Anda di halaman 1dari 8

Soal tugas fisika zat padat

Tes 1
- Pengertian kristal dan amorf beserta gambarnya
- Pengertian kisi dan basis
- Pengertian sel primitif dan sel non-primitif beserta contohnya
- Sebutkan 7 sistem kristal Dan 14 kisi Bravais
- Apa yg kamu ketahui tentang operasi translasi?
Materi Test 2
Sistem Kristal dan Kisi Bravais
Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut
adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin.
1. Sistem kristal kubus.
sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut (α = β
= γ) sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana
(simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka
(Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
 Kubus sederhana, pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada
semua sudut (pojok) kubus.
 Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat
satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru).
 Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom
warna merah).

2.    Sistem Kristal tetragonal


 Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b ≠ c) dan
semua sudut (α = β = γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki dua
bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan.
 Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-masing
terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.
 Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus berpusat badan, yaitu
memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom warna biru), dan atom
lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal tersebut.
3.    Sistem kristal Ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body center
(berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang
ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang
ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-
beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
4.    Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan berpusat muka
pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a ≠ b≠ c), serta sudut α
= γ = 90° dan β ≠ 90°.

5.    Sistem kristal triklin


Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini memiliki panjang
rusuk yang berbeda (a ≠ b ≠ c), serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu α ≠ β ≠
γ ≠ 90°.

6.    Sistem kristal rombohedral atau trigonal


Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b ≠ c). sedangkan sudut-
sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120°.
7.    Sistem kristal heksagonal
Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka system ini
memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu 90° dan 120° ( α =
β = 90°dan γ =120°) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b ≠ c. semua atom berada
pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua
sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).

Secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Sistem Kisi Bravais Panjang Besar sudut-


Kristal rusuk sudut
    Kubus  Sederhana α = β = γ = 90°
a=b=c
1.  Berpusat badan
 Berpusat muka
    Tetragonal  Sederhana α = β = γ = 90°
a=b≠c
2.  Berpusat Badan
    Ortorombik  Sederhana α = β = γ = 90°
a≠b≠c
3.  Berpusat badan
 Berpusat muka
 Berpusat muka A, B,
atau C
    Monoklin  Sederhana α = γ = 90°,β ≠
a≠b≠c
4.  Berpusat muka C 90°
    Triklin  Sederhana α ≠ β ≠ γ ≠  90°
a≠b≠c
5.
    Rombohedral Sederhana α = β = 90°,γ =
a=b≠c
6. atau trigonal 120°
    Heksagonal  Sederhana α = β = 90°,γ =
a=b≠c
7. 120°
Total = 7 Total = 14 Kisi Bravais    
Sistem
Kristal

Unsur-unsur Simetri
Banyaknya unsur-unsur simetri yang terdapat pada kristal dapat untuk menentukan suatu kristal
itu termasuk dalam klas mana. Unsur-unsur simetri suatu kristal dapat dibedakan atas 3
yaitu bidang simetri, sumbu simetri, dan titik pusat simetri.

 Bidang simetri merupakan bidang pencerminan atau pengertiannya adalah bidang yang


menembus titik pusat kristal dan membagi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari bagian yang lain. Bidang simetri dapat dibedakan
menjadi bidang simetri pokok (axial) menunjukkan bidang yang melalui dua sumbu utama
pada kristal, dan bidang simetri intermedier yaitu bidang simetri yang hanya melalui
sebuah sumbu utama kristal.
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian
yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri
ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu
kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang
melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap
sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu
kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.

 Sumbu simetri adalah sumbu kristal dimana bila kristal diputar 360º pada sumbu tersebut,
pada kedudukan-kedudukan tertentu memberikan bentuk yang sama seperti sebelum
diadakan pemutaran. Sumbu simetri dapat dibedakan atas :
1. Sumbu simetri biasa (gyre), apabila kita putar sebuah kristal melalui sumbu simetri
maka akan terdapat keadaan dimana terdapat gambaran yang sama seperti sebelum
diadakan pemutaran. Sumbu mempunyai nilai bila terdapat gambaran sama pada
pemutaran sebesar sudut tertentu (360º/n). Pada bidang-bidang kristal, n hanya
mempunyai nilai 2, 3, 4, dan 6. Sehingga pada kristal hanya dapat dilakukan dalam
pemutaran sebesar sudut 180º, 120º, 90º, dan 60º.
Nama dan simbol gyre.
a. Digyre, berarti sumbu simetri bernilai 2 karena jika kristal diputar dengan sudut 180º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya : ()
b. Trigyre, berarti sumbu simetri bernilai 3 karena jika kristal diputar dengan sudut 120º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :
c. Tetragyre, berarti sumbu simetri bernilai 4 karena jika kristal diputar dengan sudut
90º memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :
d. Hexagyre, berarti sumbu simetri bernilai 6 karena jika kristal diputar dengan sudut
60º memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :
2. Sumbu simetri cermin putar, didapatkan dari suatu pemutaran yang dikombinasikan
dengan sebuah pencerminan melalui bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu
tersebut. Secara teoritis dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a. Digyroida, sumbu cermin putar diagonal dan mempunyai arti = C (titik pusat).
b. Trigyroida, mempunyai arti =            + BS (bidang simetri)
c. Tetragyroida, membunyai arti =        
d. Hexagyroida, mempunyai arti =        
3. Sumbu simetri inversi putar merupakan kombinasi dari pemutaran melalui sebuah
sumbu dan inversi melalui sebuah titik pada sumbu tersebut yaitu titik pusat inversi juga
disebut titik pusat simetri. Untuk pemberian simbol dinyatakan dengan memberi-kan
garis di atas nilai sumbu. Ada 5 macam kemungkinan inversi putar ini, yaitu :
a. 1 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 360º dan sebuah inversi, hasilnya C. Jadi 1 = C
b. 2 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 180º dan sebuah inversi, hasilnya bidang
simetri = BS = 2
c. 3 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 120º dan sebuah inversi, hasilnya hexagyroida
=    ∆  + C = 3 =
d. 4 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 90º dan diikuti inversi, hasilnya tetragyroida =
4 =          
e. 6 = diperoleh dari kombinasi pemutaran sebesar  60º  dan inversi, hasilnya = ∆ + BS = 6
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal
diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa
kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan
sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar
kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang
sama dinamakan digire, bila tiga trigire (4), empat tetragire (3), heksagire (9) dan
seterusnya. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal. Sumbu
inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar
kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya
dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu.

 Titik pusat simetri atau C merupakan suatu titik pusat kristal melalui suatu garis dapat
dilukis sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama
terdapat gambaran yang sama. Titik ini biasanya berimpit dengan titik pusat kristal. Belum
tentu suatu pusat kristal merupakan titik pusat simetri (C).
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan
tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat Kristal dan akan menjumpai titik
yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal
pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila
tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil
inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya. Dari tujuh sistem kristal dapat
dikelompokkan menjadi 32 klas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur
simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem
tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas. Tiap kelas
kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara simbolisasi yang
sering digunakan, yaitu simbolisasi Schon_ies dan Herman Mauguin (simbolisasi
internasional).

Anda mungkin juga menyukai