Pertanyaan :
“Jelaskan/ Buat Artikel pentingnya pengetahuan bagi kehidupan masyarakat informasional
pada era masyarakat pasca kapitalis”
Jawaban :
Dengan adanya jaringan (network) memungkinkan komunikasi berjalan kesemua arah, pada
level struktur manapun, tanpa perlu diwakilkan. Produktivas dan efisiensi kerja organisasi/
institusi akan semakin berkembang pesat dengan adanya perkembangan teknologi informasi
dan jaringan informasi.
Dengan adanya jaringan ini, maka seyogyanya pemberdayaan masyakarat informasi dapat
dilakukan ke semua lapisan masyarakat, pada level struktur mana saja, dimanapun dan
kapanpun. Jaringan menjadi hal penting karena dengan adanya jaringan setiap individu
berhubungan satu sama lain, saling terbuka, mampu berkembang, dinamis, dan mampu
bergerak ke arah yang lebih baik.
Adanya jaringan ini juga membuat kapitalisme semakin mendunia dan teroganisasi. Hal ini
tergambar pada perkembangan perusahaan transnasional yang luar biasa berkembang di
berbagai negara, tidak akan terjadi tanpa dukungan teknologi informasi. Adanya teknologi
informasi disini memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi.
Dalam pandangan Castells, teknologi komputer dan aliran informasi telah mengubah dunia
bahkan hingga menimbulkan permasalahan pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Istilah
informasionalisme yang dikenalkan Castells adalah suatu mode perkembangan dimana
sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor
produksi berbasis pengetahuan dan informasi.
Jadi, tidak hanya bardasarkan pada kekuatan modal. Seperti halnya konsep smart city, pada
dasarnya adalah memandang sebuah informasi dan pengetahuan memainkan peranan penting
dalam kepengelolaan kota.
Menurut Castells (2000) dalam Rahma (2014), bahwa penerapan pengetahuan (knowledge)
dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta
berpengaruh signifikan terhadap organisasi sosial.
Bagi Castells, dikatakan bahwa kemajuan teknologi informasi telah menyediakan "dasar
materi" bagi "perluasan pervasive" dari apa yang disebut bentuk jejaring sosial dari organisasi
dalam setiap keadaan struktur sosial (Rahma Sugihartati, 2014:39).
Pervasive adalah suatu bentuk dimana teknologi telah menyatu terhadap pemakai teknologi
dan lingkungannya sehingga teknologi tersebut bukan suatu hal yang khusus. Bisa dikatakan
teknologi tersebut sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Misalnya penggunaan smartphone
oleh seseorang untuk aktivitasnya sehari-hari. Ketika smartphone tersebut ketinggalan, maka
akan menimbulkan ketidakpastian perasaan.
Dalam pandangan Castells, teknologi komputer dan aliran informasi telah mengubah dunia
bahkan hingga menimbulkan permasalahan pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Istilah
informasionalisme yang dikenalkan Castells adalah suatu mode perkembangan dimana
sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor
produksi berbasis pengetahuan dan informasi.
Jadi, tidak hanya bardasarkan pada kekuatan modal. Seperti halnya konsep smart city, pada
dasarnya adalah memandang sebuah informasi dan pengetahuan memainkan peranan penting
dalam kepengelolaan kota.
Menurut Castells (2000) dalam Rahma (2014), bahwa penerapan pengetahuan (knowledge)
dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta
berpengaruh signifikan terhadap organisasi sosial.
Sehingga perkembangan masyarakat diakhir abad ke-19 yang dipengaruhi oleh
perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai masyarakat jaringan
(network society).
Selanjutnya dari sinilah muncul istilah "masyarakat informasi". Kedua istilah diatas muncul
didasarkan pada "informasionalisme". Perkembangan masyarakat pada abad ke-19 yang
dipengaruhi oleh perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai
masyarakat jaringan atau yang lazim disebut sebagai network society (Rahma Sugihartati,
2014:61).
Dengan adanya jaringan (network) memungkinkan komunikasi berjalan kesemua arah, pada
level struktur manapun, tanpa perlu diwakilkan. Produktivas dan efisiensi kerja organisasi/
institusi akan semakin berkembang pesat dengan adanya perkembangan teknologi informasi
dan jaringan informasi.
