Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I

“Mengkaji Gambaran Status Kesehatan di Wilayah Puskesmas Astanagarib”

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom

Disusun oleh:

Rana Pristianti (CKR0180220)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

KAMPUS 2 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena


berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Mengkaji Gambaran Status Kesehatan di Wilayah Puskesmas
Astanagarib” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I
dosen pengampu Ns., Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom

Makalah ini dibuat bertujuan sebagai tugas yang diberikan ketika


mahasiswa dalam posisi belajar dirumah.

Semoga makalah tentang “Mengkaji Gambaran Status Kesehatan di


Wilayah Puskesmas Astanagarib” ini dapat dipergunakan dengan semestinya
dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Tidak lupa juga penulis
berterimakasih kepada orang tua dan teman-teman yang sudah memberikan
semangat dalam pembuatan makalah ini.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun akan saya
terima untuk menjadi lebih baik kedepannya.

Cirebon, Oktober 2020

Rana Pristianti
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1.1

B. Tujuan.............................................................................................................1.2

C. Manfaat...........................................................................................................1.3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian......................................................................................................2.1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup produktif.
Spectrum sehat paling minimal adalah bebas dari penyakit. Beberapa faktor dapat
menyebabkan terjadinya penyakit pada seseorang, termasuk faktor perilaku.
Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mengakibatkan risiko
munculnya penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status
kesehatan masyarakat Kota Cirebon. Pengumpulan data melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dikatakan sehat apabila tidak ditemukan gejala/keluhan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Populasi dalam penelitian
ini adalah warga Kota Cirebon kecamatan Pekalipan. Subjek penelitian adalah
anggota keluarga pada daerah Kanoman Kota Cirebon. Teknik pengambilan
sampel menggunakan quota sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisa
dengan SPSS menggunakan analisis deskriptif. Data didapat dari 68 responden.
Responden perempuan lebih banyak yaitu 57,4% dan kelompok dewasa
sebanyak 41,2%. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat 22,1%
responden yang sehat sedangkan 77,9% menderita sakit. Lima penyakit
terbanyak adalah Hipertensi sebesar 15,1% kemudian cephalgia sebesar 11,3%,
dermatitis 9,4%, dispepsi 9,4% dan diare 9,4%. Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menilai hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kejadian penyakit pada masyarakat Kota Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas menarik rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Gambaran umum di wilayah puskesmas Astangarib?


2. Penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat di wilayah puskesmas
Astanagarib?
3. Rata-rata berobat masyarakat setempat lebih memilih berobat ke
puskesmas?
4. Bagaimana pola hidup bersih dan sehat atau pola kebiasaan masyarakat di
lingkungan Puskesmas Astanagarib?
5. Bagaimana alur pelayanan keperawatan komunitas?
6. Apa saja program-program puskesmas?
7. Bagaimana pelaksanaan program-program puskesmas?
8.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana


keperawatan komunitas di puskesmas dan bagaimana gambaran status
kesehatan di wilayah kecamatan Astanagarib

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengevaluasi pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas


b) Untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
c) Untuk mengetahui gambaran status kesehatan di Puskesmas
Astanagarib
d) Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di
wilayah kecamatan Pekalipan

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat
Sebagai upaya menambah pengetahuan tentang personal hygine
masing-masing individu dalam rangka meningkatkan kesehatan
2. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat menambah informasi tentang status kesehatan dan PHBS di
wilayah puskesmas Astanagarib
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dan menambah
wawasan yang dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan
tentang status kesehatan di puskesmas
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Mengkaji Gambaran Status Kesehatan di Wilayah Masing-masing


A. Gambaran Umum di Wilayah Puskesmas Astanagarib

Masalah kesehatan yang dianggap berkontribusi pada kesakitan penduduk


antara lain lingkungan, perilaku, herediter dan pelayanan kesehatan (Shi, 2008).
Desa Tanjung Pasir merupakan desa binaan Puskesmas Tegal Angus Tangerang
yang terletak di utara Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten yang merupakan daerah pesisir pantai dan daerah dataran rendah dengan
ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan suhu udara 300-370C.
Penduduk desa Tanjung Pasir sebanyak 9.595 jiwa dengan kepadatan penduduk
sebesar 1.569/km2. Jenjang pendidikan terbanyak adalah SD/MI. Perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masyarakat masih rendah terutama olahraga (10,09%),
penggunaan jamban sehat (15,74%), mengkonsumsi makanan seimbang (23,5%)
dan tidak merokok di dalam rumah (23,5%). Fasilitas kesehatan yang ada adalah
fasilitas kesehatan strata pertama yaitu puskesmas, balai pengobatan dan praktek
dokter perorangan (Puskesmas Tegal Angus, 2013). Dari uraian di atas, tampak
bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap angka kesakitan
pada penduduk Desa Tanjung Pasir. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui gambaran status kesehatan masyarakat setempat.

B. Penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat di wilayah puskesmas


Astanagarib?

Dari data kunjungan pasien berobat ke Puskesmas Astanagarib, ISPA

merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat kecamatan

Pekalipan. Perilaku tidak merokok di dalam rumah (sebesar 23,5%) menjadi

faktor perilaku yang berkontribusi terhadap kesakitan ISPA. Asap rokok


merupakan faktor risiko penyebab infeksi saluran nafas terutama pada balita

(Ujunwa & Ezeonu, 2014). Penderita yang paling banyak terjangkit ISPA pada

responden adalah kelompok usia balita. Anak-anak rentan terhadap paparan

asap rokok karena bernafas lebih cepat dan menghirup asap rokok per kilogram

berat badan lebih banyak daripada dewasa (Canadian Institute of Child Health,

1997). Kebiasaan merokok di dalam rumah akan memperburuk paparan asap

rokok sebab polutan dapat menempel lebih lama di karpet, dinding dan perabot

rumah tangga. Selanjutnya polutan tersebut dapat dilepaskan dan terhirup

kembali (Becquemin, et al., 2010) Perbaikan yang ditujukan pada faktor

perilaku merupakan langkah yang penting untuk membina dan meningkatkan

derajat kesehatan (Maulana, 2007). Sebuah penelitian di Thailand menyebutkan

bahwa perbaikan dalam perilaku bersih dapat mengurangi angka kesakitan

hingga 67% (Keoprasith, et al., 2012).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit

yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran napas dan kebanyakan

merupakan infeksi virus. Penderita akan mengalami demam, batuk, dan pilek

berulang serta anoreksia. Di bagian tonsilitis dan otitis media akan

memperlihatkan adanya inflamasi pada tonsil atau telinga tengah dengan jelas.

Infeksi akut pada balita akan mengakibatkan berhentinya pernapasan sementara

atau apnea (Meadow, 2005: 153-154).

ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut

para ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena
sistem pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam satu rumah anggota

keluarga terkena pilek, balita akan lebih mudah tertular. Dengan kondisi anak

yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi lebih cepat. Resiko ISPA

mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan tetapi

menyebabkan kecacatan seperti otitis media akuta (OMA) dan mastoiditis.

Bahkan dapat menyebabkan komplikasi fatal yakni pneumonia (Anonim, 2010:

111).

C. Rata-rata berobat masyarakat setempat lebih memilih berobat ke


puskesmas?

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja. Selain itu puskesmas adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ada

agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Perkembangan suatu puskesmas dapat

dilihat dari jumlah pengunjung yang datang. Terdapat beberapa faktor yang

mendorong masyarakat untuk memilih berkunjung di puskesmas.

Puskesmas di Kecamatan Pekalipan merupakan layanan kesehatan dengan

fasilitas kesehatan yang baik, murah dan strategis. Selain itu puskesmas juga

terdapat alat medis, tenaga ahli, dan pusat rujukan pasien BPJS. Tempat yang

strategis dan fasilitas yang cukup lengkap mendorong masyarakat untuk memilih

berobat di puskemas ini. Faktor lain yang mempengaruhi adalah jarak, pelayanan

puskesmas, dan biaya yang murah meskipun tidak terdaftar sebagai pasien BPJS.
D. Bagaimana pola hidup bersih dan sehat atau pola kebiasaan masyarakat di
lingkungan Puskesmas Astanagarib?

Data mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga di Kecamatan Pekalipan masih rendah yaitu kurang dari 25% terutama
pada indikator Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat masih
rendah terutama olahraga (10,09%), mengkonsumsi makanan seimbang
(23,5%) dan tidak merokok di dalam rumah (23,5%). Survei nasional tahun
2013 menunjukkan bahwa rumah tangga dengan PHBS berkategori baik di
Indonesia hanya sebesar 32,3%.
Hal ini cenderung berakibat pada angka kesakitan yang lebih tinggi, terutama
untuk penyakit menular seperti ISPA, pneumonia, diare, dan hepatitis (Badan
Litbang Kesehatan, 2013). Pada penelitian ini ditemukan bahwa ISPA
merupakan penyakit menular yang dialami oleh 15,1% responden.
2. Menganalisis Terhadap Pelayanan Puskesmas Astanagarib
A. Alur Pelayanan Keperawatan Komunitas

SIMPULAN Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden


menderita sakit sebesar 77,9%. Penyakit terbanyak adalah ISPA kemudian
cefalgia, dermatitis, dispepsi dan hipertensi. Kurangnya perilaku hidup bersih
dan sehat terutama tidak merokok di dalam rumah diduga mempengaruhi
kejadian ISPA. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menilai hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap
kejadian penyakit pada masyarakat Desa Tanjung Pasir.
Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di
samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa
yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan
sangat tinggi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga
menimbulkan kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran
hipertensi pada kelompok dewasa muda, sangat membebani perekonomian
keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang
panjang, bahkan seumur hidup. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global
yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di
Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut survey yang
dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)

Anda mungkin juga menyukai