Perubahan Fungsi PDF
Perubahan Fungsi PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Oksigenasi
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen
kurang dari lima menit akan menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen
akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.Oksigenasi adalah
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya
oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam tubuh.
dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lender
(suction)
Tujuan :
1. Sistem respirasi/pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,
dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya
sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan atmofer (760 mmHg)
a. Kebersihan jalan napas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, di
mana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris
dri ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta
dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi
paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat
mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-
c. Difusi
Oksigen terus- menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan
karbon dioksida (CO 2 ) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi
udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
area membrane respirasi akan memengaruhi proses difusi. Misalnya pasa tekanan parsial
(P) O 2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60
mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO 2
dengan PCO 2 akan dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO 2
2. Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk
memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.
Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol,
dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung
melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui
katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara
sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.
3. Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi
(HbO 2 ). Afinitas atau ikatan Hb dengan O 2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3
Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen antara lain fisiologi,
1. Faktor Fisiologi
bagian atas.
terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan
lain-lain.
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan
c.Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
3. Faktor Perilaku
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
pusat pernapasan.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom
3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
koroner ke miokardium.
1. Hiperventilasi
a. Kecemasan
b. Infeksi/sepsis
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Keracunan obat-obatan
Tanda-tanda dan gejala hoperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada
2. Hipoventilasi
penggunaan O 2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO 2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O 2 seluler akibat dari defisiensi O 2 yang diinspirasi atau
a. Menurunnya hemoglobin
f. Kerusakan/gangguan ventilasi.
konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan
clubbing.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Efusi Pleura
1. Pengertian
Efusi pleura adalah pengumplan cairan dalam rongga pleura yang terletak diantara
permukaan viceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi teapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural
mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleuralyang terletak diantara
permukaan visceral dan parietal. Proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
mengandung sejumlah kecil cairan (5 menjadi 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya efusi (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
Efusi pleura merupakan penyakit sauran pernapasan. Penyakit ini bukan merupakan
suatu disease entity tetapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat
Secara geografis penyakit ini tersdapat diseluruh dunia bahkan menjadi masalah utama
di negara – negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
faktor lingkungan di Indonesia. Penyakit efusi pleura dapat ditemukan sepanjang tahun dan
jarang dijumpai secara sporadis tetapi lebih sering bersifat epidemikk di suatu daerah.
Pengetahuan yang dalamtentang efusi pleura dan segalanya merupakan pedoman dalam
pemberian asuhan keperawatan yang tepat. Disamping pemberian obat, penerapan proses
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
keperawatan yang tepat memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyembuhan
dan pencegahan, guna mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat efusi pleura.
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan-cairan dalam
Efusi pleura adalah jumlah cairan non purulen yang berlebihan dalam rongga pleural,
Effusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (Price & Wilson 2005).Pleura
merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis yang melapisi rongga
dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru (pleura visceralis). Diantara pleura parietalis
dan pleura visceralis terdapat suatu rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan bergerak selama pernafasan. Tekanan dalam rongga pleura
lebih rendah dari tekanan atmosfer, sehingga mencegah kolaps paru. Bila terserang penyakit,
pleura mungkin mengalami peradangan atau udara atau cairan dapat masuk ke dalam rongga
Cairan dalam keadaan normal dalam rongga pleura bergerak dari kapiler didalam pleura
parietalis ke ruang pleura dan kemudian diserap kembali melalui pleura visceralis. Selisih
perbedaan absorpsi cairan pleura melalui pleura visceralis lebih besar daripada selisih
perbedaan pembentukan cairan oleh pleura parietalis dan permukaan pleura visceralis lebih
besar daripada pleura parietalis sehingga pada ruang pleura dalam keadaan normal hanya
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mempengaruhi produksi dan absorbsi cairan pleura seperti gagal jantung kongestif,
Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang rusak dan masuk
kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalam paru terdekat. Kriteria efusi
pleura eksudat :
c. LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum penyebab efusi
b. Penyebab
produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini disebabkan
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Tinjauan tentang WSD (Water Seal Drainase)
a. Pengertian
(darah, pus/cairan) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan
pipa penghubung.
Pada kasus trauma dada, infeksi bakteri, atau pembedahan dapat mengakibatkan tekanan
negatif pada paru-paru sehingga menyebabkan kolaps paru. Udara atau cairan dapat masuk
kedalam rongga pleura. Perlu dilakukan pemasangan selang menembus toraks dan drainase
dada yang tertutup (WSD) untuk mengeluarkan udara atau cairan dari dalarn rongga pleura.
b. Tujuan
Adapun tujuannya untuk mencegah akumulasi darah atau udara disekitar jantung.