Dengan adanya jaringan ini, maka seyogyanya pemberdayaan masyakarat informasi dapat
dilakukan ke semua lapisan masyarakat, pada level struktur mana saja, dimanapun dan
kapanpun. Jaringan menjadi hal penting karena dengan adanya jaringan setiap individu
berhubungan satu sama lain, saling terbuka, mampu berkembang, dinamis, dan mampu
bergerak ke arah yang lebih baik.
Adanya jaringan ini juga membuat kapitalisme semakin mendunia dan teroganisasi. Hal ini
tergambar pada perkembangan perusahaan transnasional yang luar biasa berkembang di
berbagai negara, tidak akan terjadi tanpa dukungan teknologi informasi. Adanya teknologi
informasi disini memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi.
1. Kebutuhan akan informasi sangat tinggi dalam kehidupan masyarakat, baik untuk
berinteraksi antar manusia maupun untuk menunjang kegiatan kerja, kegiatan Sosial,
pengajaran, serta aktivitas lainnya
2. Masyarakat informasi bergantung pada inovasi Teknologi yang terus berkembang.
3. Spatial, masyarakat informasi terhubung dengan lokasi yang mempunyai efek pada
pengorganisasian waktu dan ruang
4. Occupational, perubahan yang terjadi dalam masyarakat informasi menyebabkan
perubahan dalam ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang informasi.
5. Masyarakat informasi mengalami perubahan siklus Budaya dalam kehidupan sehari-
hari karena ketersediaan informasi dari berbagai saluran Media, termasuk Media
sosial.
1. Masyarakat Pre-Agraris: Masyarakat yang hidup dalam sebuah kelompok kecil yang
mata pencahariannya dengan berburu binatang dan Bercocok tanam. Budaya mereka
tergantung pada kata-kata untuk mengirimkan ide-ide di antara mereka sendiri dan
antar generasi. Tokoh-tokoh masyarakat, Dukun dan pendongeng menjadi penyebar
informasi, bahkan karya-karya mereka masih dikenal hingga saat ini dalam cerita
rakyat, seperti Odyssy, Homer Illiad, dan sebagainya.
2. Masyarakat Agraris: masyarakat yang mengandalkan sumber alam untuk kehidupan.
Umumnya mereka dalam bekerja tidak membutuhkan keterampilan (skill). Secara
teknologi, peralatan yang dipakai untuk berkerja umumnya masih manual. Sektor
produksi dalam masyarakat agraris seperti bidang pertanian, pertambangan,
perikanan, dan peternakan
3. Masyarakat Industri: Masyarakat industri dimulai di Inggris pada abad ke-18 yang
ditandai oleh perubahan sangat cepat dalam teknologi dan pembuatan barang-barang
setelah diketemukan Mesin uap yang dampaknya telah mengubah proses dan cara
kerja manusia. Dalam masyarakat industri, modal menjadi kekuatan utama. Untuk
menunjang pekerjaan, dibutuhkan skill khusus, seperti ahli Mesin dan lain-lain.
Model produksi di bidang ekonomi seperti Produksi, distribusi barang, konstruksi
berat, dan sebagainya.
4. Masyarakat Informasi: Dalam masyarakat informasi, sumber daya yang diolah
adalah Informasi, yakni berupa transmisi data dan komputer. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam era ini adalah pengetahuan sehingga membutuhkan sumber daya
manusia yang berketerampilan tinggi, yakni kaum Profesional. Masyarakat informasi
membutuhkan teknologi cerdas dengan menerapkan Ilmu pengetahuan
dan Teknologi. Model produksi di bidang ekonomi pada era ini
seperti, Transportasi, Perdagangan, Asuransi, Realestate, Kesehatan, Pendidikan, Ris
et, Pemerintahan, dan lain sebagainya.
Masyarakat informasi juga sering diaggap sebagai penerus masyarakat industri atau disebut
masyarakat pascaindustri, masyarakat pengetahuan, masyarakat Telematika, masyarakat
jaringan. Penanda dari era ini adalah adanya perubahan yang sangat cepat baik di bidang
teknologi, informasi, ekonomi, budaya, dan sebagainya.