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang terbaik.semoga yang penulis bermanfaat untuk banyak orang .

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
Pengenalan Alat-Alat Laboraturium Mikrobiologi ................................................... 1
Metodologi Praktikum ............................................................................................... 7
Hasil ........................................................................................................................... 14
Kesimpulan ................................................................................................................ 24
Daftar Pustaka............................................................................................................ 25

ii
Pengenalan Alat-Alat Laboraturium Mikrobiologi

Tujuan: Untuk mengetahui nama-nama alat laboraturium dan kegunaan alat


Laboraturium

Teori Praktikum : Mikrobiologi

1. Mikroskop Cahaya
Salah satu alat yang digunakan untuk melihat sel mikroba yang tidak dapat terlihat
oleh mata telanjang adalah mikroskop .

Bagian – Bagian Mikroskop


a. LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif.
b. LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa
ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di
atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
c. TABUNG Mikroskop (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus
dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
d. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk
menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan Mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih
kecil daripada makrometer.
f. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
g. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung
karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
i. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j. MEJA Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di
amati.
k. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi
objek agar tidak mudah bergeser.
l. LENGAN Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
m. KAKI Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau
tegaknya mikroskop LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata

1
pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lensa objektif.
o. LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa
ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di
atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
p. TABUNG Mikroskop (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus
dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
q. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk
menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
r. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan Mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih
kecil daripada makrometer.
s. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
t. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung
karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
u. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
v. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
w. MEJA Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di
amati.
x. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi
objek agar tidak mudah bergeser.
y. LENGAN Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
z. KAKI Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

2. AutoClave
Diagram Autoclaf vertical:
a. Tombol pengaturan waktu mundur (timer)
b. Katup pengeluar uap
c. Pengukur tekanan
d. Kelep pengamanan
e. Tombol on-off
f. Termometer
g. Lempeng sumber panas
h. Aquadest (dH2O)
i. Sekrup pengaman
j. Batas penambahan air
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi . sterlisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk
suhu 121oC.

2
3. Inkubator
Inkubator laboratorium merukan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau
menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri pada suatu kondisi. Terdapat
beberapa kondisi yang diatur di dalamnya seperti kelembapan, suhu udara, dan
berbagai hal lainnya yang dapat memberikan pengaruh terdapat pertumbuhan
mikroorganisme. Tentunya hal inilah yang membuat benda ini wajib dimiliki oleh
setiap laboratorium. Serta apalagi jika mereka mengkhususkan diri dalam meneliti
sebuah mikroorganisme seperti bakteri. Sebab terdapat beberapa jenis bakteri yang
dapat menguntungkan manusia, karena bakteri terbagi dalam 2 macam yaitu bakteri
baik dan tidak baik.

4. Hot plate stirrer dan Stirre bar


Hot Plate Magnetic Stirrer adalah merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain yang bertujuan
untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan pengaduk batang magnet
(stir bar). Pelat (plate) yang terdapat dalam peralatan dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi. Stirre bar atau magnet pengaduk yang
dimasukkan dalam wadah gelas ukur yang berisi larutan kimia tidak akan bereaksi
dengan larutan apapun pada saat proses pencampuran berjalan, karena stir bar atau
magnet pengaduk dibungkus dengan materi khusus seperti teflon.

5. Colony Counter
Colony Counter merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah microba
pada cawan petri atau media lainnya dengan menggunakan sinar dan luv. Aplikasi
colony counter yang umum biasanya digunakan untuk pengujian Ames, uji mutasi
bakteri, dan koloni bakteri E. coli. dll. Menghitung koloni dengan mata tanpa
bantuan adalah tugas yang lamban, membosankan, dan merusak
pandangan. Penghitung koloni IUL memudahkan dan mempercepat proses ini
dengan penggunaan lampu LED dan luv yang berkualitas tinggi. User dapat
menandai koloni yang terdeteksi dengan penanda khusus, sedangkan tampilan
digital akan meningkatkan jumlah total. Pointer yang bisa langsung menghubungi
koloni juga tersedia.Jenis colony counter ada yang otomatis dan semi otomatis,
untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan secara otomatis
oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan
dengan cara menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara
otomatis.

6. Biology Safety Cabinet (Laminar Air Flow)


Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/
penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam
pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu
botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air
Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja
sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh
kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian

3
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.Laminar Air Flow
(LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara eseptis.

7. Mikropipet dan Tip


Fungsi mikropipet sebenarnya memiliki fungsi yang sama seperti pipet biasa. Fungsi
dari mikropipet ini adalah memindahkan larutan atau cairan pada satu tempat ke
tempat lainnya. Pipet biasa pada dasarnya digunakan pada volume terkecil dari 1
mili liter, sedangkan mikropipet ini biasanya digunakan pada volume dibawah 1 mili
liter.

8. Cawan petri(Petri Dist)


Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan
terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri
selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya.

9. Pipet ukur
Pipet ukur adalah salah satu alat yang digunakan di berbagai macam laboratorium.
Alat ini termasuk ke dalam alat gelas. Cara penggunaan pipet ukur harus dengan
cara yang benar agar aman. Salah satu fungsi penting ialah Untuk mengambil
larutan dengan ukuran tertentu. Ukuran dari pipet ukur ini bermacam-macam dari
ukuran 1 ml, 2 ml, 5ml, 10 ml dan seterusnya.

10. Pipet Tetes


Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau
kaca dengan ujung bawahnya agak meruncing dengan ujung atasnya ditutupi karet.
Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil, saat melakukan
percobaan reaksi kimia di laboratorium, bahan yang kita perlukan jumlahnya
tidaklah terlalu besar sehingga tidak bisa diukur dengn alat ukur yang berskala.
Untuk keperluan itu maka digunakan pipet tetes. Pipet tetes ini hanya bisa
digunakan untuk bahan yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang harus di
ukur menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di
larutkan.

11. Tabung Reaksi


Tabung reaksi, adalah peralatan gelas yang umum ada di laboratorium berbentuk
tabung sebesar kira-kira jari tangan manusia dewasa, terbuat dari kaca atau plastik,
terbuka di bagian atasnya, biasanya alasnya berbentuk huruf-U.

12. Labu Erlemeyer


Labu Erlenmeyer adalah salah satu perangkat dari uji laboratorium berbentuk
seperti botol.

4
13. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk
mengukur volume cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis
penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur.

14. Batang L
Batang L atau disebut juga dengan Spreader adalah alat laboratorium biologi
yang digunakan untuk menyebarkan suatu zat cair agar bakteri yang
tersuspensi di dalam zat cair tersebut menyebar secara merata di atas media
yang digunakan.

15. Mortar and pestle


Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu bahan
atau sample seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain, untuk tujuan isolasi
DNA, RNA, atau protein. Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan pestle adalah
bagian batang yang dipegang. Lama penggerusan sangat tergantung jenis bahan,
kekuatan penggerus, dan keahlian menggunakan alat tersebut.

16. Beacker glass


Beacker glass adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk,
mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium

17. Bunsen
Pembakar Bunsen, dinamai dari Robert Bunsen, adalah sebuah peralatan
laboratorium umum yang menghasilkan nyala api gas tunggal yang terbuka, yang
digunakan untuk pemanasaan, sterilisasi, dan pembakaran

18. Tabung durham


Tabung Durham merupakan alat yang digunakan di dunia mikrobiologi untuk
mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme

19. Jarum inokolum


Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan
ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas
20. Pinset
Pinset adalah alat yang digunakan untuk memindahkan/mengambil antibiotik.

21. pH Indikator Universal


Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14
untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan.

22. Push ball


Digunakan untuk menyedot larutan

5
23. Oven
Oven Laboratorium adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan
ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan
gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik.

24. Kulkas
Kulkas adalah alat untuk menyimpan sediaan

25. Spatula
Spatula adalah alat alat untuk mengambil media

26. Timbangan digital


Timbangan digital adalah alat untuk menimbang median seperti media sim,msa ,dll

27. Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter.

28. Botol semprot


Botol semprot lab berfungsi sebagai tempat peyimpanan aquadest dan biasanya juga
digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan kimia yang tidak larut
dalam air.

29. Objekglass
Sebagai tempat sediaan

30. Deckglass
Sebagai penutup objek glass

31. Corong
Fungsi Corong
Seperti dijelaskan sebelumnya, corong mempunyai fungsi yang berbeda untuk setiap
jenisnya. Hanya saja, secara garis besar fungsinya sama, yaitu memindahkan cairan
dari satu tempat ke tempat lain serta sebagai tempat untuk proses ekstraksi. Berikut
lebih lengkapnya fungsi corong tersebut:
a. Alat untuk memindahkan atau memasukkan cairan atau larutan dari satu
tempat ke tempat yang lain yang mempunyai mulut kecil, seperti botol, labu
ukur, atau buret.
b. Alat untuk membantu dalam proses penyaringan suatu larutan, dengan
terlebih dahulu melapisi bagian atasnya dengan kertas saring.
c. Dan alat untuk membantu dalam proses ekstraksi suatu larutan hingga dua
cairan dapat terpisah hanya dalam satu alat.

6
Metodologi Praktikum
- Alat Dan Bahan
1. Mikroskop
2. Autoklaf
3. Inkubator
4. Hotplate dan Stirerr Bar
5. Colony Counter
6. Laminar Air Flow
7. Mikropipet dan Tip
8. Cawan petri(Petri Dist)
9. Pipet ukur
10. Pipet Tetes
11. Tabung Reaksi
12. Labu Erlemeyer
13. Gelas Ukur
14. Batang L
15. Mortar and pestle
16. Beacker glass
17. Bunsen
18. Tabung durham
19. Jarum inokolum
20. Pinset
21. pH Indikator Universal
22. Push ball
23. Oven
24. Kulkas
25. Spatula
26. Timbangan digital
27. Jangka Sorong
28. Botol semprot
29. Objekglass
30. Deckglass
31. Corong

Bahan:
 Media agar , cawan petri, spritus ,alkohol 70% ,bahan desinfeksi ,tisu dan kapas

- Cara Kerja

1. Mikroskop Cahaya
Cara Penggunaan:
 Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.
 Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada
pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada
revolver.

7
 Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
 Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit
dengan penjepit objek/benda.
 Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah
pemutar halus.
 Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa objektif dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara
meutar revolver hingga bunyi klik.
 Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempatnya kembali.

2. Autoklaf
Cara Penggunaan:
 Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf .jika
air kurang dari batas yang ditentukan ,maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut.gunakan air hasil destilasi,untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat
 Masukkan peralatan dan bahan . jika mensterilisasi botol bertutup ulir,maka
tutup harus dikendorkan.
 Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoklaf.klep pengamanan jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
 Nyalakan autoklaf,diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC
 Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.kemudian klep pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.penghitungan waktu 15`
dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
 Jika alarm tanda selesai berbunyi ,maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan ( jarum pada
preisure gauge menunjuk ke angka nol).kemudian klep-klep pengamatan
dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

3. Inkubator
Cara Pengunaan:
 Nyalakan alat
 Sesuaikan suhu di dalam inkubator bersama dengan menekan tombol set.
Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan atas tombol
set sampai raih suhu yang di inginkan.
 Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator
akan mengatur setingan suhu secara otomatis sehabis beberapa menit.
 Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan diinkubasikan, letakan
di dalam rak yang terdapat di dalam inkubator tersebut.

8
 Kemudian masukkan tempat pembiakan berisi mikroorganisme (sampel
kultur) yang akan berkenan di inkubasi. Jika menggunakan cawan petri,
maka bungkus bersama dengan kertas khususnya dahulu.

4. Hot plate stirrer dan Stirre bar


Cara Penggunaan :
 Hubungkan alat dengan arus listrik.
 Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass dan masukkan
juga magnetic stirer ke dalamnya.
 Lalu letakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.
 Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
 Putar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.
 Biarkan sampai bahan mendidih.
 Setelah mendidih putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka
nol.
 Angkat beaker glass menggunakan hot hands.

5. Colony Counter
Cara Pengunaan:
 Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
 Nyalakan alat dengan menekan tombol 'ON'.
 Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka '0'.
 Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas
meja yang dilengkapi dengan skala.
 Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala.

6. Biological safety cabinet (BSC)


Cara Penggunaan :
 Hidupkan lampu uv selama 2 jam selanjutnya matikkan segera sebelum
mulai bekerja
 Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
 Nyalakan lampu neeon dan blower
 Biarkan selama 5 menit
 Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70%
 Usap permukaan interior BSC dengan alkkohol 70% atau desifektan yang
cocok dan biarkan menguap
 Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan , jangan terlalu
penuh(overload) karena memperbesar resiko kontaminan
 Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan BSC sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar benar steril
 Jangan menggunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar gas
 Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh
aktivitas kerja

9
 Setelah selesai bekerja ,biarkan 2-3menit supaya kontaminan tidak keluar
dari BSC
 Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% dan biarkan menguap
lalu tangan dibasuh dengan disinfektan
 Matikkan lampu neon dan blower

