Anda di halaman 1dari 13

Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1.

Maret 2019 Hal : 30-42

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN INDUSTRI 4.0


Oleh:
Fathikah Fauziah Hanum
Fauziahh20@uny.ac.id
Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Artikel ini bertujuan mengetahui konsep Pancasila pada revolusi industry 4.0 dengan
mengkaji Pancasila sebagai paradigma pembanguan. Pembangunan mencangkup
pembangunan ekonomi, pendidikan dan iptek. Revolusi Industri adalah menjadi sebuah
visi dalam berbagai kehidupan, terutama fokus dalam pertumbuhan perekonomian.
Pemerintah fokus dalam meningkatkan perekonomian, pendidikanpun dirancang
bagaimana bisa mencetak sumber daya manusia yang bisa berdaya saing di bidang
industri. Permasalahannya adalah orientasi pembangunan yang lebih fokus dalam
menghadapai perkembangan industri menyebabkan tujuan dalam pembentukan
kepribadian bangsa menjadi berkurang. Hal ini diikuti dengan melemahnya karakter
bangsa. Pembangunan tidak akan menjadi besar jika tidak didasarkan pada nilai yang
terwujud di dalam moral bangsa, sehingga diperlukan reorientasi pembangunan yang
mengacu pada falsafah Negara Pancasila, karena pada dasarnya Pancasila adalah sebagai
paradigma dalam pembangunan. Pancasila berperan memberikan beberapa prinsip etis
kepada pembangunan ekonomi, pendidikan dan iptek.

Kata Kunci: Industri 4.0, Pancasila, Paradigma Pembangunan

PANCASILA AS A DEVELOPMENT PARADIGM OF INDUSTRIAL 4.0

ABSTRACT
This article aims to find out the concept of Pancasila in the industrial revolution 4.0 by
examining Pancasila as a development paradigm. Development includes economic,
education and science and technology development. The Industrial Revolution is to
become a vision in various lives, especially focusing on economic growth. The
government is focused on improving the economy, education is also designed to be able
to make human resources that can be competitive in the industrial sector. The problem is
that the orientation of development which is more focused on facing industrial
development causes the goal in forming the national personality to be reduced. This was
followed by a weakening of national character. Development will not be great if it is not
based on values manifested in the morality of the nation, so that reorientation of
development is needed which refers to the Pancasila State philosophy, because Pancasila
is basically a paradigm in development. The role of Pancasila is to provide some ethical
principles to economic development, education and science and technology.

Keywords: Industry 4.0, Pancasila, Development Paradigm

30
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

PENDAHULUAN menjadi ancaman bagi usaha kita


Revolusi industri dimulai dari (Kasali, 2017). Dengan demikian
1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada revolusi industry 4.0 itu tidak hanya
abad ke 18 melalui penemuan mesin berpengaruh di bidang industry yang
uap, sehingga memungkinkan barang mencangkup produksi, bisnis, pasar,
dapat diproduksi secara masal, 2) dan lain sebagainya, tetapi revolusi
Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad tersebut juga dapat dikaji dari konteks
ke 19-20 melalui penggunaan kehidupan bermasyarakat, seperti
listrik yang membuat biaya produksi menurut Putranto (2018) bahwa
menjadi murah, 3) Revolusi Industri sebenarnya masyarakat juga
3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an merupakan elemen dari industri
melalui penggunaan komputerisasi, kehidupan. Tanpa disadari masyarakat
dan 4) Revolusi Industri 4.0 sendiri Indonesia semakin tenggelam dalam
terjadi pada sekitar tahun 2010an perkembangan teknologi.
melalui rekayasa intelegensia dan Perkembangan teknologi yang
internet of thing sebagai tulang sangat pesat pun bisa diikuti oleh
punggung pergerakan dan konektivitas masyarakat Indonesia dengan mudah.
manusia dan mesin (Prasetyo 2018). Hal ini terlihat dari semakin seringnya
Revolusi industry 4.0 ini menjadi teknologi komunikasi muncul dengan
tantangan bagi setiap Negara, hal ini membawa fitur-fitur yang semakin
terutama dipengaruhi oleh canggih dan dalam waktu singkat
perkembangan internet. sudah mampu menjaring pelanggan
Teknologi sudah memasuki dalam jumlah yang besar. Didukung
gelombang ketiga: lnternet of Things. juga oleh Buhr (2015) bahwa Industry
Hal ini berarti media sosial dan 4.0 saat ini lebih merupakan visi
komersial sudah memasuki titik daripada kenyataan, tetapi sudah siap
puncaknya. Dunia kini memasuki untuk mengubah tidak hanya cara kita
gelombang smart device yang melakukan bisnis, tetapi interaksi
mendorong manusia hidup dalam sosial kita secara umum.
karya-karya yang kolaboratif, selain itu Dari uraian di atas revolusi
muncul smart home, smart city, dan industry yang terjadi tidak hanya
smart shopping, adalah realitas baru berpengaruh di bidang ekonomi saja,
yang harus kita hadapi. Hal ini tetapi memberikan tantangan di bidang
menciptakan peluang sekaligus sosial. Menurut (Morrar 2014)

31
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

“Social challenges are mainly the saling berbagi dan melayani untuk
immense risk of cyber-crime due to
menguatkan persatuan, justru menjadi
increased connectivity, and job
losses due to the automation of wahana saling menyangkal, saling
large segments of operations in
mengucilkan, dan saling meniadakan
many industries as part of Industry
4.0”. yang mengarah pada kelumpuhan dan
Selain permasalahan aktivitas
kehancuran bersama‟.
kejahatan yang dilakukan di dunia
Selain itu permasalan lain yang
maya dengan menggunakan teknologi
terjadi di era Postmodern ini adalah
komputer atau jaringan komputer
munculnya masyarakat kosmopolitan.
(cyber-crime). Menurut Nasir (2016)
Machfiroh, R. (2016) mengungkapkan
karakter bangsa makin melemah. Ini
era postmodern dan warga Negara
ditandai dengan tumbuhnya hedonistik,
digital memunculkan masyarakat
individualis, radikalisme, intoleransi,
kosmopolitan, misalnya telah
menipisnya rasa solidaritas, dan
berkurang peran Negara-bangsa, pecah
moralitas; pergeseran yang semakin
nilai-nilai tradisional, dan peningkatan
menjauh dari nilai-nilai luhur budaya
bencana ekologis dan kecemasan
bangsa, termasuk rendahnya
individu. Belum lagi teknologi telah
aktualisasi pilar-pilar kebangsaan yang
dikonstruksi masyarakat kosmopolitan
dimiliki,
sebagai kepribadian. Masyarakat post
Seperti yang diungkapkan oleh
modern secara langsung maupun tidak
Yudi Latif (2015): „Pada langit mental,
langsung akan mempengaruhi budaya
semangat ketuhanan, yang mestinya
yang telah ada, karena sekarang terjadi
menjadi bantalan etis, etos, dan welas
kontak langsung antarbudaya. Hal
asih, terdangkalkan oleh formalisme
tersebut menimbulkan dampak yang
dan egoisme keagamaan. Ke-
cukup terasa dengan lunturnya nilai-
manusiaan, yang mestinya mengarah
nilai luhur bangsa pada status warga
pada kederajatan, keman-dirian,
Negara Indonesia sebagi warga Negara
persaudaraan manusia, terlumpuhkan
global.
oleh individualisme, materialisme dan
Bagaimana menghadapi per-
hedonisme, kesera-kahan menimbun,
masalahan tersebut sedangkan Ilmu
gila status dan kekuasaan. Keragaman,
pengetahuan dan teknologi, di masa
yang mestinya memberi wahana saling
sekarang memang merupakan ke-
mengenal, saling menghormati, saling
butuhan tersendiri. Bagi kelompok
belajar, saling menyempurnakan, serta
manusia yang menginginkan kemajuan

32
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

mutlak harus memiliki dua hal manusiawi, demokratis dan adil bagi
tersebut. Kepemilikan iptek untuk seluruh rakyat.
memudahkan kehidupan manusia dan EMBAHASAN
mengangkat derajat manusia, oleh Revolusi Industri 4.0 di Indonesia
karena itu kepemilikan tersebut harus Era Revolusi Industri keempat
diiringi dengan cara menggunakan ini diwarnai oleh kecerdasan buatan
yang tepat. Realitas yang didapatkan, (artificial intelligence), super
kepemilikan terhadap iptek sering komputer, rekayasa genetika, teknologi
disalahgunakan, sehingga justru nano, mobil otomatis, dan inovasi.
mendehumanisasikan manusia itu Perubahan tersebut terjadi dalam
sendiri. Hal ini justru sering dilakukan kecepatan eksponensial yang akan
oleh para ilmuwan dan teknokrat. berdampak terhadap ekonomi, industri,
Padahal apapun hasil dari iptek pemerintahan, dan politik. Pada era ini
mestinya dapat dipertanggung- semakin terlihat wujud dunia yang
jawabkan akibatnya, baik pada masa telah menjadi kampung global (Satya,
lalu, masa sekarang, maupun masa 2018).
depan. Dalam kondisi seperti di atas Istilah ilmiah "Industri 4.0"
maka diperlukanlah suatu platform pertama kali diperkenalkan di Jerman
yang mampu dijadikan sebagai ruhnya pada tahun 2011 di Hanoverfair, di
dagi perkembangan iptek di Indonesia. mana ia digunakan untuk tidak
Bangsa Indonesia, dalam seluruh melakukan proses transformasi dalam
dimensi hidupnya, termasuk di bidang rantai nilai global. Selain itu, "The
iptek, tergantung pada kuat tidaknya Fourth Industrial Revolution",
memegang ruh bangsanya, yaitu disajikan oleh K. Schwab di World
Pancasila (Siswoyo, D., 2016). Dengan Economic Forum, dinyatakan bahwa
demikian dalam makalah ini akan Industri 4.0 melibatkan proses bisnis
dibahas bagaimana Pancasila menjadi dalam industri organisasi jaringan
paradigma pembangunan ekonomi, produksi global dengan dasar
pendidikan dan iptek pada revolusi informasi baru dan komunikasi
industry 4.0. Oleh karena itu fungsi teknologi dan teknologi Internet,
Pancasila ialah memberi orientasi dengan bantuan yang interaksi objek
untuk terbentuknya struktur kehidupan produksi dilakukan (Schwab 2017).
sosial-politik dan ekonomi yang Indonesia berkomitmen untuk
membangun industri manufaktur yang

33
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

berdaya saing global melalui 2. Memanfaatkan teknologi digital


percepatan implementasi Industri 4.0. untuk memacu produktifitas dan
Hal ini ditandai dengan peluncuran daya saing bagi industri kecil dan
Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah menengah (IKM) agar mampu
roadmap dan strategi Indonesia menembus pasar ekspor.
memasuki era digital yang tengah 3. Memannfaatkan teknologi digital
berjalan saat ini. Visi besar Indonesia yang lebih optimal dalam
dalam revolusi industry 4.0 adalah perindustrian nasional seperti big
membawa Indonesia menjadi 10 besar data, autonomous Robots,
ekonomi pada tahun 2030. Cybersecurity, Cloud dan
Kementerian industri me- Augmented Reality.
rancang making indonesia yang 4. Mendorong inovasi teknologi
memfokuskan pada implementasi lima melalui pengembangan star up
industri yaitu; makanan dan minuman, dengan memfasititasi inkubasi
tekstil, otomotif, elektronik dan kimia. bisnis agar lebih banyak
Kelima industri tersebut merupakan wirausaha berbasis teknologi di
tulang punggung perekonomian yang wilayah Indonesia.
diharapkan akan mampu memberikan Ideologi Pancasila
efek yang besar dalam meningkatkan Pancasila adalah lima nilai
daya saing serta memberikan dasar yang berbentuk sistem nilai dan
kontribusi nyata terhadap ekonomi diidealisasikan sebagai konsepsi
Indonesia (Kemenperin, 2018). tentang dasar falsafah Negara,
Kementerian Industri me- pandangan hidup dan ideology
netapkan 4 langkah dalam menghadapi kenegaraan bangsa Indonesia. Kelima
revolusi industri 4.0 antara lain (Satya, nilai fundamenta tersebut adalah: 1)
2018): Ketuhanan Yang Maha Esa; 2)
1. Meningkatkan kemampuan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab;
keterampilan pada angkatan kerja 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan
Indonesia terutama dalam yang dipimpin oleh hikmat
menggunakan teknologi internet kebijaksanaan dalam permusyawa-
of things atau mengintegrasikan ratan/ perwakilan; 5) Keadilan sosial
kemampuan internet dengan bagi seluruh rakyat Indonesia.
produksi di industri. Sejak Tanggal 18 Agustus
1945, Pancasila telah menjadi dasar

34
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

falsafah Negara (Philosophieshe dan dapat dipahami. Begitupun


Grondlag), ideology Negara dan menurut Yudi Latif (2015) ideology
pandangan hidup (Weltanschauung) adalah pandangan dunia
bangsa Indonesia. “Philosophieshe (weltanschauung) yang diorientasikan
Grondlag” diartikan sebagai dan disistematiskan secara ilmiah-
fundamen, filsafat, pikiran yang filosofis.
sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang Ideologi Pancasila membawa
sedalam-dalamnya untuk mendirikan sumber moral privat dan komunitas
Indonesia merdeka. Disamping itu (agama, kearifan lokal dll.). Secara
“Weltanschauung” adalah sebangun historis, kelima sila Pancasila
dengan filsafat dan ideology yang merupakan perpaduan dari keragaman
berada dalam kehidupan (Latif, Y., keyakinan (Latif, Yudi. 2015), paham
2015). Pancasila sebagai dasar falsafah dan harapan yang berkembang di
Negara karena kausa materiali atau dalam bangsa Indonesia sendiri. Sila
asal mula bahan berasal dari agama, pertama merupakan sintesis dari segala
adat budaya bangsa Indonesia sendiri aliran agama dan kepercayaan. Sila
(Kaelan, 2016). kedua merupakan rumusan sintesis dari
Nilai-nilai pandangan hidup segala paham dan cita-cita sosial-
bangsa yang digali dari berbagai kemanusiaan yang bersifat trans-
kearifan lokal, keagamaan dan nilai- nasional. Sila ketiga merupakan
nilai kemanusiaan ini dijadikan sebagai rumusan sintesis dari kebhinekaan
dasar ideology bangsa Indonesia. kesukuan ke dalam kesatuan bangsa.
Menurut Lyman Tower S. Sila keempat merupakan rumusan
(1986) ideology merupakan suatu sintesis dari segal apaham mengenai
sistem nilai atau kepercayaan yang kedaulatan. Sila kelima merupakan
diterima sebagai fakta atau kebenaran rumusan sintesis dari segala paham
oleh kelompok tertentu. Ideologi terdiri keadilan sosial-ekonomi.
dari rangkaian sikap terhadap berbagai Nilai fundamental Pancasila ini
lembaga dan proses kemasyarakatan. dijabarkan ke dalam nilai instrumental
Ideologi memberi orang-orang yang di dalam Undang-Undang Dasar
percaya suatu gabaran tentang dunia Negara Republik Indonesia Tahun
baik sebagaimana adanya maupu 1945 dalam bentuk norma hukum dan
seharusnya, serta mengatur komplek- norma lainnya. Norma ini masih
sitas kehidupan sampai ke sderhana bersifat umum. Kemudian dijabarkan

35
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

kembali ke dalam nilai praksis berupa menekankan nilai-nilai etis. Tekanan


Undang-Undang atau peraturan laiinya diberikan pada peningkatan kualitatif
dan berimplikasi pada tingkah laku seluruh masyarakat dan seluruh
bangsa di dalam kehidupan ber- individu dalam masyarakat.
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian paradigma
Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan adalah cara berpikir,
Pembangunan acuan berpikir, pola berpikir, atau
Pancasila sebagai ideologi atau kerangka berpikir dalam melakukan
pandangan hidup bangsa implikasinya suatu proses pembangunan yang
adalah Pancasila menjadi paradigma meliputi aspek sosial, aspek politik,
pembangunan. Paradigma menurut aspek ekonomi, aspek pertahanan,
KBBI adalah model dalam teori ilmu aspek infrastruktur, aspek pendidikan,
pengetahuan atau kerangka berpikir. aspek teknologi, aspek budaya dan lain
Sedangkan pembangunan sebagainya.
menurut Denis Goulet (1997), seorang Pancasila diharapkan dapat
tokoh yang merintis etika menjadi matriks atau kerangka
pembangunan menyebut tiga referensi untuk membangun suatu
pandangan tentang pembangunan: model masyarakat atau untuk
pertama, pandangan yang melihat memperbaharui tatanan sosial-budaya.
pembangunan sinonim dengan Ada dua fungsi dari Pancasila sebagai
pertumbuhan ekonomi, dengan kerangka acuan yaitu: pertama,
indicator GNP dan tingkat Pancasila menjadi dasar visi yang
pertumbuhan per tahun; kedua, memberi inspirasi untuk membangun
sebagaimana dirumuskan oleh PBB, suatu corak tatanan sosial-budaya yang
bahwa “pembangunan adalah akan datang, membangun visi
pertumbuhan ekonomi ditambah masyarakat Indonesia di masa yang
perubahan sosial”. Pembangunan akan datang; dan kedua, Pancasila
dalam artian ini sangat luas, namun sebagai nilai-nilai dasar menjadi
kerapkali ditekankan pada referensi kritik sosial-budaya
perkembangan pembagian kerja, (Siswoyo, D. 2016).
kebutuhan institusi baru, tuntutan akan Pada aspek pendidikan,
sikap-sikap baru yang sesuai dengan pendidikan nasional harus dipersatukan
kehidupan modern; dan pandangan atas dasar Pancasila. Menurut
ketiga mengenai pembangunan Notonagoro (1973) dalam Siswoyo, D.

36
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

(2016), perlu disusun sistem ilmiah Harapannya Pancasila dapat


berdasarkan Pancasila tentang ajaran, menopang pradaban yang besar dan
teori, filsafat, praktek pendidikan menjadikan Negara Indonesia menjdai
nasional, yang menjadi dasar tunggal Negara yang besar. Karena menurut
bagi penyelesaian masalah pendidikan John Gardner dalam Yudi Latif (2015)
nasional. menyebutkan bahwa tidak adala
Pada aspek ekonomi, pem- bangsa yang dapat mencapai suatu
bangunan ekonomi nasional harus juga kebesaran jika bangsa itu tidak percaya
berarti pembangunan sistem ekonomi kepada sesuatu, dan sesuatu yang
yang dianggap paling cocok bagi dipercayainya berdimensi moral guna
bangsa Indonesia. Dalam penyusunan menopang peradaban yang besar.
sistem ekonomi nasional yang tangguh Pancasila Sebagai Paradigma
untuk mewujudkan masyarakat yang Pembangunan Revolusi Industri 4.0
adil dan makmur adalah dengan Berdasar pada visi besar
berlandaskan Pancasila. Itulah yang Indonesia dalam revolusi industry 4.0,
disebut Sistem Ekonomi Pancasila. yaitu membawa Indonesia menjadi 10
Menurut Yudi Latif (2015) besar ekonomi pada tahun 2030.
perekonomian yang dikembangkan Pemerintah (Kemenperin) dalam
dengan semangat kekeluargaan. roadmap making Indonesia fokus pada
Sedangkan sistem Ekonomi Pancasila meningkatkan kemampuan dan
bukanlah sistem ekonomi yang liberal- keterampilan pada angkatan kerja
kapitalistik, dan juga bukan sistem Indonesia dan pemanfaatan teknologi
ekonomi yang etatitik atau serba internet of things untuk meningkatkan
negara. Meskipun demikian sistem produktifitas ekonomi dan
pasar tetap mewarnai kehidupan meningkatkan nilai ekspor pada usaha-
perekonomian (Mubyarto, 1997). usaha kecil di Indonesia, juga
Selanjutnya Pancasila juga mendukung penggunaan teknologi
menjadi ruh atau acuan dalam digital untuk perindustrian nasional
pembangunan iptek. Perkembangan dan mengembangkan star up.
IPEk harus didasarkan pada sebuah Pembangunan yang sedang
nilai moralitas yaitu Pancasila agar digalakkan perlu sebuah paradigma,
sesuai dan dapat diterima oleh yaitu sebuah kerangka berpikir atau
masyarakat Indonesia. sebuah model mengenai bagaimana
hal-hal yang sangat esensial dilakukan.

37
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

Pada dasarnya pembangunan itu bukan untuk menciptakan manusia yang


tujuan pada dirinya sendiri, tetapi suatu memiliki keterampilan dalam
usaha pengembangan manusia. Hal ini memanfaatkan teknologi untuk
mengambil pandangan pembangunan perkembangan industri. Di satu sisi
yang ketiga menurut Goulet (1997) pendidikan menurut UU No. 20 Tahun
mengenai pembangunan menekankan 2003 adalah usaha sadar dan terencana
nilai-nilai etis. untuk mewujudkan suasana belajar dan
Dalam konsepsi ini yang proses pembelajaran agar peserta didik
ditekankan bukan hanya hasil yang secara aktif mengembangkan potensi
bermanfaat, tetapi proses pencapaian dirinya untuk memiliki kekuatan
hasil juga penting. Pembangunan harus spiritual keagamaan, pengendalian diri,
berparadigma Pancasila yaitu kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
pembangunan yang sarat muatan nilai serta keterampilan yang diperlukan
yang berfungsi menjadi dasar dirinya, masyarakat, bangsa dan
pengembangan visi dan menjadi negara. Jika dikembalikan ke dalam
evaluasi atau mengawal terhadap pengertian di dalam Undang-Undang
pelaksanaan pembangunan. Seperti ini yang merupakan nilai praksis dari
menurut Gardner dalam (Latif, Y., nilai dasar Pancasila sebagai
2015) bahwa untuk membangun paradigma pembangunan maka
peradaban yang besar harus berdasar pendidikan tidak hanya fokus pada
pada sesuatu yang diyakini dan pengetahuan dan keterampilan saja
berdimensi moral. tetapi yang paling utama adalah
Dengan demikian dalam membentuk kepribadian atau
pembangunan di era revolusi industry menanamkan nilai-nilai Pancasila.
4.0 ini tidak hanya fokus pada Implikasinya adalah guru harus
pertumbuhan ekonomi yang berbasis menjadi teladan yang baik bagi
digital, tetapi juga bagaimana muridnya.
mengembangkan pembangunan di Kedua, adalah bagaimana
segala bidang yang mengacu pada pembangunan ekonomi di era revolusi
Pancasila sebagai moral dasar bangsa. industry 4.0 dalam persfektif
Yang pertama, adalah Pancasila. Pembangunan ekonomi
pembangunan pendidikan di era nasional harus juga berarti
revolusi Industri 4.0. Pendidikan pembangunan sistem ekonomi yang
dalam misinya di era ini diarahkan kita anggap paling cocok bagi bangsa

38
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

Indonesia. Dalam penyusunan sistem Orientasi perekonomian yang


ekonomi nasional yang tangguh untuk mengarah pada keadilan sosial dan
mewujudkan masyarakat yang adil dan kemerataan kesempatan dan jaminan
makmur atau tercapai kesejahteraan, sosial inilah yang masih tetap dan akan
sudah semestinya Pancasila sebagai selalu menjadi misi dari Negara
landasan filosofisnya. Menurut Yudi Indonesia dalam menyongsong
Latif (2015) prinsip kesejahteraan revolusi industry 4.0. Selain
harus berjiwa gotong royong yaitu perekonomian yang dapat memanfaat-
mengembangkan partisipasi dan kan teknologi yang ada juga harus ada
emansipasi di bidang ekonomi dengan kemandirian perekonomian Negara.
semangat kekeluargaan, bukan visi Yudi Latif (2015) mengungkapkan
kesejahteraan yang berbasis indi- beberapa program memperjuangkan
vidualism-kapitalisme. kemandirian dalam perekonomian
Perekonomian nasional yang yaitu: 1) merebut kemerdekaan
berkesejahteraan sosial ditegaskan dan ekonomi sebagai prasyarat untuk
tercantum dalam dalam UUD 1945 membumikan rencana ekonomi yang
Pasal 33, yaitu : (1) Perekonomian teratur dalam rangka mengadakan
disusun sebagai usaha bersama kemakmuran yang cukup bagi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan, (2) Indonesia; 2) bangsa Indonesia harus
Cabang-cabang produksi yang penting mengembangkan sikap kejiwaan dan
bagi negara dan yang menguasai hajat kesanggupan untuk sebisa mungkin
hidup orang banyak dikuasai oleh mencukupi diri sendiri; 3)
negara, (3) Bumi dan air dan kekayaan merevitalisasi pern Negara dalam
alam yang terkandung di dalamnya lapangan perekonomian yang
dikuasai oleh negara dan dipergunakan menguasai hajat orang banyak agar
untuk sebesar-besar kemakmuran tidak terjadi monopoli oleh pihak
rakyat, (4) Perekonomian nasional tertentu; 4) Semua bentuk badan usaha
diselenggarakan berdasar atas (BUMN) harus encerminkan sifat
demokrasi ekonomi dengan prinsip tolong menolong atau kekeluargaan; 4)
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, Meningkatkan UMKM yang berbasis
berkelanjutan, berwawasan ling- koperasi sebagai wujud demokrasi
kungan, kemandirian, serta dengan ekonomi; 5) memperkuat daya saing
menjaga keseimbangan kemajuan dan perekonomian dengan meningkatkan
kesatuan ekonomi nasional. nilai tambah dari keunggulan potensi

39
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

sumber daya yang dimiliki; 6) e. Diharuskan adanya kesamaan


memperkuan kedaulatan pangan dan pemahaman antara ilmuwan dan
energy serta mengutamakan pembelian agamawan, yaitu bahwa iman
produk dalam negeri; dan 7) memancar dalam ilmu sebagai
memberikan perhatian yang lebih besar usaha memahami “sunnatullah”,
pada pembangunan ekonomi kelautan- dan ilmu menerangi jalan yang
kemaritiman dan ekonomi kreatif. telah ditunjukkan oleh iman.
Selanjutnya yang ketiga adalah Selanjutnya T. Jacob (2000)
bagaimana pembangunan iptek di era berpendapat bahwa Pancasila
revolusi industry 4.0 yang mengacu mengandung hal-hal yang penting
pada Pancasila. Perkembanga ilmu dan dalam pengembangan ilmu dan
teknologi memberikan banyak teknologi.
kemudahan dan kemajuan bagi bangsa, Sila Ketuhanan Yang Maha
namun juga tidak sedikit dampak Esa mengingatkan manusia bahwa ia
negatifnya. Pengembangunan iptek hanyalah makhluk yang mempunyai
yang tidak didasarkan pada landasan keterbatasan seperti makhluk-makhluk
nilai akan menyebabkan peradaban lain, baik yang hidup maupun yang
yang buruk. Dengan demikian tidak hidup. Ia tidak dapat terlepas dari
Pancasila berperan memberikan alam, sedangkan alam raya dapat
beberapa prinsip etis kepada ilmu berada tanpa manusia.
pengetahuan dan teknologi, sebagai Sila Kemanusiaan yang adil
berikut (Siswoyo, D., 2016); dan beradab sangat penting dalam
a. Martabat manusia sebagai pribadi, pengembngan iptek. Menyejahterakan
sebagai subjek tidak boleh manusia haruslah dengan cara-cara
diperalat untuk kepentingan iptek, yang berperikemanusiaan. Disain,
riset. eksperimen, ujicoba dan penciptaan
b. Prinsip “tidak merugikan”, harus harus etis dan tidak merugikan
dihindari kerusakan yang manusia individual maupun umat
mengancam kemanusiaan. manusia,yang sekarang maupun yang
c. Iptek harus sedapat mungkin akan datang. Dalam etika ada prinsip
membantu manusia melepaskan dasar jangan merugikan orang lain dan
dari kesulitan-kesulitan hidupnya. jangan membisu kalau mengetahui ada
d. Harus dihindari adanya monopoli hal-hal yang merugikan kemanusiaan.
iptek. Jangan kita terjerumus mengembang-

40
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

kan iptek tanpa jiwa atau tanpa PENUTUP


perikemanusiaan. Dalam rangka mencapai visi
Sila Persatuan Indonesia me- revolusi industry 4.0 di Indonesia
ngingatkan kita untuk mengembangkan dalam pembangunan pendidikan,
iptek tentang dan untuk seluruh tanah ekonomi dan iptek perlu berpedoman
air dan bangsa. Segi segi yang khas dan mengacu pada Pancasila sebagai
Indonesia harus mendapatr prioritas ideology bangsa. Pancasila sebagai
untuk dikembangkan secara merata ideologi atau pandangan hidup bangsa
untuk kepentingan seluruh bangsa, implikasinya adalah Pancasila menjadi
tidak hanya atau terutama untuk paradigma pebangunan. Pancasila
kepentingan bangsa lain. diharapkan dapat menjadi matriks atau
Sila Kerakyatan meminta kita kerangka referensi untuk membangun
membuka kesempatan yang sama bagi suatu model masyarakat atau untuk
semua warga untuk dapat me- memperbaharui tatanan sosial-budaya.
ngembangkan iptek, dan mengenyam Pembangunan tidak hanya fokus dalam
hasilnya, sesuai kemampuan dan memanfaatkan digitalisasi tetapi juga
keperluan masing-masing. pembangunan pendidikan harus
Sila Keadilan Sosial mem- mampu mempersiapkan sumber daya
perkuat keadilan yang lengkap dalam manusia memiliki kekuatan untuk
alokasi dan perlakuan, dalam memberdayakan potensinya seoptimal
pemutusan, pelaksanaan, perolehan mungkin dalam penguasaan iptek
hasil dan pemikulan risiko, dengan dalam orientasi mencerdaskan
memaksimasi kelompok-kelompok kehidupan bangsa atas landasan iman
minimum. dan taqwa. Serta dapat mewujudkan
perekonomian yang mensejahterakan
seluruh rakyat Indonesia.

41
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Volume. 19. Nomor 1. Maret 2019 Hal : 30-42

DAFATAR PUSTAKA
Prasetyo, H. dkk., 2018.
Buhr, D., 2015. Social Innovation Policy
Industri 4.0: Telah klarifikasi Aspek
for Industry 4.0,
dan Arah Perkembangan Riset. Jurnal
Goulet, D., 1997. Development ethics: a
Teknik Industri, 13(1).
new discipline. International Journal
Putranto. 2018. Menghadirkan Pancasila
of Social Economics, 24(11),
dalam Era Revolusi Industri
pp.1160-1171.
Keempat.
Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila.
https://indonesiana.tempo.co/read/126
Yogayakarta. Paradigma.
974/2018/05/24/aryono_16/menghadi
Kasali, Renald. 2017. Distrubtion. Jakarta:
rkan-pancasila-dalam-era-revolusi-
PT Gramedia.
industri-keempat
Latif, Yudi. 2015. Revolusi Pancasila.
Satya, V.E., 2018. Strategi Indonesia
Jakarta: Mizan
Menghadapi Industri. 4.0. Info
Machfiroh, R. 2016. Menjadi Warga
Singkat, X.
Negara Pasca Modern dan
Schwab, K., 2017. The fourth industrial
Masyarakat Global Cyber (Teori
revolution. Currency.
Sosial Kewarganegaraan). Bandung:
Sergen, Lyman T. 1986. Ideologi Politik
Widya Aksara Press.
Kontemporer (Alih bahasa oleh Sahat
Morrar, R. et., 2014. The Fourth Industrial
Simamora). Jakarta: Bina Aksara.
Revolution (Industry 4.0): A Social
Siswoyo, D. 2016. Pancasila Sebagai
Innovation Perspective. Technology
Paradigma Pembangunan Bangsa
Innovation Management Review,
(Pancasila). Yogayakarta: UNY
7(July), pp.3–5.
Press.
Mubyarto 1997. “Bung Hatta dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Perekonomian Rakyat” dalam
Indonesia Tahun 1945
Pemikliran Pembangunan Bung
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Hatta. Jakarta : LP3ES
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

42

Anda mungkin juga menyukai