Anda di halaman 1dari 10

Topik : Evaluasi tablet secara umum

Subtopik : Uji Kerapuhan Tablet (Friability Tester)

Evaluasi Sediaan Tablet dengan Uji Kerapuhan atau Friability Tester

Oleh Rafida Laili Pujiandari (M0621037)

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya
bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 2000). Pemberian
obat yang paling sering digunakan adalah pemberian melalui mulut (per-oral), dikarenakan cara ini sangat
praktis, mudah, dan aman (Ansel, 1989). Lebih dari 70% obat diformulasikan menjadi tablet, karena
keunggulan stabilitas dan ekonomi. Untuk memastikan kemampuan manufaktur komersial yang kuat dari
produk tablet berkualitas tinggi, formulasi tablet, dan proses manufaktur harus dioptimalkan (Paul & Sun,
2018). Evaluasi tablet perlu dilakukan untuk mengetahui sifat fisika, kimia, dan biologi sediaan tersebut.
Sifat-sifat ini dapat menggambarkan kualitas total dari tablet atau formulasi tablet serta kondisi
penyimpanan kemungkinan tekanan atau keadaan lingkungan luar (Ulfa dkk., 2018). Itulah mengapa
evaluasi tablet secara umum perlu dilakukan, untuk menjamin mutu dan kualitas dari sediaan tablet. Salah
satu uji evaluasi tablet adalah uji kerapuhan.

Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan tablet adalah kecenderungan
tablet untuk kehilangan partikel komponen karena abrasi, gesekan, atau kejutan mekanis (Osei-Yeboah &
Sun, 2015). Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi
pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang
hilang. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada
tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa
akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet (Gopalan & Gonzali,
2018).

Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit (Gopalan & Gonzali,
2018). Uji kerapuhan dilakukan pada 20 tablet yang telah dibebas debukan, kemudian ditimbang dan
dimasukkan ke dalam friability tester diputar selama 4 menit dengan kesepatan 25 rpm. Bobot tablet yang
hilang ditimbang dan ditentukan persen nilai kerapuhan tablet (Charles JP Siregar, 2008).

Rumus dari % friabilitas (F), adalah :


Selain rumus tersebut, % friabilitas juga dapat dihitung dengan mengambil sebanyak 20 tablet lalu
dibersihkan, kemudian ditimbang (W1 gram), lalu dimasukkan ke dalam alat friability tester untuk
diuji.Alat diset dengan kecepatan putaran 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan
ditimbang kembali (W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet, dengan rumus : (Banne, dkk., 2012).

Persyaratan uji kerapuhan tablet yaitu, tidak lebih dari 1% kehilangan dari total massa tablet (Ulfa dkk.,
2018). Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak
dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (Gopalan & Gonzali,
2018). Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh kondisi tumbukan (kecepatan tumbukan, ketinggian jatuh bebas,
jarak geser) dan sifat tablet (kekuatan tarik, kerapuhan, kekerasan, modulus Young, kemampuan material
untuk memantul kembali setelah tumbukan) (Paul & Sun, 2018).

Keregasan dapat dievaluasi dengan menggunakan alat uji kerapuhan (friability tester). Alat uji kerapuhan
tablet atau yang biasa disebut dengan alat ukur friabilitas tablet atau tablet friability tester adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet dari abrasi yang disebabkan oleh gesekan
maupun benturan dengan benda lain baik pada saat proses produksi maupun pada saat pengemasan dan
proses distribusi / pengiriman. Pada dasarnya, friability tester bekerja dengan menentukan kekuatan fisik
dari sediaan tablet yang tidak dilapisi dan dikompresi saat terkena tekanan atau gesekan. Instrumen farmasi
ini dibuat dengan drum pemutar berbahan plastik yang dipasang pada sumbu horizontal untuk
menempatkan sampel tablet. Selama 4 menit atau 100 putaran, sejumlah tablet yang telah ditimbang
sebelumnya ditempatkan dalam wadah plastik yang berputar pada 24-25 rpm. Contoh alat friability tester
adalah alat uji kerapuhan tablet CS-2. Alat ukur friabilitas tablet atau friabilator ini memiliki banyak
keunggulan dibandingkan dengan alat ukur kerapuhan tablet sejenis yang lainnya. Alat uji kerapuhan
tablet ini dibuat dengan menyesuaikan standar nasional Chinese Codex 2005 dan Corporate standard
(Friability tester of tablets). Alat uji tablet ini banyak digunakan pada industri farmasi dan pada
laboratorium untuk menguji tingkat kerapuhan suatu tablet.
Adapun spesifikasi dari alat ini yaitu :

Dalam proses kerjanya, alat friability tester ini dibantu oleh beberapa bagian yang menjadi komponen
penting. Bagian tersebut meliputi drum, control panel, knurled nut dan switch on/off. Bagian drum adalah
komponen paling penting pada alat friability tester. Drum berada di bagian samping alat yang berfungsi
sebagai tempat sediaan saat di uji. Saat dijalankan, drum akan berputar secara otomatis sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan. Umumnya, drum ini terbuat dari bahan plastik dan transparant yang dipasang secara
horizontal. Control panel atau biasa disebut dengan LCD display adalah alat yang terletak dibagian depan
alat friability tester dan akan menampilkan jumlah waktu, kecepatan serta informasi lainnya yang
berhubungan dengan pengujian tersebut. Knurled nut merupakan bagian yang akan menahan drum saat
berputar atau bisa dikatakan sebagai baut pengunci drum. Knurled nut ini akan melindungi drum sehingga
dapat terpasang dengan tegak dan letaknya disamping drum. Bagian terakhir adalah, tombol ON/OFF yang
merupakan bagian paling umum pada setiap instrumen laboratorium. Umumnya, bagian ini berada di
bagian samping atau belakang alat friability tester. Tombol ON berfungsi untuk menghidupkan alat.
Sedangkan tombol OFF berfungsi untuk mematikan alat setelah digunakan.
Setelah dilakukan pengujian uji friabilitas tablet, akan diperoleh hasil uji kerapuhan tablet. Hasil uji
kerapuhan tablet biasanya disajikan dalam bentuk tabel, contohnya adalah sebagai berikut

Dari tabel, dilakukan uji kerapuhan tablet dari sampel tablet generik dan merk dagang, dan didapatkan hasil
bahwa tablet yang diuji memenuhi syarat uji kerapuhan tablet karena tidak lebih dari 1%. Tablet yang
memiliki tingkat kerapuhan diatas 1% menunjukkan bahwa tablet tersebut kurang baik (Utara, 2018).

Selain dalam bentuk tabel, hasil uji kerapuhan tablet juga dapat disajikan dalam bentuk grafik, seperti
contoh dikutip dari Journal of Pharmaceutical Care and Science Vol. 1(1), 2020 hasil uji kerapuhan tablet
ramipril adalah sebagai berikut :
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa, tablet ramipril yang diuji memenuhi syarat uji kerapuhan
tablet karena tidak lebih dari 1% (Noorjanah & Noval, 2020).

Selain dua bentuk diatas, uji kerapuhan juga dapat disajikan dalam bentuk contour plot, contohnya dikutip
dari Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 21(4), 2010 hasil uji kerapuhan tablet katropil sebagai berikut

Contour plot kerapuhan tablet kaptopril (Gambar 2) menggambarkan data kerapuhan tablet hasil penelitian,
dengan sumbu x adalah perbandingan polimer HPMC K4M - xanthan gum dan sumbu y adalah persen
asam tartrat. Seluruh bagian diagram contour plot memenuhi syarat kerapuhan tablet. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh bagian diagram contour plot dapat digunakan untuk menentukan formula optimum (Pratiwi
& Hadisoewignyo, 2010).

Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, kondisi tumbukan (kecepatan tumbukan,
ketinggian jatuh bebas, jarak geser) dan sifat tablet (kekuatan tarik, kerapuhan, kekerasan, modulus Young,
kemampuan material untuk memantul kembali setelah tumbukan). Misalnya, tablet yang lebih rapuh atau
tablet dengan kekuatan tarik yang lebih rendah cenderung menunjukkan kerapuhan yang lebih tinggi (Paul
& Sun, 2018). Kehilangan material dari tablet biasanya terjadi dalam bentuk tepi terkelupas atau abrasi
permukaan dimana partikel terlepas secara acak dari tablet. Sejalan dengan itu, mekanisme atrisi dan abrasi
penurunan berat badan telah diusulkan. Kedua mekanisme ini terkait dengan sifat mekanik secara berbeda,
yang memungkinkan kuantifikasi independen. Selain itu, menganalisis kerapuhan tablet berdasarkan kedua
mekanisme tersebut memfasilitasi pengembangan wawasan baru untuk desain formulasi kuat yang bebas
dari masalah yang terkait dengan kerapuhan tablet yang tinggi. Dari hal tersebut, dikutip dari jurnal
Pharmaceutical research, Vol. 34 (12), 2017, dilakukanlah penelitian mengenai dampak sifat mekanik
material pada kerapuhan tablet, menggunakan metode dipercepat.

Dari penelitian tersebut dibuat uji kerapuhan dipercepat, dan digunakan beberapa bahan yang berbeda-beda,
bahan yang digunakan antara lain, Hydroxypropyl cellulose (HPC), Microcrystalline cellulose (MCC),
Lactose monohydrate (LM), Dicalcium phosphate anhydrate (DCPA), pati/amilum, dan mannitol. Setelah
itu, akan dilakukan perlakuan dengan membandingkan kerapuhan dengan beberapa parameter, lalu
didapatkan grafik sebagai berikut:

Pada gambar 1. disajikan grafik ketergantungan kerapuhan pada (a) tekanan pemadatan; (b) porositas tablet;
dan (c) kompresibilitas eksipien yang berbeda. Dalam grafik dapat diketahui bahwa (a) dan (b) memiliki
grafik yang berbanding terbalik. Hal ini disebabkan, karena pada umumnya kerapuhan akan menurun
dengan meningkatnya tekanan pemadatan, hal itu menyebabkan tablet lebih kuat dan lebih rendah
porositasnya. Perbedaan penggunaan eksipien juga berpengaruh terhadap kerapuhan dari tablet yang
dihasilkan. Bahan yang sangat plastic, seperti: HPC dan MCC, menunjukkan kerapuhan jauh lebih rendah
dari 1,0% bahkan pada tekanan rendah (<25 MPa) seperti yang diamati sebelumnya. Pada faktanya, HPC
menunjukkan kerapuhan terendah dalam seri ini. Kerapuhan LM dan DCPA menunjukkan kerapuhan
menengah, di mana memenuhi kriteria kerapuhan 1,0% membutuhkan tekanan pemadatan ~100 MPa untuk
LM dan ~170 MPa untuk DCPA. Pati menunjukkan kerapuhan tertinggi, dan diperlukan tekanan pemadatan
yang jauh lebih tinggi (~300 MPa) untuk memenuhi kriteria kerapuhan. Sedangkan kerapuhan mannitol
adalah perantara antara DCPA dan LM. Sehingga dalam kisaran tekanan tablet khas 100-300 Mpa,
kerapuhan mengikuti urutan pati > DCPA ~ manitol > LM > > PKS > HPC.
Pada gambar 2. disajikan grafik hubungan antara kerapuhan dan (a) kekuatan tarik; (b) modulus elastisitas;
dan (c) elastisitas modulus vs porositas. HPC tidak termasuk dalam (a) karena sebagian besar tablet HPC
tidak pecah selama uji pemutusan diametris. Untuk menguji kontribusi kekuatan tablet pada kerapuhan
maka, data penurunan berat tablet dianalisis dalam grafik (a). Mirip dengan hubungan antara penurunan
berat tablet (a), hubungan kekuatan hukum antara modulus elastisitas tablet (E) dan kerapuhan juga diamati,
di mana kemampuan friabilitas meningkat dengan penurunan E (b). Nilai E yang lebih tinggi menunjukkan
tablet yang secara intrinsik lebih kaku, yang timbul dari ikatan antar partikel yang lebih kuat, porositas yang
lebih rendah, atau keduanya. E sesuai dengan kerapuhan 1% untuk bahan yang berbeda mengikuti perintah;
HPC < PKS << LM < DCPA < Pati < Mannitol. Profil E vs porositas (R2 > 0,99) ditunjukkan pada (c) E
pada porositas nol mengikuti urutan HPC MCC < LM Mannitol < Starch < DCPA. Ini menyiratkan bahwa
DCPA secara intrinsik merupakan bahan yang paling kaku.
Pada gambar 3. disajikan grafik ketergantungan kerapuhan pada (a) kekerasan (H); dan (b) TBI. Friabilitas
- kekerasan dan kerapuhan - Profil TBI (gambar 3) dihasilkan dengan menggunakan nilai yang diprediksi
pada porositas yang sama dari masing-masing plot terhadap porositas. Biasanya bahan yang lebih keras
cenderung memiliki E dan TBI yang lebih tinggi, keduanya bergantung pada porositas tablet. Kekerasan
yang sesuai dengan kerapuhan 1% mengikuti urutan: HPC << MCC < LM < Mannitol ≈ DCPA < Pati (Gbr.
3a), sedangkan kekerasan pada porositas nol (H0) mengikuti urutan: HPC << MCC < Mannitol < Starch <
LM << DCPA. Urutan peringkat yang berbeda dikaitkan dengan porositas tablet yang berbeda dari eksipien
yang berbeda sesuai dengan kerapuhan 1%. Dari profil TBI vs. kerapuhan (Gbr. 3b), TBI yang sesuai
dengan kerapuhan 1% mengikuti urutan: Mannitol < MCC < Pati < DCPA < LM. LM dan DCPA yang
lebih keras menunjukkan TBI yang lebih besar daripada PKS plastik, menunjukkan beberapa derajat
korelasi antara H dan TBI.

Gambar 4 menunjukkan plot kontur kerapuhan di E – H dan TS -ruang TBI. Karena eksipien mencakup
berbagai bahan dan ikatan sifat mekanik tablet, plot kontur dapat digunakan untuk memandu upaya
pengembangan formulasi tablet yang memenuhi kriteria kerapuhan <1% berdasarkan pengetahuan tentang
sifat mekanik tablet ini, yang dapat diukur secara rutin.
Gambar 5 menunjukkan gambar tablet dari eksipien yang berbeda setelah dilakukan kerapuhan. Jelas bahwa
tablet HPC dan MCC sedikit terpengaruh oleh gesekan tepi, sementara tablet LM dan mannitol
menunjukkan chipping tepi yang jelas. Chipping tepi yang parah menyebar ke permukaan tablet yang
menyebabkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh tepi tablet untuk DCPA dan pati.

Adapun penyebab kerapuhan pada tablet antara lain:


• Tidak tepatnya pengaturan mesin pemroduksi obat
• Masalah miripnya dengan capping, laminating
• Pengembangan tablet saat gaya kompresi dilepaskan dapat menyebabkan retak di bagian tengah
atas tablet
• Apabila proses produksi menggunakan menggunakan deep concave punch maka hal ini lebih
mungkin terjadi
Lalu, cara mengatasi tablet yang rapuh antara lain:
• Membersihkan atau bahkan mengganti punch
• Memperbaiki pengaturan pada mesin tablet
• Menambahkan bahan pengikat dan / atau bahan pembasah
• Menghilangkan atau setidaknya mengurangi fine
• Reformulasi

• Mereduksi ukuran granul itu sendiri


Kemudian, cara mencegah kerapuhan tablet yaitu:
• Poleslah punch dan die pada proses produksi
• Kurangi partikel granul terutama yang berukuran besar
• Gantilah punch dan die
• Tambahkan bahan pengikat kering
• Kurangilah jumlah fine
Referensi :

Anief, M. (2000).Ilmu Meracik Obat. Cetakan ke-9.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Ansel.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Banne, Y., Ulaen, S. P., & Lombeng, F. (2012). Uji kekerasan, keregasan, dan waktu hancur beberapa
tablet ranitidin. JURNAL ILMIAH FARMASI (JIF), 3(2), 74-78.

GOPALAN, S. V. (2018). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Granul Effervescent Dan Sediaan Tablet
Dengan Metode Granulasi Basah. Farmaka, 16(1), 117-123.

Noorjannah, N., & Noval, N. (2020). Uji Disolusi Terbanding Antara Sediaan Tablet Ramipril Generik
Dan Bermerek. Journal Pharmaceutical Care and Sciences, 1(1), 45-54.

Osei-Yeboah, F., & Sun, C. C. (2015). Validation and applications of an expedited tablet friability
method. International journal of pharmaceutics, 484(1-2), 146-155.

Paul, S., & Sun, C. C. (2017). Dependence of friability on tablet mechanical properties and a predictive
approach for binary mixtures. Pharmaceutical research, 34(12), 2901-2909.

Pratiwi, M., & Hadisoewignyo, L. (2010). Optimasi formula tablet lepas lambat kaptopril menggunakan
metode desain faktorial. Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 285-295.

Ulfa, A. M., Nofita, N., & Azzahra, D. (2018). Analisa Uji Kekerasan, Kerapuhan Dan Waktu Hancur
Asam Mefenamat Kaplet Salut Generik Dan Merek Dagang. Jurnal Farmasi Malahayati, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai