Anda di halaman 1dari 4

07 Maret -- Lukas 16:19-31 - Tuhankah hartamu atau harta tuanmu?

Tanggal: Sabtu, 7 Maret 2015


Ayat SH: Lukas 16:19-31

Judul: Tuhankah hartamu atau harta tuanmu?

Orang Farisi selalu merasa diri lebih baik dibandingkan sesamanya.


Mereka adalah pemimpin agama sehingga selalu ada di rumah ibadah.
Mereka mempelajari Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi. Mereka
mengira bahwa mereka akan masuk surga karena hal-hal itu. Maka
Yesus membuka mata mereka melalui perumpamaan orang kaya dan
Lazarus.

Si orang kaya menikmati hal-hal terbaik dalam hidupnya. Ia memiliki


pakaian mahal dan bersukaria dalam kemewahan (19). Berbeda dengan
Lazarus, pengemis yang badannya penuh borok, yang berbaring dekat
pintu rumah orang kaya itu (20-21). Namun keadaan menjadi terbalik
ketika keduanya meninggal dunia. Lazarus duduk di pangkuan
Abraham, sementara si orang kaya justru menderita sengsara di alam
maut (22-23).

Kalau kita perhatikan, tidak ada keterangan mengenai dosa atau


kejahatan si orang kaya. Lalu mengapa ia menderita di alam maut?
Apakah ia salah karena kekayaannya? Jelas tidak. Abraham pun kaya.
Namun masalahnya, si orang kaya hidup hanya bagi kesenangannya
sendiri dan di dalam kesementaraan waktu. Ia tampaknya hidup tanpa
memiliki perspektif kekekalan, mengenai adanya kehidupan setelah
kematian. Seharusnya, ia bisa memanfaatkan mamon, yaitu uang yang
dia miliki, untuk menjalin persahabatan yang membuat dia diterima
di surga (lihat Luk. 16:9). Padahal kesempatan untuk itu ada
setiap hari karena ia melewati Lazarus saat keluar masuk rumahnya.
Sayang, si orang kaya tidak memanfaatkan hartanya untuk melayani
orang yang membutuhkan. Ini adalah bukti nyata bahwa imannya hanya
sebatas pengakuan di bibir saja. Ia tidak menunjukkan pertobatan
dari pementingan dirinya sendiri.

Seperti yang Yesus katakan sebelumnya, manusia tidak dapat mengabdi


kepada dua tuan. Ketika Allah menjadi Tuan kita, maka harta akan
kita gunakan untuk melayani Dia. Namun ketika harta menjadi tuan
kita, Allah akan kita manfaatkan untuk membuat kita kaya, dengan
segala doa dan persembahan kita. Maka pilihlah: hartakah yang jadi
tuanmu atau Tuhan yang menjadi hartamu?
Maret 07 -- TIDAK ADIL!

Tanggal: Sabtu, 7 Maret 2015


Bacaan : Matius 27:11-26
Setahun: Ulangan 17-20
Nats: Ia memang mengetahui bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena
dengki. (Matius 27:18)

Judul:

TIDAK ADIL!

Kapan kita berteriak, "Ini tidak adil!"? Ketika kita dirugikan,


bukan? Sebaliknya, kapan kita diam saja? Saat kita diuntungkan,
bukan? Jadi, tampaknya ada ketidakadilan yang berguna ya? Saat
dirugikan kita juga cenderung menyalahkan orang lain, situasi,
lingkungan, bahkan Allah sebagai sumber ketidakadilan itu. Kenapa
kita tidak mawas diri: bisa jadi kita sendiri biang keladinya?

Selain itu, kecenderungan kita membandingkan diri dengan mereka


"yang di atas" (yang lebih kaya atau yang lebih pandai, misalnya)
bisa mencuatkan perasaan bahwa hidup ini tidak adil. Padahal, kalau
kita membandingkan diri dengan mereka "yang di bawah", bisa jadi
kitalah yang bakal mereka anggap tidak adil! Ya, kita cenderung
bersungut-sungut sampai lalai mensyukuri berkat yang sudah kita
miliki.

Lalu, bagaimana dengan tuduhan bahwa Allah tidak adil? Jelas salah
alamat. Dia selalu adil (Ul. 32:4, Dan. 9:14). Sebenarnya, justru
Dialah yang sering kita perlakukan secara tidak adil. Ingat Yudas
Iskariot yang mengkhianati dan menjual Yesus (Mat. 26:14-16)? Juga
fitnah Mahkamah Agama karena mereka dengki pada-Nya (ay. 18; juga
Mat. 26:59)? Barangkali hanya dalam hal menghukum Putra Tunggal-Nya
saja Allah bisa dikatakan "tidak adil". Kenapa? Karena kitalah yang
seharusnya tergantung di kayu salib! Dengan berbuat "tidak adil"
pada Anak-Nya, ia telah menunjukkan keadilan-Nya: bahwa hukuman atas
dosa telah dijatuhkan. Jadi, dalam "ketidakadilan-Nya" Allah tetap
adil, bukan? --Hiendarto Sukotjo /Renungan Harian

KEADILAN ALLAH DINYATAKAN DALAM "KETIDAKADILAN-NYA"


TERHADAP PUTRA TUNGGAL-NYA DEMI KESELAMATAN KITA.
Santapan Harian
<< Jumat, 23 Februari 2007 >>

Bacaan: Lukas 16:19-31

Untuk orang lain juga

Judul: Untuk orang lain juga Biasanya orang dihormati sesuai dengan kedudukan
atau status ekonominya. Contohnya dapat kita lihat dalam acara seremonial, orang
yang terpandang akan ditempatkan untuk duduk di barisan bangku terdepan sebagai
penghormatan terhadap mereka.

Dalam perikop ini kita temukan bahwa ternyata hal itu tidak berlaku di hadapan Tuhan.
Si orang kaya menderita di alam maut sementara si orang miskin duduk di pangkuan
Abraham, bapak orang beriman (23). Mengapa demikian? Dalam rangkaian
pengajaran-Nya tentang materi dan kepemilikan (16:1-31), Yesus bicara tentang
bahaya kekayaan melalui kisah orang kaya dan Lazarus. Si orang kaya hidup mewah,
sementara Lazarus mengais tempat sampah untuk mempertahankan hidupnya.
Sungguh kontras! Gelimang kekayaan membutakan mata hati si orang kaya akan
lingkungan sekitarnya. Padahal ada Lazarus, si pengemis yang begitu kelaparan
sehingga hanya bisa berbaring dekat pintu rumahnya (19-21). Kekayaan telah menjerat
hatinya hingga menjadi tuli terhadap teriakan orang yang butuh pertolongan. Ia juga
menjadi buta terhadap kelaparan si miskin.

Yang Yesus ajarkan bukanlah supaya orang menghindari kekayaan tetapi bagaimana
sikap orang seharusnya terhadap kekayaan. Jangan gunakan kekayaan hanya untuk
diri sendiri saja tetapi gunakan juga untuk manfaat orang lain. Keberhasilan
mengumpulkan kekayaan hendaknya tidak membuat kita menganggap orang miskin itu
pemalas sehingga kita tidak mau mempedulikan mereka. Alih-alih memberi, kita malah
menyalahkan mereka atas kemiskinan mereka. Yesus mengajarkan bahwa sikap
terhadap kekayaan diperhitungkan Allah dan mendatangkan ganjaran di akhir hidup.

Karena itu jangan menjadikan kekayaan sebagai tuan yang memperbudak kita
sehingga kita tidak melakukan kehendak Allah untuk menolong sesama.

Camkan: Jadikan kekayaan sebagai hamba yang dapat kita manfaatkan untuk


membantu mereka yang berkekurangan.
Alkitab Mobile SABDA
Renungan Harian
<< Minggu, 2 April 2000 >>

Bacaan: Efesus 4:7-16

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 16-18, Lukas 7:1-30

Nas: ... seluruh tubuh, -- ... oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya (Efesus 4:16)

LAKUKAN BAGIAN ANDA

Suatu ketika saya mengendarai mobil di sebuah jalanan yang jarang dilewati. Tiba-tiba,
mobil saya melambat, mesinnya terbatuk-batuk, kemudian mati. Saat itu saya hanya
berbekal obeng dan tang, sedangkan ahli mesin baru dapat dijumpai berkilo-kilo meter
jauhnya dari tempat itu. Fatalnya, saya tidak mengerti sedikit pun mengenai mesin
mobil.

Saya mengangkat kap mobil dan mengamati mesinnya, tetapi semuanya tampak beres.
Kemudian datanglah seorang teman. Ia menggoncangkan karburator dan berkata,
"Terlalu banyak gas." Dengan obeng saya ia memeriksa beberapa sambungan listrik
dan berkata, "Tidak ada percikan!" Tak lama kemudian ia menemukan kawat yang
lepas. Sebuah sekrup kecil telah lepas, dan itulah yang menyebabkan mesin mati.

Sebagaimana bagian-bagian kecil dari sebuah mesin sangat penting untuk


membuatnya tetap berjalan, demikian pula setiap anggota tubuh Kristus, yakni gereja,
sangat penting. Kelalaian dalam melakukan bagian Anda akan menghalangi seluruh
tubuh untuk berfungsi dengan baik. Kelalaian Anda untuk berdoa mungkin akan
membuat Anda kehilangan kekuatan. Kelalaian Anda untuk bersaksi dapat
menyebabkan seseorang tidak mendengar Injil. Kelalaian Anda dalam mendukung
keuangan gereja dapat membatasi misi atau penginjilan. Jika bagian Anda yang kecil
diabaikan, maka dapat mengakibatkan masalah yang besar.

Pekerjaan dari setiap anggota tubuh, betapa pun kecilnya, sangatlah diperlukan.
Sudahkah Anda melakukan bagian Anda? -- MRD

***
KESETIAAN DALAM PERKARA-PERKARA KECIL
MERUPAKAN PERKARA YANG BESAR

Anda mungkin juga menyukai