Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan,
membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya
tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk tetap
hidup dan berkembang.
Pada pertumbuhan tanaman, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tersebut. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dari luar
tanaman itu disebut faktor eksternal, sedangkan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dari tanaman itu sendiri disebut faktor internal. Faktor internal
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah hormon yang terdapat pada
tanaman itu sendiri, seperti hormon auksin (hormon yang merangsang pertumbuhan
batang), hormon giberalin (hormon yang merangsang pertumbuhan tunas), asam
abisat dan gas etilen. Selain itu, ketahanan terhadap iklim, tanah, dan biologis, laju
fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasi dan N, klorofil, karotin, dan
kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas untuk menyimpan
cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen (misalnya; heterosis,
epestasis), diferensiasi. Sedang faktor eksternalnya adalah iklim, cahaya, temperatur,
air, angin, dan gas (nitrogen, floro, cloro). Edafik (tanah); tekstur, struktur, bahan
organik, kapasitas per basa, dan ketersediaan nutrien. Secara keseluruhan, 16 unsur
diperlukan oleh tanaman, Biologis; gulma, serangga, organisme penyebab penyakit,
nemetoda, macam-macam tipe herbivora dan moikroorganisme tanah seperti bakteri
pemfiksasi dan bakteri denitrifikasi serta mikorhiza (asosiasi simbiotik antara jamur
dengan akar tanaman), suhu lingkungan, kelembapan dan pemberian pupuk.
Dalam percobaan kali ini, kami menggunakan abu/sekam padi sebagai
pengganti tanah. Alasannya abu/sekam padi yang berfungsi untuk menggemburkan
tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara didalamnya.

Maka dari itu, kami tertarik mengambil judul “Analisis Pertumbuhan Bibit
Tanaman Terong Dengan Media Abu/Sekam Padi.”

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pertumbuhan bibit tanaman terong dengan media abu/sekam
padi?
2. Bagaimana perbandingan pertumbuhan bibit tanaman terong dengan media
abu/sekam padi dan tanah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pertumbuhan bibit tanaman terong dengan media
abu/sekam padi.
2. Untuk mengetahui perbandigan pertumbuhan bibit tanaman dengan media
abu/seakam padi dan tanah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Abu/ sekam padi
Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses
pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung
lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga
mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap penggilingan padi akan selalu kita lihat
tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi. Saat ini
pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi
bahan limbah yang mengganggu lingkungan.

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau
limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau
bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari
bobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran
untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang
harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus
dikeluarkan setiap harinya.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%,
dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam
dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil)1125 kg/m3, dengan nilai kalori
1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori, serta memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai
kalori antara 3300 -3600 kkalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU
(Houston, 1972). Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan
bakar ataupun sebagai adsorpsi pada logam-logam berat. Sekam tersusun dari jaringan
serat-serat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut
yang sangat keras. Pada keadaan normal, sekam berperan penting melindungi biji

3
beras dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan jamur, dapat mencegah reaksi
ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang kaya minyak terhadap
kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan pengangkutan. ( Haryadi.
2006 ).
Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur
penting sebagai yang tercantum pada tabel 2.1:

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Sekam Padi (% berat)

Komponen % Berat
Kadar air 32,40 – 11,35
Protein kasar 1,70 – 7,26
Lemak 0,38 – 2,98
Ekstrak nitrogen bebas 24,70 – 38,79
Serat 31,37 – 49,92
Abu 13,16 – 29,04
Pentosa 16,94 – 21,95
Sellulosa 34,34 – 43,80
Lignin 21,40 – 46,97
Sumber: Ismunadji, 1988 dalam Sihombing

Sedangkan kandungan kimia dari abu hasil pembakaran sekam padi adalah
seperti yang tercantum pada tabel 2.2. :

Tabel 2.2. Komposisi Abu Sekam Padi

Komponen % Berat
SiO2 86,90 – 97,30
K2O 0,58 – 2,50
Na2O 0,00 – 1,75
CaO 0,20 – 1,50
MgO 0,12 – 1,96
Fe2O3 0,00 – 0,54
P2O5 0,20 – 2,84

4
SO3 0,10 – 1,13
Cl 0,00 – 0,42
Sumber: Houston,D.F, 1972 dalam Sihombing

Manfaat Abu sekam padi


a. Mengikat logam berat. Selain itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah
sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya.
sehingga masih tetap perlu campuran media lain dalam media tanaman tersebut.
bagus di campur dengan kompos.
b. steril, poros, banyak unsur hara, ringan untuk mobilisasi. Sekam ada dua jenis
yang dipakai untuk tanaman hias, pertama yang hangus 50% untuk media tanam
atau dicampur, tapi untuk semai bibit, adenium misalnya kurang baik, kedua yang
hangus 100% ini baik untuk media atau campuran dan juga baik untuk semai,
lebih steril, soal kelembaban saat membuat tidak perlu diperhatikan, tapi saat
aplikasinya ketanaman asal jangan becek. semua tanaman bisa tumbuh baik
dengan sekam bakar.
c. Bahan organik dan merupakan kompos bagi tanah. Bahan organik berfungsi
memperbaiki sifat tanah dan membantu mengikat unsur nitrogen, fospor, dan
kalium (NPK) dalam tanah. Tanpa tanah Abu akan berfungsi menahan unsur-
unsur tadi, makanya tanaman bisa hidup jika ditanam di sekam atau abu sekam.
Kandungan unsur hara sekam itu tak sebanyak yang ada di pupuk buatan, maka
penggunaan yang terbaik adalah dengan mencampur antara kompos (misalnya
sekam) dan pupuk buatan, dengan intensitas sesuai kebutuhan tanah.
d. Sangat kaya akan silica (Si) yang dalam oksidanya dikenal dengan silica dioxide.
Sebenarnya penggunaan silica dalam dunia konstruksi khususnya teknologi beton
sudah mulai dipakai sebagai bahan tambah. Hebatnya silica yang dari abu sekam
padi ini tidak kalah dengan silica fume yang harganya cukup tinggi. Namun
sayangnya, pertumbuhan tanaman padi dewasa ini telah berganti dengan
pertumbuhan beton dan bata. Sehingga prospek usaha untuk pengembangan silica
dari abu sekam padi akan semakin suram.
e. Dari penelitian yang dilakukan secara intensif sejak tahun 1997 hingga 2005,
didapat kesimpulan akhir bahwa abu sekam padi ini sangat potensial digunakan

5
dalam bidang geoteknik terutama untuk perbaikan tanah. Dengan sedikit
memberikan sentuhan iptek pada proses pembakaran, kandungan silica yang
dihasilkan dapat mencapai diatas 90%. Dari catatan, 1995-2001, produksi sekam
padi di Indonesia adalah bisa mencapai 4 juta ton per tahunnya. Berarti abu sekam
yang dihasilkan 400 ribu ton per tahun. Inikan bisa menjadi nilai bagi para petani
padi, jika ia tahu akan manfaatnya.

2. Terong
Terong hijau merupakan tumbuhan yang masuk dalam family Solanaceae dan
genus Solanum. Tanaman ini berasal dari India dan Sri lanka yang masih
berhubungan erat dengan tanaman kentang dan tomat. Terong merupakan tanaman
hijau yang biasanya di tanam sevara tahunan untuk diambil buahnya. Buahnya ini
biasanya dijadikan sebagai sayur sebagai menu pelengkap makanan. Terong hijau
tumbuh hingga 150 cm dan memliki daun yang besar serta lobus yang kasar.
Ukuran buahnya berbeda-beda, mulai 10 cm sampai 20 cm. batangnya kadang ada
yang berduri dan warna bunga putih dan ungu dengan mahkota yang memilki 5
lobus.
Rasanya sedikit pahit terdapat kandungan alkaloid nikotin yang ada di
dalamnya. Tapi, walaupun rasaynya yang sedikit pahit, ternyata ada banyak
manfaat terong hijau yang bisa kita peroleh saat mengkonsumsinya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


a. Faktor eksternal
 Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi
salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan
pertumbuhan tak normal.
 Kelembaban.
 Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan
untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda
untuk tiap jenis tumbuhan.
 Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor
penghambat.

