Anda di halaman 1dari 78

DESAIN COAL HANDLING FACILITIES (CHF),

5.1.1.1. Konsep TLS


Berdasarkan kajian awal maka dipilih membangun jalur rel kereta api baru dengan
menyambungkan dengan jalur rel kereta api eksisting. Dengan pilihan ini maka jalur
kereta api baru harus dilengkapi dengan loop dan alat loading (Train Loading Station
atau TLS). Untuk menjaga kehandalan pasokan batu bara ke TLS maka perlu dibuat
stock pile di dekat area TLS. Kapasitas stock pile di area ini diperkirakan bisa
menampung batu bara selama 7 hari. Batu bara dari lokasi tambang diangkut
menggunakan belt conveyor menuju stock pile. Detail konsep pengangkutan batu bara
dari lokasi tambang menuju Terminal Khusus Prajin diuraikan pada sub bab berikut ini.
Pada kajian ini yang akan dikaji dan direncanakan adalah TLS baru (TLS 6) yang
berkapasitas total hingga 10 juta ton per tahun.
Material batubara pada TLS 6 berasal dari Bangko t dan juga merupakan
pemuat konvensional dan dilengkapi dengan seperangkat pencampur guna
meningkatkan kualitas batubara yang dimuat ke gerbong-gerbong. Alur proses
pengangkutan dari tambang menuju stock pile sisi TLS adalah sebagai berikut:

Tambang Dump hopper Stock Pile

TLS

Gambar 5. 1 Alur proses penanganan batu bara pada sisi TLS

Batu bara dari tambang diangkut menggunakan Overland Conveyor menuju


stock pile di TLS. Proses penempatan (stacking) batu bara dari conveyor

5-1
menuju stock pile dilakukan dengan menggunakan belt plough yang berada
pada ketinggian sampai 16 m. Dengan kata lain konveyor bergerak menuju ke
atas dan batu bara dicurahkan ke bawah sehingga membentuk pile berbentuk
kerucut.
Untuk melakukan pengangkutan dari stock pile ke TLS digunakan belt
conveyor. Sebagai pengumpan konveyor digunakan discharge vibrating feeder
dimana di setiap stock pile dipasang 6 buah vibrating feeder. Batu bara akan
bergerak ke bawah menuju konveyor secara grafitasi, tetapi untuk membantu
pengangkutan digunakan feeder tersebut. Untuk mengumpulkan batubara di
stock pile supaya bisa mendekati feeder batu bara didorong menggunakan
dozer.

5.1.2. Basic Desain


5.1.2.1. TLS
Alur proses pengangkutan batu bara dari lokasi tambang ke TLS dapat digambarkan
sebagai berikut:

5-2
5-3
Sesuai dengan alur proses yang sudah di jelaskan maka pada TLS terdapat
peralatan coal handling facilities. Batu bara dari tambang diangkut melalui
conveyor menuju ke stock pile di dekat TLS. Sistem pemasukan batu bara ke
conveyor menggunakan dump hoper. Di sediakan 2 buah dump hoper untuk
melayani 2500 ton/jam batu bara dari tambang. Sedangkan kapasitas total stock
pile di TLS adalah bisa menampung batu bara selama 7 hari.
Berikut ini basic desain dan spesifikasi untuk masing-masing peralatan.

TLS
Train Loading Station (TLS) berfungsi untuk pemasukan batu bara ke gerbong
kereta. TLS pada dasarnya berupa Silo (kontainer) yang pada ujung bawahnya
dilengkapi alat buka tutup untuk mengatur pemasukan batu bara ke gerbong kereta
api. Desain TLS dijelaskan sebagai berikut:
Asumsi:
1. Jam operasi selama sehari adalah 13 jam. Jumlah jam operasi ini sudah
memperhitungkan jam halangan, indeks loop, indeks bongkar dan faktor
layanan sehingga total utilitasnya mencapai 55 % atau setara dengan jam
operasi 13 jam.
2. Dalam 1 bulan beroperasi 28 hari (2 hari untuk maintenance)
3. Dalam 1 tahun terdapat 12 bulan sehingga dalam 1 tahun beroperasi selama 28
hari x 12 bulan = 336 hari
4. Target produksi 10 jt ton/tahun
Perhitungan:

Tabel 5. 1
Ton/ja
Ton/th Ton/bln Ton/hr
m
1 2 3 4
(input) 1/12 2/28 3/13
10,000,000.0 833,333.3 29,761.9 2,289.3
0 3 0 8

Berdasarkan perhitungan di atas maka kapasitas total TLS adalah 2,289 ton/jam atau
dibulatkan menjadi 2500 ton/jam.
Dimensi Silo
Silo diguunakan untuk menampung batu bara sebelum diisikan ke gerbong. Daya
tampung silo dihitung berdasarkan waktu tampung silo dan jumlah gerbong yang akan
diisi dan kehandalan system load out TLS. Untuk optimasi kapasitas silo yang akan

5-4
digunakan mempunyai kapasitas 1000 ton. Kapasitas ini setara dengan pengisian 16
gerbong atau 25 menit penyimpanan.
Perkiraan dimensi TLS dengan kapasitas 2500 ton/jam.
Asumsi:
 TLS berbentuk silo
 Perbandingan diameter dan tinggi 1: 3
 Massa jenis batu bara curah 0.9 ton/m3
Maka ukuran silo TLS:

