Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339303865

POTRET GENERASI MILENIAL PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Article in Focus Jurnal Pekerjaan Sosial · February 2020


DOI: 10.24198/focus.v2i2.26241

CITATIONS READS
6 3,392

5 authors, including:

R Willya Achmad W Santoso TRI Raharjo


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
5 PUBLICATIONS 8 CITATIONS 105 PUBLICATIONS 143 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Integrasi Tridharma View project

Research View project

All content following this page was uploaded by R Willya Achmad W on 29 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

POTRET GENERASI MILENIAL PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


R Willya Achmad W, Marcelino Vincentius Poluakan, Didin Dikayuana,
Herry Wibowo dan Santoso Tri Raharjo
Program Magister Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran, Email:
Radenwili14@gmail.com; ddikayuwan@gmail.com; marcelinopoluakan86@gmail.com;
heryfortune@yahoo.com: santosotraharjo@unpad.ac.id

ABSTRAK

Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak besar bagi kehidupan generasi milenal dan juga
mempengaruhi keberfungsian sosialnya di kehidupan nyata, banyak generasi milenial berjuang untuk
mempertahankan eksistensinya di media sosial maka artikel ini bertujuan untuk menganalisa Potret kehidupan
generasi milenial pada era revolusi industry 4.0. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
beradasar kepada analisis study literatur yang terkait Generasi Milenial dan Revolusi Industri 4.0. Hasil
penelitian menejlaskan bahwa generasi milenial secara keberfungsian sosial memiliki kekuatan di bidang
teknologi penelitian ini menyebutnya C3 Creative, Confident, Connected. Akan tetapi dalam prosesnya tidak
semua generasi milenial mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, krisis kepercayaan diri dan
depresi menjadi masalah-masalah psikososial nya.

Kata kunci : Generasi Milenial, Revolusi Industri 4.0, Keberfungsian Sosial

ABSTRACT

The Industrial Revolution 4.0 had a major impact on the life of the millennia generation and also
affected its social functioning in real life, many millennial generations struggled to maintain their existence on
social media so this article aims to analyze the portrait of millennial generations in the era of industrial
revolution 4.0. The research method uses a qualitative approach based on an analysis of literature studies
related to Millennial Generation and Industrial Revolution 4.0. The explanatory results of the study show that the
millennial generation in social function has strength in the technological field of this research, calling it C3
Creative, Confident, Connected. But in the process not all millennials are able to adapt to technological
developments, crises of self-confidence and depression become psychosocial problems.