6
 Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
 Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan
panjang penyinaran.
b. Faktor internal
 Faktor hereditas.
 Hormon.
i. Auksin
adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung
meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali
menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.

 membantu perkecambahan
 dominasi apical

ii. Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium
moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin :

 pemanjangan tumbuhan
 berperan dalam partenokarpi

iii. Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang
pembelahan sel.
iv. Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
v. Asam absiat
vi. Florigen
- Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
 Rhizokalin
 Kaulokali
 Filokalin

7
 Antokalin
- Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk
menutupi luka.
B. Rumusan Hipotesis

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variable dan defenisi operasional variable


- Variabel
1. Terikat : Bibit tanaman terong
2. Bebas : Abu/sekam padi
3. Kontrol : Tanah

- Defenisi operasional Variabel

B. Rancangan penelitian
 Pot A menggunakan media abu/sekam padi.
 Pot B menggunakan media tanah.

C. Sasaran penelitian
Tanaman terong(terong hijau).
D. Alat dan bahan
1. Alat :
- Pisau
- Gunting
- Timbah
- Pot
- Mistar
2. Bahan :
- Tanah
- Abu

8
- Sekam Padi
- Air

E. Prosedur pelaksanaan penelitian


 Ambillah 2 lembar kertas persegi dengan ukuran sesuai yang diinginkan,
kemudian tulislah huruf pada masing-masing kertas( mis: A =abu/sekampadidan
B = tanah).
 Ambillah 2 pot kemudian tempelkan kertas yang sudah dituliskan masing-masing
huruf serta jenis medianya untuk membedakan media yang ditanami terong.
 Ambillah abu/sekam padi dan tanah masing-masing 1 kantong kecil, kemudian
masukkan kedalam pot dan aduk agar tak ada gumpalan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
 Kemudian beri air sedikit demi sedikit pastikan abu/sekam padi dan tanah terasa
basah/lembab.
 Ambillah biji sekitar 4 atau 5 biji
 Kemudian beri lubang pada permukaan hingga kedalam tanah untuk berapa
banyak jumlah biji yang akan ditanam ± 2 cm. lalu masukkan biji tanaman terong
tersebut.
 Timbunlah biji tanaman terong tersebut namun, tanah tidak perlu ditekan hingga
padat agar tidak menggangu biji tanaman terong tersebut.
 Kemudian siram kembali biji tanaman terong yang telah ditanam.
 Simpan di tempat yang teduhnamunterkenacahayamatahari.
 Amati perkecambahan hingga pertumbuhan selanjutnya setiap hari hingga tiga

G. Rencana analisis data


- Jadwal penelitian
Waktu : Kamis, 1 Agustus 2013
Tempat : Salah satu rumah peneliti

- Dalam melakukan penelitian ini, kami melakukan pengukuran ketinggian tanaman


terong setiap tiga hari sekali yaitu pada hari,
1. Sabtu 3 Agustus 2013
2. Selasa 6 Agustus 2013

9
3. Jum’at 9 Agustus 2013
4. Senin 12 Agustus 2013

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Tabel Penelitian
Hari/ tanggal POT A (Abu/sekam padi) POT B (Tanah)

Ukuran (cm) ukuran (cm)

sabtu / 3 agustus 2013 - -

Selasa / 6 agustus 2013 1 1

Jum’at / 9 agustus 2013 3,9 3

Senin/ 12 agustus 2013 4,6 4,1

Kamis / 15 agustus 2013 5,6 5

Minggu / 18 agustus 2013 6 5,2

2. Diagram

10
7
6
5
4
3
2 POT A
1 POT B
0

B. Pembahasan
Abu/sekam padi berpengaruh terhadap pertumbuhan terong. Abu merupakan hasil
pembakaran dari sekam padi yang sudah dihaluskan secara alamiah dan memilki banyak
kandungan yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman termasuk tanaman terong.
Adapun kandungan abu( dari sekam padi) yaitu SiO2, K2O, Na2O, CaO, MgO, Fe2O3,
P2O5, SO3 dan Cl. Dan kandungan dari sekam padi itu sendiri yaitu kadar air, protein
kasar, lemak, ekstrak nitrogen bebas, serat, abu, pentose, sellulosa, dan lignin.

11
BAB V
PENUTUP7u
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, kami dapat menyimpulkan bahwa
 Selain digunakan sebagai kompos bagi tanah, Abu/sekam padi dapat dijadikan
sebagai media tanam( pengganti tanah ).

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081110202957AA1CBsE
http://id.wikipediaa.com/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif.htm
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0055%20Bio%202-
3b.htm

13
LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai