Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pemeriksaan akuntansi
lanjutan yang di ampuh oleh :
Fadrul, SE, M.Ak
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
2020
2
A. Pengertian Audit Sistem Kepastian Mutu
1
C. Prinsip Audit
Beberapa prinsip dari auditing yang sehat harus diobservasi agar
memperoleh hasil dan manfaat yang dikehendaki dari kepastian mutu:
1. Auditor harus berkualifikasi dan independen.
2. Maksud dan tujuan dari audit harus diklarifikasi dan disetujui.
3. Audit harus direncanakan dan dipersiapkan secara memadai.
4. Orang yang bertanggung jawab atas aktivitas yang akan diaudit harus
secara baik dan diberitahukan sebelum dan setelah audit.
5. Rencana audit dan laporan akhir harus tertulis.
6. Auditor harus menindaklanjuti (mengaudit kembali) tindakan perbaikan
7. Penilaian terhadap standar harus obyektif, faktual dan apabila mungkin,
kuantitatif.
8. Audit harus tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan.
9. Frekuensi audit harus bervariasi dengan kebutuhan aktual dan demikian
juga intensitas dan luas dari audit.
10. Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur.
11. Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat
dipercaya (sampel yang cukup).
3
E. Mengorganisasi Auditing
Suatu program dan proyek audit individual diprakarsai oleh klien dan
auditor. Dalam perusahaan besar, departemen audit khusus melakukan
perencanaan dan implementasi program. Inisiasi suatu audit dideskripsikan
dan dispesifikasi dalam ISO 10011 sebagai berikut:
1. Klien memprakarsai audit dan memutuskan ruang lingkup audit serta
unsur – unsur sistem mutu yang akan diaudit; audit harus memuaskan
kebutuhan klien untuk informasi; standar untuk sistem mutu auditee harus
dispesifikasi;
2. Auditor yang memimpin (lead auditor) membantu klien;
3. Auditee harus dihubungi;
4. Bukti obyektif yang cukup harus tersedia;
G. Proyek Audit
Proyek adalah tugas dari ruang lingkup tertentu dan kompleksitas, yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan melalui proses, sumber daya, dan skedul
khusus. Auditor berperan melakukan audit dan melaksanakan proyek
sedangkan pemimpin auditor yang mengelola proyek. Berikut Langkah –
langkah pokok auditing:
1. Perencanaan Audit
Pada tahap ini auditor melakukan identifikasi terhadap tujuan dan
sasaran organisasi. Perencanaan harus mencakup:
- Tujuan dan ruang lingkup audit.
- Identifikasi partisipan audit.
- Identifikasi dokumen referensi seperti standar sistem mutu yang
berlaku dan manual mutu auditee.
- Bahasa audit.
- Tanggal dan tempat audit.
- Unit organisasional yang diaudit.
- Waktu yang diharapkan dan durasi audit serta aktivitas audit.
- Jadwal pertemuan manajemen.
- Persyaratan kerahasiaan.
- Distribusi laporan audit dan tanggal penerbitan yang diharapkan.
5
Kemudian, rencana audit tersebut harus disetujui oleh klien dan
dikomunikasikan kepada auditor dan auditee, dan harus memungkinkan
penggunaan yang efektif atas sumber daya dan perubahan – perubahan
atas informasi yang dikumpulkan selama audit.
6
- Tipe A ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan.
- Tipe A ditambah dengan ukuran sampel dan kriteria akseptasi.
- Tipe B ditambah kriteria akseptasi dan penilaian.
7
Tanggungjawab auditee tersebut dapat dilaksanakan jika auditee telah
secara penuh diberitahu mengenai audit yang akan datang. Rencana audit
pada titik ini telah memperoleh persetujuan dari auditee dan/atau klien.
Auditor dan tim secara keseluruhan harus independensi selama penyiapan
audit. Menurut ISO 10011 auditor harus bebas dari sifat memihak dan
pengaruh yang dapat mempengaruhi obyektivitas semua orang dan
organisasi, yang terlibat dalam audit harus menghargai dan mendukung
independensi dan integritas auditor. Dalam arti yang luas, auditee
merupakan bagian dari tim proyek audit karena banyak hasil bergantung
pada saling memahami dan kerjasama. Tim proyek audit yang baik terdiri
dari satu atau beberapa auditor dan pengamat dan ahli teknis dapat
bergabung dengan kelompok jika mendapat persetujuan dari klien dan
auditee.
5. Melaksanakan audit
Melakukan suatu audit di lokasi auditee mencakup:
- Pemberitahuan kepada auditee
Pemberitahuan permulaan audit diluar rencana audit tidak perlu sesuai
dengan ISO 10011. Namun dalam praktik normal, memungkinkan
auditee melakukan penyiapan akhir untuk audit. Sangat membantu
bagi manajemen apabila diberitahu secara tertulis mengenai bantuan
yang harus disediakan, jadwal pertemuan, dan wawancara audit.
- Orientasi tim audit
8
Orientasi tim audit dapat dilakukan sebelum pertemuan pembukaan
formal dengan auditee. Hal ini memberikan waktu perubahan terakhir
dalam rencana, jadwal, dan pengaturan dan untuk mempertanyakan
serta klarifikasi oleh anggota tim.
- Pertemuan tim audit
Tujuan dari pertemuan singkat ini, menurut ISO 10011 adalah untuk:
a. Memperkenalkan anggota tim audit kepada manajemen senior
auditee
b. Menelaah ruang lingkup dan tujuan audit
c. Memberikan ikhtisar yang ringkas mengenai metode dan prosedur
audit
d. Menetapkan kaitan komunikasi yang resmi antara tim audit dan
auditee
e. Mengkonfirmasikan bahwa sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan oleh tim audit tersedia
f. Mengklarifikasi setiap rincian yang tidak jelas dalam rencana audit
- Unsur-unsur sistem auditing
- Pertemuan wawancara harian
Sebelum sesi penutupan audit, pertemuan wawancara dari tim audit
dilakukan untuk mengakhiri laporan ikhtisar dan observasi yang
secara formal disajikan kepada manajemen auditee.
- Pertemuan penutupan
Tanggal, lokasi, isi/agenda dan peserta untuk pertemuan akhir dari
pekerjaan lapangan audit telah didiskusikan dengan manajemen
auditee selama pertemuan awal. Hanya dalam keadaan yang luar biasa
hal-hal diatas perlu dilakukan penjadwalan kembali. ISO 10011
menetapkan kegiatan pertemuan penutupan sebagai berikut:
a. Pada akhir audit, sebelum menyiapkan laporan audit, tim audit
harus melakukan suatu pertemuan dengan manajemen senior
auditee dan orang yang bertanggungjawab untuk fungsi yang
bersangkutan.
9
b. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk menyajikan
observasi audit kepada manajemen senior dengan keadaan
sedemikian rupa untuk memastikan bahwa mereka telah memahami
hasil audit.
c. Auditor yang memimpin harus menyajikan observasi dengan
mempertimbangkan signifikansi menurut pandangan mereka
d. Auditor yang memimpin harus memberikan simpulan tim audit
yang berkaitan dengan efektivitas sistem mutu untuk memastikan
bahwa tujuan mutu tercapai
e. Catatan pertemuan penutupan harus disimpan
f. Apabila diminta, auditor dapat juga melakukan rekomendasi untuk
perbaikan sistem mutu pada auditee. Rekomendasi tidak mengikat
auditee.
10
pertimbangan yang mahir dan dapat dipercaya. Informasi dikatakan cukup
apabila, pada saat analisis bukti, orang yang berkualifikasi pada dasarnya
dapat mencapai simpulan yang sama.
Bukti harus dikumpulkan sesuai dengan tujuan audit dan ruang
lingkup pekerjaan. Daftar pertanyaan dan prosedur harus digunakan untuk
memastikan kedalaman dan kontinuitas audit. Namun, daftar pertanyaan
hanya merupakan bantuan dan seharusnya tidak terlalu membatasi
penyelidikan. Pertanyaan biasanya tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling
berkaitan. Hal tersebut menyebabkan pentingnya urutan pertanyaan yang
baik. Tergantung pada situasi dan obyek audit yang akan diuji dan
dipertimbangkan, jumlah dan tipe pertanyaan dapat bervariasi sampai
informasi yang dicari jelas, cukup, dapat dipercaya, dan secara memadai
diverifikasi. Prinsip-prinsip lain adalah memberikan waktu yang cukup
kepada auditee untuk memberi tanggapan dan memastikan bahwa
petanyaan secara penuh dipahami dan tanggapan diulangi oleh penanya
sebelum diterima dan dicatat. Arus dan urutan dari suatu wawancara
dengan pertanyaan dan tanggapan terdiri dari langkah-langkah berikut:
- Menentukan informasi yang dicari (menggunakan daftar periksa atau
pedoman lain).
- Menilai situasi dan mengutarakan dan/atau mengarah pada pertanyaan
- Mengajukan pertanyaan dan mengkonfirmasikan bahwa pertanyaan
tersebut dipahami.
- Memberikan waktu untuk tanggapan dan kemudian mendengarkan
secara teliti.
- Menilai informasi yang diterima, mungkin dapat mengklarifikasi dan
mengulangi tanggapan atau pertanyaan orisinil, atau mengutarakan
kembali pertanyaan tersebut.
7. Menangani Pengamatan
11
Pengamatan merupakan setiap deviasi yang signifikan, defisiensi/
kekurangan, atau ketidaksesuaian dalam pikiran auditor. ISO 10011
mendefinisikan observasi sebagai ”Suatu pernyataan fakta (statement of
fact) yang dilakukan selama suatu audit dan didukung oeh bukti
obyektif”. sedangkan ketidaksesuaian (non comformity) merupakan
ketidakcocokan terhadap persyaratan yang dispesifikasi. Untuk
menangani observasi ISO 10011 menetapkan berikut:
- Semua observasi audit harus didokumentasikan.
- Setelah semua aktivitas diaudit, tim audit harus menelaah semua
ketidaksesuaian mereka.
- Tim audit kemudian harus memastikan bahwa ketidaksesuaian
didokumentasikan dalam keadaan yang jelas, singkat dan didukung
oleh bukti.
- Ketidaksesuaian harus diidentifikasi dalam segi pertanyaan khusus
dari standar atau dokumen lain yang berhubungan terhadap audit
mana yang telah dilakukan.
- Observasi harus ditelaah oleh auditor yang memimpin dengan manajer
auditee yang bertanggung jawab.
- Semua observasi atas ketidaksesuaian harus diakui oleh manajemen
auditee.
Beberapa observasi tipikal yang sering dilakukan dalam audit sistem mutu
adalah:
- Ruang lingkup tanggungjawab dan wewenang tidak jelas.
- Deskripsi pekerjaan tidak cukup mengenai mutu.
- Independensi kepastian mutu tidak memadai.
- Prosedur-prosedur tidak ada dan tidak ditaati.
- Instruksi kerja tidak independen.
- Peralatan pengujian tidak secara baik dikalibrasi.
- Operator tidak dilatih dan berkualifikasi.
- Gambar usang dan perubahan tidak diotoritasi.
12
- Pengerjaan ulang dan instruksi reparasi dan pengendalian tidak
memadai.
- Material pengemasan yang salah digunakan.
- Pembelian dilakukan dari pemasok yang tidak disetujui.
13
- Rincian dari rencana audit, identifikasi dari anggota tim audit dan
representatif auditee, tanggal audit, dan identifikasi dari organisasi
khusus yang diaudit.
- Identifikasi dari dokumen referensi yang audit lakukan (Standar
sistem mutu, dokumentasi auditee)
- Observasi dari ketidaksesuaian.
- Pertimbangan tim audit mengenai sejauhmana ketaatan auditee
dengan sistem mutu yang aplikabel dan dokumentasi yang
berhubungan
- Kemampuan sistem untuk mencapai tujuan mutu yang salah
dijelaskan
- Daftar distribusi laporan audit
Penelaahan yang dilakukan oleh manajemen audit, auditor yang
berpartisipasi, dan manajemen auditee sebelum penyerahan yang formal
kepada klien adalah untuk memastikan kesesuaian, kebenaran faktual, dan
akseptasi dari laporan menurut format dan isi. Beberapa tindakan korektif
sudah dapat dilakukan segera selama audit dan dicatat dalam laporan. ISO
10011 menetapkan:
- Laporan audit harus dikirim kepada klien oleh kepala auditor.
Merupakan tanggungjawab klien untuk menyediakan manajemen
senior dari auditee dengan suatu copy laporan audit. Setiap distribusi
tambahan harus ditentukan dengan konsultasi auditee.
- Laporan audit yang mencakup informasi rahasia dan pribadi harus
secara tepat diamankan oleh organisasi auditing dan klien.
9. Penyelesaian Audit
14
Penyelesaian audit mencakup penyerahan laporan dan retensi catatan.
Audit diselesaikan setelah penyerahan laporan audit kepada klien (ISO
10011). Bagi auditor yang memimpin dan tim audit, audit selesai dengan
penyampaian laporan. Tetapi masih terdapat aktivitas-aktivitas akhir
internal untuk mengelola audit. Seperti semua catatan dari proyek audit
harus dikumpulkan dan disampaikan kepada manajemen audit untuk
retensi oleh auditor yang memimpin. Catatan tersebut termasuk rencana
audit, korespondensi, kertas kerja, observasi, laporan, dan laporan audit
akhir. Pengarsipan dan retensi yang baik dari semua dokumen yang
berhubungan dengan proyek audit berguna untuk penelaahan setelah audit
dan berlaku sebagai suatu sumber informasi untuk audit dan tim audit
berikutnya. Menurut ISO 10011 dokumen audit harus disimpan sesuai
dengan persetujuan antara klien, organisasi audit, dan auditee, dan sesuai
dengan setiap persyaratan peraturan.
16