Keywords: Millennial Generation, Industrial Revolution 4.0, Social Functioning

187
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

A. PENDAHULUAN dan YouTuber (pembuat konten YouTube). Di posisi


kedua, sebanyak 29,55 persen pengguna internet
Perkembangan Teknologi saat ini
Indonesia berusia 35 hingga 54 tahun. Kelompok ini
memberikan pengaruh yang cukup banyak dalam
berada pada usia produktif dan mudah beradaptasi
berbagai aspek kehidupan manusia, teknologi
dengan perubahan. Remaja usia 13 hingga 18
bukan hanya membantu manusia dalam bidang
tahun menempati posisi ketiga dengan porsi 16,68
pekerjaan tetapi sudah menjadi kebutuhan yang
persen. Terakhir, orang tua di atas 54 tahun hanya
tidak bisa dilepaskan oleh manusia. Kemajuan
4,24 persen yang memanfaatkan internet.
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari
dalam kehidupan, karena kemajuan teknologi akan Perilaku dan kebiasaan pada generasi
berjalan sesuai dengan perkembangan manusia dan milenial yang berusia 18-40 tahun itu mempunyai
ilmu pengetahuan, revolusi industry 4.0 menuntut tingkat antusiasme terhadap penggunaan teknologi
manusia masuk dalam perkembangan teknologi. cukup tinggi, tetapi mempengaruhi terhadap sikap
Revolusi Industri 4.0 secara fundamental dan perilaku nya, dalam peneltian anang (2016)
mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, dampak teknologi mempunyai dua pengaruh,
hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era pertama pengaruh postif yaitu memberikan manusia
ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia kemudahan untuk melakukan interaksi, mencari
dalam berbagai interkasi sosial nya. informasi lebih mudah, sedangkan yang kedua
pengaruh negatif, manusia akan menjadi perilaku
Dalam survey APJII 1 Mayoritas pengguna
yang egois, serba instan dan interkasi terhadap
internet sebanyak 72,41 persen masih dari kalangan
lingkungan sekitar menjadi cukup buruk.
masyarakat urban. Pemanfaatannya sudah lebih
jauh, bukan hanya untuk berkomunikasi tetapi juga Erving Goffman mengungkapkan bahwa
membeli barang, memesan transportasi, hingga setiap pengguna internet di media sosial
berbisnis dan berkarya. Usia muda, banyak inovasi menggunakan metafora dramatis untuk mejelaskan
Internet tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari- bagaimana para pelaku interaksi di dunia maya
hari anak muda zaman sekarang. Sebanyak 49,52 memperlakukan dirinya. Sejalan dengan hal
persen pengguna internet di Tanah Air adalah tersebut, manusia dapat menciptakan identitas
mereka yang berusia 19 hingga 34 tahun. Kelompok sebanyak mungkin sesuai pernan yang mereka
ini mengabsahkan profesi-profesi baru di ranah ambil dan ingingkan di era serba teknologi ini,
maya, semisal Selebgram (selebritas Instagram) tanpa melihat lingkungan sekitar. Menurut Larry
dan Richard E. Potter Media sosial juga membawa
1
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul perubahan drastis bagi perkembangan dewasa
"Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia?",
awal/generasi milenial terutama dalam kehidupan
https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177
/berapa-jumlah-pengguna-internet-indonesia. bermasyarakat, pertama, kehadiran media sosial
Penulis : Fatimah Kartini Bohang
tanpa disadari ternyata membawa perubahan
Editor : Reza Wahyudi

188
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

perubahan dalam hal kepercayaan (belifs), nilai muncul adalah tabiat menang sendiri, ingin lebih
(values), dan sikap (attitudes). Dalam hal dari yang lain dan tidak bisa menghargai orang lain.
kepercayaan (beliefs) media sosial mampu
Dalam penelitian Suryadi (2017) Kajian
mengubah perilaku masyarakat sesuai dengan iman
yang dilakukan Lita Mucharom, Human Capital
dan kepercayaan mereka. Media sosial juga mampu
Management Coat dari Langkah Mitra Selaras,
merubah nilai-nilai (values) yang dianut masyarakat
sebagaimana dimuat untuk menunjukkan bahwa
yang kemudian bergeser oleh kehadirannya.
generasi Y adalah pribadi yang bekerja untuk dapat
Sedangkan dalam sikap (beliefs), media sosial
menerapkan kreativitas, serta mencari lingkungan
merubah cara masyarakat berkomunikasi.
kerja yang santai penuh hura-hura. Mereka bekerja
Kedua, pandangan dunia (world view). tidak terlalu serius, karena bekerja bukan untuk
Media sosial merubah cara pandang masyarakat kehidupan atau menghidupi keluarga seperti yang
mengenai dunia. Mereka tidak lagi melihat dengan dilakukan generasi sebelumnya. Mereka sangat
menggunakan kacamata yang sempit, namun techno-minded dan berinteraksi lebih banyak lagi
pandangan nya luas. Orientasipun berubah melalui gadget Skype, Whatsapp, Twitter, Facebook
terutama dikalangan dewasa awal yang biasa walau dengan teman satu kantor. Mereka juga
disebut milenial. selalu ingin tampil beda dan mendominasi dunia
kerja serta permasalahan yang didepat oleh
Ketiga, organisasi sosial (social
generasi milenial adalah emosi mudah terganggu,
organization). Milenial memandang organisasi sosial
pergaulan bebas, pornografi, tidak sabar dan lebih
bukan organisasi yang formal dan nyata tetapi lebih
individualis di dunia nyata nya.
dipahami sebagai organisasi yang sifatnya maya
dengan keteratikan yang lemah. Sedangkan dalam Maka dari penjelasan tentang generasi
organisasi yang dibangun oleh media sosial, setiap milenial bisa kita lihat tentang potensi dan
anggota merasa memiliki ketertarikan dan tanggung permasalahannya dalam menghadapi era teknologi
jawab yang tinggi dengan organisasi sosial revolusi industri4.0. maka artikel ini akan
tersebut. membahas mengenai biospikososial genetasi
milenal dari umur 18-40 tahun berdasarkan analisis
Keempat, tabiat manusia (human nature).
Zastrow (2007) yang terdiri dari The Nature of
Tabiat manusia adalah suatu karakter yang dimiliki
Client problems, The Functioning (Keberfungsian),
oleh manusia itu. Tabiat manusia yang dinampakan
Motivation Of Client to Work on The Problem
dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan
(Motivasi Lansia dalam Menghadapi
latar belakang budaya yang mereka. Media sosial
Permasalahanya), Relevant Environmental Factor
merubah perilaku seseorang terutama kalangan
(Relevansi Faktor Lingkungan) dan Resources that
milenial karena ‘diri’ dijadikan ‘center’ dari semua
are available / needed (Sumber daya yang
kegiatan bersosial media maka tidak jarang yang
tersedia/diperlukan).

