HASIL PENELITIAN
Pada penelitian terhadap karakteristik jenis kelamin dan jenis tindakan, didapatkan
sebanyak 15 (53,57%) pasien laki-laki dilakukan ORIF sedangkan 13 (46,42%) pasien laki-laki
tidak dilakukan ORIF. Pada pasien perempuan, sebanyak 3 (50,00%) pasien dilakukan ORIF dan
3 (50,00%) pasien tidak dilakukan ORIF. Didapatkan nilai p > 0,05 pada penelitian antara
karakteristik jenis kelamin dan jenis tindakan
Pada penelitian terhadap karakteristik lokasi fraktur dengan jenis tindakan, didapatkan
hasil pada pasien dengan lokasi fraktur pada midshaft klavikula, sebanyak 16 (57,14%) pasien
dilakukan ORIF, sedangkan sebanyak 12 (42,85%) pasien tidak dilakukan ORIF. Pada pasien
dengan lokasi fraktur pada bagian lateral klavikula, sebanyak 2 (33,33%) pasien dilakukan
ORIF, sedangkan 4 (66,66%) pasien tidak dilakukan ORIF. Didapatkan nilai p= 0,289 pada
penelitian antara karakteristik jenis kelamin dan jenis tindakan yang berarti tidak ada hubungan
yang signifikan.
ORIF Non-ORIF
Lokasi Midshaft 16(57,14%) 12(42,85%) 28(100%) 0,289*
Fraktur Lateral 2(33,33%) 4(66,66%) 6(100%)
Total 18 16 34
ORIF 18 52,9%
Jenis Tindakan Non-ORIF 16 47,1%
Total 34 100,0%
BAB V
PEMBAHASAN
Fraktur klavikula terjadi pada 5-10% dari keseluruhan fraktur terutama pada anak-anak,
sedangkan pada dewasa sekitar 2-5% kejadian seluruh fraktur. Kasus ini banyak terjadi pada usia
dibawah 25 tahun, diatas 55 tahun pada pria dan 75 tahun pada wanita, sehingga duapertiga dari
kejadian ini banyak terjadi pada pria. Fraktur klavikula biasanya terjadi dengan adanya trauma
langsung ke arah klavikula, karena jatuh, kecelakaan olahraga, maupun bermotor.1,2Hal ini
sejalan dengan penetlian ini dimana ditemukan banyak kejadian pada laki-laki dibandingkan
dengan wanita. Pada penelitian yang dilakukan oleh Holsakar didapatkan frekuensi laki-laki
lebih banyak dibandingkan wanita dengan perbandingan 68% untuk laki-laki dan 32% untuk
wanita.5,6Penelitian lainnya yang dilakukan olehKihlström et al.juga mendapatkan hasil 68%
fraktur klavikula terjadi pada pria. Subkelompok terbesar adalah laki-laki berusia 15-24 tahun,
mewakili 21% dari fraktur klavikula. Namun penelitian yang dilakukan oleh Kihlström
mendapatkan hasil pada usia 65 tahun ke atas, perempuan mengalami lebih banyak fraktur
klavikula daripada laki-laki.10Pada penelitian ditemukan perbadingan laki-laki dan wanita adalah
82,4% berbanding 17,6%.
Secara anatomis lokasi fraktur dibagi menurut klasifikasi Allman yang membagi menjadi
3 bagian, yakni grup I (midshaft) patahan tulang terjadi pada bagian sepertiga tengah dari
kalvikula, grup ke II pada daerah sepertiga lateral atau distal dan grup ke III pada bagian
proksimal klavikula. Dimana pada lokasi sepertiga tengah menjadi lokasi yang paling banyak
(80%).1,3Pada penelitian ini banyak terjadi pada lokasi midhsaft. Hasil pada penelitian ini sejalan
dengan hasil yang didapatkan oleh Kihlström dimana fraktur midshaft meliputi 43% dari semua
fraktur dan merupakan fraktur yang paling sering dioperasi. Data penelitian Kihlström
menjabarkan mayoritas (69-82%) fraktur terjadi di midshaft klavikula, diikuti oleh 12-26% di
bagian lateral dan 2-6% di bagian medial. Hal ini dapat dijelaskan secara anatomis dengan fakta
bahwa bagian medial dan lateral klavikula diamankan dengan kuat oleh ligamen dan otot yang
kuat, sedangkan bagian tengah klavikula tidak memiliki ikatan yang kuat sehingga lebih rentan
terhadap trauma. Lampiran otot sering menyebabkan dislokasi fragmen utama pada fraktur
klavikula dan pemendekan klavikula, terutama pada fraktur midshaft10.
Fraktur pada klavikula memunculkan gejala nyeri yang terlokalisir disekitar lokasi
fraktur. Pasien terkadang melaporan bahwa mendengar bunyi crack saat terjadinya fraktur. Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya deformitas pada tulang serta posisi tangan akan lebih
turun dikarenakan efek dari otot yang ada disekitar tulang.
Penanganan fraktur klavikula yakni dengan konservatif dan operatif. Secara tradisional,
fraktur klavikula telah ditatalaksana hampir secara eksklusif dengan non-operatif, terlepas dari
jenis fraktur. Studi pada 1960-an menggambarkan hasil fungsional yang baik untuk fraktur
midshaft klavikula yang dirawat secara non-operatif dan tingkat non-union yang lebih rendah
dibandingkan dengan fraktur yang diobati dengan reduksi terbuka primer. Sebaliknya, beberapa
penelitian yang lebih baru telah melaporkan hasil yang berlawanan dengan metode fiksasi fraktur
yang lebih baru, yang mungkin telah berkontribusi pada peningkatan 705% dalam pengobatan
operatif fraktur klavikula antara tahun 2001 dan 2012. Namun, perawatan yang optimal untuk
fraktur tulang selangka masih menjadi topik perdebatan. Sling sederhana, collar ‘n’ cuff, dan
perban angka delapan biasanya digunakan untuk meimobilisasi fraktur selama beberapa minggu
pertama pada fraktur yang tidak dioperasi, yang sering termasuk fraktur medial, sebagian besar
fraktur lateral, dan fraktur midshaft tanpa displacement.
Metode operasi yang paling umum digunakan saat ini adalah reduksi terbuka dan fiksasi
pelat internal; sejumlah kecil fraktur diobati dengan nail, pin atau kabel intramedular 10. Pada
pembahasan lainnya disebutkan bahwa terapi konservatif biasanya dikerjakan pada fraktur
sepertiga tengah. Penatalaksaan dengan pembedahan biasanya diidikasikan pada fraktur
sepertiga distal klavikula. Tindakan terbuka atau tertutupharus dikerjakan untuk mengurangi
diskontinuitas pada tulang. Pada tindakan pembedahan dapat dilakukan tindakan ORIF
menggunakan plate dan screw ataupun wire. Tingkat kepuasan pasien lebih tinggi apabila
dilakukan tindakan pembedahan sebagai penanganan awal yang meningkatkan kualitas fungsi
dan skor penurunan nyeri.4Pada penelitian ini didapatkan bahwa tindakan ORIF dikerjakan
52,94% dari total pasien. Dilakukan pemeriksaan skoring ASES untuk menilai evaluasi dari hasil
tindakan. Pada penelitian ini ditemukan adanya kebermaknaan yang signifikan darihasil ASES
terhadap pasien yang dilakukan tindakan ORIF dibandingkan dengan tanpa dilakukan tindakan
ORIF, dimana masing-masing nilai adalah 98,52 + 3,02 dengan ORIF dan hanya 67,60 + 9,09
dengan tindakan tanpa ORIF. Menurut Tiefenboeck juag menemukan hasil yang signifikan
secara statistik dengan hasil akhir adi ASES yang dilakukan ORIF adalah 98,81% yang juga
didukung oleh penelitian dari xxxxx dengan hasil 85.3 + 14.8,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan ORIF sebagai penanganan tindakan fraktur klavikula memberikan
penilaian yang sangat baik terhadap ASES Score yang terbukti secara statistik mengahsilkan
signifikan dengan nilai p<0,05.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
6.1.1. Tatalaksana yang dilakukan, antara ORIF dan konservatif memberikan perbedaan yang
bermakna berdasarkan skor ASES.
6.1.2. Tidak terdapat perbedaan yang didapatkan pada skor ASES apabila dihubungkan
terhadap jenis kelamin, lokasi fraktur klavikula, serta mekanisme trauma yang terjadi.
6.2. Saran
6.2.1. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan desain prospektif, sehingga dapat
dinilai skor ASES secara berkala antar kelompok yang dilakukan ORIF berbanding
konservatif.
6.2.2. Dilakukan penilaian dengan sistem skoring lainnya, kemudian dilakukan uji untuk
menilai sistem skoring yang terbaik untuk evaluasi pada fraktur klavikula.
DAFTAR PUSTAKA