7. Mikropipet dan Tip


Cara Penggunaan :
 Sebelum digunakan trumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
 Masukkan tip bersih kedalam nozzle/ujung mikropipet.
 Tekan trumb knob sampai hambatan pertama/ first stop,jangan ditekan lebih
kedalam lagi
 Masukkan tip kedalam cairan sedalaam 3-4mm.
 Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari thumb
knob ,maka cairan akan masuk ke tip kedalam cairan akan masuk kedalam
tip.
 Pindahkan ujung tip ketempat penampungan yang diinginkan.
 Tekan tumb knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekanan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip
 Jika ingin melepas tip putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan maka
tip akan terdorong keluar dengan sendirinya,atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

8. Cawan Petri(petri dish)


Cara penggunaan:
 Sebelum digunakan, penting untuk memastikan cawan petri dalam kondisi
bersih dan bebas dari spesi lainnya yang dapat mengganggu perkembangan
mikroorganisme.
 Setelah cawan petri dalam kondisi bersih dan steril, selanjutnya kita
masukkan media. Misalkan akan mengamati pertumbuhan bakteri, maka
media agar kita isikan ke dalam cawan petri.
 Media agar ini mengandung nutrisi, garam, indikator, dan antiobiotik untuk
membantu mikroorganisme tumbuh dan berkembang. Langkah selanjutnya
adalah menyimpan cawan petri ke dalam refrigrafor.
 Kemudian, kita ambil sampel dari mikroorganisme yang akan diamati dan
ditempatkan secara perlahan ke dalam media kultur.

9. Pipet ukur (Measuring Pipet)


Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui . Cara
Penggunaan:
 Bawa pipet ukur ke wadah yang sudah disediakan, lalu tekan tuas kebawah
agar cairan bisa keluar. Jika menggunakan pipet filler elektronik,
pasangkan pipet ukur lalu tekan tombol atas untuk mengambil cairan dan
tekan tombol bawah untuk mengeluarkan cairan.

10
10. Pipet tetes(Pasteur Pippete)
Fungsinya sama dengan pipet ukur ,namun volume yang dipindahkan tidak
diketahui. Cara penggunaan:
 Pertama bagian bola karet yang ada diatas pipet tetes dipencet dan tahan
kemudian dimasukkan ke dalam cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet
dipencet lalu lepaskan dan angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah
lain. Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet
kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan, pengambilan cairan ini
sesuai dengan kebutuhan.

11. Tabung reaksi (Reaction Tube/Test tube)


Digunakan untuk uji-uji kimiawi dan menumbuhkan mikroba. Cara Penggunaan :
 Cara pertama dipanaskan terlebih dahulu tabung reaksi tersebut ke dalam
gelas kimia yang sudah diisi air dan kemudian menggunakan kompor /
heater pembakar spiritus untuk proses pemanasan. Cara yang terakhir agar
selalu memegang tabung reaksi dengan menggunakan jepit oleh penjepit
tabung.

12. Labu Erlemeyer (Erlemeyer Flask)


Cara Penggunaan:
 Pada saat mencampur larutan, maka cara menggunakan labu erlenmeyer ini
adalah dengan cara tetap memegang pada leher botol. Dan pencampuran
dilakukan adalah memegang leher botol dengan menggunakan satu tangan,
selanjutnya digoyangkan secara berputar dengan perlahan-lahan sampai
larutan bisa menyatu.

13. Gelas Ukur (Graduated Cylinder)


Cara penggunaan:
 Siapkan larutan dan gelas ukur yang akan
 digunakan.
 Tuangkan larutan yang ingin di ambil ke dalam gelas ukur dengan volume
yang diinginkan. Ingat bahwa pembacaan skala pada gelas ukur
menggunakan prinsip miniskus cekung. Artinya kalian membaca/mengukur
larutan/cairan dengan melihat cekungan pada skala gelas ukur tersebut.
Tepatkan cekungan bagian bawah tersebut dengan skala pada gelas ukur.
 Setelah volume larutan sesuai dengan yang diinginkan, miniskus larutan
telah sesuai dengan skala gelas ukur, selanjutnya tuangkan larutan tersebut
ke dalam wadah yang temen-temen inginkan.

14. Batang L ( L Rod)


Bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri yang
tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Cara Penggunaan:
 Digunakan pada saat menyebarkan supensi dengan merata

11
15. Mortat dan pestle
Digunakan untuk menumbuk atau mengahancurkan materi cuplikan,misalkan
daging,roti,dan lain-lain. Cara pengunaan:
 Bahan pratikum yang akan dihaluskan diletakkan didalam mortar
lalu dihaluskan dengan batang penumbuk

16. Beacker Glass


Alat yang memiliki banyak fungsi di dalam mikrobiologi Untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi ,penampung zat kimia ,
Memanaskan cairan, Media pemanasan cairan. Cara Penggunaan:
 Bersihkan gelas dengan aquadest sebanyak 3 kali
 Kemudian masukkan larutan percobaan.
 Dan simpan gelas diatas kasa asbes diatas kaki tiga untuk melakukan
pembakaran
17. Bunsen(Bunsen Burner)
Cara Penggunaan:
 Bunsen diisi dengan spritus lalu ditutup ,lalu dibakar dengan menggunakan
mancis ,jika sudah selesai api bisa dimatikan dengan menggunakan tutupnya

18. Tabung Durham


Ukurannya sangat kecil berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk
akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Cara Penggunaan:
 Ambil tabung reaksi ,lalu masukkan tabung durham dalam kedaan
tebalek(yang bulat dibawah) lalu masukkan media .jika terjadi gas maka
akan terjadi gelembung.
19. Jarum inokolum(ose)
Berfungsi untuk memindahkan biakan bakterri yang ditanam?ditumbuhkan ke media
baru. Cara Penggunaan:
 Hidupkan api dengan menggunakan mancis
 Lalu ambil ose panaskan agar steril ketika digunakan
 Lalu buat sediaan/mengkir sediaan
 Lalu ose di bakar diatas bunsen tutup api dengan tutup bunsen

20. Pinset
Untuk mengambil benda dengan menjepit pada saat membindahkan antibiotik. Cara
Pengunaan:
 Ambil pinset lalu ambil antibiotik,lalu pindahkan kedalam media yang sudah
ada

21. pH Indikator Universal


Berguna untuk mengukur /Mengetahui pH suatu larutan. Cara Pengunaan:
 Mengambil indikator universal
 Celupkan ke dalam larutan
 Bandingkan dengan skala

12
22. Pipette Filler/Rubber
Untuk mengsihap larutan yang akan dari botol larutan. Cara Penggunaan:
 Kempeskan katub yang bersimbol A (aspirate)
 Sedot larutan keatas dengan menekan bagian S(suction)
 Kemudian tekan katub E untuk mengeluarkan larutan dari pipet ukur.

23. Oven
Cara Penggunaan:
 Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
 Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur
dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
 Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di
drying oven akan berkedip.
 Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan
terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet
ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C.
o Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
o Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
o Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
o Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
 Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali
ke nol
 Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin
didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata
kembali peralatan laboratorium dengan rapi.
 Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.

24. Kulkas
Berguna untuk meletakkan media-media yang sudah dibuat. Cara Penggunaan:
 Media yang sudah selesai dibuat lalu ingin dipakai ,bisa dipakai

25. Spatula
Berguna untuk mengambil media yang mau ditimbang. Cara Pengunaan:
 Ambil media dengan menggunakan spatula ,lalu masukkan media itu
kedalam beacker glass ,setelah selesai cuci spatula dan letakkan ke tempat
yang sudah disediakan

26. Timbangan digital


Cara Pengunaan:
 Gunakan Timbangan Top-Loading jika berat bruto atau presisi rendah yang
diperlukan
 Gunakan Timbangan Top-Loading jika menimbang HaOH pellet atau asam
kuat
 Gunakan Timbangan Top-Loading jika massanya besar untuk ditimbang

13
 Gunakan Timbangan Analitik jika presisi tinggi yang dibutuhkan
(~0.0001g).-

27. Jangka sorong


Cara Penggunaan:
 Geser rahang luar Sejauh Ukuran Benda, setelah meletakkan objek pada
rahang luar jangka sorong, rahang harus tepat digeser sejauh ukuran benda,
lakukan hingga benda yang diukur tidak ada jarak atau celah sehingga kedua
rahang luar jangka sorong menyentuh dan menjepit benda.
 Rapatkan sekrup pengunci, setelah posisi rahang sudah menyentuh benda,
langkah selanjutnya adalah mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar
hasil ukuran yang dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran, tersenggol
dan dapat kita catat dengan nilai yang sesuai.
 Langkah selanjutnya membaca jangka sorong.

28. Botol semprot


Cara Penggunaan:
 Ambil Botol semprot,lalu semprotkan di meja kerja yang kita gunakan

29. Objek Glass


Cara Penggunaan:
 Ambil Objek glass lalu ukir dengan lidi ,lalu diwarnai sesuai dengan sediaan

30. Deck Glass


Cara Penggunaan:
 Ambil deckglass utupin bagian yang terdapat sampel agar jelas ketika
melihat sediaan

31. Corong
Cara Penggunaan:
 Ambil Corong lalu tuangkan larutan kedalam misalnya labu ukur.

E. Hasil
1. Miskroskop

14
2. Autoklaf

3. Inkubator

4. Hotplate dan Stirerr Bar

15
5. Colony Counter

6. Laminar Air Flow

7. Mikropipet dan Tip

16
8. Cawan Petri(Petri Dist)

9. Pipet Ukur

10. Pipet Tetes

17
11. Tabung Reaksi

12. Labu Erlemeyer

13. Gelas Ukur

18
14. Batang L

15. Mortar and Pestle

16. Beacker glass

19
17. Bunsen

18. Tabung Durham

19. Jarum Inokolum

20
20. Pinset

21. pH Indikator Universal

22. Push ball

21
23. Oven

24. Kulkas

25. Spatula

22
26. Timbangan digital

27. Jangka Sorong

28. Botol Semprot

23
29. Objekglass

30. Deckglass

31. Corong

F. Kesimpulan
Didalam praktek mikrobiologi kita harus mengetahui nama alat-alat
laboraturium,dan kita harus mengetahui cara penggunaan alat-alat laboraturium ,oleh
karena itu dari hasil pemeriksaan itu kita meneggakan diagnosa suatu penyakit.

24
DAFTAR PUSTAKA

Penuntun pratikum bakteriologi akademi analis kesehatan yayasan fajar pekanbaru 2016

http://www.alatlabor.com/article/detail/307/apa-itu-mikroskop

https://alatlabor61.wordpress.com/2019/12/12/cara-menggunakan-hot-plate-dan-
magnetic-stirer/

kh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu-
Instruksi%20Kerja/a/01300%2006115%20IK%20Pemakaian%20Colony%20Co
unter.pdf

https://www.amongguru.com/pengertian-cawan-petri-fungsi-penemuan-dan-cara-
menggunakan/#:~:text=Cara%20Menggunakan%20Cawan%20Petri&text=Misal
kan%20akan%20mengamati%20pertumbuhan%20bakteri,cawan%20petri%20ke
%20dalam%20refrigrafor.

https://ibs.co.id/id/ingin-mengetahui-cara-menggunakan-pipet-ukur-yang-
benar/#:~:text=Bawa%20pipet%20ukur%20ke%20wadah,tombol%20bawah%2
0untuk%20mengeluarkan%20cairan.

http://www.alatlabor.com/article/detail/236/cara-menggunakan-pipet

https://ibs.co.id/id/fungsi-rak-tabung
reaksi/#:~:text=Penggunaan%20Tabung%20Reaksi,-
Penggunaan%20tabung%20reaksi&text=Cara%20pertama%2C%20dipanaskan
%20terlebih%20dahulu,menggunakan%20jepit%20oleh%20penjepit%20tabung.

https://ibs.co.id/id/fungsi-labu
erlenmeyer/#:~:text=Pada%20saat%20mencampur%20larutan%2C%20maka,lah
an%20sampai%20larutan%20bisa%20menyatu.

https://www.kimiapost.net/2016/10/gelas-
ukur.html#:~:text=Cara%20penggunaan%20gelas%20ukur&text=1.,ukur%20me
nggunakan%20prinsip%20miniskus%20cekung.

https://www.slideshare.net/HelvyEffendi/laporan-kimia-alat
laboratoriumhttp://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/
5th+Tech+basic+equipment.pdf

https://www.pakarkimia.com/indikator-universal/

http://ww.alatlabor.com/warticle/detail/339/cara-menggunakan-oven-laboratorium

25
http://batavialab.com/berita/detail/cara-menggunakan-timbangan-analitik-
27936.html#sthash.1I2v8WQD.dpuf

26

Anda mungkin juga menyukai