Tabel 5. 2

Kapasitas Massa jenis Kaasitas silo Diameter


(ton/jam) (ton/m3) (ton) Volume (m3) (m) Tinggi (m)
2500 0.9 1000 1111.1 7.4 27

Stock Pile
Berdasarkan perhitungan kapasitas TLS 2500 ton/jam. Dan stock pile harus mampu
menampung batu bara selama 7 hari. Maka kapasitas stockpile adalah: 2500 ton/jam x
13 jam x 7 hari = 227500 ton = 227500 /0.9 m3= 252777 m3.
Dengan asumsi bahwa belt plough mampu mengisi tumpukan berbentuk kerucut..
Asumsi:
 Sudut tumpukan: 20o
 Tinggi tumpukan: 16 m

Volume 1 tumpukan :

Lebar kaki tumpukan diukur dari garis tengah tumpukan adalah :


Lebar kaki = tinggi tumpukan/tan 20o = 16/tan 20 = 43.98 m
Bila tumpukan berbentuk murni kerucut maka diameter kaki kerucut adalah 43.98 m
Maka melalui mekanisme tumpukan alami tumpukan berbentuk kerucut mempunyai
velome :
Volume =( (3.14 x d2)/4) x (t/3)
= ((3.14 x 43.982)/4) x (16/3)
= 8099.5 m3

Untuk menampung 7 hari atau 252777 m3 diperlukan :


Jumlah kerucut = 252777/8099.5

5-5
= 34 kerucut
Bila 1 kerujut mempuyai diameter kaki 43.98 m maka diperlukan panjang stock pile
34 x 43.98 = 1500 m
Stockpile ini kurang efektif dan terlalu panjang. Sehingga perlu dioptimalisasi dengan
menggunakan dozer. Fungsi doser adalah mengatur tumpukan supaya lebih optimal
sehingga bentuk stock pile menjadi prisma terpancung (trapesium). Dengan meihat
lahan yang teredia maka ditentukan lebar stockpile adalah 140 m. Tinggi trapesium
dihitung berdasarkan kemampuan doser untuk meratakan batu bara yaitu 7 m.
Sedangkan kemiringan trapesium ditentukan oleh kemampuan batu bara membentuk
tumpukan yaitu 40o. Bila total stock pile akan terdiri dari 3 tumpukan maka volume
setiap tumpukan adalah 92592 m3. Diperlukan panjang trapesium 93 m. Sehingga
untuk 3 tumpukan dalam 1 stock pile mempunyai panjang 279 m. Dengan demikian
dimensi stockpile adalah 279 x 140 m atau luas 3.89 Ha.

Belt Conveyor
Dengan asumsi bahwa kapasitas belt conveyor sama dengan TLS maka:
 Conveyor load in dengan kapasitas 2500 ton/jam
Conveyor load in terdiri dari 7 segmen dengan total panjang 5300 m
 Conveyor loud out dengan kapasitas 2500 ton/jam dengan panjang total 300 m

Gambar 5. 2 Sketsa Instalasi CHF di TLS

5-6
Perhitungan detail conveyor menggunakan Helix T6, dan untuk menentukan lebar belt
digunakan standar CEMA.
Perhitungan mengikuti Standard Conveyor Equipment Manufacturers Association
(CEMA) untuk menentukan size belt yang sesuai.
Langkah-langkah menentukan size belt Conveyor menurut CEMA adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan Surcharge Angle Material
2. Menentukan Density of material
3. Memilih idler shape
4. Menentukan speed Belt conveyor berdasarkan rekomendasi CEMA
5. Konversi kapasitas TPH ke ft3/hr
6. Konversi Ft3/hr ke Q100
7. Menentukan Lebar Belt Conveyor

5-7
1. Menentukan Surcharge angle Batu Bara
Surcharge angle suatu material dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dari tabel
dibawah, untuk batubara secara umum memililiki surcharge angle 25˚

Tabel 5. 3

2. Menentukan Density of Material


Density suatu Bulk material pasti bervariasi tergantung tipe, kondisi, dan
ukuran batubara. Akan tetapi untuk perhitungan dibutuhkan satu nilai sebagai
acuan. Cara terbaik mendapatkan nilai acuan tersebut adalah dengan cara
pengukuran langsung sampling batu bara yang akan digunakan. Jika hal
tersebutpun tidak memungkinkan karena sample nya sendiripun tidak ada,
maka dapat menggunakan referensi CEMA standard 550 yang memuat hampir
semua jenis bulk material yang ada. Tabel dibawah merupakan sample
beberapa bulk material yang ada di standard tersebut. Namun untuk
perencanaan ini density atau massa jenis batu bara ditentukan 0.9 ton/m 3 atau
56 lbf/ft3.

5-8
 

Dari tabel diatas dapat dilihat data lain seperti angle of repose dan maximum
conveyor inclination degree. Angle of repose adalah sudut antara antara titik
puncak dan horizontal pada stockpile sebesar 40˚.. Sedangkan maximum

5-9
conveyor inclination untuk batubara, menurut CEMA adalah 15˚ sehingga
berdasarkan data tersebut berarti CEMA tidak merekomendasikan conveyor
batubara didesain melebihi inclinasi lebih dari 15˚
3. Memilih idler shape
Secara umum idler shape pada belt conveyor ada beberapa tipe, troughing idler,
flat idler, Vee idler, dan garlands.

