Teori Benson
Teori Benson
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan teknik relaksasi yang digabung dengan keyakinan yang dianut oleh
pasien, relaksasi benson akan menghambat aktifitas saraf simpatis yang dapat
seperti marah, cemas, disritmia jantung, nyeri kronik, depresi, hipertensi dan
Proctor, 2000).
6
c. Pendukung Terapi Relaksasi Benson
meliputi :
1) Perangkat Mental
rangsangan yang konstan. Rangsangan tersebut dapat berupa kata atau frase yang
singkat yang diulang dalam hati sesuai dengan keyakinan. Kata atau frase yang
singkat adalah fokus dalam melakukan relaksasi benson. Fokus pada kata atau
saraf simpatik.
2) Suasana tenang
3) Sikap pasif
yang mengganggu sehingga dapat berfokus pada pengulangan kata atau frase.
d. Prosedur Terapi
terdiri atas :
7
3) Pejamkan mata, hindari menutup mata terlalu kuat. Bernafas lambat dan wajar
sambil melemaskan otot mulai dari kaki, betis, paha, perut dan pinggang.
a. Pengertian Ansietas
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek
perasaan yang ditandai dengan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
1) Faktor biologis
mengatasi stresor
a) Pandangan psikoanalitik
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
b) Pandangan interpersonal
c) Pandangan perilaku
kehidupan selanjutnya.
3) Sosial budaya
terjadinya ansietas.
4) Faktor Presipitasi
hari.
d. Klasifikasi Ansietas
1) Ansietas ringan
kreativitas.
2) Ansietas sedang
3) Ansietas berat
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berpikir tentang hal
4) Tingkat panik
kehilangan akal pikiran yang rasional. Tingkat panik jika berkelanjutan dapat
Menurut PPNI (2016), tanda dan gejala ansietas disajikan dalam tabel 1 dan 2.
Tabel 1
Tanda dan Gejala Mayor Ansietas
Subjektif Objektif
Merasa bingung Tampak gelisah
Merasa khawatir dengan akibat dari Tampak tegang
kondisi yang dihadapi Sulit tidur
Sulit berkonsentrasi
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
Tabel 2
Tanda dan Gejala Minor Ansietas
Subjektif Objektif
Mengeluh pusing Frekuensi napas meningkat
Anoreksia Frekuensi nasi meningkat
Palpitasi Tekanan darah meningkat
Merasa tidak berdaya Diaphoresis
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
f. Dampak Ansietas
interaksi sosial. Sehingga individu kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain,
g. Penatalaksanaan Ansietas
1) Penatalaksanaan farmakologi
digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang
2) Penatalaksanaan nonfarmakologi
a) Distraksi
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien lupa terhadap ansietas
endorfin alami, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, ansietas dan tegang,
b) Relaksasi
Pasien Hipertensi
relaksasi benson. Hasil penelitian Riska, Misrawati, & Agrina (2012) tentang
relaksasi terhadap intensitas nyeri dan kecemasan klien post seksio sesarea di RS
Cibabat Cimahi dan RS Sartika Asih Bandung diperoleh bahwa intervensi Benson
seksio sesarea.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Relaksasi Benson
1. Pengkajian Keperawatan
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
Tabel 3
Tanda dan Gejala Mayor Ansietas
Subjektif Objektif
Merasa bingung Tampak gelisah
Merasa khawatir dengan akibat dari Tampak tegang
kondisi yang dihadapi Sulit tidur
Sulit berkonsentrasi
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
Tabel 4
Tanda dan Gejala Minor Ansietas
Subjektif Objektif
Mengeluh pusing Frekuensi napas meningkat
Anoreksia Frekuensi nasi meningkat
Palpitasi Tekanan darah meningkat
Merasa tidak berdaya Diaphoresis
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016)
2. Diagnosa Keperawatan
P : Ansietas
3. Perencanaan Keperawata
Intervensi:
perasaan negative
e. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan
berkembang
Intervensi:
ansietas Intervensi:
Intervensi:
mengatasi ansietas
Intervensi:
ansietas
TUK 6: Meningkatkan pengetahuan dan kesiapan keluarga dalam merawat
Intervensi:
b. Diskusikan tentang ansietas, proses terjadinya ansietas, serta tanda dan gejala
4. Tindakan Keperawatan
keperawatan yang telah ada pada tahap perencanaan. Fokus intervensi pada
ansietas tingkat berat dan panik adalah prioritas tertinggi dari tujuan
dalam ansietas tingkat sedang yaitu saat ansietas pasien menurun sampai
benson.
a. Tahap pra-Interaksi
2) Cuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memperkenalkan diri.
c. Tahap kerja
1) Cuci tangan.
Sebaiknya pilih kata atau ungkapan yang memiliki arti khusus seperti kata
“om”.
6) Pejamkan mata, hindari menutup mata terlalu kuat. Bernafas lambat dan wajar
sambil melemaskan otot mulai dari kaki, betis, paha, perut dan pinggang.
9) Lanjutkan intervensi Relaksasi benson untuk jangka waktu tertentu. Teknik ini
10) Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali sehari sampai pasien
d. Tahap evaluasi
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut PPNI (2016) tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari pemberian
asuhan keperawatan psikososial. Di tahap ini akan dinilai sejauh mana tujuan
tercapai serta rencana keperawatan yang telah dibuat, berikut evaluasi pada pasien
dengan kecemasan :
a. S:
2) Pasien tidak lagi merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi.
b. O: