Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL KEGIATAN

MEMBACA

Oleh :
1. Adrian Sugiarto (XI IIS 2/ 04)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4
Jl. Slamet Riyadi – Kanigaran
E-mail : mail@sman4-pbl.sch.id Website : www.sman4-
pbl.scl.i
Judul Buku : FERGUSON (Sepak Terjang Legenda Old Trafford)
Pengarang : Dian D. Annisa,dkk
Penerbit,tahun penerbit : Second Hope,2014
Jenis buku : Nonfiksi (Biografi)
Tebal buku : iv+200 Halaman

No. Hari,Tanggal Halaman/Bab Informasi Penting/intisari


yang dibaca
1. Sabtu, 8 September i-iv Bagian ini berisi kata pengantar dari penulis yang
2018 menjelaskan secara singkat tentang pola
kepemimpinan seorang Ferguson yang menjadi latar
belakang diterbitkannya sebuah cerita dengan tujuan
mengupas kisah perjalanan hidup Fergie.
Di halaman berikutnya berisi tentang daftar isi yang
terdiri dari 14 bab dimana setiap bab tersusun dari
beberapa subbab yang membahas perjalanan karir
Fergie mulai dari menjadi pemain sepak bola amatir
hingga menjadi pelatih sepak bola tersukses di dunia.

2. Senin, 10 September Bab 1-3 Pada bab ini terdapat beberapa informasi dimana
2018 menjelaskan Fergie yang lahir di musim dingin
dengan suhu yang luar biasa pada akhir tahun 1941 di
rumah neneknya di Shielahall Road, Govan. Fergie
remaja terbilang anak yang bodoh karena kebiasaan
menconteknya hingga membuat ia tidak bisa
mengikuti ujian akhir di SMA Govan High. Dia juga
pembuat onar di sekolahnya dan juga pemabuk.
Kegagalannya dibidang akademik mengharuskan ia
memilih bidang nonakademik yaitu sepak bola karena
sepak bola merupakan warisan dari sang ayah yaitu
juga mencintai sepak bola.
Pada November 1958, Fergie memutuskan untuk
menjajal klub sepak bola amatir Queens park FC
sebagai penyerang. Kemudian pada tahun 1967, ia
bergabung bersama Glasgow Rangers dengan harga
tinggi, 65.000 ponsterlim. Akhirnya pada tahun 1974,
Fergie memutuskan untuk gantung sepatu dan menjadi
pelatih sepak bola klub Slirlingshire divisi dua tiga
Skotlandia, kemudian pada bulan Oktober 1974
Fergie pibdah ke Saint Marine. Disinilah awal
kesuksesan Fergie sebagai pelatih sepak bola, dia
berhasil membawa ST. Mirren juara liga divisi dua
Skotlandia dan berhasil mengorbitkan pemain muda
yang ada. Tetapi setelah ada konflik internal klub,
Fergie hijrah ke klub Aberdeen dengan sejumlah visi
u misinya untuk menghancurkan nama Aberdeen di
kancah persepakbolaan Eropa.
Laga yang palinng mendebarkan baginya adalah
ketika bertemu Madrid di partai puncak piala winner
pada 11 Mei 1983 yang diselenggarakan di
Stadionnya Ullevi, Bothenberg, Swedia. Hasilnya
Aberdeen berhasil memenangkan lada dengan skors 2-
1 sebanyak 14000 fans Aberdeen bersuka cita. Setelah
laga itu, Fergie mendapat pinangan menjadi pelatih
TIMNAS Skotlandia mendampingi Stein dengan
senang hati ia menerima pinangan tersebut.
Tetapi pada tahun 10 September 1985 Stein
meninggal dunia karena serangan jantung. Kemudian
keadaan TIMNAS Skotlandia menjadi berantakan dan
akhirnya Fergie ditunjuk sebagai pelatih kepala
TIMNAS Skotlandia, tetapi tak berjalan mulus.
3 Rabu, 12 September 4-5 Pada bab tersebut terdapat informasi dimana fergie
2018 diisukan akan ditarik oleh berbagai klub hingga
kemudian hari itu tiba : 6 November 1986,Manchester
United meminangnya menjadi pelatih. Fergie pun
meninggalkan aberdeen dengan torehan 10 gelar
dalam delapan musim. Setibanya di Old trafford,fergie
dihadapi dengan kondisi tim yang terpuruk. Di
klasemen,United hanya mampu bertengger di posisi
ke 21. Musim pertama,kedua,ketiga,fergie rupanya
masih belum mampu menghadirknan trofi bagi
United. Kedatangan Cantonalah yang kemudian
disebut-sebut sebagai fondasi awal berdirinya dinasti
Fergie di Old trafford. Di musim ketiganya,Cantona
masih bermain konsisten dengan gol-gol dan assist-
nya. Gol demi gol yang dibuat Cantona kian membuat
namanya nyaring lantaran United juga turut menjadi
juara Premier League di musim tersebut dengan jarak
10 poin dari peringkat kedua. Ini adalah juara liga
pertama bagi MU ranah Inggris sejak tahun 1967.
Selama 25 tahun mereka menanti momen ini
terulang.Selama berkarir di Old Trafford fergie juga
pernah menciptakan generasi emas yaitu “Class of
‘92”. Dalam generasi “Class of ‘92” fergie berhasil
menciptakan pemain-pemain yang luar biasa seperti :
David beckham,Paul scholes,Nicky Butt,Neville
bersaudara. Dalam genersi ini juga berhasil
menghadirkan berbagai trofi. Pada tanggal 8 Mei
2013,Fergie memberikan pernyataan yang
mengejutkan dunia sepak bola. Dia memutuskan
untuk mengakhiri kariernya sebagai pelatih
Manchester United,sekaligus pensiun selamanya.
Fergie pensiun dari dunia sepak bola demi sang istri.
Selama 47 tahun,Cathy telah menggantikan Fergie
mengurus keluarga dan anak-anaknya. Setelah saudara
perempuan yang sekaligus sahabatnya
meninggal,Cathy membutuhkan perhatian lebih dari
Fergie.
4 Jum’at, 14 6–7 Pada bagian ini menceritakan tentang raihan prestasi
September 2018 pribadi Fergie yang berawal dari ucapan dari Ratu
Elizabeth sebagai wakil rakyat Inggris yang mengakui
peran utama Fergie yang membawa MU meraih
kemenangannya. Sebelumnya Fergie juga menerima
OBE dan CBE dari Inggris atas upayanya
mengarahkan MU hingga menjuarai piala FA. The
Man Who Can’t Retire, begitu julukan yang didapat
Fergie karena obsesinya yang selalu lapar akan trofi.
Karena obsesi dan trofi yang ia dapat, Fergie diangkat
sebagai duta UNICEF dan MU pada tahun 2002.
Pada tahun 2011, secara resmi tribun Old Trafford
diberi nama Sir Alex Ferguson Stand sebagai
penghargaan MU atas kesetiaannya selama 25 tahun
menjadi pelatih dan manajer. Satu tahun kemudian,
Fergie kembali diganjar dengan Perunggu setinggi
sembilan kaki oleh MU yang menemani patung Sir
Matt Busby. Tidak hanya sampai disitu, nama Fergie
kemudian diabadikan sebagai nama sebuah jalan yang
menghubungkan Old Trafford dengan Manchester
Ship Canal yang bernama Sir Alex Ferguson Way.
Perolehan berbagai macam trofi dan treble winner
yang diraih MU berkat tangan dinginnya memang
pantas diabadikan.