Dari keempat tipe idler diatas troughing idler akan dapat mengalirkan tonase
yang lebih banyak dari pada tipe yang lain sehingga paling banyak
diaplikasikan. Dan troughing idler sendiri memiliki beberapa variasi sudut
diantaranya 20˚, 35˚, dan 45˚. kasus diatas dipilih troughing idler 35˚
4. Menentukan Speed Belt Conveyor
Parameter belt conveyor yang sangat penting adalah lebar belt dan speednya.
Penentuan speed akan sangat terkait pada pemilihan lebar beltnya. Pada speed
yang tinggi, untuk mendapatkan kapasitas tertentu akan membutuhkan lebar
belt yang lebih kecil dibandingkan speed yang rendah. Semakin rendah speed
maka belt yang dibutuhkan semakin lebar, semakin lebar belt maka lebar idler
dan struktur support pendukungnya pun bertambah lebar sehingga nilai
inventasinya pun akan lebih besar. Pada standard CEMA terdapat rekomendasi
pemilihan speed yang optimal untuk berbagai penggunaannya, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

5-10
Untuk kasus conveyor di batu bara, CEMA merekomendasikan bahwa maximum
belt speed conveyor 1000 fpm.
5. Konversi kapasitas TPH ke ft3/hr

Dimana:
 Q= kapasitas yang diinginkan, dalam 2500 tph
 DF= design factor, DF=1.2
 g = bulk density, 56 lbf/ft3
Sehingga:
Ft3/hr = 2500 tph x 2000x 1.2/ 56 = 107142 ft3/hr

5-11
6. Konversi Ft3/hr ke Q100

Q100 =107142 ft3/hr x 100 fpm/900 fpm = 11904


7. Penentuan Lebar Belt dari Tabel
Tabel 4.5 adalah variasi nilai cross section area dan Q100 untuk berbagai
macam lebar belt untuk troughing idler 20˚, 35˚, 45˚, dan flat. Untuk troughing
idler 35˚dapat dilihat pada table 4.5, dengan menggunakan data pada langkah
No.1 dimana surcharge angle 25˚, maka dapat dilihat pada kolom 25 untuk
Q100 = 11904 ,berada pada baris diantara Belt width 48-54 inch, sehingga
dapat dilakukan iterpolasi untuk mendapatkan nilai aktual belt width.
Berdasarkan interpolasi lebar belt adalah 48.2 inch

Sedangkan dipasaran lebar belt conveyor tidak semua ukuran ada. Beberapa
ukuran belt yang umum diantaranya 500, 650, 800, 1000, 1200, 1400, dst,
sehingga belt yang dapat dipilih untuk kapasitas 2500 ton/jam, dengan speed
900 fpm = 5 m/s adalah ukuran 1200 mm

Spesifikasi konveyor
Untuk menentukan spesifikasi conveyor dilakukan perhitungan dengan software HELIX
T6. Berikut ini hasil perhitungan untuk beberapa konveyor Load in :

5-12
Conveyor no C611 C610 C609 C 608 C607 C606 C605 C604 C603 C602 C601
TPH 1250 1250 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Lebar (mm) 1200 1200 1200 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm
Kecepatan (m/s) 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Belt Trough angle' 35 35 35 35o 35o 35o 35o 35o 35o 35o 35o
Lift (m) 2.6 2.5 -5 3.5 1.3 1.3 30.7 2.2 22.9 5.7 0.5
Daya Yang 81 80 110 170
diperlukan (KW) 185 115 866 175 510 123.25 41.5
Daya Motor 110 110 160 250
250 160 3x315 250 110
Terpasang 250 2x315
Panjang 201 215 570 402 920 365 2355 650 400 460 98.5
Carry Idler 134 144 380 268 614 set 244 set 1570 set 411 set 305 set 324 set 68 set
Return Idler 67 70 190 134 307 set 122 set 785 set 231 set 160 set 172 set 41 set
Horisont Horisont Horisontal Horisont Horisont
Horisontal Horisont Horisontal Horisont Horisont Horisontal
al al gravity al gravity al
gravity al gravity gravity al gravity al gravity gravity
Take up gravity gravity gravity

5-13
Komponen dan Spesifikasi setiap komponen coal handling facility diuraikan sebagai
berikut:
1. Belt Conveyor
Belt class : ST 1600
Belt strength : 1600 kN/m
Lebar belt : 1200 mm
Plies : 6
Serat : baja (steel)
Tension : 239 kN/m
Belt modulus : 119000 kN/m
Diameter cord : 5.1 mm
Cord pitch : 15.3

2. Drive unit
a. Motor
Jenis : motor induksi 3 phasa
Daya : 315 kW
Efisiensi : 85 %
Tegangan: 380 V
Putaran : 1490 rpm
Jumlah kutup : 4
Frekuensi : 50 Hz
Protection : IP66
Insulation class : F

b. Gear box
Type : Helical Bevel gear
Code : B3 SH 9
Ukuran: 9
Jumlah tingkat : 3
Rasio : 9
Maximum input speed : 1500 rpm
Minimum input speed : 700 rpm
Efisiensi : 93 %
Torsi : 30700 Nm

5-14
c. Fluid coupling
Type : Single delay fill coupling
Ukuran : 1020
Power rating : 1380 kW
Jumlah kutup motor : 6
Slip : 3.5 %
Torsi puncak : 140 %

3. Idler
a. Carry Idler
Ukuran : 20
Diameter roller : 178 mm
Trough angle : 35o
Jumlah roller : 3
Bearing : ball bearing
Diameter shaft : 27 mm
Jarak antar idler : 1.5 m

b. Return Idler
Ukuran : 20
Diameter roller : 178 mm
Trough angle : 10o
Jumlah roller : 2
Bearing : ball bearing
Diameter shaft : 27 mm
Jarak antar idler : 3 m

4. Take up
Jenis : Horisontal gravity
Take up mass : 5500 kg
Thermal ekspansion : 3.2 m
Belt splice allowance : 2 m
Dynamic travel up : 3 m
Dynamic travel down : 4 m
Total take up travel distance : 22.4 m

5-15
5. Pulley
a. Head pulley
Diameter : 900 mm
Panjang : 1600 mm
Pulley lagging (coat): ceramic
Tebal lagging (coat) : 25 mm
Grooved lagging : Diamond
Diameter shaft :100 mm

b. Tail pulley
Diameter : 800 mm
Panjang : 1600 mm
Pulley lagging (coat): ceramic
Tebal lagging (coat) : 25 mm
Grooved lagging : Diamond
Diameter shaft :100 mm

c. Take up pulley
Diameter : 800 mm
Panjang : 1600 mm
Pulley lagging (coat): ceramic
Tebal lagging (coat) : 25 mm
Grooved lagging : Diamond
Diameter shaft :100 mm

7. Belt Cleaner
a. Primary belt cleaner
Unit terdiri dari : primary blade, shaft tension asembly, shaft mounting bracket
Lebar belt : 1200 mm
Material :
Housing : carbon steel
Ditempel pada instalasi konveyor dengan 2 bracket
Constant tension
Material blade cleaner : polyurethane + aluminium oxide
Jumlah blade : 11

5-16
b. Secondary belt cleaner
Unit terdiri dari : secondary blade, fixing support, frame tube
Lebar belt : 1200 mm
Material :
Housing : carbon steel
Material blade cleaner : polyurethane + tungsten carbide
Jumlah blade : 13

8. Chute
Dimensi :
Lebar 1600 mm
Panjang 1800 mm
Tinggi 6000 mm
Material : baja karbon
Liner : stainless steel
Chute harus tertutup dan dilengkapi dengan jendela untuk proses inspeksi dan
maintenance. Dilengkapi dengan blocked chute detector
Chute dilengkapi dengan dust supresant di 3 titik

9. Tramp iron magnetic


Tegangan : 230 V
Daya : 11 kW
Kapasitas 1500 TPH
Material : Terdiri dari bahan dengan permeabilitas tinggi (mild steel)
Dasar tram terbuat dari stainless steel untuk mencegah abrasi
Coil terbuat dari aluminium dan diisolasi dengan class H.
Dilengkapi dengan rantai untuk mengatur ketinggian, lokal panel kontrol dan chute .

10. Belt scale


Capacity range : 0 – 3000 TPH
Lebar belt : 1200 mm
Kecepatan belt : 0 – 6 m/s
Accuracy : +/- 0.25 %
Konstruksi :
- Bentuk Through shaped

5-17
- Material konstruksi Stainless steel
Roller diameter 178 mm
Material roller stainless steel

Sensor : Load cell


Jumlah sensor : 4 buah
Kelengkapan:
- Speed sensor dengan standar IP 65 dan 68
- Adjustable idle roller
- Belt tracking switch

11. Belt plough


Lebar belt 1200 mm
Penggerak motor listrik
Daya : 20 kW
Kapasitas 2500 TPH

12. Divergator
Kapasitas 1500 TPH
Penyaringan sampai 50 mm
Jumlah tingkat 3
Material : stainless steel

14. Dump hoper


Method of feed: Truck dump
In-feed lump size (nom): 600 mm (nom),1000 mm (max)
Out-feed lump size: 200 mm
Throughput capacity (max): 2000 T/hr each
Throughput capacity (nominal): 1500 T/hr each
Height of material above feeder deck: 5m max
Electro-hydraulic Drag Chain and
Drive type: Electro Mechanical Breaker head
Power Supply: 380 V, 50 Hz, 3 Phase

Feeder Breaker
Breaker pick circle diameter: Approx. 950 mm tip to tip
Breaker speed : 42 rpm
Direction Rotates in direction of material flow
Breaker Disc material : Bisalloy 400 or similar
Pick type Replaceable carbide tipped
Lacing pattern Designed to suit material
Bearings
Double row spherical roller adapter mounted bearings

5-18
Seals
Lip seals combined with grease purged labyrinths
Breaker height adjustment 150mm total range
Breaker cleaning Scraper bars fitted
Breaker drive configuration: Direct drive via shaft mounted gearbox
Electric motor 150 kW
Gear reducer Bevel helical
High speed coupling Fluid coupling
Overload protection Fluid coupling and under-speed switch/sensors

15. Apron feeder


Kapasitas 1500 TPH
Kecepatan : 20 m/menit
Panjang : 40 m
Lebar total 2.16 m
Lebar efektif : 1.5 m
Penggerak : motor listrik
Daya : 200 kW

16. Dust Supresant


Spesifikasi Pompa
Tipe Centrifugal pump (MMK 50/4)
Kapasitas 400 L/MIN
Total Head 100 M
Speed 2930 RPM
Pressure 10 Kg/Cm
Material Casing Cast Iron FC 250
Impeller Cast Iron FC 200
Shaft Stainless Steel SUS 420J2
Diffucer Cast Iron FC 200
Seal Gland Packing
Daya Motor 15 KW/ 380 V/ 3PH/ 50 HZ
Spesifikasi Nozzle
Tipe Atomizing (kabut)
Pressure water 6 - 6.5 Kg/cm2
Flow water 4.5 liter/detik
Jarak belt ke nozzle 400 mm
Lebar belt conveyor 1200 mm
Diameter housing nozzle 3/4 inch

Pressure gauge:

5-19
Range 0 – 25 kg/cm2, 1/4 “ NPT male, back connection
Solenoid
Solenoid 2 way 110/220V, 1/2" NPT female
Panel: Panel anti korosif kode IP 67
Wiring : Kabel anti korosif dengan standarisasi SWA (Kabel berlapis-lapis), 16
AWG,4 core, SWA , >300V, individual shield, XLPE

Contoh hasil perhitungan conveyor menggunakan Helix T6 adalah sebagai berikut:

5-20
5-21
5-22
5-23
5-24
5-25
5-26
5-27
5-28
5-29
5-30
5-31
5-32
5-33
5-34
5-35
5-36
5-37
5-38
5-39
5-40
5-41
5-42
5-43
5-44
5-45
5-46
5-47
5-48
5-49
5-50
5-51
5-52
5-53
5-54
5-55
5-56
5-57
5-58
5-59
5-60
5-61
5-62
Discharge coal valve
Discharge coal valve digunakan untuk membantu memasukkan batu bara ke conveyor
out. Pemasukan batu bara dari stock pile ke conveyor out dilakukan secara grafitasi
dibantu discharge coal valve. Sepanjang 279 m stock pile digunakan 3 discharge coal
valve dengan jarak masing-masing 93 m.
Spesifikasi teknis discharge coal valve adalah sebagai berikut:
Feeding Capacity : 2500 ton/hr
Voltage : 220/380 V
Vibration/minute : 3600
Opening : 30 – 100 %
Power : 15 kW

5.1.2.2. Terminal Khusus Prajin


Terminal Khusus Prajin merupakan tempat loading batu bara ke kapal (ship)
atau tongkang (barge). Sesuai penjelasan sebelumnya alur proses bongkar muat
batu bara dimulai dari pembongkaran batu bara dari kereta api. Konsep
Penanganan batu bara (CHF) di Terminal Khusus Prajin adalah sebagai berikut:
1. Batu bara dari jalur kereta api di bongkar menggunakan bottom dump.
Untuk tahap awal pengembangan yaitu untuk melayani 10 jt ton batu bara
dibangun 2 buah jalur loop kereta dan dilengkapi 1 buah apron dimana 1
bottom dump feeder mampu membongkar 2 gerbong dengan panjang apron
kurang lebih 40 m.
2. Dari bottom dump batu bara diangkut menggunakan belt conveyor dengan
dibantu bottom dump feeder. Setiap apron dilengkapi 1 bottom dump
feeder dengan panjang kurang lebih 50 m, Kapasitas setiap bottom dump
feeder kurang lebih berkapasitas 1500 ton/jam
3. Belt conveyor mengangkut dari bottom dump feeder menuju stockpile,
dimana proses penumpahan (stacking) batu bara dari conveyor
menggunakan belt plough. Oleh karena itu conveyor harus bergerak naik
sehingga batu bara secara grafitasi bisa dijatuhkan dan membentuk
tumpukan.
4. Pada conveyor in menuju stock pile direncanakan dilengkapi dengan 3 buah
belt plough karena untuk mengantisipasi bila batu bara yang ditumpuk

5-63
pada stock pile mempunyai kualitas yang berbeda-beda sehingga untuk
setiap kualitas batubara dilayani oleh 1 belt plough.
5. Untuk tahap awal untuk melayani minimal 10 juta ton per tahun produksi
batu bara, di Terminal Khusus Prajin dibangun 2 stockpile terlebih dahulu
dan untuk pengembangan akan dibangun menjadi 3 stockpile. Untuk tahap
awal masing-masing stok pile mempunyai luas 2 Ha.
6. Sebagai kelengkapan di Terminal Khusus Prajin akan dilengkapi 1 buah
sizer di setiap stockpile yang ditempatkan di awal untuk menghancurkan
batu bara sebelum masuk stockpile. Sizer berfungsi untuk menghancurkan
batu bara menjadi 50 mm . Sebelum memasuki sizer belt conveyor
dilengkapi belt weigher. Selain itu di sisi conveyor outlet (conveyor menuju
ship loader) dilengkapi dengan belt weigher dan coal sampling system.
7. Untuk menjamin kelancaran pasokan, maka conveyor system di Terminal
Khusus Prajin perlu dilengkapi dengan interchange conveyor untuk
menjamin pertukaran atau penyaluran batu bara dari apron feeder ke
setiap stockpile dan dari stockpile menuju dermaga.
8. Proses pengambilan batu bara dari stockpile (reclaiming) dilakukan secara
grafitasi, dimana batu bara dimasukkan ke conveyor yang berada di bawah
tanah kemudian diangkut ke ship loader. Proses ini dibantu dengan
discharge coal valve. Dan untuk mengarahkan batu bara dari seluruh
stockpile ke discharge coal valve dibantu dengan alat berat (dozer).
Diperkirakan setiap stockpile memerlukan 3 dozer sehingga untuk 2
stockpile dibutuhkan 6 dozer.
9. Batu bara dari belt conveyor dimasukkan ke tongkang atau barge melalui
shiploader. Shiploader bisa bergerak sepanjang dermaga sehingga
pengisian tongkang menjadi efektif. Untuk kapasitas minimal 10 juta ton
batu bara maka pada tahap awal akan dibangun 2 buah ship loader dengan
kapasitas masing-masing 1500 ton/jam.
10. Kapasitas conveyor baik conveyor in dan out mempunyai kapasitas 1500
ton/jam.
11. Kapasitas sizer masing-masing 1500 ton/jam
12. Kapasitas ship loader masing-masing 1500 ton/jam
13. Untuk menjaga atau menghindari debu ketika batu bara diangkut menuju
ship loader menggunakan konveyor, maka konveyor didesain menggunakan
penutup terutama konveyor dari stockpile menuju ship loader.

5-64
14. Ketika batu bara dicurahkan dari belt plough maka perlu di semprotkan air
(water blanket) untuk menghindari debu berterbangan.
15. Pada setiap konveyor juga harus dilengkapi dengan dust supresant untuk
mengurangi debu.
16. Belt weighter (belt scale) juga perlu dipasang pada sisi konveyor out
menuju ship loader untuk mengetahui berapa jumlah batu bara yang
disalurkan ke ship loader. Alat ini dipasang pada conveyor yang mendatar.
17. Sebagai kelengkapan lain setiap conveyor out menuju ship loader
dilengkapi dengan automatic sampler.

Gambar 5. 3 Skema penanganan batu bara di area Terminal Khusus Prajin

Spesifikasi teknis untuk setiap peralatan adalah seperti dijelaskan berikut ini:

Bottom Dump Unloader.

Setiap jalur (loop) kereta dilengkapi dengan bottom dump masing-masing 2 buah. Batu
bara dari kereta api di curahkan melalui sisi bawah dengan cara membuka dasar gerbong
dan ditampung dalam hoper. Dari hoper batu bara di teruskan ke konveyor dengan arah
memanjang sejajar dengan arah gerbong.

5-65
Gambar skema handling batu bara di bottom dump unloader.

Pada sistem ini sekali proses unloading batu bara dari gerbong dihitung berdasarkan 2
gerbong bersama-sama melakukan unloading. Bila setiap gerbong memuat 50 ton maka
sekali unloading berjumlah 100 ton. Waktu untuk melakukan unloading berkisar 4 menit
sehingga diperlukan konveyor dengan kapasitas 100 ton/4 menit atau 1250 ton/jam.

Spesifikasi bottom dump hoper adalah sebagai berikut:

Bentuk : corong trapesium menghadap ke atas

Panjang : 40 m

Lebar :2m

Tinggi (kedalaman) :2m

Kapasitas : 100 ton

Bottom Dump conveyor

Kapasitas : 1500 ton/jam

Lebar : 1200 mm

Panjang : 50 m

Sizer
Kapasitas : 1500 ton/jam
Input : 200 mm
Output 50 mm
Penggerak : motor listrik
Daya : 400 kW
Jumlah rotor : 2

5-66
Konstruksi :
- Penempatan di bawah chute
- Panjang : 4.5 m
- Lebar : 2.4 m
Putaran : 750 rpm

Kopling : direct drive dengan kopling hydrolik

Conveyor
Perhitungan mengikuti Standard Conveyor Equipment Manufacturers Association
(CEMA) untuk menentukan size belt yang sesuai.

Menentukan Surcharge angle Batu Bara


Surcharge angle suatu material dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dari tabel
dibawah, untuk batubara secara umum memililiki surcharge angle 25˚

Menentukan Density of Material


Density suatu Bulk material pasti bervariasi tergantung tipe, kondisi, dan ukuran
batubara. Akan tetapi untuk perhitungan dibutuhkan satu nilai sebagai acuan. Cara
terbaik mendapatkan nilai acuan tersebut adalah dengan cara pengukuran langsung
sampling batu bara yang akan digunakan. Jika hal tersebutpun tidak memungkinkan

5-67
karena sample nya sendiripun tidak ada, maka dapat menggunakan referensi CEMA
standard 550 yang memuat hampir semua jenis bulk material yang ada. Tabel dibawah
merupakan sample beberapa bulk material yang ada di standard tersebut. Namun
untuk perencanaan ini density atau massa jenis batu bara ditentukan 0.9 ton/m 3 atau
56 lbf/ft3.

5-68
 

Dari tabel diatas dapat dilihat data lain seperti angle of repose dan maximum conveyor
inclination degree. Angle of repose adalah sudut antara antara titik puncak dan
horizontal pada stockpile sebesar 40˚.. Sedangkan maximum conveyor inclination untuk

5-69
batubara, menurut CEMA adalah 15˚ sehingga berdasarkan data tersebut berarti CEMA
tidak merekomendasikan conveyor batubara didesain melebihi inclinasi lebih dari 15˚

Memilih idler shape


Secara umum idler shape pada belt conveyor ada beberapa tipe, troughing idler, flat
idler, Vee idler, dan garlands.

Dari keempat tipe idler diatas troughing idler akan dapat mengalirkan tonase yang
lebih banyak dari pada tipe yang lain sehingga paling banyak diaplikasikan. Dan
troughing idler sendiri memiliki beberapa variasi sudut diantaranya 20˚, 35˚, dan 45˚.
kasus diatas dipilih troughing idler 35˚

Menentukan Speed Belt Conveyor


Parameter belt conveyor yang sangat penting adalah lebar belt dan speednya.
Penentuan speed akan sangat terkait pada pemilihan lebar beltnya. Pada speed yang
tinggi, untuk mendapatkan kapasitas tertentu akan membutuhkan lebar belt yang lebih
kecil dibandingkan speed yang rendah. Semakin rendah speed maka belt yang
dibutuhkan semakin lebar, semakin lebar belt maka lebar idler dan struktur support
pendukungnya pun bertambah lebar sehingga nilai inventasinya pun akan lebih besar.
Pada standard CEMA terdapat rekomendasi pemilihan speed yang optimal untuk
berbagai penggunaannya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

5-70
Untuk kasus conveyor di batu bara, CEMA merekomendasikan bahwa belt speed
conveyor 600 fpm.

Konversi kapasitas TPH ke ft3/hr

Dimana:
 Q= kapasitas yang diinginkan, dalam 1500 tph
 DF= design factor, DF=1.2
 g = bulk density, 56 lbf/ft3
Sehingga:
Ft3/hr = 1500 tph x 2000x 1.2/ 56 = 53571 ft3/hr

Konversi Ft3/hr ke Q100

5-71
Q100 =53571 ft3/hr x 100 fpm/600 fpm = 8928.571

Penentuan Lebar Belt dari Tabel


Tabel 4.5 adalah variasi nilai cross section area dan Q100 untuk berbagai macam lebar
belt untuk troughing idler 20˚, 35˚, 45˚, dan flat. Untuk troughing idler 35˚dapat dilihat
pada table 4.5, dengan menggunakan data pada langkah No.1 dimana surcharge angle
25˚, maka dapat dilihat pada kolom 25 untuk Q100 = 8928.571 ,berada pada baris
diantara Belt width 42-48 inch, sehingga dapat dilakukan interpolasi untuk
mendapatkan nilai aktual belt width. Berdasarkan interpolasi lebar belt adalah 43 inch
atau 1092 mm.

Sedangkan dipasaran lebar belt conveyor tidak semua ukuran ada. Beberapa ukuran
belt yang umum diantaranya 500, 650, 800, 1000, 1200, 1400, dst, sehingga belt yang
dapat dipilih untuk kapasitas 1250 ton/jam, dengan speed 600 fpm = 3.3 m/s adalah
ukuran 1200 mm.
Jadi untuk semua conveyor yang ada di terminal khusus Prajin menggunakan
lebar 1200 mm

Selanjutnya untuk menentukan spesifikasi conveyor digunakan software Helix T6


dengan hasil perhitungan dilampirkan.
Berikut ini spesifikasi belt conveyor yang ada di Terminal khusus Perajin:

5-72
Cv 101 Cv102 dan Cv103 dan Cv104 Cv105 Cv106 Cv 107
dan Cv202 C203 dan 204 dan 205 dan 206
Cv201
Kapasitas 1500 tph 1500 tph 1500 tph 1500 tph 1500 tph 1500 TPH 1500 TPH
Lebar belt 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm
Kecepatan 3 m/s 3 m/s 3 m/s 3 m/s 3 m/s 3 m/s 2 m/s
Belt trough 35o 35o 35o 35o 35o 35o 35o
angle
Drive power 110 kW 160 KW 160 KW 50 KW 50 kW 50 kW 50 kW
Panjang 99 m/120 288 m 180 m 70 m 100 m 115 m 111 m
conveyor
Lift 17 m 20 m 6.5 m 10 m 7.5 m 2m 0m
Carrying idler 66 set/80 192 set 124 set 47 set 67 set 77 set 74 set
set
Return idler 33 set/40 96 set 62 set 24 set 34 set 38 set 37 set
set
Take up Gravity Gravity Gravity Gravity Gravity Gravity Gravity
horisonta horisontal horisontal horisontal horisonta horisonta horisontal
l l l

5-73
Stock Pile
Stock pile harus mampu menampung batu bara selama 7 hari dimana perhitungan
perjamnya dihitung berdasarkan 1000000 ton/tahun atau 1500 ton/jam. Maka
kapasitas stockpile adalah: 1500 ton/jam x 13 jam x 7 hari = 136500 ton = 136500 /0.9
m3= 151666 m3 atau per pile.
Dengan asumsi bahwa belt plough mampu mengisi tumpukan dari arah kiri dan kanan
dengan jarak 3 m.
Asumsi:
 Sudut tumpukan: 37o
 Tinggi tumpukan: 14 m
 Jarak antar pucuk tumpukan 3 m

Lebar kaki tumpukan diukur dari garis tengah tumpukan adalah :


Lebar kaki = tinggi tumpukan/tan 37o = 14/tan 37 = 16.7 m
Sehungga total lebar 2 kaki tumpukan adalah 33.4 m.
Bila jarak antar ujung tumpukan adalah 3 m maka kedua tumpukan akan beririsan
dengan lebar irisan 33.4 – 3 m = 30.4 m. Dengan lebar irisan 30.4 m maka tinggi irisan
adalah : tan 37o x (30.4/2) = 10 m.
Maka melalui mekanisme tumpukan alami akan terbentuk tumpukan seperti gambar
berikut:
3

14 m

10 m

21.6
16.7 m 16.7 m
10.8

44.2 m

Gambar 5. 8 mekanisme tumpukan alami


Berdasarkan gambar di atas maka lebar tumpukan adalh 44.2 m dan volume tumpukan
per meter adalah :
Volume 2 buah tumpukan – volume irisan:

5-74
Volume 1 tumpukan setiap panjang tumpukan (lebar 2 kaki x tinggi/2) : 33.4 x 14/2 =
233.8 m2. Dengan demikian volume 2 tumpukan adalah 467.6 m3.
Volume irisan : 10 x 21.6 /2 = 108 m 3. Sehingga total volume tumpukan per panjang
tumpukan adalah : 467.6 – 108 = 359.6 m3
Untuk menampung sebanyak 84075 m3 maka dipelukan pile sepanjang :
126388/452.9 = 279.6 m
Jadi setiap stockpile mempunyai dimensi panjang 279.6 m, lebar 58.4 m (sesuai
gambar) dan tinggi 14 m dengan sudut kemiringan tumpukan maksimum 37o.

Ship Loader
Ship loader yang digunakan adalah type swing dilengkapi cute. Type ini mampu
mengisi batu bara ke seluruh bagian kapal atau barge dengan cara memutar. Kapasitas
yang direncanakan adalah 1500 ton per jam. Pengembangan Terminal Khusus Prajin
diperlukan 2 buah ship loader.

Spesifikasi teknik ship loader adalah sebagai berikut:

Type : Slewing type with bppm and cute

Capacity : 1500 ton/jam

Rail gauge : 18 m

Corber base : 15 m

Boom luffing angle operation : -10 to 15o

Lebar conveyor : 1200 mm

Daya motor : 850 kW

Dust supresant

Dust suppression System adalah penggunakan media cairan (air/ solution) untuk
membasahi bahan yang bisa menghasilkan debu.
Dust Suppression System (DSS) merupakan sistem paling mudah untuk
diaplikasikan. 
Berikut keunggulan dari DSS :
1. Efisien untuk memenuhi persyaratan Kesehatan & Keselamatan kerja.
2. Praktis dan sederhana dalam operasi.
3. Tidak ada efek pada kualitas produk atau pabrik dan mesin. 
4. Murah.
Karena keunggulannya tersebut, sistem ini merupakan sistem paling sering
diaplikasikan pada setiap bulk material handling terutama batu bara. Secara umum
jumlah cairan yang disemprotkan dikondisikan supaya penambahan kandungan

5-75
moisture pada batu bara tidak melebihi 1 %. Penyemprotan harus ditempatkan
ketika material mengalami tumbukan/ tabrakan. Karena saat material mengalami
tabrakan, material sangat berpotensi menghasilkan debu. Selain itu, saat tabrakan
tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melakukan penetrasi semprotan.

Spesifikasi Dust supresant

Type : Oscilating nosel

Jarak semprotan : 60 m

Coverage area : 2000 m2

Power : 25 HP 3 phase 380 V 60 Hz

Debit : 100 lt/menit

Tekanan : 6 bar

Automatic Sampling

Spesifikasi automatoc sampling adalah sebagai berikut:

Type : Cross belt swing sampler


Standard : GB/T 19494, ISO 13909
: 35KW(include sample
Motor Power
preparation)
: According to the actual
Suitable Belt
conditions
: Time base or Weight
Sampling Way
base
Sampling Method : Rotating and Scraping
Rotating Speed(mm) : 2.5-3 kali kecepatan belt
: PLC auto/semi-
Controlling Method
auto/manual
Ukuran sample : 5 – 40 mm
Rasio : Bisa disesuaikan

Belt Weigher

Spesifikasi Belt weigher adalah sebagai berikut


Type :Direct Mounted Weigh Suspension
Load Cell : 4 Strain Gauge Load Cells
Stainless Steel, Hermeti cally Sealed
Temperature and Pressure Compensated
Number of load cell :4
Speed sensing : Optical Speed Sensor
Akurasi : +/- 1 %

5-76
Kontrol : Conti nuous Weighing or Rate-Control Feeding
Interface : Ethernet, Modbus, Profi bus, DeviceNet, ControlNet,
ScaleNet

Belt Plough

Plough adalah suatu alat dengan konstruksi satu sistem dengan belt conveyor yang
digunakan untuk proses unloading material unit sebelum ujung dari belt conveyor. Alat ini
dibuat menyudut terhadap sumbu belt dan diikat pada kerangka pesawat dengan ikatan
yang mudah dilepas. Dalam perencanaan ini dipilih plough tipe two-sided discharge yang
hanya digunakan pada belt conveyor dengan lintasan horisontal. Jumlah belt plough yang
direncanakan adalah 3 buah untuk setiap load in conveyor. Sehingga untuk 2 conveyor load
in diperlukan 6 buah belt plough.

Kebutuhan Dozer
Untuk menhitung kebutuhan dozer maka pertama kali dilakukan kapasitas setiap 1
unit dozer.
Kapasitas per unit dozer dihitung menggunakan persamaan:
q x 60 x E
Q= dimana 60/Cm = N
Cm
Dengan Q = Produksi per jam (m3/jam loose)
Q = Produksi per cycle (m3 )→L.H2.a
E = faktor effisiensi
Cm = Cycle time (menit)
= Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 siklus
kegiatan

Di mana
D D
Cm = + +Z
F R
D adalah jarak gusur
F kecepatan maju
R kecepatan mundur
Z waktu pindah gigi (menit)

Dengan mengacu pada beberapa pabrikan dozer maka data-data diperoleh sebagai
berikut:

5-77
q : 6.8 m3
F : 5.1 km/jam
R : 7.31 km/jam
Z : 0.1 menit
Faktor efisiensi 0.8
Dan untuk kasus PT Bukit Asam D = 15 m

Maka :
Cm = (15/85)+(15/121.8)+0.1
= 0.4 menit

Kapasitas Produksi
q x 60 x E
Q=
Cm

Q = (6.8)*60*0.8/0.4
= 816 m3/jam
Jadi kapasitas produksi sebuah Dozer adalah 816 m3/jam
Bila masa jenis batu bara adalah 0.9 ton/m3 maka kapasitas 734 ton/jam.
Untuk menghasilkan 1700 ton/jam diperlukan 3 doser untuk setiap stock pile dengan
ketentuan 2 buah doser dengan kapasitas 6.8 m3 dan sebuah dozer dengan kapasitas
lebih kecil.
Dengan demikian untuk 2 stock pile diperlukan 6 buah dozer.

Spesifikasi Umum Doser

Type : Semi U tilt Dozer

Blade capacity : 6.8 m3

Travel speed maksimum : 10.2 km/jam (maju) dan 13.2 km/jam (mundur)

Engine Type : Diesel Engine 4 stroke water cooler, direct injection,


turbocharged

Engine power : 200 HP

5-78

Anda mungkin juga menyukai