Lokasi pemasangan WSD sesuai dengan indikasi yang di butuhkan pada pemasangan selang
tersebut. WSD pada mediastinum diletakan tepat di bawah sternum. Selang WSD di letakan
pada posisi posterior atau lateral bawah untuk mengalirkan udara atau cairan.
Chest tube dari klien dihubungkan dengan selang dari botol WSD. Selang WSD
harus tertanam dibawah air dalam botol WSD+1-2 cm H20 untuk mencegah masuk ke selang
WSD. Selang lain terbuka keluar untuk mengeluarkan udara. Fluktuasi cairan (undulasi)
dalam selang WSD harus selalu terlihat seirama dengan inspirasi dan ekspirasi. Pengeluaran
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 1.1 Sistem 1 botol (tidak ada udara) drainase akan menyatu dengan
Waterseal
drainase. Pengikat dapat ditandai jam atau dengan mengubahnya untuk mengecek
jumlah drainase.
Pada prinsipnya sama saja, hanya saja ada Sistem penampungan air tertutup. Water
Seal Chamber dan botol penampung. Pengeluaran cairan tergantung: (1) Gravitasi dan (2)
Suction yang dihubungkan dengan pada saluran pembuangan udara pada botol.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 1.3 Sistem 2 botol dengan tempat atau wadah untuk drainase dan
Sama dengan sistem dua botol, ditambah situ botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air
botol WSD. Drainage tergantung suction (hisapan) yang dikontrol dengan manometer.
a. Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol kedua.
c. Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke udara
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 1.5 Sistem 3 botol, 1 untuk drainase, 2 untuk waterseal dan yang ke
3 untuk penghisap.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. Anatomi fisiologi
Gambar.1.6 Sistem Respirasi pada manusia (kiri) dan struktur Aleolus (kanan),
a. Nasal Cavity
Merupakan saluran udara yang didalamnya terdapat bulu yang berguna untuk
b. Pharynk.
Terdapat di bawah dasar tengkorak dibrlakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher,yang menghubungkan pharynk dengan organ lainnya. Ke atas
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dengan rongga mulut, ke bawah dengan lubang larynx dan ke belakang lubang
esophagus.
c. Larynx.
d. Trachea
Merupakan bagian lanjutan dari Larynx terbentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang
terdiri dari lubang-lubang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda atau huruf C.
Panjang trachea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh
otot polos
e. Paru-paru kanan
Merupakan sebuah alat tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung gelembung
hawa/alveoli. Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus (belah paru-paru) Lobus destra
superior, Lobus Media, Lobus Inferior. Tiap Lobus terdiri dari belah-belah yang
lobus superior, 2 segment pada lobus medialis, dan 3 segment pada lobus inferior.
hawa/alveoli. Paru-paru kiri erdiri dari pulmo Sinistra, Lobus Superior dan Lobus
Inferior. Tiap lobus terdiri dari belah-belah yang bernama segment yaitu 5 segment
g. Bronchus.
Merupakan lanjutan dari Trachea, mempunyai struktur serrupa dengan trachea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus itu berjalan kebawah dan ke samping arah
tumpuk paru-paru. Bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada Bronchus
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai tiga cabang. Bronchus kiri lebih panjang dan
lebih ramping dari pada bronchus kanan,terdiri dari 9-12 cincin, mempunyai dua
abang.
h. Bronchiole.
Merupakan Bronchus cabang-cabang. Pada Bronchiole tak terdapat cincin lagi dan
(Syaifudin,1997)
Udara dialirkan ke setiap lobus melalui bronkus utama, perbedaan antara paru
kanan dan kiri dalam ukuran saluran udaranya. Bronkhus kiri lebih sempit dan
berjalan dengan membentuk sudut dri kiri trakhea yang lebih tajam menjadikan saat
mulut dan hidung pada waktu bernafas. Oksigen masuk melalui trakhea sampai ke
alveoli berhubungan dengan darah kapiler pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari
darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung
dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Ada empat proses yang berhubungan
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat
4) Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon dioksida lebih
Besarnya daya muat udara paru-paru 4.500 mL sampai 5000 mL (4,5 s/d 5 liter)
D. Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbnetuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat,
1) Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri),
sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior,
2) Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia dan sebagainya, tumor, ifark paru,
3) Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru,
tuberkulosis.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan
bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit
dibawah ini :Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru,
lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis (Arif Muttaqin, Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Patifosiologi
Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan di dalam rongga pleura.
Jumlah cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleura
bertambahnya tekanan hidrostatis akibat kegagalan jantung dan tekanan negatif intra
Effusi pleura berarti terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas dalam
kavum pleura. Kemungkinan penyebab efusi antara lain (1) penghambatan drainase
limfatik dari rongga pleura, (2) gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru
dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan
yang berlebihan ke dalam rongga pleura (3) sangat menurunnya tekanan osmotik
kolora plasma, jadi juga memungkinkan transudasi cairan yang berlebihan (4) infeksi
atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura,
dan cairan ke dalam rongga secara cepat (Guyton dan Hall , Egc, 1997, 623-624).
1) Batuk
2) Dispnea bervariasi
5) Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang mengalami efusi.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7) Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi.
10) Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma bronkogenik,
F. Penatalaksanaan umum
c. Obat dimasukkan ke dalam ruag pleura untuk mengoblitersai ruang pleura dan
terapi diuretik
a. Pengertian
Water-seal drainase(WSD) atau selang dada adalah salah satu selang yang
dimasukkan kedalam ruang atau rongga pleurauntuk memindahkan air atau udara
Tempat terbaik pemasangan selang dada adalah pada intercostal space atau ruang
antar iga (ICS) II dan III dinding thorax anterior (dinding dada bagian depan) ke arah
atas rongga pleura berlawanan dengan cairan yang secara gravitasi terdapat pada
bagian terbawah rongga. Penempatan selang dad untuk drain cairan adalah pad
rongga thorax bagian bawah pada ICS VI, VII, atau, XI. Pada beberapa keadaan
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dilakukan penempatan selang pada kedua lokasi untuk membuang udara dan cairan.
Merupakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus atau
cairan) dari rongga pleura, rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan
pipa penghubung.
Pada kasus trauma dada, infeksi bekteri atau pembedahan dapat mengakibatkan
tekanan negatif pada paru-paru sehingga menyebabkan kolaps paru. Udara atau cairan
dapat masuk ke dalam rongga pleura. Perlu dilakukan pemasangan selang menembus
b. Tujuan
negatif.
d. Indikasi
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1. Pneumotoraks>20%: terbuka, tertutup
2. Hemotoraks
4. Efusi pleura
e. Komplikasi
2. Dispnea
posisinya
3. Gunakan sarung tangan steril, ambil kasa steril, lipat kasa seperti pita (bagian
yang ada serpihannya dilipat kedalam) dan bubuhi dengan antiseptik di ujung
kasa
4. Berikan antiseptik pada pangkal selang yang dekat dengan kulit pasien.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Tempelkan kasa tersebut pada selang WSD dengan alat melingkar dari atas ke
bawah (berlapis). Lalu tutuo dengan kasa yang besar setelah itu di fiksasi dengan
Tanggung jawab perawat dalam perawatan WSD (Freedline & Fishman) antara lain:
2. Taruhlan selang WSD di atass tempat tidr sepanjang selangnya dan ujung dari
keluarnya udara
6. Tandai pada botol pada saat terakhir shift dan catat pada buku intake dan
output
10. Jika ada penurunan suara nafas di informasikan kepada pasien pada area yang
terpasang WSD
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11. Dorong pasien untuk latihan nafas dalam dan batuk dengan cara posisi pasien
13. Balutan di sekitar WSD diganti setiap hari atau seperlunya saja sesuai
15. Jika cairan drainase lebih dari 100 cc/jam, catat dan laporkan pada dokter, jika
16. Jika botol drainase akan diganti karena penuh terlebih dahulu mengklem
2. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau
pengurutan selang
2. Penatalaksanaan umum
1. Penatalaksanaan umum
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a. Drainase caira efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri dan
dispepmea, cairan efusi sebanyak 1-1.5 liter sehingga perlu dikeluarkan segera, untuk
mencegah meningkatnya edema peru. Jika jumlah cairan efusi pleura lebih banyak
c. Pleurodesis.
d. Operatif.
Obat untuk penyembuhan penyakit TBC dikemas dalam paket "Combipak". Didalam
combipak terdiri dari empat jenis obat yang dimasukan kedalam buster-buster. Dalam
satu hari anda harus minum obat yang ada didalam satu buster. Didalam combipak
tertera keterangan mengenai beberapa banyak obat yang harus anda minum dan
berapa lama waktu yang anda perlukan untuk minum obat sampai sembuh. (Mansjoer,
1999)
OAT harus diberikan dalam kombinasi setidaknya dua obat yang bersifat bakterisid
1). Membuat konversi seputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui
kegiatan bakterisid.
2). Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dengan kegiatan
sterilisasi.
3). Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi mengurangi perbaikan tahan
imunologis.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1). Fase Awal Intensif.
dengan cepat.
Melalui kegiatan seterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan
OAT yang biasa digunakan antara lain Isoniazid (INH), Rifampisin (R), Pirazinamid
(P) dan Streptomizin (S) yang bersifat bakterisid dan etambutol yang bersifat bak-
teriostatik.
Peranan pembedahan dengan adanya OAT yang poten telah berkembang. Indikasi
a. Semua pasien yang mendapat OAT adakuat tetapi seputum tetap positif.
b. Pasien batuk darah masih tidak dapat di atasi dengan cara konserfatif.
c. Pasien dengan fistula, bronkopleura dan episema yang tidak dapat di atasi secara
konserfatif.
Salah satu dari komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short course) adalah
nama suatu strategi untuk suatu yang dilakukan di pelayanan kesehatan. Dasar di
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Stategi ini terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang sehingga program ini
3. Pengawasan minum obat (PMO) yaitu orang yang dikenal dan dipercaya baik oleh
pasien maupun petugas kesehatan yang akan ikut mengawasi pasien minum seluruh
4. Pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar sehingga dari sistem survelain
5. Panduan obat anti TB, jangka pendek yang benar termasuk dosis dan jangka waktu
kelangsungan persediaan panduan obat ini. Panduan yang berlaku di Indonesia sesuai
anjuaran WHO.
a. Persyaratan PMO
1). Seseorang yang dikenal dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan
ataupun penderita, selain itu karus disegani dan dihormati oleh penderita.
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan misalnya bidan di desa, perawat, pekarya,
sanitarian, juru imunisasi dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
memungkinkan PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK
1). Mengawasi penderita TBC agar menelan obat secara teratur sampai selesai secara
pengobatan.
3). Mengingatkan pada penderita untuk memeriksa ulang dahak pada waktu-waktu
4). Memberi penyuluhan pada anggota keludrga penderita TBC yang mempunyai
d. Informasi yang perlu di pahami oleh PMO untuk disampaikan kepada masvatakat
4). Pentingnya berobat secara teratur karena itu pengobatan perlu diawasi.
5). Efek samping obat dan tindakan yang hares dilakukan bila terjadi efek samping
tersebut.
Pemeriksaan penunjang
2). Pemeriksaan fisik daerah efusi, fremitus tidak ada perkusi redup suara nafas
berkurang.
3). Pemeriksaan laboratorium, analisa cairan, efusi yang diambil lewat torak kosentesis.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4). Pemeriksaan radiologi dalam foto toraks terlihat hilangnya sudut kostofrenikus dan
akan terlihat permukaan yang melengkung jika jumlah cairan efusi lebil, dari 300 ml.
Apabila di curigai seseorang tertular peyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
b. Pemeriksaan fisik.
- Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segment apikal lobus bawah.
kemudian.
- Bayangan miller.
f. Uji tuberkulin
Adapun obat yang digunakan adalalah OT (old tuberculin) yang diperoleh dari
basil yang telah mati dan mengandung basil lain yang terkandung dalam basil tersebut
g. Pemeriksaan rontgenegrafi.
perosikdose serta satu minggu untuk membentuk adanya IgG sepisifik terhadap basil
tuberculosis.
i. Teknik biomolekuler.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksi DNA spesifik yang
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
G. Pathway
Mikrobakterium tuberkulosis
Perokok Masuk kedalam tubuh melalui udara
Tidak di Imunisasi Daya tahan tubuh lemah
Kurang Gizi Terkumpul diparu dan berkembang biak
Droplet Terbentuk tuberkel dalam ruang paru-paru
Produksi sputum meningkat
TBC
Menyebar ke pleura Produksi mukus
Penimbunan cairan Penumpukkan Mukus
Pemasangan WSD
Luka insisi Bersihan
jalan nafas
Terpotongnya syaraf Kelamahan Fisik tidak efektif
Kebutuhan dibantu Bronkus Menyempit
Nyeri
Mual, Muntah
Anoreksia
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
H. Fokus intervernsi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan
b. Batasan karakteristik :
d. NOC
• Respiratory status
Kriteria hasil:
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Mendemonstrasikan batuk efektif tidak ada sianosis dan dipsneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada purse lips), Menunjukkan
e. NIC
Airway Managemen
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift, Posisikan pasien untuk
nafas buatan, Pasang mayo bila perlu, Lakukan fisio therapi dada bila perlu,
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction, Auskultasi suara nafas catat
bila perlu, Berikan pelembab udara kassa basah NaCl Lembab, Atur intake
O2, Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea, Pertahankan jalan nafas yang
oksigenasi, Vital Sign monitoring, Monitor TD, nadi, suhu, dan RR, Catat
adanya fluktuasi tekanan darah, duduk, atau berdiri, Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan, Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
Monitor suara paru, Monitor suara pernapasan abnormal, Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit, Monitor sianosis perifer, Monitor adanya cushing triad,
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
Domain 2 : Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Kelas 1 : Makan
b. Batasan karakteristik :
• Kram abdomen, Nyeri abdomen , Menghindari makanan, Berat badan 20% atau
lebih di bawah berat badan ideal, Kerapuhan kapiler, Diare, Kehilangan rambut
minat pada makanan, Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat,
makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance), Cepat kenyang setelah
• Faktor biologis
• Faktor ekonomi
• Faktor biologis
d. NOC:
• Nutrition Status
• Weight Control
Kriteria hasil :
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
• Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, Berat badan ideal sesuai
e. NIC:
Nutrition managemen
• Kaji adanya alergi makanan, Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien, Anjurkan pasien untuk meningkatkan
nintake fe, Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C, Berikan
substansi gula, Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
membuat catatan makanan harian, Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,
b. Faktor Resiko
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
• Gangguan kognitif, penurunan motivasi, kendala lingkungan, ketidakmampuan
c. NOC:
• Activity Intolerance
• Fatique level
• Ambulation
Kriteria hasil:
untuk melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat
penampilan yang rapi secara mandiri dengan alat bantu, perawatan diri eliminasi
mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri atau tanpa alat bantu,
mampu duduk dan turun dari kloset, membersihkan diri setelah eliminasi, mengenali
d. NIC
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pakaian yang penting untuk memungkinkan penghapusan, membantu pasien ke
pasien/tempat lain dalamtoilet rutin, memulai mengelilingi kamar mandi, seuai dan
dibutuhkan menyediakan alat bantu (misalnya, kateter eksternal atau urinal), sesuai
Kelas 1: Infeksi
b. Faktor Resiko
• Penyakit kronis
- Diabetes Melitus
- Obesitas
prosedur invasif), Perubahan sekresi pH, Penurunan kerja siliaris, Pecah ketuban dini, Pecah
ketuban lama, Merokok, Stasis cairan tubuh, Trauma jaringan (mis, trauma, destruksi
jaringan)
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. NOC :
• Immune status
• Risk kontrol
Kriteria hasil
serta penatalaksanaannya,
d. NIC
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain, Pertahankan teknik sosial, Batasi
pengunjung bila perlu, Instruksi pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjumg dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien, gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan,
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawtan, Gunakan baju, sarung tangan
sebagai pelindung, Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat, Ganti letak IV
periver dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum, Gunakan kateter
intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing, Tingkatkan intake nutrisi, Berikan
therapi antibiotik bila perlu, Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, Monitor
Pertahankan teknis asepsis pada pasien yang beresiko, Pertahankan teknik isolasi, Berikan
perawatan kulit pada epidema, Inspeksi kulit padamembran mukosa terhadap kemerahan,
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Nyeri b.d agen injuri fisik luka inisi pemasangan selang WSD Hematotorax Dextra
Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
beat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6
bulan.
b. Batasan karakteristik:
perilaku ditraksi (mis, berjalan mondar mandir, mencari orang lain, dan
nyeri, yang dapat diamati, erubahana posisi untuk menghindari nyri, sikap
d. NOC
• Pain Level
• Pain control
• Comfort Level
Kriteria hasil:
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri (skala,
berkurang.
e. NIC
Pain Managemen
pengalaman nyeri pasien, kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri, evaluasi
prngalaman nyeri masa lampau, evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau, bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, kurangi faktor presipitasi
nyaeri, kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukkan intervensi, tingkatkan istirahat.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAN ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014