“TEKNOLOGI-LAH YANG BISA MEMBERIKAN DAMPAK SOSIAL TERBESAR BAGI NEGERI INI, BUKAN POLICY (KEBIJAKAN)” SUMBER HISTORIS Berdasarkan sejarah bangsa, Negara memiliki peran untuk “MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA” Tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
• Pada kenyataannya, berbagai permasalahan Pendidikan Di
Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah mulai dari Pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi SUMBER SOSIOLOGIS • Pendidikan adalah HAK, bukan sistem monopoli dan kapitalisme • Teknologi dan Ilmu Pengetahuan menjadi dasar untuk menciptakan nilai aksiologi/manfaat bagi kesejahteraan masyarakat SUMBER POLITIS : Orde Lama-Reformasi
• Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan teknologi harus
didukung dengan kebijakan pemerintah • Orde Lama: “Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktik hidup manusia, atau praktiknya bangsa, atau praktiknya hidup dunia kemanusiaan” (Soekarno) • Orde Baru: “Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan kemanusiaan, harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia dan kemanusiaan.” (Soeharto) • Reformasi: “Penjabaran Pancasila sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan” (BJ. Habibie” Dasar Pengembangan Ilmu dan Teknologi • Population change (Bonus Demografi tahun 2030) • Cultural Change • Technological Change Implentasi nilai Pancasila • Hakikat Pancasila sebagai dasar Pengembangan Ilmu antara lain (Prof. Wahyudi Sediawan dalam Pendidikan Pancasila 216-217): • 1. Sila Pertama: Dengan berdasarkan pada sikap percaya pada Tuhan, maka tuntunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain, adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti menyukuri anugrah Tuhan. • 5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. • 2. Sila Kedua: Agar arah pengembangan ilmu memperhatikan kedudukan manusia sebagai manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi • 3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya. • 4. Sila Keempat: ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih sempit. • 5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. Era Disrupsi (Disruption) • Era disrupsi merupakan sebuah masa dimana perubahan terjadi secara cepat tanpa memandang nilai-nilai dasar, saat ini disrupsi hampir terjadi pada segala aspek kehidupan masyarakat. • Secara Epistemologi, era disrupsi terjadi pada : 1. Disrupsi teknologi 2. Disrupsi birokrasi/Pemerintahan (SP2D online, Smart Kampung, City Branding dan E-Budgeting) 3. Disrupsi Pendidikan (Ruang Guru, Pembelajaran Daring, webinar) 4. Disrupsi Budaya : Pop Culture “Disruption menggantikan pasar lama dan menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efisien dan menyeluruh”
“Dua sisi dari Disruption yaitu Destruktif
dan Creative” Tantangan Era Disrupsi • Era Disrupsi memiliki 2 sisi, akan tetapi era disrupsi akan memberikan dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat jika ditinjau dari nilai kesempatan (Opportunis) • Tantangannya adalah, apakah kita siap dengan segala konsekuensi dari era disrupsi? Terutama pada nilai budaya lokal, nilai kearifan lokal, Etiket serta nilai moralitas