DI PERUSAHAAN
TRI WAHYUDI
K25161039
KELAS E60
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmatnya makalah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih penulis
dalam studi kasus ini adalah mengenai sistem informasi dengan judul Pentingnya
Maintainability Sistem Informasi di Perusahaan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, keluarga saya yang selalu
mendukung dalam semua kegiatan saya, dan teman-teman kelas E60 yang banyak
memberikan bantuan selama kuliah.
Tri Wahyudi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penulisan 2
Manfaat Penulisan 2
2 PEMBAHASAN 2
2.1. Definisi Sistem Informasi 2
2.2. Definisi dan Pentingnya Maintainability 3
3 SIMPULAN DAN SARAN 8
Simpulan 8
Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
1
Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen, dimana diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pemahaman untuk
mengetahui pentingnya maintainability sistem informasi di perusahaan.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa dan
pembaca akan pentingnya maintainability sistem informasi di perusahaan.
2 PEMBAHASAN
2
• Sumber data yang diubah oleh kegiatan pengolahan informasi ke berbagai produk
informasi bagi pengguna akhir.
• Pengolahan informasi terdiri dari kegiatan sistem input, pengolahan, output,storage,
dan kontrol.
3
peningkatan, penambahan dan penghapusan kemampuan, adaptasi dalam perubahan
kebutuhan data di lingkungan operasi, peningkatan dari pencapaian, kemampuan,
atau kualitas yang lain.
Maintainability atau kemampuan untuk memelihara suatu sistem memegang
peranan sangat penting dalam penerapapan dan pengembangan sistem informasi
karena pemeliharaan secara periodik atau berkala dapat mendeteksi sedini mungkin
terjadinya kesalahan yang harus segera diperbaiki, mempertahankan sistem informasi
tersebut, atau meningkatkan kinerjanya agar memiliki performa yang baik dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Maintainability menjadi hal yang sangat penting karena keberlangsungan
sistem informasi benar benar tergantung dari pemeliharaan yang baik juga seberapa
mudah suatu sistem informasi dipelihara. Apabila harus selalu mendatangkan
developer untuk pemeliharaannya akan memerlukan biaya yang cukup besar.
Maintainability didefinisikan oleh Martin dan McClure (1983) sebagai suatu
kemudahan dimana sebuah sistem software bisa diperbaiki ketika terjadi kesalahan
atau kekurangan dan bisa dikembangkan atau disusutkan untuk memenuhi kebutuhan
yang baru. Urgensi maintainability sistem informasi adalah pentingnya
perawatan/pemeliharaan dalam kondisi tertentu serta pengembangan suatu sistem
informasi untuk memenuhi kebutuhan baru. Maintainabilitas (maintainability) sistem
bertambah jika sistemnya dirancang agar mudah diubah. Aspek ini meliputi prosedur-
prosedur berikut :
1. SDLC (System Development Life Cycle) dan SWDLC (Software
Development Life Cycle). Aplikasi yang profesional dalam SDLC dan SWDLC
dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya adalah hal-hal
keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan
maintainabilitas sistem.
2. Definisi Data Standar. Trend ke arah sistem manajemen database relasional
mendasari dorongan ke normalisasi data dan definisi data standar
3. Bahasa Pemrograman Standar. Penggunaan bahasa pemrograman standar,
misalnya C atau COBOL, akan mempermudah pekerjaan pemeliharaan. Jika
perangkat lunak C atau COBOL berisi dokumentasi internal yang jelas dan
lengkap, seorang programmer pemeliharaan pemula atau pemakai dapat
memahami apa yang sedang dikerjakannya.
4. Rancangan Moduler. Programmer pemeliharaan dapat mengganti modul
program jauh lebih mudah daripada jika ia berurusan dengan keseluruhan
program.
5. Modul yang Dapat Digunakan Kembali. Modul biasa dari kode yang dapat
digunakan kembali, dapat diakses oleh semua aplikasi yang memerlukannya.
6. Dokumentasi Standar. Diperlukan sistem, pemakai, perangkat lunak dan
dokumentasi operasi yang standar sehingga semua informasi yang diperlukan
untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi khusus akan tersedia.
7. Kontrol Sentral. Semua program, dokumentasi, dan data tes seharusnya diinstal
dalam penyimpanan pusat dari sistem CASE (Computer-Aided Software
Engineering atau Computer-Assisted Software Engineering).
4
Masih menurut Martin & McClure (1983) tujuan pemeliharaan
(maintainability) diperlukan untuk hal hal berikut :
1. Memperbaiki error yang muncul
2. Memperbaiki cacat rancangan
3. Membuat antar muka ke sistem lain
4. Membuat peningkatan kinerja
5. Membuat perubahan yg diperlukan sistem
6. Membuat perubahan pada basis data
7. Memperbaiki (improvement) rancangan
8. Mengkonversi program karena ada fasilitas baru (software, hardware,
system feature, telecomunication)
Bahkan saat ini dengan diberlakukannya standar baku kualitas perangkat
lunak, maintainability ini juga harus mencakup penerapan ISO 9126. Dengan
penerapan kualitas standar ISO 9126, maka perusahaan dapat bersaing bebas dengan
perusahaan lain di seluruh dunia tanpa harus dipertanyakan lagi kualitasnya.
Menurut Kristanto, E.B. (2013), Kualitas perangkat lunak dapat dinilai
melalui ukuran-ukuran dan metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-
pengujian software. Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126,
yang dibuat olehInternational Organization for Standardization
(ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC). ISO 9126
mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik mutu, dan
metrik terkait yang digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan kualitas sebuah
produk software. Standar ISO 9126 telah dikembangkan dalam usaha untuk
mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas untuk perangkat lunak komputer.
Faktor kualitas menurut ISO 9126 meliputi enam karakteristik kualitas sebagai
berikut:
1. Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan
fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.
2. Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan
tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.
3. Usability (Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk dipahami,
dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika digunakan dalam
kondisi tertentu.
4. Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja
yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat
keadaan tersebut.
5. Maintainability (Pemeliharaan). Kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi terhadap
perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.
6. Portability (Portabilitas). Kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer dari satu
lingkungan ke lingkungan lain.
5
Gambar 2. Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126
2. ISO 9126-Reliability
Maturity Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan sebagai
akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak.
6
3. ISO 9126-Usability
Understandibility Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dipahami.
4. ISO 9126-Efficiency
Time behavior Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon dan
waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya.
5. ISO 9126-Maintainability
Analyzability Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis kekurangan atau
penyebab kegagalan.
6. ISO 9126-Portability
Adaptability Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada lingkungan
yang berbeda-beda.
7
ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui secara
internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah perangkat lunak
tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat lunak tersebut karena
standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen pembuat perangkat lunak
tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak memenuhi standar ISO maka
hasil kerjanya pun tidak dapat diberikan sertifikat standar ISO.
Faktor-faktor ISO 9126 tidak serta merta memungkinkan kita untuk
melakukan pengukuran kualitas secara langsung. Meskipun demikian, standar
tersebut menyediakan basis yang sangat penting untuk melakukan pengukuran-
pengukuran kualitas secara tidak langsung dan pada dasarnya menyediakan daftar
yang sempurna untuk menilai kualitas suatu sistem/perangkat lunak.
Sesuai ulasan diatas maka sistem informasi yang sudah baik, bukan berarti
bisa memberikan performa terbaiknya selamanya, namun dapat memiliki malfunction
atau kesalahan lainnya. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan
maintenance terhadap sistem informasi secara berkala dan rutin sifatnya.
Maintainance ini sangat penting (urgent) untuk menjaga kelangsungan kinerja dari
sistem informasi. Selain itu untuk bisa mengikuti perkembangan jaman, system
informasi ini perlu diperbaharui juga.
Simpulan
Saran
Dalam perkembangan persaingan usaha yang tanpa batas negara seperti ini, di
perlukan keseriusan perusahaan dalam maintainability system informasinya. Selain
itu penerapan ISO 9216 sudah tidak bisa ditawar lagi supaya perusahaan dapat
survive menghadapi level persaingan kelas dunia yang tanpa batas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Alter, S. (2006). The Work System Method: Connecting People, Processes, and IT
for Business Results. Works System Press, CA
Kroenke, D M. (2008). Experiencing MIS. Prentice-Hall, Upper Saddle River, NJ
Martin, J dan Carma L. McClure. 1983. Maintenance the Problems and Its Solutions.
Prentice Hall. California.
Moubray, John (1997), Reliability Centered Maintenance, Melbourne, Butterworth
Heinemann.
O’Brien, J.A.(2007:45) Management Information Systems - 10th edition.Palgrave,
Basingstoke
O’Brien, James A. dan George M. Marakas. 2011. Management Information Systems
10th Edition. USA : MacGraw-Hill/Irwin.
Simarmata, J. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi Offset, Yogyakarta
http://fxekobudi.net/ilmu-komputer/kualitas-perangkat-lunak-model-iso-9126/#iso-9126-
maintainability diakses 16 February 2017