ABSTRAK
Artikel ini bertujuan mengetahui konsep Pancasila pada revolusi industry 4.0 dengan
mengkaji Pancasila sebagai paradigma pembanguan. Pembangunan mencangkup
pembangunan ekonomi, pendidikan dan iptek. Revolusi Industri adalah menjadi sebuah
visi dalam berbagai kehidupan, terutama fokus dalam pertumbuhan perekonomian.
Pemerintah fokus dalam meningkatkan perekonomian, pendidikanpun dirancang
bagaimana bisa mencetak sumber daya manusia yang bisa berdaya saing di bidang
industri. Permasalahannya adalah orientasi pembangunan yang lebih fokus dalam
menghadapai perkembangan industri menyebabkan tujuan dalam pembentukan
kepribadian bangsa menjadi berkurang. Hal ini diikuti dengan melemahnya karakter
bangsa. Pembangunan tidak akan menjadi besar jika tidak didasarkan pada nilai yang
terwujud di dalam moral bangsa, sehingga diperlukan reorientasi pembangunan yang
mengacu pada falsafah Negara Pancasila, karena pada dasarnya Pancasila adalah sebagai
paradigma dalam pembangunan. Pancasila berperan memberikan beberapa prinsip etis
kepada pembangunan ekonomi, pendidikan dan iptek.
ABSTRACT
This article aims to find out the concept of Pancasila in the industrial revolution 4.0 by
examining Pancasila as a development paradigm. Development includes economic,
education and science and technology development. The Industrial Revolution is to
become a vision in various lives, especially focusing on economic growth. The
government is focused on improving the economy, education is also designed to be able
to make human resources that can be competitive in the industrial sector. The problem is
that the orientation of development which is more focused on facing industrial
development causes the goal in forming the national personality to be reduced. This was
followed by a weakening of national character. Development will not be great if it is not
based on values manifested in the morality of the nation, so that reorientation of
development is needed which refers to the Pancasila State philosophy, because Pancasila
is basically a paradigm in development. The role of Pancasila is to provide some ethical
principles to economic development, education and science and technology.
30
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
31
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
“Social challenges are mainly the saling berbagi dan melayani untuk
immense risk of cyber-crime due to
menguatkan persatuan, justru menjadi
increased connectivity, and job
losses due to the automation of wahana saling menyangkal, saling
large segments of operations in
mengucilkan, dan saling meniadakan
many industries as part of Industry
4.0”. yang mengarah pada kelumpuhan dan
Selain permasalahan aktivitas
kehancuran bersama‟.
kejahatan yang dilakukan di dunia
Selain itu permasalan lain yang
maya dengan menggunakan teknologi
terjadi di era Postmodern ini adalah
komputer atau jaringan komputer
munculnya masyarakat kosmopolitan.
(cyber-crime). Menurut Nasir (2016)
Machfiroh, R. (2016) mengungkapkan
karakter bangsa makin melemah. Ini
era postmodern dan warga Negara
ditandai dengan tumbuhnya hedonistik,
digital memunculkan masyarakat
individualis, radikalisme, intoleransi,
kosmopolitan, misalnya telah
menipisnya rasa solidaritas, dan
berkurang peran Negara-bangsa, pecah
moralitas; pergeseran yang semakin
nilai-nilai tradisional, dan peningkatan
menjauh dari nilai-nilai luhur budaya
bencana ekologis dan kecemasan
bangsa, termasuk rendahnya
individu. Belum lagi teknologi telah
aktualisasi pilar-pilar kebangsaan yang
dikonstruksi masyarakat kosmopolitan
dimiliki,
sebagai kepribadian. Masyarakat post
Seperti yang diungkapkan oleh
modern secara langsung maupun tidak
Yudi Latif (2015): „Pada langit mental,
langsung akan mempengaruhi budaya
semangat ketuhanan, yang mestinya
yang telah ada, karena sekarang terjadi
menjadi bantalan etis, etos, dan welas
kontak langsung antarbudaya. Hal
asih, terdangkalkan oleh formalisme
tersebut menimbulkan dampak yang
dan egoisme keagamaan. Ke-
cukup terasa dengan lunturnya nilai-
manusiaan, yang mestinya mengarah
nilai luhur bangsa pada status warga
pada kederajatan, keman-dirian,
Negara Indonesia sebagi warga Negara
persaudaraan manusia, terlumpuhkan
global.
oleh individualisme, materialisme dan
Bagaimana menghadapi per-
hedonisme, kesera-kahan menimbun,
masalahan tersebut sedangkan Ilmu
gila status dan kekuasaan. Keragaman,
pengetahuan dan teknologi, di masa
yang mestinya memberi wahana saling
sekarang memang merupakan ke-
mengenal, saling menghormati, saling
butuhan tersendiri. Bagi kelompok
belajar, saling menyempurnakan, serta
manusia yang menginginkan kemajuan
32
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
mutlak harus memiliki dua hal manusiawi, demokratis dan adil bagi
tersebut. Kepemilikan iptek untuk seluruh rakyat.
memudahkan kehidupan manusia dan EMBAHASAN
mengangkat derajat manusia, oleh Revolusi Industri 4.0 di Indonesia
karena itu kepemilikan tersebut harus Era Revolusi Industri keempat
diiringi dengan cara menggunakan ini diwarnai oleh kecerdasan buatan
yang tepat. Realitas yang didapatkan, (artificial intelligence), super
kepemilikan terhadap iptek sering komputer, rekayasa genetika, teknologi
disalahgunakan, sehingga justru nano, mobil otomatis, dan inovasi.
mendehumanisasikan manusia itu Perubahan tersebut terjadi dalam
sendiri. Hal ini justru sering dilakukan kecepatan eksponensial yang akan
oleh para ilmuwan dan teknokrat. berdampak terhadap ekonomi, industri,
Padahal apapun hasil dari iptek pemerintahan, dan politik. Pada era ini
mestinya dapat dipertanggung- semakin terlihat wujud dunia yang
jawabkan akibatnya, baik pada masa telah menjadi kampung global (Satya,
lalu, masa sekarang, maupun masa 2018).
depan. Dalam kondisi seperti di atas Istilah ilmiah "Industri 4.0"
maka diperlukanlah suatu platform pertama kali diperkenalkan di Jerman
yang mampu dijadikan sebagai ruhnya pada tahun 2011 di Hanoverfair, di
dagi perkembangan iptek di Indonesia. mana ia digunakan untuk tidak
Bangsa Indonesia, dalam seluruh melakukan proses transformasi dalam
dimensi hidupnya, termasuk di bidang rantai nilai global. Selain itu, "The
iptek, tergantung pada kuat tidaknya Fourth Industrial Revolution",
memegang ruh bangsanya, yaitu disajikan oleh K. Schwab di World
Pancasila (Siswoyo, D., 2016). Dengan Economic Forum, dinyatakan bahwa
demikian dalam makalah ini akan Industri 4.0 melibatkan proses bisnis
dibahas bagaimana Pancasila menjadi dalam industri organisasi jaringan
paradigma pembangunan ekonomi, produksi global dengan dasar
pendidikan dan iptek pada revolusi informasi baru dan komunikasi
industry 4.0. Oleh karena itu fungsi teknologi dan teknologi Internet,
Pancasila ialah memberi orientasi dengan bantuan yang interaksi objek
untuk terbentuknya struktur kehidupan produksi dilakukan (Schwab 2017).
sosial-politik dan ekonomi yang Indonesia berkomitmen untuk
membangun industri manufaktur yang
33
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
34
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
35
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
36
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
37
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
38
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
39
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
40
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
41
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42
DAFATAR PUSTAKA
Prasetyo, H. dkk., 2018.
Buhr, D., 2015. Social Innovation Policy
Industri 4.0: Telah klarifikasi Aspek
for Industry 4.0,
dan Arah Perkembangan Riset. Jurnal
Goulet, D., 1997. Development ethics: a
Teknik Industri, 13(1).
new discipline. International Journal
Putranto. 2018. Menghadirkan Pancasila
of Social Economics, 24(11),
dalam Era Revolusi Industri
pp.1160-1171.
Keempat.
Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila.
https://indonesiana.tempo.co/read/126
Yogayakarta. Paradigma.
974/2018/05/24/aryono_16/menghadi
Kasali, Renald. 2017. Distrubtion. Jakarta:
rkan-pancasila-dalam-era-revolusi-
PT Gramedia.
industri-keempat
Latif, Yudi. 2015. Revolusi Pancasila.
Satya, V.E., 2018. Strategi Indonesia
Jakarta: Mizan
Menghadapi Industri. 4.0. Info
Machfiroh, R. 2016. Menjadi Warga
Singkat, X.
Negara Pasca Modern dan
Schwab, K., 2017. The fourth industrial
Masyarakat Global Cyber (Teori
revolution. Currency.
Sosial Kewarganegaraan). Bandung:
Sergen, Lyman T. 1986. Ideologi Politik
Widya Aksara Press.
Kontemporer (Alih bahasa oleh Sahat
Morrar, R. et., 2014. The Fourth Industrial
Simamora). Jakarta: Bina Aksara.
Revolution (Industry 4.0): A Social
Siswoyo, D. 2016. Pancasila Sebagai
Innovation Perspective. Technology
Paradigma Pembangunan Bangsa
Innovation Management Review,
(Pancasila). Yogayakarta: UNY
7(July), pp.3–5.
Press.
Mubyarto 1997. “Bung Hatta dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Perekonomian Rakyat” dalam
Indonesia Tahun 1945
Pemikliran Pembangunan Bung
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Hatta. Jakarta : LP3ES
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
42