Soal Dan Jawaban Patologi Manusia Tugas Kelompok
Soal Dan Jawaban Patologi Manusia Tugas Kelompok
Soal Dan Jawaban Patologi Manusia Tugas Kelompok
SOAL
1. Mengapa penyakit Stroke hanya menyerang satu syaraf saja ? ( pertanyaan kel 2)
2. Apakah gejala dislipidemia selalu merasa pegal di pundak / leher dan nyeri di
persendian ? ( pertanyaan kel 5 )
JAWABAN
1.
Jawaban no 2
2. Keluhan pegal di pundak atau leher itu hanya keluhan subjektif sehingga harus
dilakukan pemeriksaan yang sifatnya objektif melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan darah profil lipid , Penegakkan diagnosis dislipidemia terutama
mengandalkan modalitas utama berupa pemeriksaan penunjang. Akan tetapi,
anamnesis dan pemeriksaan fisik juga memegang peranan penting dalam
menentukan stratifikasi risiko bagi pasien dengan dislipidemia. Selain itu, melalui
anamnesis dan pemeriksaan yang menyeluruh, dapat membedakan penyebab
dislipidemia yang terjadi pada pasien berasal dari kelompok primer atau sekunder.
a. Anamneses
Pada anamnesis, perlu dicari faktor risiko aterosklerotik, yaitu kebiasaan merokok,
riwayat hipertensi, riwayat pemeriksaan kadar lipid sebelumnya yang menunjukkan
kadar kolesterol HDL rendah, riwayat penyakit jantung dini pada keluarga (pada
wanita usia <65 tahun dan pria usia <55 tahun), serta usia pasien saat ini (laki-laki
>45 tahun, perempuan >55 tahun). Selain itu, perlu juga menggali kebiasaan dan
gaya hidup pasien seperti asupan makanan sehari-hari, kebiasaan mengkonsumsi
alkohol, serta aktivitas fisik harian.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada kebanyakan pasien dislipidemia, pemeriksaan fisik tidak menunjukkan
kelainan. Tanda klinis dapat ditemukan pada dislipidemia genetik, misalnya
xanthelasma, xanthoma, dan arkus kornealis prematur pada usia <45 tahun.
Temuan pemeriksaan fisik pada pasien dengan aterosklerosis yang terkait
dislipidemia misalnya kenaikan tekanan darah, bruit pada arteri karotis, dan
gambaran klinis penyakit arteri perifer.
Pada dislipidemia sekunder, dapat pula ditemui tanda-tanda penyakit dasar seperti
pada kasus hipotiroidisme, sindrom nefrotik, sindrom cushing, dan hepatitis.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan modalitas utama dalam menegakkan diagnosis
dislipidemia. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah profil lipid
lengkap meliputi kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Penghitungan
kadar LDL di laboratorium besar biasanya sudah dilakukan dengan cara direk.
Namun, dapat pula dilakukan penghitungan secara indirek dengan rumus
Friedewald, yaitu:
LDL= Kolesterol total - HDL – (TG/5)
*rumus hanya berlaku bila kadar trigliserida <400 mg/dL.
Tujuan dari pemeriksaan profil lipid di antaranya sebagai berikut :
Kadar kolesterol total digunakan untuk estimasi risiko kardiovaskular
Kadar LDL merupakan parameter lipid primer untuk analisis penapisan, diagnosis,
dan pengobatan dislipidemia.
Kadar HDL digunakan sebagai parameter tambahan untuk estimasi risiko
kardiovaskular.
Kolesterol non-HDL yang didapat dari pengurangan nilai HDL terhadap kolesterol
total merupakan target terapi sekunder bagi pasien dengan risiko kardiovaskular
tinggi dan sangat tinggi yang memiliki konsentrasi trigliserida tinggi dan
LDL telah mencapai target terapi.
Trigliserida diperhitungkan karena menambah risiko kardiovaskular yang disebabkan
oleh LDL dan mempengaruhi pilihan terapi, meskipun pedoman yang ada
menyarankan pemeriksaan profil lipid harus didahului puasa. Namun, banyak penelitian
menyatakan tidak ada perbedaan bermakna dari profil lipid yang dilakukan dengan atau
tanpa didahului puasa. Pada tahun 2016, sebuah konsensus dipublikasikan terkait
protokol puasa sebelum pemeriksaan profil lipid dilakukan. Konsensus ini
merekomendasikan pengukuran profil lipid tanpa berpuasa terlebih dulu. Pengukuran
yang didahului puasa boleh dipertimbangkan jika non-fasting trigliserida > 440 mg/dL.
<100 Optimal
160-189 Tinggi
<200 Diinginkan
≥240 Tinggi
<40 Rendah
≥60 Tinggi
<150 Normal
150-199 Borderline
200-499 Tinggi
Sumber / Referensi :
2.
3.