1) 2)
Vera Wilis Sedayu WahyuningsihSafitri, S.Kep., Ns., M.Kep ,
3)
Maula Mar’atus S, S.Kep., Ns., M.Kep.
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
1
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING
KUSUMA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCES OF SURAKARTA
2020
ABSTRACT
2
I. PENDAHULUAN membutuhkan waktu relatif lama (Azis,
Home Care adalah pelayanan 2018). Adanya transisi epidemiologis
kesehatan yang berkesinambungan dan yang mengakibatkan semakin
komprehensif yang diberikan kepada meningkatknya kasus penyakit kronis
individu dan keluarga ditempat tinggal dibandingkan penyakit akut, sehingga
mereka yang bertujuan meningkatkan, terjadi peningkatan jumlah kasus
mempertahankan atau memulihkan penyakit terminal yang tidak efektif dan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat efisien dirawat di rumah sakit (Depkes
kemandirian dan meminimalkan akibat RI,2012).
dari penyakit (Depkes, 2012). Rumah sakit di Jawa Tengah
Kebutuhan akan layanan Home Care mayoritas yang menyediakan fasilitas
sangatlah tinggi, hal ini seiring dengan Home Care untuk pasiennya. Sebanyak
peningkatan prevalensi penyakit kronis 15 rumah sakit yang melakukan Home
atau long life desease, seperti stroke, Care dan lebih dari 170 tenaga
penyakit jantung dan diabetes mellitus. kesehatan yang berperan dalam Home
Prinsip pelayanan Home Care tidak Care (Survey Kompas, 2011). Jumlah
jauh berbeda dengan pelayanan yang pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu
diberikan di rumah sakit yaitu harus Surakarta bagian unit Home Care pada
berfokus pada kebutuhan pasien bulan januari 2018 sejumlah 48 pasien
(Prasetyo, dkk, 2012). dengan penyakit yang berbeda-beda,
Perkembangan Home Care di antara lain stroke, ulkus dekubitus, post
Indonesia sudah semakin maju sehingga operasi, dan ulkus diabetes mellitus dan
banyak masyarakat yang mengetahui laktasi.
Home Car edan mencoba menggunakan Rata-rata kunjungan perhari 5
jasa pelayanan Home Care. Saat ini sampai 8 kunjungan. Kegiatan
banyak kasus–kasus penyakit pelayanan kesehatan Home Care yang
degenerative yang memerlukan paling banyak diberikan oleh unit Home
perawatan yang relatif lama seperti Care RS Kasih Ibu meliputi : pelayanan
kasus pasien pasca stroke yang medis, pelayanan dan asuhan
mengalami komplikasi kelumpuhan dan keperawatan, pemasangan atau
memerlukan pelayanan rehabilitasi yang penggantian alat kesehatan misalnya
3
selang lambung, katheter, perawatan Penelitian yang dilakukan oleh
luka, pemberian obat melalui muskuler Handayani (2016) tentang tingkat
dan intravena. kepuasan pasien terhadap pelayanan
Upaya meningkatkan kepuasan kesehatan di puskesmas Baturetno,
pasien dan keluarga terhadap pelayanan didapatkan hasil sebanyak 72,58 %
Home Care di Rumah Sakit Kasih Ibu pasien merasa puas dengan pelayanan
maka digunakan metode 5M. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas
Home Care dengan metode 5M di puskesmas Baturetno.Hasil studi
merupakan pelayanan Home Care pendahuluan yang dilakukan pada
unggulan yang meliputi aspek Man tanggal 8 Januari 2019 dengan
(tenaga), Machines (peralatan), Money melakukan wawancara dengan 5 pasien
(pembiayaan), Method (standar), Home Care diketahui bahwa pasien
Materials (dokumentasi/laporan). Home Care Rumah Sakit Kasih Ibu
Penelitian Kasim, Pali, dan Ahri (2018) Surakarta terdapat masalah yaitu
tentang evaluasi program layanan Home seringnya terjadi keterlambatan
Care di wilayah kerja Puskesmas Batua kunjungan pengobatan di rumah pasien
kota Makassar yang hanya dikarenakan petugas tidak standbay
mendeskripsikan pelayanan 5M, namun pada saat di hubungi dan membuat
tidak menjelaskan dan menghubungkan pasien lama menunggu sehinga pasien
antara pelayanan Home Care dengan harus di rujuk ke rumah sakit lain.
kepuasan keluarga pasien. Berdasarkan latar belakang
Penelitian Roselya, dkk (2013) tersebut peneliti tertarik untuk
yang meneliti tentang perbedaan tingkat melakukan penelitan dengan judul
kepuasan pasien hospital care dan Home “Hubungan Pelayanan Home Care
Care terhadap mutu pelayanan, Metode 5M dengan Kepuasan Keluarga
dijelaskan bahwa terdapat perbedaan Pasien di Unit Home CareRumah Sakit
kepuasan pasien hospital care dan Home Kasih Ibu Surakarta”.
Care terhadap mutu pelayanan di rumah Tujuan dalam penelitian ini
sakit. Kepuasan adalah perasaan senang adalah untuk mengetahui hubungan
seseorang yang berasal dari pelayanan Home Care metode 5M
perbandingan antara kesenangan
dengan kepuasan keluarga pasien di
terhadap aktivitas dan suatu produk
Unit Home Care Rumah Sakit Kasih
dengan harapannya (Nursalam; 2011).
Ibu Surakarta. Hasil dari penelitian
4
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang digunakan untuk mengukur tingkat
rumah sakit atau institusi lain dalam kepuasan pasien berupa lembar survei
5
yaitu kepuasan keluarga dan pelayanan penelitian yang telah ditentukan oleh
Home Care metode 5M. Analisis peneliti.
bivariat pada penelitian ini dilakukan Analisis univariat dalam
untuk menguji hipotesis hubungan yang penelitian ini meliputi usia, jenis
signifikan yaitu hubungan antara kelamin, jumlah kunjungan perawatan
pelayanan Home Care metode 5M Home Care, tingkat pendidikan,
dengan kepuasan keluarga pasien di Unit pelayanan Home Care metode 5M dan
Home Care Rumah Sakit Kasih Ibu kepuasan keluarga pasien di unit Home
Surakarta. Sebelum pengujian hipotesis, Care Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
dilakukan uji normalitas dengan uji Tabel 1 Distribusi frekuensi
shapiro wilk. Uji ini didapatkan data responden menurut usia
berdistribusi normal sehingga cut of Usia Frekuensi Presentase
Dewasa awal ( 5 11,6
point menggunakan nilai mean.
26-35 th)
Uji hubungan dalam analisis Dewasa akhir 4 9,3
(36-45th)
bivariat lebih ditekankan pada bentuk Lansia awal 3 7,0
hubungan korelasional menggunakan uji (46-55 th)
Lansia akhir 9 20,9
Chi Square atau Chi Kuadrat dengan (56-65 th)
Manula 22 51,2
pengambilan keputusan apabila P < 0.05 (> 65 th)
artinya ada korelasi antara variabel Total 43 100%
Berdasarkan Tabel 1 diketahui
tetapi jika P > 0,05 artinya tidak ada
bahwa mayoritas usia responden adalah
hubungan antara variabel.
Manula (>65 th) sebanyak 22 responden
(51,2%).
III. HASIL PENELITIAN
Tabel 2 Distribusi frekuensi jenis
Penelitian dilakukan di rumah
kelamin
pasien yang menjalani rawat jalan di
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
unit Home Care Rumah Sakit Kasih Ibu
Laki-Laki 16 37,2
Surakarta. Penelitian dilakukan pada
Perempuan 27 62,8
akhir bulan Juni 2019 dengan 43
Total 43 100%
responden yang sesuai dengan kriteria
Berdasarkan Tabel 2 diketahui
inklusi dan eksklusi. Semua responden
bahwa lebih banyak jenis kelamin
setuju untuk dilakukan penelitian dan
perempuan sebanyak 27 responden
tidak ada yang menolak untuk
(62,8%).
dilakukannya penelitian. Sehingga hasil
penelitian dapat memenuhi tujuan
6
Tabel 3 Distribusi jumlah Berdasarkan Tabel 5 diketahui
kunjungan bahwa lebih banyak pelayananHome
Care metode 5M adalah baik sebanyak
Jum Penilaian
29 responden (67,4%).
lah Mi Ma Mea SD Media
n x n n Tabel 6 Distribusi frekuensi
7
Tabel 7 Hasil Uji Chi Square
Kepuasan OR P-
Variabel (95% CI) Value
Kurang % Baik % Total
Pelayanan Kurang 14 32,6 0 0 14 3,162
Baik 4 9,3 25 58,1 29 2,8-11,3
0,000
Total 18 41,9 25 58,1 43
8
dan persepsi terhadap kualitas pelayanan penerapan proses keperawatan di rumah
yang tinggi sehingga akan berpengaruh terjadi proses alih peran dari perawat
pada penilaian kepuasan. kepada keluarga secara bertahap dan
Hasil penelitian ini diketahui berkelanjutan untuk mencapai
bahwa mayoritas jenis kelamin kemandirian keluarga.
responden adalah perempuan sebanyak Menurut peneliti saat perawat
27 responden (62,8%). Hasil penelitian memberikan mutu pelayanan yang baik
Melita & Najib (2018) mengatakan maka pasien dan keluarga akan
mayoritas responden yang melakukan merasakan puas sehingga pasien akan
perawatan kesehatan adalah perempuan terus menggunakan jasa sampai pasien
sebanyak 64 responden (91,4%). sembuh dan tidak memerlukan lagi
Perempuan lebih peka dan sensitif pelayanan kesehatan.
terhadap masalah kesehatan yang Hasil penelitian menunjukkan
dialaminya, sehingga perempuan lebih bahwa mayoritas pelayanan Home Care
sering menggunakan fasilitas-fasilitas metode 5M adalah baik sebanyak 29
kesehatan untuk memelihara responden (67,4%). Hasil penelitian
kesehatannya (Heniwati, 2014). tersebut sejalan dengan penelitian yang
Menurut asumsi peneliti dilakukan oleh Rahmi & Ramadhani
perempuan lebih memperhatikan (2017) didapatkan hasil bahwa
kesehatannya sehingga ketika sakit manajemen pelayanan Home Care
perempuan akan menggunakan fasilitas mayoritas baik sebanyak 50%.
dan pelayanan kesehatan secara Penelitian Aziz dkk (2018) mengatakan
maksimal. Persepsi kepuasan pasien layanan Home Care yang diberikan oleh
perempuan tergantung pada cara perawat mayoritas baik sebanyak 5
pandang dan respon terhadap pelayanan responden (71,4%). Selain itu pelayanan
kesehatan. Home Care harus dilakukan secara
Hasil penelitian ini berkelanjutan oleh karena itu perlu
menunjukkan jumlah kunjungan Home adanya pedoman yang tepat bagi
Care dengan rata-rata 6,79 kali, dengan perawat dalam melakukan praktik Home
nilai median 6 kali, minimal 3 kali dan Care. Menurut peneliti pelayanan Home
maksimal 15 kali. Penelitian Ersida dkk Care yang baik secara komprehensif dan
(2016) mengatakan jumlah kunjungan terstruktur menggunakan 5M (Man,
Home Care dilakukan lebih dari 3 kali. Money, Material, Machines dan
Kunjungan Home Care berguna untuk Method) akan mendatangkan minat
9
masyarakat untuk kembali menggunakan kembalian beserta nota kasir diberikan
jasa saat membutuhkan. kepada keluarga.
Menurut Gina & Kurniawan RS Kasih Ibu dalam
(2019) intervensi yang dilakukan meningkatkan pelayanan dari segi
terhadap peningkatan Man melalui Material (dokumentasi) sudah
knowledge, skill dan attitude. Di RS menggunakan program berbasis online
Kasih ibu setiap perawat diwajibkan yaitu Hysis. Dalam memperlancar
memiliki sertifikat BTCLS dan pelatihan komunikasi antar anggota tim juga di
code blue. Unit home care RS Kasih Ibu gunakan grup WA perawat Home Care.
memiliki 3 staf perawat dengan latar Peningkatan pelayanan Home
belakang pendidikan D3 keperawatan, 1 Care juga di imbangi dengan
dokter umum dan 1 sopir khusus unit peningkatan dalam segi Machines atau
Home Care. peralatan yang digunakan. Tim Home
Pelayanan Home Care dari segi Care RS Kasih Ibu memiliki mobil
Money, metode pembayaran merupakan khusus untuk kunjungan Home Care,
suatu hal yang dapat mempengaruhi seragam perawat khusus, tas khusus
kepuasan keluarga karena keluarga yang berisikan peralatan medis dan obat-
beranggapan bahwa semakin sederhana obatan yang lengkap, dalam
metode pembayaran akan semakin memudahkan berkomunikasi dengan
memudahkan pasien atau keluarga pasien atau keluarga unit Home Care
dalam melakukan transaksi. sudah memiliki handphone khusus yang
Rumah Sakit Kasih Ibu dalam selalu dibawa oleh perawat Home Care
melakukan pembayaran di unit Home yang bertugas.
Care menggunakan sistem pembayaran RS Kasih Ibu sangat
tunai, perawat akan memberikan nota memperhatikan pemberian pelayanan
tertulis kepada keluarga kemudian yang sesuai dengan standar (Method),
keluarga membayar kepada perawat hal tersebut dapat diketahui dari
dirumah pasien. Perawat melakukan tersedianya SOP khusus di unit Home
pembayaran di kasir rumah sakit Care yang dapat digunakan oleh perawat
sehingga akan diperoleh nota resmi dari sebagai acuan dalam memberikan
kasir, apabila terdapat kelebihan uang pelayanan kepada pasien.
pembayaran perawat Home Care Hasil penelitian menunjukkan
mengkonfirmasi kepada keluarga pasien bahwa mayoritas kepuasan keluarga
dan pada kunjungan berikutnya sisa pasien di unit Home Care adalah baik
10
sebanyak 25 responden (58,1%). penjelasan yang bijaksana, penjelasan
Keluarga pasien mengatakan puas yang mendetail dan membina,
sehingga dikatakan bahwa pada penjelasan yang mengarahkan dan
umumnya sebagian besar keluarga membujuk agar menyikapi segala
pasien merasakan pelayanan bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme
keperawatan sudah sesuai dengan kerja yang berlaku di unit Home Care.
harapan keluarga pasien atau dapat Jaminan (Assurance) merupakan
melampaui harapan keluarga pasien, kepastian atas pelayanan yang diberikan,
sehingga keluarga pasien menyatakan unit Home Care selalu memperhatikan
puas dengan pelayanan yang diberikan. kualitas dari pemberi pelayanan yang
Menurut Elmi & Zalmiati bersertifikat dan kompeten sehingga
(2017) perilaku caring perawat dapat dalam petugas akan memberikan
meningkatkan kepuasan keluarga. Hasil pelayanan dengan cepat, tepat, mudah,
penelitian Fahrepi dkk (2019) terdapat lancar dan berkualitas. Dibuktikan
hubungan kualitas pelayanan Home dengan nilai kepuasan yang tertinggi
Care dangan tingkat kepuasan keluarga. yang dinilai oleh pelanggan dengan
Menurut peneliti kepuasan keluarga presentase sebesar 74.4%.
akan meningkat apabila perawat Bukti fisik (Tangible)
memberikan pelayanan yang baik merupakan bentuk aktualisasi nyata
dengan mengkaji kebutuhan-kebutuhan secara fisik dapat terlihat atau digunakan
yang pasien perlukan. Keluarga pasien oleh pegawai, unit Home Care sudah
akan menilai baik saat perawat secara memiliki peralatan dan obat-obatan yang
maksimal memberikan pelayanan. lengkap yang digunakan untuk
Kualitas pelayanan yang menunjang pelayanan pasien, perawat
berkaitan dengan kepuasan ditentukan Home Care memiliki seragam khusus,
oleh lima unsur yang biasa dikenal perawat selalu berpenampilan rapi,
dengan istilah layanan “RATER” bersih dan sopan, perawat selalu
(Responsiveness, Assurance, Tangible, bersikap ramah kepada pasien dan
Empathy dan Reliability) (Parasuraman, keluarga setiap kali kunjungan. Dalam
2001 dalam Nursalam, 2016).Daya dimensi Tangible didapatkan presentase
tanggap (Responsivenes) dalam puas sebesar 65.1%.
pelayanan Home Care metode 5M Empati (Empathy) dalam suatu
mendapatkan nilai puas sebesar 55.8%, pelayanan adalah adanya suatu
dalam dimensi ini perawat memberikan perhatian, keseriusan, simpatik,
11
pengertian dan keterlibatan pihak-pihak metode 5M kurang, Kepuasan keluarga
yang berkepentingan dengan pelayanan, baik sebanyak 25 (58,1%) mendapatkan
perawat Home Care selalu memberikan pelayanan Home Care metode 5M baik.
perhatian dan respon terhadap keluhan- Hasil uji chi square di dapatkan p
keluhan pasien dan keluarga, perawat value 0,000 (<0,005) sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan disimpulkan terdapat hubungan
dengan serius dan memperhatikan SOP pelayanan Home Care metode 5M
yang berlaku. Dimensi Empathy dengan kepuasan keluarga pasien di Unit
memperoleh presentase puas sebesar Home Care Rumah Sakit Kasih Ibu
sebesar 67.4%. Surakarta. Hasil analisis diperoleh nilai
Keandalan (Reliability) merupa- OR = 3,162, artinya pelayanan Home
kan suatu karakteristik dari pegawai Care metode 5M yang kurang
yang memiliki prestasi kerja tinggi. mempunyai peluang 3,16 kali untuk
Hasil penelitian menunjukkan presentase kepuasan keluarga pasien yang kurang
puas sebesar 65.1% dengan pelayanan. jika dibandingkan pelayanan Home Care
Dalam setiap kunjungan Home Care metode 5M yang baik.
petugas (dokter dan perawat) selalu Penelitian oleh Fatmalia (2015)
memantau keadaan pasien dan juga menghasilkan bahwa pelayanan
memberikan penjelasan yang mendetail yang baik akan sangat menentukan
mengenai penyakit dan obat-obatan kepuasan pasien dan keluarga pasien.
yang diberikan sesuai dengan Pelayanan yang baik berhubungan
kompetensi petugas. adalah persepsi kehandalan, persepsi
daya tanggap, persepsi jaminan dan
Hubungan Pelayanan Home Care persepsi empati. Secara bersama-sama
Pasien Di Unit Home Care Rumah tanggap, persepsi jaminan dan persepsi
Sakit Kasih Ibu Surakarta empati adalah faktor yang sangat kuat
mempengaruhi kepuasan pasien dan
Hasil uji statistik hubungan keluarga pasien. Pelayanan yang dicapai
pelayanan Home Care metode 5M melalui berbagai kegiatan dan tiap
dengan kepuasan keluarga pasien
kegiatan diperlukan sumber daya
diperoleh bahwa kepuasan keluarga
manusia (Man) yang berkualitas,
kurang sebanyak 14 (32,6%)
anggaran organisasi yang tersedia
mendapatkan pelayanan Home Care
(Money), fasilitas peralatan yang
12
dibutuhkan (Materials), peralatan teknis memuaskan. Kualitas pelayanan yang
(Machine) dan aturan atau pedoman baik sebagai bukti pelayanan yang baik,
yang berhubungan dengan kebijakan maka keluarga pasien akan merasa
organisasi (Methods) (Batmomolin & senang dan percaya dengan pelayanan
Noya, 2014). yang diberikan kepada pasien dan
Menurut Ratminto (2010) yang keluarga pasien. Sebaliknya jika
menjelaskan suatu kualitas pelayanan persepsi keluarga pasien terhadap
kesehatan (service quality) mengacu pelayanan tersebut buruk maka
pada lima dimensi mutu pelayanan kepuasan keluarga pasien juga akan
untuk mewujudkan kepuasan yaitu semakin rendah. Hal ini sejalan dengan
Reliability, Responsiveness, Empathy, penelitian yang dilakukan oleh
Assurance, dan Tangible. Kelima hal Wisnalmawati (2015) yang
tersebut memegang peranan penting menunjukkan rata-rata pasien
dalam industri jasa seperti pelayanan menggunakan kembali pelayanan
kesehatan. Pelanggan dalam hal ini kesehatan adalah karena merasa puas
pasien dan keluarga akan merasa puas dengan pelayanan sebelumnya.
jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang V. KESIMPULAN
diharapkan (Muninjaya, 2011). a. Hasil karakteristik usia responden
Menurut peneliti pelayanan Home mayoritas adalah manula (>65 th)
Care yang baik meliputi penampilan sebanyak 51,2%, karakteristik
fisik peralatan dan perawat baik, pendidikan responden mayoritas
kehandalan perawat dalam memberikan adalah S1 sebanyak 32,6%,
pelayanan, daya tanggap perawat yang karakteristik jenis kelamin
baik terhadap pasien, pemberian responden lebih banyak adalah
pelayanan perawat yang terjamin, dan perempuan sebanyak 62,8%,
empati perawat kepada pasien dan karakteristik jumlah kunjungan
keluarga pasien yang baik dapat responden rata-rata 6,79 kali.
memberikan kepuasan kepada keluarga b. Pelayanan Home Care metode 5M
pasien. Parasuraman (2001 dalam di unit Home Care Rumah Sakit
Nursalam, 2016) menyatakan bahwa Kasih Ibu Surakarta lebih banyak
konsep kualiatas layanan merupakan adalah baik sebanyak 67,4%
suatu yang kompleks tentang mutu,
tentang memuaskan atau tidak
13
dengan tingkat kepuasan baik motivasi perawat atau
sebanyak 58,1%. melakukan penelitian dengan
c. Ada hubungan pelayanan Home Care menggunakan metode lain untuk
metode 5M dengan kepuasan mengetahui faktor-faktor yang
keluarga pasien di unit Home Care mempengaruhi pelayanan Home
Rumah Sakit Kasih Ibu Caremetode 5M.
Surakartadengan nilai siginifikasi p
value = 0,000 < 0,05 diperoleh nilai DAFTAR PUSTAKA
14
Pasien Di Wilayah Kerja Melitus Tipe 2.Amerta
Puskesmas Batua Kota Nutr.1(5):80-87
Makassar.PROMOTIF: Jurnal
Kesehatan Masyarakat.9(1):122- Nursalam. (2011). Konsep dan
129 Penerapan Metodelogi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Fatmalia, K. (2015). Gambaran Salemba Medika.
Kepuasan Pasien dan Keluarga .(2016). Manajemen
Terhadap Pelayanan Keperawatan Keperawatan: Aplikasi Dalam
Mengguna kan 5 (Lima) Dimensi Praktik Keperawatan Profesional
Mutu di Ruang Rawat Inap Kelas Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
III Rumah Sakit Umum Daerah Prasetia, E. (2012). Faktor-faktor yang
Ungaran. Diakses melalui: Berhubungan dengan Kepuasan
http://perpusnwu.web.id. Konsumen dalam Pendayagunaan
Jasa Pelayanan Kesehatan Balai
Gina M, Kurniawan Y.(2019).Field Pengobatan Swasta Di Desa
Experience : Manajemen Strategis Kaladawa Kecamatan Talang
pada Proses Manajemen Kabupaten Tegal. Skripsi STIKes
Keperawatan.Jurnal Kendal.
MKK.2(2):204-210
Ratminto, A. (2010). Manajemen
Heniwati. (2014). Faktor-Faktor Yang Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelajar.
Pelayanan Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Roselya S.(2013).Perbedaan Tingkat
Kabupaten Aceh Timur [Tesis]. Kepuasan Pasien Hospital Care
Universitas Sumatera Utara. Dan Home Care Terhadap Mutu
Pelayanan Di Rumah Sakit
Kasim N, Palu B dan Ahri RA. (2018). Kanjuruhan Kepanjen Dan Home
Evaluasi Program Layanan Home Care Adonara Medica Malang.
Care Di Wilayah Kerja Other thesis, University of
Puskesmas Batua Kota Makassar Muhammadiyah Malang. Diakses
Tahun 2018. Jurnal Kesehatan, di http://eprints.umm.ac.id/28458/
Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Kurnianto D.(2015). Menjaga kesehatan Sari L, Nuraini T.(2016). Kepuasan
di usia lanjut.Jurnal Olahraga Pasien Diabetes Melitus terhadap
Prestasi.11(2):19-25 Perawatan Paliatif: Tingkat
Terendah pada Dimensi Tampilan
Melita, Najib M.(2018).Faktor-faktor Fisik. Jurnal Keperawatan
yang berhubungan dengan Indonesia.19(2): 100-106
kunjungan lansia ke posbindu
lansia di wilayah kerja puskesmas Wisnalmawati. (2015). Pengaruh
kelurahan bintara kota bekasi Persepsi Dimensi Kualitas
tahun 2017. Jurnal Kebijakan Layanan Terhadap Niat
Kesehatan Indonesia 7(4):158–67 pembelian Ulang. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, 3(10):153-165.
Muninjaya, A. A. G. (2011). Manajemen
Mutu Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Nurayati l, Adriani M.(2017). Hubungan
Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula
Darah Puasa Penderita Diabetes
15