Anda di halaman 1dari 2

Among-among biasa dibuat untuk memperingati hari kelahiran berdasarkan

penanggalan jawa. Dalam penanggalan Jawa, terdapat lima hari pasar, yaitu pon, wage, legi,
pahing, kliwon. Hari pasar ini dikalikan dengan tujuh hari dalam seminggu. Hasilnya adalah
35, atau dikenal dengan selapan. Artinya, among-among akan dibuat setiap 35 hari sekali.
Among-among berasal dari kata 'pamomong'. Artinya yang 'ngemong'/ penjaga/ pelindung/
utusan/ pengasuh jiwa raga. Among-among bukan suatu hal yang wajib diadakan tiap 35 hari
sekali. Kuncinya terletak dalam kemampuan seseorang. Jika tidak mampu membuatkan
among-among, maka tidak menjadi masalah.
Dalam ubo rampe among-among, nasi tumpeng berbentuk kerucut yang besar
dibuatkan miniaturnya. Nasi tumpeng ini hanya dibuat di atas piring dengan menggunakan
nasi putih. Nasi tumpeng/nasi putih ini melambangkan hidup dan mati manusia adalah milik
Tuhan.
Dalam ubo rampe among-among, jenang biasanya dibuat tiga jenis. Jenang abang
(merah) merupakan jenang yang diberi tambahan gula jawa. Jenang ini melambangkan
perempuan atau ibu atau darah merah. Jenang baro-baro merupakan perpaduan kata babare
seko wong loro. Artinya, manusia lahir hasil dari hubungan badan antara ayah dan ibu.
Gudangan berisi sayur-sayuran hijau, antara lain kacang panjang, bayam, kubis,
tauge, dan wortel. Kemudian sayur-sayuran ini juga dicampur dengan parutan kelapa (dibuat
seperti urap) melambangkan kesuburan agar memperoleh banyak rezeki.
Sayur tempe dibuat sebagai lauk untuk dimakan bersama nasi. Sayur kluwih melalui
simbol ini, kita mengharapkan diberi kelebihan seperti rezeki, kesehatan, sehingga kehidupan
manusia dapat merasa tercukupi. Gorengan berisi dari berbagai macam hasil bumi yang
dikreasi atau diolah manusia. Gorengan berisi antara lain pethek, peyek, pentho¸ kerupuk, dan
tempe goreng. Sebagai pelengkap ubo rampe, teh yang disajikan adalah teh tubruk. Teh
tubruk berarti kita memberi minuman kepada yang didoakan. Air putih melambangkan
kesucian.
Lilin atau menyan dilambangkan sebagai penerangan dalam doa. Hal ini berguna agar
sebagai penyaji among-among diberi hati yang terang dalam mendoakan seseorang. Dalam
among-among, tukun pasar berisi selondok, kacang kulit rebus, pisang, apem, dan
bengkoang. Dalam ubo rampe among-among secara sederhana, tukon pasar tidak diwajibkan
ada. Jika dapat disajikan dapat lebih baik.
Tradisi among-among sejatinya merupakan bentuk syukur orang tua atas putra
putrinya yang telah diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Among-among juga
bermakna bahwa manusia sudah selayaknya bersyukur atas hasil bumi yang dapat dipanen
dan dinikmati untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan among-among, wujud syukur
diungkapkan lewat berbagi makanan dengan sesamanya. Selain bentuk syukur, among-
among juga merupakan bentuk ungkapan doa orang tua agar putra-putrinya senantiasa diberi
kesehatan, panjang umurnya, dan menjadi putra putri yang sholeh dan sholehah sebagaimana
harapan orang tuanya.
https://www.kompasiana.com/snovenda/5a6df745ab12ae3dfc1158e2/mengenal-makna-
visual-dari-tradisi-among-among-jawa#
https://santossalam.blogspot.com/2019/05/among-among-tradisi-ulang-tahun-ala.html

Anda mungkin juga menyukai