0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Astha Brata untuk menyongsong generasi emas Indonesia pada tahun 2045 dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi digital.
2. Beberapa model kepemimpinan yang dibahas antara lain kepemimpinan kontekstual, kepemimpinan Hastha Brata, dan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila dalam era digital.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Astha Brata untuk menyongsong generasi emas Indonesia pada tahun 2045 dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi digital.
2. Beberapa model kepemimpinan yang dibahas antara lain kepemimpinan kontekstual, kepemimpinan Hastha Brata, dan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila dalam era digital.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Astha Brata untuk menyongsong generasi emas Indonesia pada tahun 2045 dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi digital.
2. Beberapa model kepemimpinan yang dibahas antara lain kepemimpinan kontekstual, kepemimpinan Hastha Brata, dan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila dalam era digital.
KEPEMIMPINAN ASTHA BRATA MENYONGSONG GENERASI EMAS 2045
MATERI I Oleh Dr. H. EMIL ELISTIANTO DARDAK, M.Bus., M.Sc.
Pada 2045, PBB memperkirakan sekitar 69,1 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan dibanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar 49,9% dengan 95 persen pertambahannya terjadi di emerging economies. Konsekuensinya, peranan perkotaan dalam pembangunan semakin penting, sebagai ruang bagi berkembangnya eksternalitas positif dari aglomerasi industri dan tenaga kerja terlatih. Pilar Visi Indonesia 2045
• Pembangunan SDM dan penguasaan IPTEK
• Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan • Pemerataan Pembangunan • Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan Tiga tahap sasaran Pendidikan 1. Tahap Pertama (2016-2025) -> APK perguruan tinggi sebesar 35% 2. Tahap Kedua (2026-2035) -> APK perguruan tinggi sebesar 50% 3. Tahap Ketiga (2036-2045) -> APK perguruan tinggi sebesar 60% FENOMENA GIG ECONOMY : merupakan suatu istilah yang mengacu pada kecenderungan yang meningkat dalam bisnis untuk merekrut kontraktor independent dan pekerja paruh waktu, dan peningkatan ketersediaan pekerja untuk kontrak jangka pendek. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMICU GIG ECONOMY : peluang pengembangan, gaji, jaminan kerja, reputasi perusahaan, work-life balance, tanggung jawab sosial perusahaan, budaya perusahaan, kolega, benefit tambahan, lokasi tempat kerja. 3 Karakter Utama Generasi MILLENNIAL ▪ Creative, cenderung berpikir out of the box. Salah satu bukti yang menunjukkan adalah tumbuhnya Industri start up dan industri kreatif lain yang dimotori anak muda. ▪ Confidence, sangat percaya diri mereka berani mengemukakan pendapat, bahkan berdebat di media sosial. ▪ Connected, pandai bersosialisasi yang dilihat dari kefasihan mereka di banyak media sosial. TANTANGAN GENERASI MILLENNIAL ➢ ERA DESRUPSI terjadinya inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan secara fundemental mengubah semua sisitem, tatanan dan landscape yang ada ke cara-cara baru. ➢ ERA GLOBALISASI terjadinya fenomena hubungan transplanetari dan suprateritorialitas yang makin bersifat borderless. ➢ ERA MEDIA SOSIAL tersedianya media daring yang memudahkan penggunanya untuk berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan content. ➢ ERA GIG ECONOMY dimana ada kecenderungan generasi millenial menjadi pekerja temporer (independent worker) yang lebih fleksibel dan tidak terikat.
MATERI II Oleh Prof. Dr. ZUDAN ARIF FAKRULLOH, SH,MH
TANTANGAN KEPEMIMPINAN DAN PERKEMBANGAN PERADABAN Peradaban Zaman Batu Peradaban Zaman Agraris Peradaban Zaman Industri Peradaban Zaman Teknologi Informasi BANYAK MODEL KEPEMIMPINAN : Nabi Muhammad saw; Pemimpin Negara, Ir Soekarno, Soeharto, SBY, Jokowi; Panglima Besar Jendral Soedirman, Ki Hajar Dewantara; Ayah Ibu KEPEMIMPINAN KONTEKSTUAL - Kepemimpinan diuji dengan masalah - Terikat ruang, waktu, peristiwa - Perubahan : IT, kebutuhan, harapan masyarakat - Setiap orang ada waktunya, setiap waktu ada orangnya NILAI KEPEMIMPINAN ▪ Nilai dasar -> jujur, dapat dipercaya, komunikatif, cerdas, mau belajar ▪ Nilai strategis -> sabar, kepatuhan, inovatif, adaptif ▪ Nilai opsional -> merencanakan, mengimplementasikan, mengawasi, mengevaluasi SOCIAL CAPITAL DALAM MASYARAKAT 1. Hirarkhi Formal : Aturan, Sistem Hukum 2. Hirarkhi Informal: Kepercayaan, Kejujuran, Kesediaan Untuk Berbagi, Komitmen Bersama Dan Tolong Menolong PERBANDINGAN TATA NILAI
PANCASILA TATA NILAI BARAT
1. MORAL RELIGIUS 6. INDIVIDUALIS
2. KEMANUSIAAN 7. LIBERAL 3. KEBANGSAAN 8. KAPITALIS 4. DEMOKRASI 5. KEADILAN SOSIAL PARADIGMA YANG PERLU DIKEMBANGKAN • Paradigma Moral Religius • Paradigma Humanisme • Paradigma Kebangsaan • Paradigma Demokrasi • Paradigma Keadilan Sosial
MATERI III Oleh Sarwoto Atmosutarno
Kepemimpinan Astha Brata di Era Digital IMPLEMENTASI DIGITAL LEADERSHIP DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DIGITAL 1. Digital Literacy : pengetahuan dan kecakapan menggunakan media digital dan teknologi informasi serta internet.Tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tapi juga keterampilan kognitif, kritis, dan kreatif. 2. Digital Vision : kemampuan untuk memprediksi dan meyakinkan orang lain akan peluang jangka panjang dari teknologi baru dan menyiapkan strategi digital. 3. Defense : kemampuan pemimpin digital untuk menentukan kondisi yang dibutuhkan oleh organisasi. Pertahanan akan memotivasi SDM untuk menuju visi digital. Komitmen pemimpin untuk meningkatkan literasinya sendiri mendorong orang lain untuk mengikutinya. 4. Presence : kehadiran pemimpin merupakan bentuk anjuran yang nyata dan dapat dipraktikkan. Pemimpin dapat memiliki visi digital yang jelas dan dapat menjelaskan dengan baik tetapi, jika tidak terlihat oleh stafnya, tidak ada yang akan mengikutinya. 5. Communication :kemampuan pemimpin dalam mengkomunikasikan visi digital. 6. Adaptability :Aspek adaptasi yang paling menantang bagi para pemimpin adalah memberikan toleransi terhadap inovasi. 7. Self-Awareness : pendekatan pemimpin dan proses mempengaruhi orang lain harus berlangsung secara alami dan berkelanjutan. 8. Cultural Awareness : kesadaran budaya adalah cerminan dari visi digital. Para pemimpin harus memahami dan mengingatkan akan perbedaan budaya yang mungkin timbul dengan mengingat kepekaan cara kerja digital dalam proses komunikasi dan partisipasi. HASTA BRATA: MODEL KEPEMIMPINAN JAWA 1 Mahambeg mring suryo : sinar inspirasi memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat 2 Mahambeg mring condro : sinar dalam kegelapan, semangat dan motivasi dalam, hadir dalam situasi apapun 3 Mahambeg mring bhumi : bersifat murah hati, kuat, dan sebagai ibu pertiwi 4 Mahambeg mring samudro : pandangan yang luas dalam suasana tenang maupun bergolak 5 Mahambeg mring kartiko : pedoman, pembimbing, dan tauladan 6 Mahambeg mring angkoso : berdaya tampung besar, tulus, dan memiliki pengendalian diri yang tinggi 7 Mahambeg mring dahono : berwibawa, tegas, dan berani 8 Mahambeg mring maruto : hadir dimana-mana, dekat dengan rakyat, dan egaliter PANCASILA DAN IPTEK (DIGITAL) Nilai Unggul Pancasila IPTEK Digital • Dasar Negara Republik Indonesia • Borderless, seamless, no distance sensitive • Wilayah NKRI • Global Centric • Spiritualitas, • User : Individualistik > komunitas > eksklusif • Kemanusiaan, • Dehumanistik (AI) • Pluralitas, toleransi, inklusif • Pragmatis, sharing • Gotong Royong • Sekuler • Tepo Seliro • Hedonis • Solidaritas • Konsumeristis • Musyawarah, • E-Voting/E-Review • Keadilan, • Solusi Radikal /anti kemapanan • Kebangsaan, • Inovasi kolaborasi • Alamiah • Inovasi inklusif • Inovasi komitmen, sharing
DIGITAL LEADERSHIP MINDSETS PROPOSITION OF COMMUNITY OF INQUIRY (COI): CISCOM DAN ASTA BRATA CISCOM ● COLLABORATION : Angkoso, Maruto ● INCLUSIVE : Suryo, Condro, Samudro ● SHARING : Bumi, Angkoso, Maruto ● COMMITMENT : Condro, Kartiko, Dahono
MATERI IV Oleh Prof. Sahid Teguh Widodo, Ph.D
TIGA VERSI HASTHABRATA • Versi Serat Rama Jarwa (anggitan Yasadipura), Pupuh Pangkur bait 16 s.d. 35. Seorang pemimpin hendaknya menauladani sifat 8 dewa: Indra, Surya, Bayu, Kuwera, Baruna, Yama, Candra, dan Brama. • Versi Seraty Aji Pamasa (R.Ng. Ranggawarsita). Seorang pemimpin hendaknya melaksanakan dharma 8 anasir bumi, yaitu: pratala ‘tanah’, Tirta ‘air’, Dahana ‘api’, maruta ‘angin’, Surya ‘matahari’, Candra ‘bulan’, Sudama ‘bintang’, dan Mendhung ‘awan’. • Versi Pewayangan, pada lakon Makutharama (Rama Wijaya), wejangan Begawan Kesawawidhi (Sri Kresna) kepada Arjuna. Seorang pemimpin hendaknya menauladani sifat matahari, bulan, bintang, awan, angin, api, laut, dan tanah. KEPEMIMPINAN HASTHABRATA: Kepemimpinan Hasthabrata adalah sebuah terminology, landasan, dan model kepemimpinan yang didasarkan pada akuntabilitas, keaslian, dan visi pribadi untuk mencapai keberhasilan. Simbol dan lambang dalam kepemimpinan hasthabrata teknis dasarnya cukup sederhana, menemukan sosok pemimpin yang mampu menciptakan perubahan generatif, membangun kesuksesan baru berkelanjutan, dan berkinerja excellent. • Hasthabrata membuka kesadaran kita akan kedudukan manusia di tengah lingkungan hidupnya secara utuh. Pemimpin adalah entitas yang berada di tengah koordinat antara keagungan Tuhan, lingkungan fisik, lingkungan non-fisik, dan micro/macro-cosmos. Inilah pandangan kita yang Cosmosentris. • Skalanya: Semesta Raya. Bukan manusia atau bangsa/negara. Tapi alam jagad raya. Jadi pemimpin semestinya mampu memahami ihwal jagad raya ini dengan baik. Dengan kata lain, Pemimpin adalah bagian dari semesta raya yang secara kodratiah berkewajiban memayu hayuning bawana (bawana atau buwana). • Pandangan yang berbeda dari perspektif antrophosentris: manusia adalah pusat dan pengendali perjalanan alam jagad raya, yang berkewajiban mengatur, mengeksplorasi, dan menata jagad (apa bisa?). KEPEMIMPINAN GAMELAN • Pemimpin harus “ada” di tengah-tengah rakyatnya • Mampu mengendalikan tempo dan irama kehidupan bernegara • Mengerti dengan sebenar-benarnya “kahanan” (situasi, kondisi, dan keadaan rakyatnya dengan mendengar, melihat, merasakan). Tidak cukup hanya dengan pendekatan objektif- represif. Perlu ada sentuhan intuisi-kemungkinan kultural yang “memayu hayuning bawana". • Memahami dan mempertimbangkan semua aspek dan tidak mendendam (konsep -salah gumun, nggandhul, merong (1 gong: 4 kenong, tapi ada yg 5), pamijen ‘tiga ketukan’ → justru menjadi keindahan) • Dunia (alam) merupakan “terminal” keberangkatan kreativitas. • Membuat keputusan yang benar (bener) dan tepat (pener) yang selaras, inspiratif, “peni” dan elok MODEL ALIF BA TA (Professor Gianni Bravo Ska, Italy. 2021) Alif Gustakhiyat (Ponorogo, Jawa Timur, 31 Agustus 1988; umur 33 tahun) adalah gitaris Indonesia. Namanya dikenal secara luas di media sosial dengan sebutan Alip_Ba_Ta Fingerstyle Alief, meruntuhkan semua teori akustik gitar dunia. Dia tidak tampil sebagai musikus karena gitar dan dirinya telah menyatu. Dialah music sebenarnya. Diri pemimpin menyatu dalam kepemimpinan. Alief, mencipta cover-nya sendiri dengan gaya ASLI. Musiknya (Barat-Timur) tampil dengan gaya originalnya, membangun suara dari dalam (voice insight), begitu tenang, hening, dan sempurna. Mematahkan rantai modernism-linier yang semakin sulit dipercaya. Musik Alif Bata adalah kepemimpinan music modern yang ajaib. Dimainkan dengan keyakinan metodenya sendiri. Ia begitu yakin dengan “suara dari dalamnya” sendiri. Keyakinan, sesuatu yang perlu diteguhkan dalam kepemimpinan masa depan. Gaya musik Alief bisa diterima oleh semua pendengarnya, menggerak spirit dan harapan masa depan. Gayanya mengoreksi gaya music lain, opera, hardrock, ballad, Reeggae, atau Jazz. Begitu jenius di alam virtual ini. Kepemimpinan yang mudah dirasakan, dinikmati, dan mengalirkan kesenangan. Kepemimpinan music Alif Ba Ta Murni dan dari hati. Kepemimpinan yang tidak tergantung pada pencitraan, sangat profesional., ada setiap bongkah hari rakyat! Murni dan dari hati.