Anda di halaman 1dari 35

Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta

TATA NILAI BUDAYA


YOGYAKARTA Drs. BENY SUHARSONO, M.Si.
OLEH:

PANIRADYA PATI KAISTIMEWAN


JABATAN
PANIRADYA PATI KAISTIMEWAN

PENGALAMAN KERJA
• Bertugas di Kelurahan;
• BAPPEDA Kota Yogyakarta;
Drs. Beny Suharsono, M.Si. • BKD Kota Yogyakarta;
• BKD Provinsi DIY;
• Biro Organisasi Setda DIY;
TEMPAT, TGL LAHIR • Biro Umum, Humas & Protokol Setda DIY (TU Pimpinan);
Brebes, 12 Mei 1965 • Kepala Bagian Otonomi Daerah, Biro Tata Pemerintahan
Setda DIY;
NIP. • Kepala Bidang Pemerintahan, BAPPEDA DIY;
19650512 198602 1 002
• Kepala Bidang Perencanaan & Statistik, BAPPEDA DIY;
ALAMAT • Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY;
Kompleks Kepatihan, Danurejan, • Sekretaris DPRD DIY;
Yogyakarta • Paniradya Pati Kaistimewan.
PENDIDIKAN
S2 Ilmu Pemerintahan
HP PENGALAMAN ORGANISASI
081392869955
• Ketua LKMD;
E-MAIL
• Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan.
benysuharsono125@gmail.com
Urusan

Kebudayaan
UU No 13 Tahun 2013 ttg Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta

Perda No 4 Tahun 2011 ttg Tata Nilai Budaya


Dasar Hukum Yogyakarta

Perda No 3 Tahun 2017 ttg Pemeliharaan dan


Pengembangan Kebudayaan
Pengertian
✓ Kebudayaan adalah segala sesuatu yg
berkaitan dgn cipta, rasa, karsa & hasil
karya melalui proses belajar yg
mengakar di Masyarakat DIY.
✓ Konsep ini menyangkut hampir
seluruh kegiatan manusia di dalam
kehidupannya.

4
• Kualitas yg terdapat pada suatu benda;
• Merangsang manusia utk menggapainya;
NILAI • Dianggap/dipersepsikan sbg sumber atas
hal-hal yg dianggap suci. agung, mulia,
benar, baik, patut, indah, dst.

TATA • Rangkaian kualitas kesucian, keluhuran,


kebenaran, keindahan, kelayakan, dst;
• Saling berkaitan satu sama lain;
NILAI • Terpadu, selaras, serasi, seimbang.
Tata Nilai Budaya Yogyakarta → tata nilai Budaya
Jawa yg memiliki kekhasan semangat
pengaktualisasiannya, berupa :
▪ pengerahan segenap sumberdaya (golong gilig);
▪ secara terpadu (sawiji);
▪ dalam kegigihan & kerja keras yg dinamis (greget);
▪ disertai kepercayaan diri dalam bertindak
(sengguh);
▪ tidak muncur dalam menghadapi resiko apapun
(ora mingkuh).

6
TATA NILAI BUDAYA
• MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA
MAKSUD JAWA DALAM SETIAP ASPEK
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

• Pedoman dalam bertingkah laku dan


melaksanakan pembangunan daerah;
TUJUAN • Pedoman bagi Pemda untuk
melakanakan tusi;
• Acuan pembentukan produk hukum
daerah.
KEBUDAYAAN KHAS
YOGYAKARTA

Untuk
menciptakan
tata masyarakat
dan
pemerintahan
yang sejahtera
lahir-batin.
Dijadikan nafas
Harus dalam kehidupan
dilestarikan sehari-hari / dalam
pelaksanaan tugas
pemerintahan

8
▪ Universal : mampu melintasi versi-versi nilai
dari ruang & waktu;
▪ Komprehensif : mencakup seluruh aspek
kehidupan (spiritual, budaya, tata ruang,
TRILOGI FILOSOFI KEISTIMEWAAN
lingkungan sampai ekonomi);
▪ Holistik : mencakup nilai-nilai transendental
(dimensi ketiga selain ruang & waktu).
YOGYAKARTA

Hamemayu
Sangkan Paraning
Hayuning Bawana Dumadi

Manunggaling
Kawula Gusti
Dalam hal kepemimpinan :
• Mampu memahami & sadar • Keyakinan bahwa Tuhan ialah asal-
kapan kita memimpin & kapan muasal & tempat kembali segala
kita dipimpin. sesuatu (mulihmulamulanira);
• Saat memimpin harus
• Dengan kekuasaan-Nya yang tanpa
mementingkan kepentingan yg
dipimpin; batas, Tuhan menciptakan dunia
• Saat dipimpin mengikuti beserta isinya (jagadgedhé;
kepemimpinan sang pemimpin makrokosmos), termasuk manusia
(jagadcilik; mikrokosmos),
SAWIJI :
Bersatu, segala cita-cita
harus diarahkan ke tujuan yg
satu.
SENGGUH :
Percaya diri pada kemampuan
GREGET : pribadinya tanpa mengarah ke
Dinamik & semangat harus kesombongan.
diarahkan ke tujuan melalui
saluran yg wajar. ORA MINGKUH :
Dalam perjalanan menuju ke
tujuan, berani bertanggung
jawab dalam menghadapi
rintangan / halangan.

10 Falsafah Sawiji, Greget, Sengguh, Ora mingkuh


UNSUR RUANG LINGKUP
KEBUDAYAAN
JABARAN TATA NILAI BUDAYA

- Bahasa 1. nilai religio-spiritual


- Pengetahuan 2. nilai moral,
- Sosial 3. nilai kemasyarakatan,
- Teknologi 4. nilai adat dan tradisi,
- Ekonomi 5. nilai pendidikan dan pengetahuan,
- Religi 6. nilai teknologi,
- Kesenian 7. nilai penataan ruang dan arsitektur,
8. nilai mata pencaharian,
9. nilai kesenian,
10. nilai bahasa,
11. nilai benda cagar budaya dan
kawasan cagar budaya,
12. nilai kepemimpinan dan
pemerintahan,
13. nilai kejuangan dan kebangsaan,
dan
14. nilai semangat khas
keyogyakartaan

UNSUR KEBUDAYAAN
12
⊷ BUDAYA


Budaya atau kebudayaan memiliki
cakupan makna yang amat luas, karena
pada hakikatnya kebudayaan merupakan
seluruh aktivitas manusia, baik yang
bersifat lahiriah maupun batiniah.
Perda no 4 tahun 2011
BAHASA
Bahasa adalah suatu sarana yang ✓ memegang peranan penting dalam proses
digunakan bagi manusia untuk saling pembangunan sebuah budaya
berkomunikasi dan berinteraksi. ✓ Bahasa (lisan, tertulis bahkan isyarat)
mampu melahirkan kebudayaan yg
berbeda-beda.

14
PENGETAHUAN
✓ Lebih ditekankan pada bentuk informasi
atau pengetahuan untuk bertahan hidup;
✓ sering dikaitkan dgn penemuan-penemuan
alat & teknologi (berasal dari ide/gagasan
manusia);
✓ Dari sisi kebudayaan → bagaimana
pengetahuan digunakan utk bertahan hidup
& pengaruhnya pada kehidupan social;
✓ Contoh : sistem perhitungan hari yang
didasarkan pada bulan atau benda langit,
menentukan masa tanam dan masa panen
dengan pranatamangsa, menentukan
kondisi laut dengan gugusan rasi bintang,
dsb
SOSIAL : TEKNOLOGI :

Berkaitan dgn budaya yg bersifat fisik


Bagaimana budaya dijadikan alat untuk
→ benda-benda/alat produksi,
membentuk suatu kelompok
senjata, alat untuk menyalakan api,
masyarakat melalui suatu peraturan yg
makanan & minuman, pakaian, tempat
disebut adat istiadat.
berlindung & transportasi.

Tradisi Ruwat
Mata Air Merapi

16
Bagaimana suatu kelompok
EKONOMI
masyarakat menggunakan
sistem perekenomian sbg mata
pencaharian untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, seperti
bercocok tanam, beternak,
berburu, menangkap ikan, dsb.

Sikap untuk senantiasa


RELIGI terdorong melakukan hal-hal
bersifat religious → memiliki
peranan penting berkaitan
dengan keyakinan, upacara &
aktivitas keagamaan.
❑ Memiliki hubungan erat dgn rasa estetika;
❑ Perasaan yg mewakili keindahan yg dimiliki
oleh tiap manusia → melahirkan seni yang
KESENIAN berbeda-beda;
❑ Bentuk kesenian tiap daerah berbeda,
tergantung budaya setempat yg
berkembang.

Tari Serimpi Kandha :


• Berasal dari masa Sultan HB
V (1823-1855);
• Kata "Kandha" berarti
cerita/narasi yg diucapkan;
• Mirip dgn dalang yg
menarasikan dialog sambil
memainkan tokoh wayang.

18
RUANG LINGKUP
TATA NILAI BUDAYA YOGYAKARTA 19
TATA NILAI
RELIGIO-SPIRITUAL
✓ Dunia yg tergelar dgn seluruh
isinya, termasuk manusia, berasal
dari Tuhan & kelak akan kembali
kepada Tuhan (mulih mulo
mulaniro);

✓ Tuhan ialah asal muasal & tempat


kembali segala sesuatu (sangkan
paraning dumadi);

✓ Dengan kekuasaan yg tanpa batas,


Tuhan mencipatkan dunia beserta
isinya (jagad gedhe;makrokosmos),
termasuk manusia (jagad
cilik;mikrokosmos)

20
TATA NILAI
a) Menjaga kebaikan, keindahan, &
MORAL kelestarian dunia harus dimulai dari
diri manusia sendiri dgn menjaga
kebenaran pemikiran & ucapan,
kebaikan perilaku, keharmonisan &
keindahan tatanan pergaulan
hidup, baik dgn sesama manusia,
dengan alam semesta, & terutama
dengan Tuhan.
b) Watak mulia harus diikhtiarkan dgn
menjauhi perangai buruk seperti
angkuh, bengis, jahil, serakah,
panjang tangan, gila pujian (aja
ladak lan jail, aja serakah, aja
celimut, aja mburu aleman);
c) Semua watak buruk itu harus
dihindari, dijauhi, dan ditinggalkan.
Orang harus senantiasa berusaha
"Percayalah, Kebaikan itu Menular.." menanam kebajikan & terus-
menerus menyemai budi luhur
sebagai keutamaan (nandur
kabecikan, ndhedher kautaman).21
➢ Masyarakat (bebrayan agung)
dipahami sbg suatu keluarga besar,
dgn landasan utama kasih sayang (sih
kinasihan; asih ing sesami) . Hidup
bermasyarakat haruslah dilandasi
oleh kasih sayang dgn senantiasa
menjaga kerukunan;
➢ Hidup bersama dalam masyarakat
dituntut kesetiakawanan sosial TATA NILAI
antaranggotanya, baik dalam
keadaan senang maupun susah KEMASYARAKATAN
(sabaya mati, sabaya mukti);
➢ Prinsip hormat yg bersifat batiniah
tsb diekspresikan secara lahiriah
dalam wujud sopan santun (tata
karma; unggah-ungguh). Sopan
santun menjauhkan orang dari celaan
(tata krama iku ngadohaké ing
panyendhu);
➢ membawa diri dgn tepat dalam
pergaulan, baik waktu, tempat, &
konteks (angon mangsa, empan
papan, duga prayoga).
22
❑ Adat = sesuatu yg dikenal, diketahui, &
diulang-ulang → menjadi kebiasaan
masyarakat.
❑ Adat berupa nilai-nilai yg dikemas
dalam norma-norma tertentu.
❑ Nilai & norma yg terkandung
diekspresikan dgn bahasa, tutur kata, TATA NILAI
gerak-gerik tubuh, perilaku, tatacara, ADAT & TRADISI
hukum, dst.
❑ Adat yang berisi nilai & norma tertentu
yg melembaga menuntut ketaatan dari
komunitas pendukungnya;
❑ Adat yg diekspresikan dalam
kehidupan kongkrit sehari-hari disebut
“cara hidup” bagi penganutnya.
Sedangkan pengekspresian suatu adat
secara resmi & melibatkan banyak
orang biasanya disebut “upacara”.

23
TATA NILAI PENDIDIKAN & PENGETAHUAN
▪ Pendidikan merupakan proses pembudayaan ▪ Usaha keras dilandasi dgn kemauan keras,
manusia; kesungguhan hati, tekad, & semangat →
▪ Bertujuan utk meningkatkan kualitas kecerdasan memberikan kekuatan, ketabahan, & kegigihan
kehidupannya → religio-spiritualitas (takwa), (lekasé lawan kas, tegesé kas nyantosani);
moralitas (karsa), emosionalitas (rasa), & ▪ Yang utama adalah keteguhan hati dalam
intelektualitasnya (cipta), maupun kesehatan & menghadapi godaan yg menyesatkan (setya budya
pengembangan raganya; pangekesé dur angkara);
▪ Mencari pengetahuan wajib hukumnya bagi setiap ▪ Dengan demikian, pengetahuan yang dicari akan
orang, dilakukan dgn usaha keras agar mencapai hasil berguna bagi kehidupan (diri sendiri & masyarakat,
yg memadai (ngèlmu iku kelakoné kanthi laku); duniawi & ukhrowi).

Kisah Angga,
Mahasiswi anak buruh
tani dari Sleman

24
TATA NILAI TEKNOLOGI
• Teknologi merupakan praktek rekayasa yg
dilakukan manusia untuk mempermudah
dalam memenuhi kebutuhan & keinginan
hidupnya secara efektif & efisien;
• Kecakapan dan ketrampilan teknologis yg
berkenaan dengan pemanfaatan SDA
(pangan, sandang, papan, permukiman &
LH), dipraktekkan dgn prinsip keselarasan,
keseimbangan & keberlanjutan (lumintu;
sustainable);
• Jangan sampai terjadi keserakahan
(angkara murka) sehingga dapat merusak
harmoni alam;
• Kelestarian alam ditentukan oleh kecakapan
& kebijaksanaan manusia (rahayuning
bawana kapurba waskithaning
manungsa). Kerusakan alam sbg
makrokosmos akan mengguncang &
merusak keharmonisan kehidupan manusia
sbg mikrokosmos
25
TATA NILAI PENATAAN RUANG &
ARSITEKTUR
❑ Dalam dunia arsitektur, dua hal utama yg penting ialah
citra & fungsi dalam suatu perencanaan sosok bangunan.
❑ Suatu sosok bangunan harus mampu menampilkan
citranya sbg bangunan dgn identitas jatidiri tertentu &
fungsi yg diembannya.
❑ Kraton sbg pusat budaya telah memberi teladan bahwa
setiap bangunan senantiasa menggambarkan citra
tertentu dgn muatan identitas nilai yg dikandung & fungsi
yg melekat pada bangunan sbg wahana kegiatan
manusiawi.
❑ Komponen struktur, besaran, warna, & material yg
dipakai harus sinergis & harmonis, sehingga mencitrakan
identitas nilai-nilai kejawaan yg dikehendaki & memenuhi
fungsi wahana kegiatan manusiawi.

• Konstruksi atap Joglo ditopang oleh Soko Guru (tiang utama) yang
berjumlah 4 buah (Pajupat);
• Manusia berada di tengah perpotongan arah mata angin, tempat
yg dianggap mengandung getaran magis tinggi → disebut Pancer
atau Manunggaling Keblat Papat;
• Mencerminkan jagad alit & jagad gedhe (kehidupan manusia
dipengaruhi diri sendiri & kekuatan alam/lingkungan)
▪ Tugas mulia yg harus ditunaikan manusia
ialah bersungguh-sungguh berusaha keras
secara terus-menerus (sepi ing pamrih TATA NILAI MATA
ramé ing gawé) mengusahakan & menjaga PENCAHARIAN
kebenaran, kebaikan, keindahan,
keselamatan, & kelestarian dunia
(hamemayu hayuning bawana).
▪ Wujud nyata tugas mulia itu dilakukan
manusia dengan bekerja. Orang tidak boleh
berpangku tangan saja tanpa bekerja
(lungguh jégang sila tumpang),
dgn mengharap rejeki seakan-akan bakal
jatuh dgn sendirinya dari langit (thenguk-
thenguk nemu kethuk; ngentèni endogé
blorok).
▪ Setiap orang harus bertekad bulat (cancut
taliwanda) berusaha keras (mbudidaya)
mengerjakan sesuatu pekerjaan yg berguna
bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat
sekitarnya, negaranya, maupun bagi umat
manusia seluruhnya.
❖ Kesenian merupakan ekspresi estetik
manusia dalam menjalani & memaknai TATA NILAI
kehidupan dgn berbagai cara & sarana
(yg terdapat pada diri manusia sendiri,
hasil ciptaannya, maupun yg disediakan KESENIAN
alam).
❖ Terdapat 4 golongan kesenian, yaitu
seni rupa, seni pertunjukan, seni sastra
& seni multi media.
❖ Kesenian jg berfungsi sebagai ekspresi
simbolik kehidupan manusia: siklus
hidupnya, kegembiraannya,
kesedihannya, kegelisahannya, &
pengharapannya.
❖ Disamping sbg media komunikasi &
ekspresi simbolik, kesenian jg menjadi
sarana hiburan & media edukasi
(tontonan lan tuntunan).
1) Bahasa daerah tetap dijaga eksistensinya 4) Sebagai sarana komunikasi, Bahasa Jawa
sbg kekayaan ekspresi budaya Indonesia yg menunjukkan & mengatur hubungan
berharga, namun Bahasa Indonesia sbg antarmanusia, baik strata usia, strata sosial,
bahasa persatuan harus dijunjung tinggi sbg hubungan kekerabatan, maupun konteks
Bahasa resmi kenegaraan & komunikasi komunikasinya.
antar suku bangsa di Indonesia;
5) Itulah mengapa, dalam Bahasa Jawa dikenal
2) Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah tingkatan-tingkatan berbahasa dalam
Yogyakarta yg masih dipergunakan dalam berkomunikasi (unggah ungguhing basa)
keseharian masyarakat Yogyakarta, di sesuai posisi masing-masing pihak dalam tata
samping bahasa Indonesia & bahasa asing. komunikasi, agar harmoni pergaulan sosial
3) Sebagai “arsip kebudayaan”, Bahasa Jawa tetap terjaga dgn baik.
memuat begitu banyak kearifan yg telah
diciptakan & dipraktekkan oleh komunitas
Jawa dalam sepanjang sejarahnya.

TATA NILAI
MATA BAHASA
TATA NILAI SEMANGAT
o Dalam mengaktualisasikan nilai-nilai adiluhung
tersebut, masyarakat Yogyakarta selalu
berusaha keras bahu-membahu, mengerahkan
semua sumber daya, baik lelaki & perempuan,
tua & muda, atasan & bawahan, pemimpin
maupun rakyat (golong gilig), sehingga
seluruhnya dapat terkonsentrasi (sawiji) untuk
didayagunakan meraih cita-cita & hasil yang
didambakan.
o Semua langkah tsb disertai semangat yg
menggugah & membangkitkan kegigihan yg
dinamis (greget).
o Dengan segala potensi yg dimilikinya,
Masyarakat Yogyakarta senantiasa percaya diri
dalam bertindak (sengguh), tidak akan mundur
setapak pun (konsisten) & siap menanggung
segala risiko apa pun (konsekuen) yg harus
dihadapi (ora mingkuh) dengan penuh rasa
tanggung jawab (lamun kapéngkoking
pancabaya ubayané datan mbalénjani) demi
terwujudnya cita-cita yg diidam-idamkan.
30
KEBIJAKAN PELAKSANAAN
TATA NILAI BUDAYA YOGYAKARTA
DI PERGURUAN TINGGI
o Masyarakat berperan serta dalam melestarikan dan
mengembangkan tata nilai budaya Yogyakarta. (Pasal 8
Perda No 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya
Yogyakarta
o Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi harus ikut serta
dalam pengembangan pendidikan berbasis budaya
(Pasal 27,28 Perda No 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya)

31
IMPLEMENTASI TATA NILAI
PEMDA DIY
Rencana pembangunan,
sistem tata ruang, dan
lingkungan serta Pendekatan,
penyelenggaraan pembimbingan dan
pemerintahan disesuaikan sosialisasi kepada semua
dengan tata nilai budaya pihak berkaitan dengan
Yogyakarta pelaksanaan tata nilai
budaya Yogyakarta
BUDAYA PEMERINTAH
DI DIY
▪ Budaya Pemerintahan DIY adalah SATRIYA
(Pergub No 72 Tahun 2018 tentang Budaya
Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta)
▪ SATRIYA, memiliki makna ksatria. Watak ksatria
adalah sikap memegang teguh ajaran moral:
sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh
(konsentrasi, semangat, percaya diri dengan
rendah hati, dan bertanggung jawab)
diharapkan ASN di Pemda DIY memiliki watak
ksatria
▪ SATRIYA, sebagai singkatan dari Selaras, Akal
budi luhur-jatidiri, teladan-keteladanan, Rela
Melayani, Inovatif, Yakin dan percaya diri, dan
Ahli Profesional

33
Video Jogja Istimewa
MATURNUWUN………
35
Keep #calm & #JogjaIstimewa

Anda mungkin juga menyukai