189
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

B. METODE PENELITIAN D. Taspcott (2008), dalam bukunya Grown


Up Digital, membagi demografi penduduk menjadi
Penelitian ini menggunakan metode
beberapa kelompok, sebagai berikut: (1) Pre Baby
kualitatif untuk menjelaskan secara keseluruhan
Boom, yang lahir pada 1945 dan sebelumnya; (2)
tentang keberfungsian dari generasi milenial dalam
The Baby Boom, yang lahir antara 1946–1964; (3)
menghadapi era teknologi 4.0 analisis yang
The Baby Bust, yang lahir antara 1965-1976,
digunakan berdasarkan kepada studi literatur dari
sebagai Generasi X; (4) The Echo of the Baby
kajian-kajian yang berkaitan dengan Generasi
Boom, yang lahir antara 1977-1997, sebagai
Milenial dan Revolusi Industri teknologi era 4.0.
Generasi Y; (5) Generation Net, yang lahir antara
1998 hingga 2009, sebagai Generasi Z; serta (5)
C. PEMBAHASAN
Generation Alpha, yang lahir pada 2010, sebagai
1.1 The Nature of Client’s
Generasi A (Taspcott, 2008). Generasi Y dikenal
Problem/Condition (Sifat permasalahan
dengan sebutan Generasi Milenial, atau Millenia
klien/kondisi)
Generation, yang lahir antara 1977-1998.
Perkembangan dari teknologi akan Generasi Y di tahun 2008 berusia antara 21 hingga
memberikan kebermanfaatan kepada setiap 29 tahun. Mereka sudah berinteraksi dengan
generasi, tetapi hanya generasi yang mampu teknologi sejak lahir. Generasi ini banyak
beradaptasilah yang akan bisa mengendalikan menggunakan teknologi komunikasi instan, seperti:
teknologi, termasuk generasi Milenial, generasi e-mail, SMS (Short Message Service), instan

milenial lahir dalam keadaan semua serba teknologi messaging, dan media sosial lainnya seperti Face
secara logika mereka akan cepat beradaptasi Book dan Twitter. Di samping itu, generasi ini juga
sehingga teknologi akan membantu generasi menyukai game on-line.
milenial dalam menjalankan keberfungsiannya
Generasi Y ini mempunyai karakteristik
tetapi seiring berjalannya waktu terdapat miss
sebagai berikut: rasa percaya diri, optimistis,
persepsi terhadap penggunaan teknologi, maka
ekspresif, bebas, dan menyukai tantangan
diperlukan sebuah pemahaman masalah atau
(Oktavianus, 2017). Atau Generasi Y ini
assessment untuk melihat dan mengetahui
digambarkan oleh Bambang Suryadi (2015),
gambaran kondisi permasalahan yang dialami
sebagai berikut: “Terbuka terhadap hal-hal baru
generasi milenial pada era revolusi industry 4.0.
dan selalu ingin tampil beda dari yang lain. Mereka
Ilmu Human Behavior Social Enviorenment melihat
benar-benar menggunakan kreativitasnya untuk
assement sebagai tools dalam mengetahui sifat dan
menciptakan sesuatu yang baru. Generasi ini
kondisi permasalahan klien, salah satunya melihat
menyukai suasana kerja yang santai dan mampu
aspek Biopsikososial.
mengerjakan beberapa hal secara bersamaan
(multi-tasking). Mereka termasuk peduli terhadap

190
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

gaya (style) dan cepat beradaptasi dengan sikap perfeksionis, generasi milenial melihat bahwa
teknologi. Sayangnya, generasi ini gampang bosan perfeksionis sebagai orientasi utama,
dan loyalitasnya dalam urusan pekerjaan terbilang kesempurnaan atau tekanan di media sosial akan
kurang “ mempengaruhi status sosial sehingga mereka
mengalami multidimensional perfectioisme atau
Secara fisik dan mental generasi milenial
sebuah tekanan untuk mendapatkan standart lebih
kemungkinan adalah generasi yang mengalami
tinggi.
kesehatan lebih buruk di usia paruh baya,
dibandingkan orang tua mereka/Generasi baby Dimensi Psikologis, sosial serta spiritual
boomers. Penelitian (Healty Foundation:2017) generasi milenial di masa revolusi industry 4.0
menyebutkan bahwa masalah pekerjaan, sangat sangat dipengaruhi oleh teknologi media
hubungan, dan rumah tangga yang sekarang sosial, penjelasan diatas sedikit memberi gambaran
mempengaruhi orang-orang berusia 20-an dan 30- bagaimana perkembangan diri milenial ditandai
an sebagai faktor yang dapat menyebabkan risiko dengan self-disclosure/ keterbukaan diri. Menurut
lebih tinggi untuk mengalami beberapa gangguan Anderson, ada tujuh tanda kematangan psikologis
seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung di orang dewasa awal/Generasi Milenial yaitu
kemudian hari. Secara keseluruhan, tren ini berorientasi pada tugas, memiliki tujuan yang jelas
berkaitan dengan stres jangka panjang, kecemasan, serta kebiasaan kerja yang efisien, mengendalikan
depresi atau kualitas hidup yang lebih rendah. perasaan pribadi, bersikap objektif, menerima kritik
Laporan tersebut juga menemukan bahwa generasi dan saran, bertanggungjawab terhadap usaha
milenial adalah generasi pertama yang pribadi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru.
mendapatkan uang lebih sedikit daripada orang tua
Berikut karakteristik masyarakat baik
mereka pada usia mereka. Hal ini sebagaimana
sebelum maupun sesudah bersentuhan dengan
dikemukakan oleh (Andri:2010) generasi milenial
internet:
paling banyak mengalami tekanan kehidupan dan
pekerjaan, pola revolusi industry 4.0 menuntut Masyarakat Citizen Masyarakat Netizen
perusahaan bekerja lebih cepat serta kondisi
Memperoleh informasi Memperoleh informasi
perekonomian yang kurang stabil dan faktor asupan dari obrolan dan diskusi dari hasil berselancar
dengan orang terdekat di internet
makanan menjadi faktor yang berpengaruh kepada
kesehatan mental para generasi milenial, generasi Konektivitas dan jaringan Konektivitas dan
ini lebih cenderung Self Centered dan ingin menjadi sebatas lingkungan jaringan hingga ke
sekitar atau seluruh dunia (global),
pusat perhatian, sebenarnya kondisi itu dipengaruhi keluarga/sahabat yang bisa terhubung dengan
oleh perkembangan media sosial, dalam Jurnal dikenal artis atau pejabat
sekalipun
Psychological menyebutkan bahwa gangguan
mental dikalangan milenial terjadi akibat tingginya Diskusi dilakukan dalam Diskusi dilakukan lewat
ruang nyata misalnya pertemuan digital

191
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

dalam suatu (group chatting, forum, terutama di saat-saat krisis. Pada saat paruh baya,
rapat/pertemuan mailist, dsb)
Generasi milenial akan semakin energetik, berani
mengambil keputusan, dan kebanyakan mereka