5 Minggu, 16 8-10 Pada bab ini menceritakan tentang permasalahan


September 2018 Fergie dengan berbagai pihak di dunia
persepakbolaan, diantaranya adalah Arsene
Wenger,Mourinho,Roberto Mancini, dan media.
Tetapi Fergie menikmati rivalitas di antara mereka
terutama dengan Jose Mourinho yang merupakan
lawan sekaligus sahabat bagi Fergie. Bahkan,dapat
dikatakan Fergie menyukai sosok pelatih asal Portugal
itu. “Mourinho jauh lebih cerdik dalam menangani
pemain. Dia berkarakter. Jika anda melihat Mourinho
dan Benitez berdiri bersama di pinggir lapangan,Anda
bisa memilih siapa pemenangnya,” ujarnya
membandingkan Mou dengan Benitez.
Fergie rupanya memiliki hubungan yang kurang baik
dengan media. Perseteruan Fergie dengan media yang
paling besar adalah perseteruannya dengan BBC.
Fergie memboikot BBC,tidak mau tampil dan
diwawancarai oleh BBC. Peristiwa itu diawali dari
pembutan film dokumenter tentang anak Fergie,
Jason. Jason dinilai memanfaatkan ketenaran ayahnya
dalam melakukan pekerjaannya sebagai agen sepak
bola. Selama masa boikot, Mike Phelan, asisten
pelatih Manchester United, menggantikan Fergie
memberikan pernyataan saat wawancara seusai
pertandingan. Kemudian Fergie menyarankan kepada
para manajer sepak bola agar mempunyai tim khusus
yang dapat menganalisis setiap pemberitaan di media.
Bagi Fergie, berurusan dengan media merupakan
masalah tersendiri yang harus dihadapi manajer sepak
bola. Fergie sendiri tidak tiap hari membaca seluruh
koran. Akan tetapi, ia mempunyai staf yang
memberikan laporan atas pemberitaan-pemberitaan
yang beredar.
Salah satu poin penting yang ditekankan Fergie dalam
pidato perpisahan di Old Trafford adalah agar semua
orang medukung David Moyes sebagai manajer
Manchester United yang baru. Fergie meyakini bahwa
orang Skotlandia memiliki kemauan yang kuat. Hanya
ada satu alasan bagi orang Skotlandia untuk
meninggalkan tanah kelahirannya, yakni sukses.
Manchester United mengumumkan nama Moyes
sebagai pengganti Fergie pada 8 Mei 2013. Moys
menandatangani kontrak selama enam tahun,yang
berarti paling tidak Moyes akan berada di Manchester
United sampai tahun 2019.

6 Selasa, 25 September 11-12 Pada bab ini menceritakan tentang prinsip hidup
2018 Fergie dan kepemimpinan ala Fergie. Lahir di awal
tahun 1941-an tentu membuat Fergie punya banyak
pengalaman hidup yang bisa dibagi. Kemampuannya
manajerialnya yang andal terbukti dengan bertahan
selama 26,5 tahun di klub Manchester United dan
membawa klub-klub sebelumnya pada beberapa
kemenangan. Ia membuat MU menjadi tim dengan
basis penggemar terbanyak baik di dalam Inggris
maupun seluruh dunia. Ada beberapa prinsip hidup
yang membuat Fergie sukses dan keluar dari ancaman
menakutkan kota Govan yang dikutip dari buku The
Legend’s Leadership Sir Alex Ferguson. Yang
pertama senang bertanngung jawab, tanggung jawab
bukanlah perkara mudah. Tapi ternyata sejak kecil, ia
mampu menilai bahwa tanggung jawab perlu ada pada
dirinya. Saat menjabat sebagai sebagai manajer MU
tahun 1995, ia juga menunjukkan tanggung jawabnya
sebagai pelatih yang pandai mengayomi. Kedua,
persahabatan berlangsung untuk selamanya. Fergie
adalah orang yang sangat menghargai persahabatan.
Baginya, persahabatan berlangsung untuk selamanya.
Jennie melihat loyalitas persahabatan Fergie sudah
dicerminkan sejak karier amatirnya. Tak hanya itu,
Fergie juga menjaga hubungan baik dengan semua
pemain yang pernah dilatihnya, mantan manajer
sebelumnya,bahkan pemain dan manajer dari tim lain.
Kemudian mensyukuri hal-hal kecil. Dalam The
legend’s Leadership Sir Alex Ferguson, Jennie
menjabarkan tentang bentuk syukur Fergie yang hidup
serba kekurangan. Keluarga Ferguson sendiri tinggal
dalam rumah flat yang hanya terdiri dari satu kamar.

Kemudian tahun 2009, tepat 36 tahun Fergie


menjalani kariernya sebagai manajer sepak bola.
Waktu sepertiga dekade ini bisa dibilang waktu yang
panjang untuk menekuni sebuah karier. Tak heran,
Fergie dengan karakternya yang keras dan disiplin
tanpa mapun ini mampu bertahan dan menciptakan
prestasi yang luar biasa. Imbasnya? Pada tahun 2009
inilah Fergie diganjar gelar Doctor in Business
Administration (DBA) honoris causa dari Manchester
Metropolitan University. Selain itu, gaya
kepemimpinan Fergie juga dibahas di beberapa
universitas papan atas, antara lain Harvard Business
School. Pada akademis ini mempelajari bisnis sepak
bola sebagai objek observasi,profesi manajer sepak
bola,kebiasaan dalam manajemen tim,dan komparasi
dengan para manajer sepak bola kelas dunia lain.
7 Kamis,27 September 13-14 Pada bab ini membahas tentang Kepemimpinan khas
2018 Fergie dan Jurus-jurus Fergie. Terdapat beberapa
kekhasan kepemimpinan Fergie, seperti yang dikutip
pada buku The Legend’s Leardership Sir Alex
Ferguson berikut ini.”Latihan membentuk pemain
terampil. Pertandingan adalah bukti kamu seorang
pemain,” begitulah nasihat Fergie kepada anak
asuhnya. Menurut Gary Bailey, mantan kiper MU
Ferguson ahli dalam memimpin dibawah tekanan.
Saat tim kalah fergie tak akan mengalahkan anggota
tim, ia hanya akan menegur mereka. Fergie
menanggung beban tim dan hal ini membuat para
pemain dapat berkonsentrasi dalam permainan. Dalam
sebuah wawancara dengan majalah Goal, Fergie
berkata bahwa ia tidak akan mengkritik para
pemainnya di muka publik. Menurutnya jika ia
melakukan hal tersebut hal itu akan mempengaruhi
emosi pemain dan tidak profesional. Untuk menjadi
pemimpin besar, Fergie percaya bahwa nasib takdir
berada di tangan sendiri
Bisa dikatakan Fergi adalah tipe pemimpin yang
berhasil. Buktinya? Setiap klub yang ia manajeri pasti
akan bertranformasi dengan cepat menjadi klub yang
berhasil mengoleksi gelar kejuaraan, mulai dari
Falkirk, Stirlingshire, Saint Mirren, dan
Aberdeen.Pola kepemimpinan Fergie yang disiplin
dan keras ini lantas dipelajari di beberapa universitas.
Dinukil dari majalah intisari edisi bulan Desember
2013 beberpa jurus Ferguson yang bisa kita cermati.
Pertama jangan sungkan membangun dari bawah,
Fergie tumbuh besar di daerah industri yang miskin.
Hidupnya juga sederhana. Ia perlu merangkak dari
bawah untuk mencapai posisinya saat ini. Hal ini pula
yang diterapkan pada pola kepemimpinannya. Kedua
pasang standar tinggi, Fergie tidak ragu memasang
standar yang tinggi, baik pada bawahannya maupun
pada dirinya sendiri. Selain itu, Fergie juga tidak
menyukai budaya party dan booze yang biasa
dilakukan oleh para pemain bola. Kemudian jangan
pernah kehilangan kontrol, dari awal melatih MU,
Fergie sudah menakankan bahwa ia yang punya kuasa
di tim itu. Hal inilah yang selalu Fergie tekankan
bahwa tak boleh ada lebih dari satu pemegang kontrol.
Terakhir selalu beradaptasi, memanejeri tim sepak
bola lebih dari 25 tahun tentu membuat Fergie harus
beradaptasi dengan perubahan zaman. Ia tak pernah
menutup mata terhadap perubahan taktik, karakter
pemain, dan kondisi finansial di sepak bola yang
selalu berubah setiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai