Anda di halaman 1dari 40

BUDAYA PEMERINTAHAN

‘SATRIYA’ DAN
IMPLEMENTASINYA

DISAMPAIKAN DALAM :
SOSIALISASI BUDAYA PEMERINTAHAN
DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
REFORMASI BIROKRASI
• Menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional
• karakteristik adaptif, berintegritas,
berkinerja tinggi, dedikasi
• bebas dan bersih dari KKN,
tujuan • mampu melayani publik, netral
• memegang teguh nilai nilai dan kode etik

• Meningkatkan kapasitas dan


akuntabilitas kinerja birokrasi
• Terwujudnya pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
sasaran • Meningkatnya kualitas pelayanan publik
STRATEGI pemecahan masalah :

 Mengubah pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture


set) aparatur
 Membangun dan menanamkan budaya kerja yang prima
 Mewujudkan iklim kerja yang berorientasi pada etos kerja
dan produktifitas yang tinggi
Goal Budaya pemerintahan :

Pelayanan
Publik Prima
Reformasi
Birokrasi

Budaya
pemerintahan
SATRIYA
Dasar hukum budaya pemerintahan:

• Permenpan 39/2012 ttg pengembangan


NASIONAL
Budaya Kerja

DI • Pergub 19 th 2022 ttg Budaya

Y
Pemerintahan di DIY
PERGUB 19/2022 tentang Budaya Pemerintahan di DIY

Sebagai upaya untuk mengubah pola pikir (mind set)


dan budaya kerja (culture set) aparatur

Mewujudkan penyelenggara negara yang menjujung


tinggi norma kesusilaan, kepatutan, norma hukum,
bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,


transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas
Nilai filosofis :
“ Hamemayu Hayuning Bawono “
“ semangat golong gilig “
“ Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh “

Dipadukan dengan nilai budaya kerja


nasional dan semangat reformasi birokrasi

PNS dengan watak dan karakter SATRIYA 


pelayanan publik prima
Pergub 19 Th 2022 :

 Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dan


aparatur di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan Budaya Pemerintahan
Pemaknaan SATRIYA :
SATRIYA dimaknai sebagai watak ksatria, yaitu sikap/watak
memegang teguh ajaran moral :
 Sawiji (konsentrasi)
 Greget (semangat)
 Sengguh (percaya diri dengan rendah hati)
 Ora mingkuh (bertanggung jawab)
Ajaran Golong gilig

1. Manunggaling kawula lan Gusti


2. Manunggaling pemimpin dengan
masyarakat, atau dapat pula
manunggaling raja dengan rakyatnya
CAPAIAN

PNS
MAMPU
PNS MENERAPKAN
BERPERILAKU WATAK
KSATRIYA KSATRIYA
DALAM
DALAM
TINDAK
PNS TANDUK, KETUGASAN
MEMAHAMI SIKAP
WATAK
KSATRIYA
SATRIYA SEBAGAI BUDAYA (AKRONIM)

INOVATIF

YAKIN DAN
RELA PERCAYA
MELAYANI DIRI

SELARAS

TELADAN AHLI DAN


KETELADAN PROFESION
ANR AL

AKAL BUDI
LUHUR
JATIDIRI
SASARAN :
 melembaganya nilai nilai budaya
pemerintahan SATRIYA pada pola pikir,
sikap dan perilaku PNS dalam pelaksanaan
tugas dan kehidupan bermasyarakat
Tahapan pelembagaan budaya pemerintahan

WATAK
SATRIYA

HABITUASI

INTERNALISASI

SOSIALISASI
AKTUALISASI NILAI SATRIYA tercermin
pada :
 Pemahaman terhadap makna bekerja
 Sikap terhadap pekerjaan atau yang dikerjakan
 Sikap terhadap lingkungan pekerjaan
 Sikap terhadap waktu
 Sikap terhadap alat yang digunakan untuk bekerja
 Etos kerja
 Perilaku ketiga bekerja atau mengambil keputusan
TAHAPAN PELAKSANAAAN BUDAYA
PEMERINTAHAN

• Perumusan nilai nilai budaya pemerintahan


• sudah dilaksanakan dengan ditetapkannya Peraturan
Tahap I Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun
2008
• implementasi budaya pemerintahan-
• Sosialisasi dan internalisasi nilai nilai budaya
pemerintahan scr terus menerus
Tahap II • Pembentukan kelompok budaya kerja dan agen
Perubahan,

• monitoring dan evaluasi


• Monev pelaksanaan budaya pemerintahan  dilakukan
Tahap
III secara periodik
Bagaimana
implementasi
“SATRIYA“
Pelaksanaan Budaya Pemerintahan:

 Kepala Instansi bertanggung jawab atas pelaksanaan internalisasi


Budaya Pemerintahan di limngkungan kerjanya,
 Setiap PD/Unit Kerja dibentuk Kelompok Budaya Pemerintahan
(KBP) yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala PD/Unit Kerja
 KBP menuntut partisipasi aktif dari semua pegawai
Lanjutan...
 KBP-agen perubahan  bukan beban, tapi sebagai upaya/sarana untuk
meringankan/memecahkan masalah
Tujuan pembentukan Kelompok
Kerja Budaya Pemerintahan :

 Mempercepat proses rasa memiliki dan internalisasi nilai nilai budaya


pemerintahan;
 Meningkatkan pemahaman bersama terhadap implementasi nilai nilai budaya
pemerintahan;
 Memperkuat komunikasi antar individu dalam unit kerja dan antar unit kerja;
 Mempermudah koordinasi antar unit kerja;
 Mempermudah proses monitoring dan evaluasi;
Agen Perubahan :

 Setiap PD/Unit Kerja ditunjuk agen perubahan


 Agen perubahan  sebagai motor penggerak dalam KBP (kelompok
budaya pemerintahan)
 Agen perubahan sbg dinamisator, fasilitator sekaligus sbg role
model nilai-nilai SATRIYA sebagai budaya kerja
 Agen perubahan  sebagai role model dan motor penggerak Budaya
pemerintahan di setiap PD/Unit Kerja
Kelompok Budaya Pemerintahan
mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana aksi (action plan) implementasi budaya pemerintahan ;


2. Menyelenggarakan internalisasi nilai-nilai budaya pemerintahan secara rutin
di lingkungan kerjanya dengan berpedoman pada Peraturan Gubernur
Nomor 19 Tahun 2022tentang Budaya Pemerintahan di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Pedoman Pelaksanaan Budaya Pemerintahan ini;
3. Melakukan upaya meningkatkan pemahaman dan menyamakan persepsi
dalam mengimplementasikan nilai-nilai SATRIYA;
4. Memantau pemakaian pin SATRIYA;
Lanjutan……

5. Melakukan inventarisasi permasalahan yang terjadi dilingkungan kerjanya


dan melakukan upaya untuk mencari pemecahan/jalan keluar yang terbaik;
6. Berkoordinasi dengan Biro Organisasi Setda DIY melaksanakan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan Budaya pemerintahan di instansinya;
7.. Melakukan langkah langkah yang diperlukan sebagai tindak lanjut hasil
evaluasi;
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan (action plan) implementasi budaya
pemerintahan.
Komitme
n
pimpinan

Kelompok PNS Sosialisasi


Budaya dan
Pemerint SATRIY internalis
ahan A asi

Agen
Perubaha
n
Kata Kunci:
 sosialisasi dan internalisasi terus menerus, misal
melalui apel pagi, meeting rutin, poster, keteladanan
 Komitmen dan tanggung jawab kepala instansi dalam
internalisasi dan sosialisasi,
 Kelompok Budaya Pemerintahan dan agen perubahan
sbg inspirasi perubahan, berupaya selalu menjadi
motivator, dinamisator
 Segera dilakukan menjadi sebuah gerakan, misalnya
sembahyang bersama, gerakan penghematan listrik dan
air, gerakan tepat waktu, jum’at bersih, gerakan
merapikan ruang kerja sbl pulang, gerakan sapa salam.
 monitoring dan evaluasi berkala  tindak lanjut
Hamemayu hayuning
bawana

1.Rahayuning bawana kapurba


waskithaning manungsa Watak Satriya :
2.Darmaning satriya mahanani Sawiji, greget, sengguh,
rahayuning nagara Ora mingkuh +
3.Rahayuning manungsa dumadi Golong gilig
karana kamanungsane

 Good governance
 Reformasi birokrasi
Satriya Utama
Kearifan lokal/local wisdom
al : Aja dumeh, Sapa sira
Diaktualkan dalam Sapa ingsun, dll
SATRIYA
Actian Plan
KELOMPOK BUDAYA PEMERINTAHAN

• 7 NILAI
BUDAYA BUDAYA
SATRIYA SATRIYA

• DISUSUN
RENCANA PER NILAI
AKSI BUDAYA

• BEBERAPA
KEGIATA KEGIATAN
N UNTUK
SETIAP NILAI
Inventarisasi masalah

Identifikasi masalah

Tentukan langkah
PENJELASAN

• APA YANG • KAPAN • ALAT,


DILAKUKAN DILAKUKAN BAHAN,
BIAYA

AKTIVITA
PELAKU DI MANA
S MANA
Penjabaran nilai
budaya pemerintahan SATRIYA
dalam pola pikir, sikap dan perilaku
aparatur
CONTOH SELARAS

Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing


AKAL BUDI LUHUR
Berpakaian yang rapi sesuai dengan aturan dan kondisi lingkungan/acara;
Teladan
 Bersedia membantu sesama pegawai/orang lain untuk meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan;
Rela Melayani
 Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi
dan golongan ;
inovatif
 Berupaya
keras
memotivasi
diri secara
terus-
menerus
untuk
menghasilk
an karya
yang lebih
baik;
Yakin dan Percaya diri
 Selalu siap untuk
melaksanakan tugas
yang dibebankan oleh
pimpinan
Ahli Profesional

a. Berani mencoba
cara baru yang
yang lebih baik,
efektif dan efisien
dalam
pelaksanaan
tugas;
POSTER
Terima Kasih 40

Anda mungkin juga menyukai