JUDUL PROGRAM
Bidang Kegiatan :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh :
Kendari, 2017
Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Dr. La Ode Ngkoimani, S.Pd., M.Si) (Ika Purwanti Ningrum, S.Kom, M.Cs)
NIP. 19711231 199903 1 064 NIDN. 0016018306
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
RINGKASAN
Target khusus dari pembuatan “Es Kasus” Kabuto Dengan Saus Susu
Sebagai Pelestarian Makanan Olahan Khas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
masyarakat daerah Sulawesi Tenggara khususnya daerah kampus dan sekitarnya,
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Produk semacam ini juga
untuk menyiasati anak-anak hingga remaja yang mayoritas kini tidak mengenal
makanan khas daerah sendiri agar dapat menambah gairah terhadap sensasi rasa
yang berbeda dari makanan tradisional, membuat anak-anak serta remaja tersebut
mengkonsumsi makanan khas tradisional tanpa mereka sadari. Produk ini sangat
potensial dan memiliki prospek positif kedepannya. Hal ini karena melimpahnya
ubi kayu di Sulawesi Tenggara akan menjaga kontinuitas bahan baku, selain itu
karena belum ada produk semacam ini di Sulawesi Tenggara maupun daerah lain
di Indonesia. Metode pemasaran yang akan dilakukan adalah e-commerce. Proses
ecommerce ini dilakukan dengan cara promosi melalui media online ataupun
media brosur.
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Makanan khas daerah merupakan salah satu keanekaragamaan budaya
yang ada di Indonesia. Namun saat ini pola konsumsi masyarakat mulai banyak
berubah, semakin maraknya makanan modern, tingkat konsumsi makanan khas
daerah di kalangan masyarakat semakin berkurang. Menurut hasil survey
psikografis Loewe Indonesia (Palupi dalam Gardjito,2003) makanan khas daerah
hanya menyentuh 20,1% dari masyarakat konsumen Indonesia. Mereka adalah
yang tinggal di desa, tidak punya banyak keinginan, sederhana dengan tingkat
sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan perkembangan masyarakat dengan
konsep modernisasi yang akhirnya mendorong minat masyarakat untuk
mengkonsumsi western food sehingga konsekuensinya adalah makin tergusurnya
makanan khas daerah. Dalam arus modernisasi, budaya terutama untuk
masyarakat minoritas sering dipinggirkan dan dianggap remeh oleh beberapa
pihak (Sulaiman dan Saleh, 2010).
Salah satu makanan khas daerah yang ada di Indonesia adalah Kabuto.
Kabuto merupakan salah satu makanan khas Masyarakat Muna, Sulawesi
Tenggara berbahan dasar ketela pohon (singkong) atau ubi kayu yang telah kering
lalu dikukus hingga cukup matang, kemudian dicampurkan dengan kelapa parut.
Akan tetapi seiring dengan pergeseran volume sumber daya alam, kemampuan
ekonomi dan gaya hidup warga, pembuatan kuliner Kabuto terasa kian tersudut
(Kompasiana, Juni 2015).
Untuk meningkatkan perkembangan makanan khas Kabuto agar dapat
dikenal secara meluas. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam
mengemabangkan makanan khas daerah yaitu warna makanan dan desain
makanan, kemudahan untuk mendapatkan makanan, waktu dalam memproses
makanan, kebersihan makanan, dan cita rasa makanan (Siti Marti’ah, 2013). Maka
diperlukan suatu inovasi terhadap makanan khas ini agar lebih menarik minat
konsumen. Inovasi yang dimaksud adalah dengan menciptakan suatu makanan
dingin bernama Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu). Kabuto yang dikombinasikan
dengan saus susu serta santan. Selain itu kelebihan dari prduk ini adalah bentuk
pengemasannya yang modern dengan memanfaatkan cup dan memiliki varian
rasa yang berbeda agar mudah diterima anak-anak, remaja, dewasa hingga orang
tua.
Usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) ini sangat potensial dan memiliki
prospek pengembangan yang positif. Sejauh ini belum ada produsen yang
memproduksi produk tersebut. Peluang ini juga didukung oleh ketersedian bahan
baku di Sulawesi Tenggara yang melimpah sehingga kontinuitas dari produk
dapat terjaga. Hal ini juga dapat dikembangkan menjadi salah satu oleh-oleh khas
Sulawesi Tenggara. Ide pengembangan produk ini juga bermanfaat untuk
meningkatkan pendapatan daerah, menyerap tenaga kerja dan mengurangi
2
pengangguran apabila dapat dikembangkan dalam skala besar. Maka dari itu perlu
didirikannya usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) semacam ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang dapat diketahui
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan minat konsumen untuk mengkonsumsi makanan
tradisional Kabuto?
2. Bagaimana cara membuat kudapan sehat dan bergizi berupa es kue dengan bahan
dasar Kabuto?
3. Bagaimana cara memasarkan usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) agar menarik
perhatian masyarakat?
1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) adalah sebagai
berikut :
1. Membuat inovasi baru pada bahan makanan yang berbahan dasar ubi kayu.
2. Mengetahui cara pengolahan ubi kayu pada Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu).
3. Melatih kemandirian dan kreatifitas mahasiswa dalam mengembangkan usaha serta
menyediakan kudapan sehat dan bergizi untuk konsumen
1.5 Manfaat
1. Meningkatkan inovasi mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat
dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
2. Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan hasil pertanian
daerah yaitu ubi kayu sebagai produk olahan yang sehat, bergizi dan enak untuk
dijadikan peluang usaha baru.
3. Dengan program ini, masyarakat dapat melestarikan makanan tradisional berbahan
dasar ubi kayu (Es Kabuto Saus Susu)
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2. Demografis
a. Segmen pasar yang dibidik adalah orang tua, remaja dan anak-anak. Melalui Es
Kasus (Es Kabuto Saus Susu) maka orang tua, khususnya remaja dan anak-anak
akan mendapatkan jajanan yang terjamin kualitasnya juga
dapat melestarikan budaya daerah sendiri. Produk
Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) tanpa bahan
pengawet ini lebih menjamin kesehatan konsumen.
b. Posisi Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) dalam
Mendirikan outlet Es
masyarakat adalah sebagai sarana yang peduli Kasus (Es Kabuto
terhadap makanan olahan khas daerah, serta Saus Susu) hingga
memudahkan dan meningkatkan minat diluar provinsi
Sulawesi Tenggara
khususnya anak-anak dan remaja untuk
memakan makanan khas daerah, Selain Pemerintah daerah setempat
itu sebagai produk inovatif, Es Kasus provinsi Sulawesi Tenggara
(Es Kabuto Saus Susu) di rancang anak-anak, remaja, dan orang tua
sebagai jajanan sehat dan bergizi
untuk konsep cara mengkonsumsi juga melestarikan makanan khas
makanan khas daerah dengan lebih daerah provinsi Sulawesi Tenggara
modern sehingga dapat di terima Gambar 1. Target Pasar
masyarakat luas khususnya di luar Provinsi Sulawesi Tenggara.
4
Kupas ubi Ubi dijemur Ubi yang ubi yang Ubi yang dikukus
telah kering dipotong menjadi kabuto
Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) memiliki dua varian cita rasa, yaitu:
a. Saus Susu original
Adapun langkah-langkah pembuatan saus susu original adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan tepung maizena kemudian taruh ke dalam piring beserta air
secukupnya,aduk hingga merata.
2. Siapkan panci, masukkan santan, susu cair, susu kental manis putih, mentega,
garam secukupnya, gula pasir secukupnya. Setelah itu panaskan dan aduk
hingga merata.
3. Kemudian tambahkan tepung maizena tadi dan aduk kembali hingga
mengental.
b. Saus Susu Coklat
Adapun langkah-langkah pembuatan saus susu coklat adalah sebagai
berikut :
5
Bahan saus
Campur bahan Aduk hingga Saus siap
yang diperlukan mengental pakai
Gambar 4. Produk Makanan Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) (a) Original (b) Coklat
2.1 Kompetitor
Saat ini, Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) tidak memiliki saingan di pasaran
karena pada dasaranya makanan khas daerah kabuto sudah tidak lagi di produksi
secara umum terbukti ketika saat melakukan survey pasar dari 9 pasar yang dikunjungi
di kota Kendari hanya terdpat 1 pasar yang menyediakan kabuto yang tersedia hingga
pukul 10.00 WITA dengan jumlah yang terbatas. Oleh karena itu, kehadiran Es Kasus
(Es Kabuto Saus Susu) memiliki kelebihan dapat menjaga pelestarian makanan khas
daerah sehingga selain dapat menjadi suatu usaha baru yang inovatif dibidang kuliner
juga memfasilitasi anak-anak dan remaja yang kini kurang mengetahui makanan khas
daerah menjadi mengenal kembali makanan tersebut.
6
Produk SDM
1) Kudapan tanpa bahan pengawet 1) Kurangnya pengalaman
lebih menjamin kesehatan dalam membangun bisnis
konsumen dan tenaga di bidang
2) Memiliki varian rasa yang pembuatan kabuto.
disukai oleh semua orang
3) Produk inovatif yang dapat
melestarikan produksi makanan
khas provinsi Sulawesi
Tenggara.
Strategi Cuaca
1) Penggunaan kaizen stategy. 1) Terhambatnya pengeringan
2) Pengembangan produk secara ubi sebagai bahan baku
periodik. kabuto dikarenakan cuaca
yang mengalami musim
hujan.
Peluang (Opportunity) Strategi memakai kekuatan untuk Strategi menanggulangi
Pemasaran memanfaatkan peluang kelemahan dengan
1) Link komunitas di bidang 1) Memanfaatkan varian rasa memanfaatkan peluang
kuliner dapat menunjang produk juga desain yang 1) Mengupayakan keterlibatan
penjualan menarik menyerupai cheese cake penuh sumber daya manusia
oreo sehingga dapat menarik yang dimiliki sesuai dengan
2) Kendari sebagai Ibu kota tugas masing-masing
provinsi Sulawesi Tenggara. minat konsumen karena
sebelumnya kabuto yang sudah
3) Kendari didukung dengan
banyaknya perkembangan beredar di pasaran hanya berupa
SDM ubi kukus yang dikemas di
kantongan.
Desain
2) Mengupayakan jalinan
1) Kabuto yang diusulkan kerjasama dengan link
memiliki model desain yang
komunitas kuliner sehingga
menarik yang menyerupai
cheese cake oreo dalam cup. dapat memenuhi target
penjualan.
Ancaman (Threats) Strategi memanfaatkan kekuatan Strategi memperkecil
Pesaing untuk mengatasi ancaman kelemahan dan mengatasi
1) Membuat produk dengan ancaman
1) Kabuto yang sudah beredar
menyesuaikan perkembangan cita 1) Menggali potensi sumber
di pasaran dikenal sebagai rasa cheese cake oreo tanpa bahan daya manusia yang dimili
makanan pengganti nasi pengawet yang paling diminati untuk mencari alternatif
yang dipadukan dengan ikan dipasaran sehingga konsumen pengeringan ubi kabuto
sehingga sebagian mendapatkan gambaran akan juga memperbaharui varian
konsumen kurang yakin varian rasa yang ditawarkan. rasa Es Kasus agar lebih
akan inovasi terbaru yang diminati konsumen
ditawarkan.
7
BAB 3
METODE
3.1. Aspek Produksi
Dalam usaha memperoleh hasil produk terbaik, dilakukan tahapan berikut:
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA
Berikut ini adalah hasil riset produk dan produksi yang telah dilakukan untuk
mencapai target :
Produk yang telah kami hasilkan adalah kue cup yang berbentuk seperti cheese cake oreo
dengan ukuran 180 ml cup dengan dua varian rasa yang paling banyak diminati yaitu
original susu vanilla dan coklat.
Pemasaran yang sudah kami jalankan untuk membidik segmen pasar yang telah
direncanakan tim pelaksana melakukan beberapa langkah kongkrit yaitu dengan melakukan
promosi secara on-line maupun off-line.
Media on-line yang digunakan ialah akun Instagram official Kasus_kdi, promosi
melalui akun pribadi tim produksi yaitu Line, Whatsapp, BBM, dan Facebook . Sedangkan
stretegi off-line yang telah ditempuh ialah penjualan langsung dari orang ke orang, dan
mendirikan stand di kegiatan. Sebagai langkah kongkrit pemasaran untuk melebarkan sayap
pemasaran untuk saat ini telah dilakukan kerjasama dengan Nasi Gopal salah satu anggota
komunitas kuliner terbesar di kota Kendari yaitu Tripelka. Penjualan yang sudah tercapai,
sebanyak 1380 cup.
Berdasarkan luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini, ketercapaian
program ini tim pelaksana telah berhasil menmunculkan unit usaha produk bernama Es
Kasus (Es Kabuto Saus Susu).
10
Tabel cash flow diatas menunjukan aliran keuangan usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus
Susu) dari bulan Maret hingga Juni 2017 dari hasil penjualan seluruh jenis cup sehingga
menunjukan Net Preset Value pada bulan Juni (terhitung sampai 24 Juni 2017) ialah
sebesar Rp.12.699.000 Karena nilai dari NPV > 1 maka usaha dinyatakan layak untuk
dilanjutkan. Selain itu tim pelaksana juga melakukan analisis B/C Ratio untuk mengetahui
kelayakan usaha ditinjau dari benefit yang didapatkan. Berikut ini ialah analisis B/C Ratio
usaha Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu):
𝐵 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 21.800.000
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 9.101.000 =2,40
𝐶 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
Dari hasil perhitungan analisis menggunakan B/C Ratio diatas diperoleh angka 2,40
yang menunjukkan B/C Ratio > 1 sehingga merepresentasikan bahwa secara teoritis usaha
dinyatakan layak dilanjutkan.
4.2. Potensi Pemberdayaan Sosial
Berdasarkan potensi pasar Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu), analisis kelayakan
usaha dan target penjualan, maka dalam pelaksanaan penjualan produk ini memerlukan
input baru berupa sumber daya baik material maupun sumber daya pekerja baru. Dengan
demikian Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu) memiliki kesempatan untuk melakukan
pemberdayaan sosial berupa kerjasama dengan UKM lain yang relevan dalam hal
penyediaan bahan baku dengan skala yang lebih besar. Selain itu potensi lain ialah
memberdayakan pekerja baru untuk menunjang percepatan usaha Es Kasus (Es Kabuto
Saus Susu).
4.3. Potensi Perolehan Paten
Untuk memastikan keaslian dan peluang paten, tim pelaksana telah melakukan
pencarian melalui internet dan penelusuran database paten pada dirjen HKI Indonesia
dengan kata kunci yang relevan. Hasil penelusuran tersebut menunjukan bahwa
sebelumnya belum ada pihak yang mengklaim konsep kabuto dengan saus susu yang
dimiliki oleh produk makanan Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu). Dengan demikian, konsep
makanan khas daerah yang dimiliki oleh produk Es Kasus (Es Kabuto Saus Susu)
berpotensi untuk memperoleh paten dan merek dagang resmi dari dirjen HKI.
11
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pelaksanaan PKM-K “Es Kasus” Kabuto Dengan
Saus Susu Sebagai Pelestarian Makanan Olahan Khas Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah sebagai berikut :
1. “Es Kasus” Kabuto Dengan Saus Susu Sebagai Pelestarian Makanan Olahan
Khas Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan terobosan baru makanan
menggunakan ubi kabuto sebagai bahan dasar pembuatan Es Kasus yang
diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap konsumsi ubi
kabuto sehingga menjadi solusi kudapan sehat dan bergizi bagi para
konsumen.
2. Es Kasus menjadi wadah pelestarian pengelolaan makanan khas daerah Muna,
Sulawesi Tenggara.
3. Adanya Es Kasus dapat membuka peluang bisnis bagi mahasiswa dan
masyarakat umum. Hal ini terbukti dari hasil penjualan yang telah mencapai
1380 cup dalam jangka waktu 3 bulan, yang artinya Es Kasus layak untuk
bersaing dengan produk-produk pangan lain di pasaran.
5.2. Saran
Pada periode berikutnya, disarankan Es Kasus dapat mengembangkan
produknya menjadi lebih tahan lama sehingga dapat menjadi oleh-oleh khas
provinsi Sulawesi Tenggara dan mengembangkan penjualan secara berkelanjutan
hingga dapat mendirikan outlet Es Kasus.
13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rp Rp
10 Mentega 10 gram 8,000 80,000
Tepung Rp Rp
11 Maizena 25 Kotak 20,000 500,000
Rp Rp
12 Kacang 10 liter 20,000 200,000
Rp Rp
13 Gas 10 3 kg 25,000 250,000
Rp Rp
14 Jar 50 Buah 38,000 1,900,000
Rp Rp
15 Sendok Plastik 14 Buah 30,000 420,000
Rp Rp
16 Plastik 14 Buah 25,000 350,000
Rp Rp
17 Selotip bening 10 Buah 5,000 50,000
Rp
Jumlah 7,081,000
3. Lain-lain
1 Brosur = Rp 100,000
2 Transportasi = Rp 650,000
3 Sticker = Rp 960,000
4 Paket data = Rp 80,000
5 x-banner = Rp 150,000
jumlah Rp 1,940,000
Penjualan offline bekerjasama dengan warung makan Bude Muji dan Nasi Gopal
22
Penjualan online di media sosial pribadi tim pelaksana dan official account
instagram @kasus_kdi
Dibiayai oleh :
Direktorat Kemahasiswaan
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2017
Nomor 073/SPK/KM/III/2017 Tanggal 30 Maret 2017