i
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Mengetahui/menyetujui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
iv
MOTTO
Janganlah Hendaknya Kamu Kuatir Tentang Apa Pun
Juga, Tetapi Nyatakanlah Dalam Segala Hal
Keinginanmu Kepada Allah Dalam Doa Dan Permohonan
Dengan Ucapan Syukur.
(Filipi 4:6)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
kasih karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok
Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Pokok
Penjualan (Studi Kasus Pada Abon Asli Kupang Ibu Soekiran)”. Penyusunan
Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan di
Politeknik Negeri Kupang, program studi Akuntansi jurusan Akuntansi.Walaupun
demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas kedepannya.Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Ibu Nonce F. Tuati, SE., M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri Kupang.
2. Bapak Irwan, SE,. MSi Selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3. Ibu Meyulinda A. Elim, SE.,M.Si,Ak.CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi D3.
4. Bapak Irwan, SE,. M.Si dan Ibu Deasy S.R. Ndaparoka, SE.,MSA sebagai
Pembimbing I dan pembimbing II yang dengan segala kerendahan hati dan
perhatian telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing
dan mengarahkan peneliti sejak awal hingga berakhirnya penulisan ini.
5. Ibu Jennie S. Sir, SE., MSA, Ibu Hapsa Usman, SE., MM dan Ibu
Yunelci Seliamang, SE., M.Sc Sebagai dosen penguji penulis yang telah
memberikan masukan, saran, pendapat ataupun usulan guna memperbaiki jika
ada kesalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
6. Pegawai di Jurusan Akuntansi, Ibu Vemi, Ibu Ellen, Ibu Nensi, Bapak
Roy, Bapak Ones yang telah membantu dalam proses pengurusan hal-hal
yang terkait dengan Tugas Akhir ini.
vi
7. Pemilik Abon Asli Kupang Ibu Soekiran serta pegawai yang telah menerima
dan membantu peneliti dalam memberikan data untuk dijadikan bahan analisis
pada penulisan tugas akhir ini.
8. Kedua orang tua saya (Alm. Bapak Karel Lede Rihi dan Ibu Agustina
Djo) dan saudara/i (Kakak Mida, Kakak Sandi, Kakak Lina, Kakak Ruben)
yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis.
9. Sahabat-sahabat tercinta Yuni, Devi, Artati, Vani, Edwin, Heri, Rian,
Vento, Endang dan Emi yang selalu ada dalam memberikan dukungan dan
semangat bagi penulis.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 kelas A-D III yang selalu ada
dalam memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan ...................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii
Motto ................................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi ........................................................................................................... vii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
1.5. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
viii
4.2. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ......................................................... 21
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 32
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 32
5.2. Saran ....................................................................................................... 32
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Harga Pokok Produksi Pada Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran
Dengan Metode Perusahaan ..............................................................
2
Tabel 2.1 Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi (Hpp) Menurut Metode
Full Costing .......................................................................................
12
Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi (Hpp) Menurut
Variabel Costing ................................................................................
13
Tabel 4.1 Peralatan Produksi Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran .................
21
Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Tahun 2019 .........................................................
23
Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2019 .......................................
23
Tabel 4.4 Biaya Listrik Dan Biaya Kemasan Tahun 2019 .................................
24
Tabel 4.5 Harga Pokok Produksi Abon Sapi Perusahaan Abon Sapi Asli
Kupang Ibu Soekiran Tahun 2019 .....................................................
24
Tabel 4.6 Perhitungan Harga Pokok Abon Per Produk .....................................
24
Tabel 4.7 Perbandingan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Umkm
Dengan Metode Full Costing .............................................................
27
Tabel 4.8 Laporan Harga Pokok Produksi .........................................................
27
x
Tabel 4.9 Laporan Harga Pokok Penjualan ........................................................
29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 16
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran ........... 20
xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Industry kecil dan menengah Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran
merupakan salah satu UMKM di Kupang Nusa Tenggara Timur yang
bergerak dalam produksi abon. Sebagai salah satu industri yang memproduksi
abon, hasil produksi Pada Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran sudah
banyak dinikmati oleh masyarakat NTT maupun luar NTT, baik untuk
dikonsumsi sendiri, maupun untuk dijual kembali dan dijadikan oleh-oleh.
Dari hasil observasi yang dilakukan Pada Abon Sapi Asli Kupang Ibu
Soekiran, dalam menentukan harga pokok produksi per buah nya, Abon
Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran belum melakukan pengelolaan biaya secara
cermat.Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran tidak mengelompokkan biaya
secara akurat bahkan tidak pasti dan tepat elemen-elemen biaya yang
dimasukkan sebagai perhitungan harga pokok produksi.Idealnya, Perhitungan
pokok produksi harus berdasarkan pengumpulan dan penggolongan biaya.
Dalam penentuan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan adalah informasi mengenai bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2005:63). Ketiga jenis biaya tersebut harus
ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongannya,
sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan,
baik penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi
periodik.
Tabel 1.1 Harga Pokok Produksi Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran dengan Metode
Perusahaan
JENIS BIAYA TOTAL BIAYA (Rp)
Daging sapi 6.000.000,00
Bawang Merah 200.000,00
Bawang Putih 200.000,00
Gula Merah 750.000,00
Garam 50.000,00
Minyak Goreng 216.000,00
Plastik Kemasan 280.500,00
Biaya Listrik 500.000,00
Biaya Tenaga Kerja langsung 1.200.000,00
HARGA POKOK PRODUKSI PER HARI 9.396,500,00
Sumber : Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran: 2020
2
Berdasarkan tabel tersebut, perhitungan harga pokok produksi yang
digunakan oleh Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran, berdasarkan observasi
awal dan wawancara yang dilakukan adalah bahwa penggunaan metode
perhitungan yang masih sangat sederhana yang digunakan oleh pemilik
usaha belum menghitung unsur-unsur biaya secara tepat, masih terdapat
biaya-biaya lain yang tidak ikut diperhitungkan dalam harga pokok produksi,
sehingga laba yang dihasilkan pun tidak mencerminkan keadaan
sesungguhnya. Pada Penulisan proposal ini metode yang digunakan yaitu
metode full costing dimana penulis menganggap bahwa metode ini yang
sesuai untuk diterapkan berdasarkan karakteristik usaha dan data-data yang
ada, kemudian penulis akan membandingkannya dengan perhitungan harga
pokok produksi yang selama ini digunakan oleh UMKM Abon Sapi Asli
Kupang Ibu Soekiran, dengan penelitian berjudul “Analisis Perhitungan
Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar
Penentuan Harga Pokok Penjualan (Studi Kasus Pada Abon Sapi Asli
Kupang Ibu Soekiran)”.
1.3. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perhitungan harga
pokok produksi yang tepat berdasarkan metode full costing pada UMKM
Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran.
3
1.4.1 Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman baru
bagi penulis mengenai penetapan harga pokok produksi dan dapat
menambah pengalaman bagi penulis sendiri.
1.4.2 BagiAlmamater
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan
untuk lebih memperkuat ilmu dan penguasaan teori pada Politeknik
Negeri Kupang, khususnya Jurusan Akuntansi sebagai bahan pustaka
bagi Almamater Politeknik Negeri Kupang untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi UMKM
Dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan informasi untuk
mengetahui bagaimana pelakuan penentuan harga pokok produksi
yang benar untuk di terapkan dalam dalam UMKMtersebut.
4
BAB 2
TEORI DASAR
5
Dari pendapat-pendapat tersebut penulis mengambil kesimpulan
bahwa Usaha Menengahadalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukanoleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai,ataumenjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Usaha
menengah memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 milliar
dan omzet sebesar 2,5 milliar sampai dengan 50 milliar. Menurut Sujarweni
(2019:10) UMKM dapat di kelompokan menjadi :
1) Usaha dagang
Usaha Dagang merupakan suatu usaha yang kegiatan utamanya
membeli produk atau barang dari pemasok (Supplier) dan menjualnya
kembali kepada konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Contohnya :
a) Keagenan : Agen koran atau majalah, sepatu, pakaian,
kosmetik.
b) Pengecer : Minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan.
c) Sektor Informal : Pengumpul barang bekas, pedangang kaki lima.
2) Usaha pertanian dan perikanan
Usaha pertanian dan perikanan merupakan suatu usaha dan
kegiatannya melakukan pemeliharaan tanaman atau hewan sampai dengan
tanaman dan hewan tersebut mendatangkan keuntungan. Contohnya :
a) Perkebunan : pembibitan, sayur-sayuran
b) Peternakan : ternak ayam petelur, susu
c) Perikanan : tambak udang, kolam ikan.
3) Usaha industri
Usaha manufaktur merupakan suatu usaha yang kegiatannya
mengelolah bahan mentah (bahan baku) menjadi produk atau barang jadi
yang siap dijual kepada konsumen. Contonya :
a) Industri makanan atau minuman
6
b) Pertambangan
c) Pengrajin
d) Konveksi
4) Usaha jasa
Usaha jasa (Service Business) merupakan suatu usaha yang
kegiatannya dilakukan dengan cara memberikan jasa kepada konsumen
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Contohnya:
a) Jasa konsultan
b) Jasa advokat
c) Perbengkelan
d) Restoran
e) Jasa kontruksi
f) Jasa Transportasi
g) Jasa Telekomunikasi
h) Jasa Pendidikan
i) Jasa simpan pinjam
Meskipun UMKM sangat berkontribusi bagi perekonomian
Indonesia, akan tetapi perkembangan UMKM tidak selalu berjalan dengan
baik. Banyaknya tantangan-tantangan baik dari internal maupun eksternal
yang harus dihadapi para pelaku UMKM. Adapun tantangan UMKM
menurut Sujarweni (2019:19) sebagai berikut :
1) Tantangan dari sisi internal
Tantangan dari sisi internal yang harus dihadapi para pelaku UMKM
adalah sebagai berikut :
a) Modal
Masih terdapatnya kesulitan dalam peminjaman modal,
terutama pada saat pengajuan kredit dilembaga keungan
perbankan. Sebagian besr lembaga keungan di Indonesia,
mengharuskan UMKM agar membuat laporan keuangan sebagai
syarat pengajuan kredit.
7
b) Sumber daya manusia (SDM)
Adapun hambatan UMKM dari sisi sumber daya manusia (SDM)
antara lain sebagai berikut :
1) Kurangnya pengetahuan pelaku UMKM terhadap teknologi
terbaru, yang dapat meningkatkan kualitas produk yan
dihasilkan.
2) Pemasaran produk masih sangat sederhana, yaitu dilakukan
dengan cara promosi dari mulut ke mulut, belum
memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk masarkan
produknya.
3) Para pelaku UMKM daat memahami dasar dengan baik
sehingga belum mampu mengetahui dengan cermat apa yang
dibutukan para kostumer.
4) Keterbatasn kemampuan untuk membayar pegawai sehinga
para pelaku UMKM belum dapat melibatkan banyak tenaga
kerja
5) Banyaknya para pelaku UMKM yang kurang memperhatikan
strategis maupun tujuan jangka panjang usahanya.
c) Hukum
Pada umumnya para pelaku UMKM berbadan hukum
perseorangan, akan tetapi ada yang berbadan hukum persekutuan
maupun perseroan.
d) Akuntabilitas
Masih banyak UMKM yang belum mempunyai
administrasi keungan dan manajemen yang baik.
2) Tantangan Dari Sisi Ekstenal
Tantangan dari sisi eksternal yang harus dihadapi para
pelaku UMKM :
a) Infrastruktur
Masih terbatasnya sarana dan prasarana seta teknologi yang
digunakan oleh UMKM dalam menghasilkan produk.
8
b) Akses
UMKM belum mampu mengimbangi selera konsumen
yang cepat berubah, terutama bagi UMKM yang telah melakukan
ekspor, sehingga sering kali tertinggal jauh denga usaha berskala
besar. Keterbatasan akses terhadap teknologi, terutama bila di
pasar dikuasai oleh perusahaan atau kelompok bisnis tertentu.
9
yang tinggi, seperti misalnya penentuan tingkat penyelesaian produk dalam
proses pada produksi secara massa dapat dilakukan dengan mudah. Terdapat
tiga unsur – unsur harga pokok produkdi menurut yaitu : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi yang langsung atau biaya
overhead pabrik.
1) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeruruh produk jadi. Atau biaya bahan baku adalah harga pokok
bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Dari definisi
tersebut dapat di simpulkan bahwa biaya bahan baku adalah jumlah biaya
yan di keluarkan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan tersebut
masuk ke gudang dan siap untuk di proses menjadi produk jadi maupun
produk setengah jadi. Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan
yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk
selesai. Misalnya, papan atau kayu pada perusahan produsen mebel, pasir
dan semen pada perusahaan produsen tegel. Tidak semua bahan yang
dipakai dalam pembuatan suatu produk, memang diklasifikasikan sebagai
bahan baku. Paku dan lem pada perusahaan produsen mebel, umpamanya
barangkali tidak diklasifikasi sebagaibahan baku. Ini disebabkan oleh
karena biaya yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya.Bahan-
bahan yang relatif kecil nilainya seperti itu disebut bahan penolong dan
diklasifikasikan sebagai bagian dari biaya produksi tak langsung.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pengertian Biaya tenaga kerja langsung menurut Bastian Bustami
dan Nurlela (2006:10), adalah tenaga kerja yang digunakan dalam
merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan
dapat di telusuri secara langsung kepada produk selesai. Meliputi gaji
dan upah dari seluruh tenaga kerja yang secara praktis dapat diidentifikasi
dengan kegiatan pengolahan bahan menjadi produk selesai. Gaji dan upah
operator mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja
langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya gaji dan
10
upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi
mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibedakan menjadi biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Biaya
tenaga kerja tak langsung meliputisemua biaya tenaga kerja selain yang
dikelompokan sebagai biaya tenaga kerja langsung.Gaji dan upah mandor
adalah salah satu contoh dari biaya tenaga kerja tidak langsung tersebut
adalah tidak praktis untuk mengidentifikasikan biaya, seperti halnya gaji
dan upah mandor itu kepada produk tertentu, sementara itu perusahaan
memproduksi lebih dari satu macam produk.
3) Biaya Overhead Pabrik
Pengertian Biaya Overhead pabrik menurut Bastian Bustami
dan Nurlela (2006 : 10 ), adalah biaya selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi
produk selesai. Biaya ini tidak dapat di telusuri secara lansung kepada
produk selesai. Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya
overhead pabrik meliputi juga biaya bahan penolong, gaji dan upah
tenaga kerja tidak langsung dan produksi tak langsung lainnya. Biaya
depresisi atau biaya sewa mesin-mesin produksi pada perusahaan yang
memproduksi lebih dari satu macam produk, merupakan contoh dari
biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2015 :17-19) Metode
penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-
unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
1. Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi
kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari : Biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya Overhead pabrik yang
berperilaku variable maupun tetap. Menurut R.A. Supriyono (2002),
menerangkan Full Costing method adalah konsep penentuam harga
11
pokok penuh membebankan semua elemen biaya produksi, baik biaya
tetap maupun biaya variabel kedalam harga pokok produk. Oleh
karena itu biaya produksi para konsep penentuan harga pokok penuh
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja kangsung dan biaya
overhead pabrik. Harga pokok produksi merupakan Full Costing dari
unsur biaya produksi berikut:
Tabel 2.1 Contoh Perhitugan Harga Pokok Produksi (HPP) Menurut Metode
Full Costing
Biaya Bahan Baku Rp. Xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. Xxx
Biaya Overhead Pabrik Variable Rp. Xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. Xxx
Biaya Produksi Rp. Xxx
Sumber : Mulyadi,2017
2. Variabel Costing
Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari :
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Menurut Samryn (2001) pendekatan variablecosting juga di
kenal sebagai contribution approach adalah suatu format laporan laba
rugi yang menggelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya
dimana biaya-biaya di pisahkan menurut kategori biaya variabel dan
dan biaya tetap dan tidak di pisahkan menurut fungsi-fungsi produksi,
atau administrasi, dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sebagai
pendekatan biaya langsung (Direct Costing Appproach) karena
biaya variabel yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya
terdiri dari biaya-biaya langsung dengan menggunakan variabel
costing, hanya biaya produksi yang berubah–ubahsesuai dengan
output yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri
dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead, pabrik
12
variabel.Metode variabel costing terdiri dari unsur – unsur biaya
produksi sebagai berikut:
Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Menurut Metode
Variabel Costing
Biaya Bahan Baku Rp. Xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. Xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp. Xxx
Biaya Produksi Rp. Xxx
Sumber : Mulyadi,2017
13
d) Persediaan = Pembelian bahan baku + biaya
pembelian
e) Biaya penjualan = Biaya – biaya yang diperlukan
untuk menjual
f ) Biaya produksi = Biaya tenaga kerja + biaya Overhea
Pabrik
Dengan demikian maka kita dapat melihat hubungan antara
harga pokok produksi dan harga pokok penjualan pada perusahaan
manufaktur secara sederhana sebagai berikut :
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
14
Harga pokok penjualan xxxx
15
mencapai tujuan tertentu yang bermanfaat pada saat ini atau pada masa yang
akan datang (pendapatan).
16
BAB 3
METODE PENELITIAN
17
Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung
hasil penelitian yang berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber
lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
3.3. Teknik Pegumpulan Data
Menurut Sugiyono (2018:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapat data. Teknik pengumpulan data menggunakan 3
metode :
1. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung terhadap
laporan- laporan perhitungan biaya promosi dan volume penjualan yang
terkait pengarunya terhadap laba.
2. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara langsung dengan
pimpinan maupun bagian-bagian yang terkait dengan data yang
diperlukan dalam penelitian ini.
3. Studi pustaka dan Dokumen, yaitu mengamati dokumen-dokumen tentang
data perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
18
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
1) Nama Pemilik : Dwi Utami
2) Alamat Pemilik : Jl. Amabi No.79, oebufu, Kupang-NTT
Pimpinan
Bagian Bagian
Produksi Administrasi
Para pekerja/buruh
20
3) Membuat dan menetapkan semua rencana yang berkaitan
dengan kegiatan operasi perusahaan dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan
4) Mengadakan koordinasi terhadap setiap kegiatan di dalam
bidang produksi sehingga proses produksi dapat berjalan
dengan lancar
5) Melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan perusahaan
b. Bagian produksi
1) Mengontrol semua bahan baku yang siap diproduksi
2) Ikut membantu dalam proses produksi
3) Mengadakan seluruh sarana kebutuhan mesin produksi yang
berkenaan dengan proses produksi
c. Bagian administrasi
Menangani semua prosedur pembukuan termasuk mencatat
semua transaksi keuangan perusahaan, baik pengeluaran maupun
aliran uang masuk.
d. Para pekerja/Buruh
Menyelenggarakan setiap aktifitas perusahaan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta mutu
dan kualitas yang ditetapkan sebelumnya.
21
6. Kayu bakar 30 Ikat
Sumber data Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran, 2020
Tahap-tahap produksi Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran
sebagai berikut :
a. Tahap Merebus
Pada tahap ini, para tukang terlebih dahulu merebus
daging kemudian daging yang direbus dihancurkan. Selanjutnya
memilih bahan yang dibutuhkan dalam pengolahan dan merebus
daging sampai hancur.
b. Tahap menghancurkan (Disuwiri)
Pada tahap ini, para tukang harus benar-benar telah
menghancurkan daging dengan betul-betul.
c. Tahap Memasak bumbu
Tahap ini merupakan tahap ketiga dimana pekerjaan yang
dilakukan meliputi penghalusan yaitu dengan menggunakan mesin
mol bumbu.
d. Tahap Menggoreng
Tahap ini merupakan tahap keempat, dimana para pekerja
harus menggoreng Abon yang telah direbus, dihancurkan, bahan
sampai pada bumbunya pun telah dipersiapkan, kemudian
digoreng sampai Abonnya masak.
e. Tahap mempress
Setelah selesai menggoreng Abon maka pada tahap ini
harus di press sehingga bisa dikemas.
f. Tahap dikemas
Setelah selesai dipress maka produk pun dapat
dikemas(dibungkus) sesuai dengan jumlah yang telah di tentukan.
g. Tahap dipasarkan
Pada tahap ini adalah tahap terakhir dimana pada ini siap
dipasarkan. Kegiatan mengerjakan Abon melalui beberapa tahap
yang setiap tahapnya membutuhkan ketelitian dan kerapian hasil
22
kerja yang menghasilkan produk yang baik, indah dan bermutu
agar para pembeli memperoleh kepuasan sehingga mendapat
kepercayaan di mata masyarakat sebagai konsumen.
4.2.2 Penentuan Harga Pokok Produksi Abon Dengan Menggunakan
Metode UMKM Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran
Perusahaan Abon Asli Kupang Ibu Soekiran ini menghitung
harga pokok ini dengan hanya dengan menjumlahkan biaya-biaya
produksi dari Abon tersebut.
a) Biaya Produksi
Biaya yang dikeluarkan dalam proses abon dalam
menghasilkan produk yang terdiri dari :
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam melakukan
kegiatan proses produksi Abon Asli Kupang Ibu Soekiran
untuk membuat 1.200 bungku Abon selama bulan Januari-
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Biaya Bahan BakuTahun 2019
Jenis Bahan Harga satuan
Tahun Jumlah Kebutuhan Jumlah Biaya
Baku per Kg/
2019 Daging sapi Januari – Desember 90.000 Rp
: 75.600.000
70 Kg x 12 bulan=
TOTAL BIAYA 840 Kg 90.000 75.600.000
BAHAN BAKU
TAHUN 2019
Sumber data : data diolah, 2020
Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Pelengkap Tahun 2019
Jenis Bahan Harga Jumlah
Jumlah Biaya
Tahun Baku Jumlah Kebutuhan satuan per Biaya
Per Tahun
Pelengkap Kg PerBulan
2019 Bawang Merah Januari – Desember : 20 20.000 400.000 4.800.000
Kg x 12 bulan= 240 Kg
Bawang putih Januari – Desember : 20 25.000 500.000 6.000.000
Kg x 12 bulan= 240 Kg
Gula merah Januari – Desember : 3 Kg x 25.000 75.000 900.000
12 bulan= 36 Kg
Garam Januari – Desember : 5 Kg x 10.000 50.000 600.000
12 bulan= 60 Kg
23
Minyak Januari – Desember : 3 Dos 72.000 216.000 2.592.000
Goreng x 12 bulan= 36 Dos
TOTAL BIAYA 612 152.000 1.241.000 Rp 14.892.000
BAHAN BAKU
TAHUN 2019
Sumber data : data diolah, 2020
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang bekerja
secara langsung pada Abon Asli Kupang Ibu Soekiran
seperti gajikaryawan berikut ini ;
Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2019
Jumlah
Upah/Bulan Upah/Tahun Jumlah
Tenaga Kerja
8 orang @Rp 1.200.000 14.400.000 115.200.000
Sumber data : data diolah, 2020
BTKL 8 orang = 8 x Rp 1.200.000 x 12
= Rp 115.200.000
3. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang
dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Biaya overhead
pabrik perusahaan menggunakan metode full costing terdiri
dari biaya listrik dan biaya perlengkapan.
Tabel 4.5 Biaya Listrik dan Biaya kemasan Tahun 2019
Keterangan Biaya Per Bulan Biaya Per Tahun
Biaya Listrik Rp 500.000 Rp 6.000.000
Biaya Kemasan Rp 8.000.000 Rp 100.000.000
Sumber data : Abon Asli Kupang Ibu Soekiran
Tabel 4.6 Harga Pokok Produksi Abon Sapi Perusahaan Abon Asli
Kupang Ibu Soekiran Kupang Tahun 2019
JENIS BIAYA TOTAL BIAYA ( Rp )
Daging Sapi Rp 75.600.000
Bawang Merah Rp 4.800.000
Bawang Putih Rp 6.000.000
Gula Merah Rp 900.000
Garam Rp 600.000
Minyak goring Rp 2.592.000
24
Plastik Kemasan Rp 100.000.000
Biaya Listrik Rp 6.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 115.200.000
Langsung
HARGA POKOK PRODUKSI Rp 311.692.000
TAHUN 2019
Sumber data : Abon Asli Kupang Ibu Soekiran, 2020
Perusahaan Abon Asli Kupang Ibu Soekiran
menghitung harga pokok produk menggunakan metode
sendiri, cara perusahaan menghitung harga pokok produk
dengan menjumlahkan biaya produksi perusahaan, biaya yang
dijumlahkan hanyalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, tetapi biaya overhead
pabrik tersebut belum dimasukkan masih ada biaya yang
biasa dianggap tidak penting, seperti biaya pemeliharaan
mesin, biaya asuransi perusahaan, biaya angkut pembelian
bahan baku yang keseluruhan biaya tersebut mempengaruhi
produksi Abon Sapi, bahkan perusahaan tidak menghitung
secara cermat sisa dari bahan baku sebelumnya, bahkan sisa
produksi sebelumnya digunakan begitu saja tanpa
memasukkannya dalam harga pokok produksi. Perusahaan
tidak memasukkan biaya angkut pembelian bahan baku
karena dianggap jumlahnya kecil yaitu Rp 50.000 per bulan,
untuk biaya asuransi sebesar Rp 150.000 dan pemeliharaan
alat dan biaya penyusutan 2 % dari harga mesin, diambil dari
hasil keuntungan yang didapat. Perusahaan mematok laba
30% dari biaya produksi dan sisa bahan sebelum produksi
sekarang ini dipakai saja karena dianggap sudah dihitung
waktu beli.
Alasan pemilik perusahaan menggunakan metode
tersebut untuk mencapai laba yang maksimal dan
menyesuaikan dengan harga produk perusahaan dengan
produk perusahaan lain yang memproduksi yang sama. Selain
itu perusahaan juga bergantung pada harga yang beredar
25
dipasar.Perusahaan juga tidak terlalu memperhitungkan harga
pokok produknya, karena harga pokok produk yang
ditetapkan sudah dianggap memberikan laba yang maksimal
bagi perusahaan.
26
4.2.3.3 Biaya Overhead Pabrik, dalam biaya ini perusahaan Abon
Sapi Asli Kupang memasukkan biaya-biaya di luar bahan
baku dan biaya tenaga kerja namun perusahaan belum lengkap
dan belum akurat dalam menghitung biaya overhead. Ada
beberapa beban yang tidak dimasukkan yaitu biaya asuransi
sebesar Rp. 150.000, peyusutan alat yang dihitung oleh
penulis dengan membagi harga perolehan mesin Rp. 5.000.000
yang dapat digunakan selama 10 tahun yang di bagi 12
sehingga didapat angka Rp. 41.667, yang dibulatkan ke
Rp.41.500, sisanya merupakan biaya pemeliharaan alat
sebesar Rp. 58.500, upah tenaga kerja tidk langsung sebesar
Rp. 1.200.00, biaya angkut sebesar Rp. 50.000 dan biaya
penunjang lain Rp. 350.000. Secara keseluruhan biaya
overhead yang didapat sebesar Rp. 1.850.000.
Tabel 4.7 Perhitungan Harga Pokok Abon per Produk
JENIS BIAYA TOTAL BIAYA (Rp)
Bahan Baku 75.600.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 115.200.000
Biaya Penunjang/Biaya Overhead 112.742.000
Total Biaya Produksi 303.542.000
Jumlah Produk yang dihasilkan 6500
Harga Pokok Produksi Abon 47.952 / 48.000
Sumber: Data Di olah, 2020
Metode
Keterangan Metode UMKM Perbandingan
Full costing
27
Biaya Bahan Baku Rp. 87.300.000 Rp. 75.600.000 Rp. 11.700.000
28
tertentu, dan perhitungan harga pokok produk yang selesai pada
periode yang bersangkutan (Hendri soemantri : 1991).
Rp. 75.650.000,00
29
Jumlah biaya produksi (Harga Pokok Produksi)Rp.
311.692.000,00
30
Penjelasan :
Laporan Harga pokok produksi yang dibuat penulis sudah
memuaskan unsur- unsur biaya yang belum dimasukan oleh
perusahaan. Saldo persediaan awal bahan baku yang oleh perushaan
tidak perrnah dimasukan dalam perhitungan harga pokok produksi,
telah dimasukkan oleh penulis dengan mendapat informasi dari
wawancara kepada pemilik dan dengan menghitung fisik keadaan
jumlah benang yang tersisa, sebab perusahaan tidak memiliki kartu
persediaan bahan baku, dan masih banyak biaya-biaya yang belum
dihitung oleh perusahaan terutama pada biaya overhead pabrik.
Laporan di atas juga tidak menunjukan barang dalam proses karena
sesuai hasil survei dan wawancaratidak menunjukan hal tersebut.
4.2.7 Laporan Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan laporan harga pokok produksi di atas, maka kita
dapat menghitung harga pokok penjualan produk UMKM Kain Tenun
Ikat Ina Ndao sebagai berikut:
31
yang ditentukan berdasarkan perhitungan peneliti di atas untuk bulan
Desember yang merupakan fokus pembahasan peneliti dengan
menerapkan metode full costing biaya produksi per pcs sebesar Rp.
48.500,00 jumlah ini menunjukan nilai persediaan per pcs dan
berdasarkan perhitungan fisik jumlah Abon yang tersisa sebanyak
80Pcs jadi persediaan akhir per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp.
3.870.000,00.
32
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Abon Sapi Asli Kupang Ibu Soekiran menentukan biaya bahan baku
berdasarkan pesanan konsumen. Abon Abon Sapi Asli Kupang Ibu
Soekiran dalam menghitung biaya overhead pabrik tidak memasukkan
semua komponen. Komponen biaya overhead pabrik yang belum
diperhitungkan adalah biaya angkut pembelian bahan baku, biaya
asuransi dan biaya pemeliharaan alat sehingga hasil dari perhitungan
harga pokok produksi tidak sesuai dengan biaya yang terkandung dalam
setiap produk. Perhitungan berdasarkan perusahaan yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (yang
diklasifikasikan menjadi BOP Tetap dan (Variabel).
2. Berdasarkan Tabel 4.5 perhitungan biaya produksi dengan menggunakan
metode sendiri pada Tahun 2019 adalah Rp 311.692.000 sedangkan
perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing
adalah 313.542.000. Jadi selisih perhitungan harga pokok produksi
perusahaan Abon Asli Kupang Ibu soekiran menurut metode full costing
adalah Rp 1.850.000
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran untuk
pihak perusahaan berupa :
1. Sebaiknya dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi harus
memasukkan semua komponen biaya, sehingga harga pokok produksi
yang ditentukan mendapat laba yang tepat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produksi secara tepat,
maka disarankan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi harus dicatat secara baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
34