Maka dari itu perkembangan psikologis mampu menjadi pemimpin yang kuat. Pada saat
mereka tua, Generasi milenial akan menjadi sebagai
generasi milenial bisa dilihat ketika sudah
bersentuhan dengan teknologi internet, bagaimana sekelompok orang tua yang mampu memberikan
kontribusi dan kritikan kepada masyarakat.
mereka mendapatkan informasi, jaringan dan
pertemuan dilakukan di media sosial, hal ini tidak
Peran dari media sosial sangat memberikan
sesuai dengan aspek sosial yang lebih menekankan
dampak terhadap keberfungsian generasi milenal,
pertemuan tatap muka untuk meningkatkan relasi pandangan mengenai konsep diri tentang siapa
komunikasi yang lebih baik, Menurut (Zemke et
dirinya dipengaruhi oleh media sosial seperti yang
al:2013) Generasi milenial lebih menyukai
dikemukakan harlock (1978) individu yang dapat
komunikasi dengan teknologi serta mengingkan
mengembangkan sifat-sifat kepercayaan diri, harga
rapat dengan teknologi.
diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara

1.2 The Social Functioning (Keberfungsian realities. Selain itu dapat menilai hubungan dengan

sosial) orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan


penyesuaian sosial yang baik. Konsep diri ini terlalu
Keberfungsian sosial generasi milenial sangat luas untuk menampung dan menginterprestasikan
berkaitan erat dengan lingkungannya, seluruh pengalaman seseorang, ketika dia bisa
keberfungsian ini melihat generasi milenial secara menerima dirinya, dia juga dapat menerima orang
keselurahan (sistem sosial dan jaringan sosial) lain. David G. Myres (2013) menejlaskan aspek-
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, aspek dalam menunjang konsep diri seseorang,
menjalankan peranan sosial dan mampu aspek-aspek tersebut adalah konsep diri (Self
menghadapi tekanan (shock and stresses) ketiga Concept), pengetahuan tentang diri sendiri (self
aspek tersebut saing berkaitan dan berinteraksi knowledge), harga diri (self esteem dalam
untuk membentuk kemampuan generasi milenial kehidupan sosial yang mempengaruhi diri (social
dalam menjalankan keberfungsian sosialnya. Hal ini self).
didukung oleh hasil penelitian (Taspcott, 2008;
Suryadi, 2015; dan Oktavianus, 2017).Generasi Self Knowledge atau pengetahuan yang
dimiliki seseorang tentang segala aspek diri yang
milenial pada setiap tahap kehidupannya juga
sangat berbeda. Pada saat muda, Generasi milenial dimiliki dan terus berkembang menjadi identitas

ini sangat tergantung pada kerja sama kelompok. diri, hal ini sesuai dengan penelitian Pamela, dkk

Pada saat mereka mulai dewasa, Generasi milenial (2016) yang mengatakan bahwa real self dan ideal

akan berubah menjadi orang-orang yang lebih self yang ditampilkan di media sosial adalah diri
ideal yang berjarak dari diri mereka yang
bersemangat apabila bekerja secara berkelompok,

192
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari berbeda, jejaring sosial akun media sosial generasi milenial.
sehingga mereka menikmati keberadaaan diri yang Krisis kepercayaan diri ketika seseorang tidak
ideal tersebut walau tidak nyata dengan lebih mampu mengelola kesan melalui panggung depan
banyak menghabiskan waktu di media sosial. Lebih ketika itu justru memiliki status keseharian yang
lanjut aspek self knowledge menurut Shelley E berpotensi untuk keluar dari realitas yang
Taylor (1997) adalah skema tentang pengalaman di ditampilkan dalam jejaring sosial sebagai seseorang
masa lalu yang kecewa kemudian membantu orang yang dilihat banyak orang. Maka generasi milenal
untuk menentukan dan mengarahkan pilihannya harus mendapatkan pemahaman tentang
kepada masa depan. Hal tersebut merupakan bagaimana mengelola emosi
pengalaman generasi milenal untuk berlomba-
Hasil penelitian Bambang (2015) generasi
lomba mempertontonkan diri mereka di media
milenial ketika mendapatkan masalah mereka tidak
sosial sebagai seseorang yang sukses, smart dan
serta merta mencari pertolongan konselor atau
humble (feist&feist 2009).
psikolog, mereka lebih mencari pihak terdekat
1.3 Motivation Of Client to Work on the seperrti teman sebaya dan orang tua, disisi lain
Problem (Motivasi Generasi Milenial peran seperti ustad, guru agama dan tokoh
dalam menghadapi masalahnya) masyarakat mempengaruhi proses pemecahan
masalah pada generasi generasi milenial.
Permasalahan yang sering didapatkan oleh
generasi milenial adalah krisis kepercayaan diri, 1.4 Influence Envionmental Factors
revolusi industri menuntut orang untuk berpikir (Pengaruh Faktor Lingkungan)
cepat, informasi dan aktualisasi diri diperlihat di
media sosial, sehingga sebagian generasi milenial Faktor lingkungan dalam mempengaruhi pola

mau tidak mau ikut dalam perkembangan teknologi pikir generasi milenal harus sangat diperhatikan,

ini, akibat dari revolusi industry 4.0 setiap orang generasi milenial mempunyai sudut pandang

memiliki alasan untuk menampilkan diri secara tentang lingkungan, lingkungan menjadi 2, citizen

berbeda-beda. Ada satu sisi dimana seseorang ingin dan nitizen. Masyarakat Netizen generasi milenial

dipandang ideal bahkan mendekati sempurna, yang dipengaruhi oleh internet cenderung untuk

namun disisi lain seseorang bisa tampil berlawanan menjadi penyendiri karena sering menghabiskan

arah dari kata ideal tersebut. Sisi-sisi tersebut waktunya dengan internet . Hal ini mengakibatkan

ditampilkan melalui sebuah persiapan layaknya muncul perasaan kesepian. Seseorang pada masa

orang yang akan tampil dalam sebuah pementasan dewasa awal harusnya menjalin relasi yang dekat

di panggung pertunjukan. dengan banyak orang untuk mendukung tujuan dan


cita-citanya. Merupakan masa dimana orang
Pengelolaan kesan yang ditampilkan pada menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain
panggung depan dapat ditemukan jelas pada sehingga terjadi intimasi . Namun, karena pengaruh

193
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

internet, proses sosialisasi dan intimasi tidak Faktor-faktor dalam kehidupan orang dewasa
yang akan mempermudah perkembangan
berjalan dengan baik. Pengaruh internet juga bisa
diantaranya adalah:
membuat seseorang kecanduan dengan internet
terutama remaja dan dewasa awal. Hal yang saat  A. Kekuatan Fisik: Bagi banyak individu,
ini ditemukan di negara-negara Asia adalah internet puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia
pertengahan 20 tahun. Kekuatan Fisik
gaming disorder . Internet gaming disorder sebagai seseorang perlu dijaga dengan baik, hal
suatu kecanduan menunjukkan simptom-simptom tersebut dapat dituangkan dalam 7
kebiasaan hidup yang sehat antara lain:
seperti tidak bisa mengontrol diri, kehilangan
ketertarikan kepada hobi.  B. Kemampuan Motorik: Kekuatan
motorik orang dewasa mencapai puncak
Pengaruh faktor lingkungan merubah sikap kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an
tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat
negative dari generasi milenial bisa menggunakan 3 antara usia 20 dan 25 tahun kemudian
perspektif, pertama, Appereance evaluation, dimana sesudah itu kemqampuan ini sedikit demi
sedikit akan menurun. Disamping itu orang
generasi ini harus bisa mengevaluasi dan berhenti dewasa yang memiliki kemampuan motorik
bermain media sosial secara berkala, kedua. yang baik cenderung akan dapat
menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang
Appereance orientation, generasi milenial mencoba menuntut kemampuan fisik. Hal ini
untuk memperbaiki dan meningkatkan aktualisasi memudahkan seseorang untuk bergaul dan
berkomunikasi baik dilingkungan
dirinya di lingkungan nyarta, hal ini bertujuan untuk masyarakat maupun di lingkungan
kembali meningkatkan kepercayaan diri mereka. pekerjaan.

Ketiga, Self-clasifield, generasi milenal berhenti


 C. Kemampuan Mental: Kemampuan
untuk mengklasifikasikan status sosial di dunia mental yang diperlukan untuk
maya. Ini hanya salah satu upaya untuk kembali menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru
adalah mengingat kembali hal-hal yang
meningkatkan harga diri dan rasa berguna bagi dulu pernah dipelajari, penalaran analogi
generasi milenial. dan berpikir kreatif. Kemampuan mental
mencapai puncaknya pada usia 20 tahun
dan akan menurun sedikit demi sedikit.
Menurut pandangan W. Stern perkembangan
Penelitian-penelitian terhadap kemampuan
manusia merupakan suatu hal yang ditekankan
mental dengan menggunakan tes
pada arti penting pengalaman, lingkungan dan
intelegensi, sangat jelas menggambarkan
pendidikan.
adanya kemampuan mental yang baik
Selain di atas, ada juga aliran konvergensi yang
dalam masa dewasa awal (Arthur T. Jersid:
merupakan gabungan aliran empirisme dengan
1978).
aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti
penting heriditas dengan lingkungan sebagai factor-
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan  D. Motivasi untuk Berkembang: Apabila
orang dewasa. Tokoh aliran ini adalah W. Stern. remaja telah mencapai usia dewasa secara
Aliran ini berpendapat bahwa didalam hokum, mereka berkeinginan kuat untuk
perkembangan orang dewasa itu baik dasar atau dianggap sebagai orang-orang dewasa
pembawaan maupun lingkungan memainkan yang mandiri oleh kelompok social mereka.
peranan penting. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang
dewasa untuk mengembangkan dirinya.
Pada masa dewasa, individu terdorong

194
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

untuk mulai bekerja, memilih pasangan redefinisi ulang berbagai kebijakan rekrutmen dan
hidup belajar hidup dengan tunangan
penerimaan karyawan baru; (3) memberikan
mulaio membina keluarga, mengasuh anak,
mengelola rumah tangga, mengambil pelatihan tentang gaya manajemen Generasi Y dan
tanggung jawab sebagai warga Negara dan
Z kepada para pimpinan/supervisor; (4) perkuat
mencari kelompok social yang
menyenangkan. kerja kelompok, dimana Generasi Y dan Z terbiasa
bekerja kelompok, dilatih berdialog, berdebat,
 E. Model Peran: Orang dewasa yang menguji logika, dan mahir presentasi dengan
berinteraksi dengan orang dewasa lainnya
mempunyai model peran untuk diteladani menggunakan berbagai multimedia, sehingga
karena berinteraksi dengan orang dewasa situasi ini diharapkan akan muncul inovasi-inovasi
lainnya mereka memperoleh motivasi untuk
mencontoh perilaku sesuai dengan baru; (5) siapkan waktu untuk feedback dan
ketentuan-ketentuan yang dianut oleh diskusi; (6) lakukan coaching secara intensif; serta
masyarakat orang dewasa dan sebaliknya
orang dewasa yang berinteraksi dengan (7) perbanyak open communication.
remaja mengikuti garis-garis perilaku
remaja akan tetap berperilaku seperti KESIMPULAN
remaja dan bukan pola perilaku orang
dewasa.
Revolusi industry 4.0 merubah perkembangan

1.5 Strenght based (perspektif kekuatan) manusia sebagaimana mestinya, pola interaksi yang
berubah menjadi lebih simple berkat bantuan
Persepektif kekuatan ini dimiliki oleh setiap teknologi media sosial, tetapi tidak semua generasi
generasi, generasi milenial mempunyai kekuatan di yang mampu menyesuaikan diri dengan revolusi
bidang teknologi, para ahli mengatakan C3 indutri 4.0 termasuk generasi milenial, ada positif
:Creative, Confident, Connected. Generasi Milenial dan negative dalam perkembangan teknologi ini,
adalah generasi yang kreatif. Karya-karya mereka di perubahan cara pikir generasi milenial melihat
bidang teknologi tidak bisa di pandang sebelah lingkungan sekitar seperti sistem kepercayaan
mata, selain kreatif, Generasi Milenial juga (belifs), nilai (values), dan sikap (attitudes). Dalam
mempunyai produktivitas yang cukup tinggi di hal kepercayaan (beliefs) media sosial mampu
media sosial/industry media, tetapi produktivitas ini mengubah perilaku masyarakat sesuai dengan iman
harus didukung juga oleh beberapa asepek, dan kepercayaan mereka. Ini terlihat ketika mereka
menurut subandowo (2016) Beberapa tips untuk lebih mengedepankan teknologi ketimbang yang
mengoptimalkan produktivitas Generasi Y , antara lain. Secara keberfungsian sosial generasi milenial
lain: (1) menciptakan suasana kerja dengan memiliki kekuatan yang tidak dipunya oleh generasi
atmosfir continuous improvement, yakni sebelumnya, yaitu masalah kreatifitas, jaringan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk media sosial yang luas serta kepercayaan diri
mengeluarkan ide-ide dan kreativitasnya, karena terhadap hasil karya mereka, kelemahan mereka
mereka membutuhkan lingkungan kerja yang bebas terlihat dari krisis kepercayaan diri ketika hasil yang
berekspresi, sekaligus penuh tantangan; (2)

195
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

diharapkan tidak sesuai dengan kenayataan, http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.elli


terutama masukan dari citizen di media sosial. son.html

Ellerman, E. (2007). The Internet in Context. In


Dalam pengelolaan emosi, generasi milenial Psychology and The Internet: Intrapersonal,
sering terbawa emosi tidak bisa mengontrol hal ini Interpersonal, and Transpersonal
terlihat ketika rasa puas mereka tidak bisa Implications. 2nd Edt. Jayne Gackenbach
(Editor). USA: Academic Press
terselesaikan di media sosial, dan mereka juga tidak
bisa mengontrol diri akibat perkembangan arus Esther widhi. (2015) TEXT RELATIONSHIP DALAM
JEJARING SOSIAL DI KALANGAN DEWASA
teknologi. Tetapi dalam kenyataan nya generasi
MUDA (Studi Awal dengan Pendekatan
milenial masih membutuhkan peran orang terdekat Fenomenologis). Neliti.com
dan ustad untuk membantu menyelesaikan masalah
Febry (2015). KONSEP DIRI PENGGUNA AKTIF
mereka. Mau tidak mau generasi milenial harus JEJARING SOSIAL PATH (Studi Deskriptif
menciptakan sebuah sistem baru yang mampu Kualitatif Terhadap Konsep Diri Siswa SMA
mengelola ruang lingkup citizen dan nitizen Santo Bellarminus Bekasi Sebagai Pengguna
Aktif Jejaring Sosial Path). Ejurnal. Universitas
sehingga dalam pengelolaan emosi lebih bisa Atma jaya Yogyakarta.
terkendali.
Harsanti, Maulana. HUBUNGAN KOHESVITAS DAN
DAFTAR PUSTAKA KEPERCAYAAN DIRI PADA PRIA DEWASA
AWAL ANGGOTA KLUB MOBIL. Jurnal
Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: gunadharma.
Usaha Nasional hlm. 17.
Hurlock, E.B. (1993). Psikologi perkembangan:
Abdul kadir & terra CH. 2003. Pengenalan Teknologi Suatu pendekatan sepanjang rentang
Informasi. Yogyakarta, Andi Offfset. kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Ahmadi, A. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Robert & Greene. 2002. Social Workers Desk
Penerbit Rineka Cipta. Davis, K. (2000). Refernce. Oxford University Press: New York.
Human behavior at work. New Delhi: Graw
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development, Jilid
Hill Publishing Company Ltd
II. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Anantatmula, V.S. & B. Shrivastav. (2012). Erlangga
“Evolution of Project Teams for Generation Y
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution.
Workforce” in International Journal of
Crown Business Press.
Managing Projects in Business, Volume 51,
pp.9-26, doi: 10.1108/17538371211192874. Subandowo. M. Peradan dan Produktivitas dalam
perspektif bonus demografi serta generasi x
Boyd, D. M., & Ellison, N. B., (2007). Social network
dan y. Sosiohumanika. Vol 10. November
sites: Definition, history, and scholarship.
2017
Journal of Computer-Mediated
Communication, 13(1), study 11. Retrieved Suryadi, Bambang. (2015). “Generasi Y:
from Karakteristik, Masalah, dan Peran Konselor”.

196
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 187 – 197 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

Makalah disajikan dalam acara Seminar dan Zastrow, Charles dan Kirst-Ashman, Karen. 2007.
Workshop Internasional Human Behavior and The Social Environment.
Thomson Brooks/Cole. United States of
Tofler, A. (1970). Future shock. USA: Random America
House.

Sukoco, Dwi H. (1992). Profesi Pekerjaan Sosisal.


Bandung : Kopma STKS Bandung.

197

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai