Anda di halaman 1dari 5

OPTIMALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PASAR GUNA PENINGKATAN PAD DI KABUPATEN

TULUNGAGUNG

Rizky Rachmawan
Imam Suyadi
Nengah Sudjana

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya


125030407111065@mail.ub.ac.id

ABSTRACT
The background to be done of this research is caused by the market service or facilities that provided by the
local government they are they are the kios, the los, and the yard in the market that havenot been used optimally and
make the revenue of levy isnot optimally yet. The market service or facilities are the kios, the los, and the yard in the
market inside and outside. The case study with qualitative approach is choosen to explain and describe the result in
this research. The result shows that beside the potential of the kios, the los that havenot been optimized there are still
other potential is the pay tat is paid by the taders that isnot entry to the regions cash.
Keywords : optimalize, service market levy
ABSTRAK
Latar belakang dilakukannya penelitian ini disebabkan oleh adanya pelayanan atau fasilitas pasar
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah berupa kios, los, dan halaman pelataran yang belum
dimanfaatkan secara optimal yang mengakibatkan penerimaan retribusi belum optimal. Jenis penelitian
studi kasus dengan pendekatan kualitatif dipilih untuk menggambarkan dan mendeskripsikan hasil
penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain potensi berupa kios, dan los yang belum
optimal masih terdapat potensi lain berupa pembayaran yang dibayarkan oleh pedagang yang tidak
masuk ke kas daerah.
Kata kunci : optimalisasi, retribusi pelayanan pasar

PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 Tulungagung selama lima tahun terakhir
tentang Pemerintahan Daerah menjadi dasar disajikan dalam tabel 1 berikut ini:
hukum Negara Indonesia untuk melaksanakan Tabel 1 Realisasi Penerimaan PAD Kabupaten
otonomi daerah. Otonomi daerah adalah Tulungagung Tahun 2010-2014
kewengan daerah untuk mengelola dan Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
mengatur sendiri urusan pemerintahan 2010 80.894.725.191 94.371.211.538
daerahnya (Widharu, 2009:1). Otonomi daerah 2011 106.954.202.154 124.872.870.003
menuntut daerah untuk memiliki sumber 2012 130.767.710.167 162.161.120.210
pembiayaan sendiri. Otonomi daerah 2013 145.743.994.076 174.981.706.538
2013 226.227.236.343 275.699.854.432
mempermudah pemerintah daerah untuk
mengoptimalkan potensi daerahnya sehingga Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
pelayanan yang diberikan oleh daerah kepada Tulungagung, 2015
masyarakat akan lebih efektif dan efisien.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Selama lima tahun terakhir mulai tahun 2010
adalah salah satu sumber pembiayaan daerah target dan realisasi selalu mengalami
yang dapat digunakan untuk membiayai peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa
pemerintahan daerah. Pajak daerah adalah masih banyaknya potensi sumber pendapatan
kontribusi wajib yang terutang kepada yang masih belum digali secara optimal untuk
pemerintah daerah oleh orang pribadi atau meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Kabupaten Tulungagung.
undang-undang dengan tidak mendapat Kabupaten Tulungagung memiliki
imbalan secara langsung dan digunakan untuk beberapa sumber pendapatan daerah yang
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya potensinya cukup banyak diantaranya adalah
kemakmuran rakyat. Retribusi daerah adalah melalui retribusi pelayanan pasar. Jumlah pasar
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa yang ada di Kabupaten Tulungagung berjumlah
atau perizinan tertentu yang khusus disediakan 34 buah pasar, dengan empat diantaranya
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah berada di Kecamatan Tulungagung yang
untuk kepentingan orang pribadi atau badan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas yang
(Mardiasmo, 2011:12-15). selanjutnya disebut UPTD pasar Kecamatan
Kabupaten Tulungagung merupakan Tulungagung. Berikut ini disajikan potensi
salah satu daerah otonom yang ada di Provinsi berupa jumlah kios, los, dan darurat di UPTD
Jawa Timur. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pasar Kecamatan Tulungagung:

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 2 Jumlah Kios, Los, Darurat di UPTD meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
Kecamatan Tulungagung perNovember 2015 perencanaan yang lebih baik.
Jenis Jumlah
Aktif Non aktif Total METODE PENELITIAN
(unit) (unit) (unit) Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kios 746 220 966 kualitatif dengan jenis penelitian kasus.
Los 1337 275 1612 Penelitian kualitatif merupakan sebuah peelitian
Darurat 367 338 705 untuk memahami fenomena yang dialami oleh
Total 2450 833 3283 subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
Sumber : Data diolah, 2015 motivasi, tindakan yang secara holistic dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
Berdasarkan tabel nomor 2, dapat kita lihat (Moleong, 2005:6). Jenis penelitian kasus yang
bahwa masih ada potensi yang dapat dijelaskan dalam Creswell (2014:277) adalah
dioptimalkan untuk bisa menambah berupa pembuatan deskripsi detail tentang
penerimaan retribusi pelayanan pasar. kasus dan latarnya.
Metode pengumpulan data yang
KAJIAN PUSTAKA digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Optimalisasi melakukan wawancara kepada narasumber; dan
Pengertian optimal dalam penelitian ini dengan menggunakan dokumentasi
adalah terbaik, tertinggi dan paling (Sugiyono, 2013:224).
menguntungkan. Jadi, optimalisasi adalah cara Metode analisis data dalam penelitian
untuk menjadikan paling tinggi dan paling baik kualitatif yang dijelaskan oleh Creswell
(http://indraachmadi.blogspot.co.id/2012/04/opti (2014:254) berawal dari pengumpulan data;
malisasi.html, diakses tanggal 11 Juni 2016). mengorganisasikan data; membaca dan
Retribusi Daerah membuat memo; mendeskripsikan,
Pemerintah daerah melakukan mengklasifikasikan, dan menafsirkan data
pemungutan atas pelayanan atau izin yang menjadi kode dan tema; menyajikan dan
diberikan kepada orang pribadi dan atau badan memvisualisasikan data. Analisis yang
yang disebut dengan retribusi daerah dilakukan dalam penelitian adalah analisis
(Mardiasmo, 2011:15). Retribusi dan pajak potensi, dan upya ekstensifikasi dan
adalah pngutan yang dipungut oleh pemerintah intensifikasi.
daerah, akan tetapi terdapat perbedaan yaitu
terletak pada timbal balik yang diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN
Retribusi akan mendapat timbal balik secara Proses dan Prosedur Pemungutan Retribusi
langsung, sedangkan pajak tidak langsung. Pasar
Objek Retribusi a. Penghimpunan Data Objek dan Subjek
Kurniawan dan Purwanto (2006:145) Retribusi
menyatakan bahwa “objek retribusi adalah Penghimpunan data ini merupakan
berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh proses pedataan ulang terhadap jumlah
pemerintah daerah”. Mardiasmo (2011:16) objek dan subjek retribusi yang ada.
menjelaskan yang menjadi objek retribusi b. Penentuan Besarnya Tarif
adalah jasa umum, jasa usaha, dan perizinan Data berupa objek dan subjek retribusi
tertentu. yang telah dilakukan pendataan akan
Retribusi Pasar ditentukan besarnya retribusi terutang
Retribusi pasar adalah pungutan kepada berdasarkan Perda yang berlaku di
pedagang yang memanfaatkan toko, kios, dan Kabupaten Tulungagung. Tarif retribusi
los di dalam maupun di lua pasar dengan radius sesuai dengan Perda Nomor 2 Tahun
200 meter yang dilakukan oleh pemerintah 2012 tentang Penyelenggaraan dan
daerah (Sunarto, 2005:119). Retribusi pelayanan Pelayanan Pasar, terif disesuaikan
pasar termasuk ke dalam golongan retribusi jasa berdasarkan jenis pelayanannya, Jenis
umum. Jasa umum adalah pelayanan yang dagangan, dan kelas pasarnya.
disediakan atau diberikan pemerintah daerah c. Penagihan
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan Proses penagihan adalah proses yang
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi dilakukan apabila wajib retribusi
atau badan (Mardiasmo, 2011:16). enggan melakukan pembayaran
Optimalisasi Penerimaan Retribusi Daerah retribusi terutangnya. Berdasarkan
Upaya yang dapat dilakukan untuk Perda Nomor 12 Tahun 2014 tentang
mengoptimalkan penerimaan retribusi daerah perubahan Perda Nomor 2 Tahun 2012
menurut Sutedi (2008:99-100) diantaranya: tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan
memperluas basis penerimaan, memperkuat Pasar. Penagihan dilakukan 7 hari
proses pemungutan, meningkatkan setelah jatuh tempo pembayaran dengan
pengawasan, meningkatkan efisiensi surat teguran atau peringatan, dan
administrasi dan menekan biaya pemungutan, wajib melunasi maksimal 7 hari sejak
surat teguran diterbitkan.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
d. Pengawasan Penyetoran itu akan disetor kan ke Dispenda
Pengawasan merupakan proses terakhir dengan media STR. STR ini
dalam serangkaian kegiatan menunjukkan jumlah lembar karcis
pemungutan. Penyetoran retribusi di yang laku dan juga uang yang
UPTD Pasar Kecamatan Tulungagung terkumpul. Uang hasil penyetoran dari
dilakukan 2 tahap, yaitu tahap masing-masing UPTD kemudian
penyetoran ke bendahara UPTD dan diterima Dispenda. Penyetoran uang
selanjutnya ke bendahara Dispenda hasil pemungutan maksimal adalah
yang akan disetor ke kas daerah. pukul 12 siang. Uang yang sudah
Penyetoran dilakukan menggunakan terkumpul, kemudian akan direkap
media STR (Surat Tanda Setoran kembali oleh BPP DIspenda Kabupaten
Retribusi). Proses pengawasan Tulungagung dan disetorkan ke kas
penyetoran yang dilakuka Dispenda daerah Kabupaten Tulungagung melalui
hanya sebatas pemantauan dari potensi Bank Jatim.
yang ada di masing-masing pasar di Analisis Potensi Penerimaan Retribusi
setiap UPTD Pasar. Dispenda Pasar
memberikan target sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
potensi yang ada dalam 1 tahun yang dilakukan, terdapat beberapa potensi yang
harus mampu didapat oleh masing- belum dioptimalkan. Potensi tersebut adalah
masing UPTD. kios, los, dan darurat yang belum aktif,
Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar di pembayaran yang dilakukan oleh pedagang
UPTD Pasar Kecamatan Tulungagung yang tidak masuk ke kas daerah. Berikut
a. Proses Pengajuan Hak Penempatan disajikan perhitungan apabila seluruh
Pedagang yang ingin memanfaatkan potensi kios, los, dan darurat yang ada dapat
pelayanan dan fasilitas berupa kios, los, dioptimalkan:
dan darurat diharuskan untuk Tabel 3 Rekapitulasi Potensi Penerimaan
mengajukan hak penempatan. Hak Retribusi Pelayanan Pasar di UPTD Pasar
penempata yang disetujui akan Kecamatan Tulungagung
mendapatkan SITU sesuai dengan Jenis Aktif Tidak Total/bulan Total/tahun
Permendagri Nomor 20 tahun 2012 (unit) aktif (Rp) (Rp)
tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan (unit)
Pasar Tradisional dan disusunlah Perda Kios 746 220 82.470.600 989.647.200
Los 1337 275 32.183.970 386.207.640
Nomor 2 Tahun 2012 dan Perbup
Darurat 367 338 6.387.300 76.647.960
Kabupaten Tulungagung Nomor 31
2450 833 121.041.870 1.452.502.440
Tahun 2015 sebagai petunjuk
Sumber : Data diolah, 2016
pelaksanaannya.
b. Pemungutan Retribusi Pasar
Tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebanyak
Pemungutan retribusi pasar dilakukan
2450 unit kios, los, dan darurat yang ada di
oleh petugas pemungut yang terdapat
UPTD Pasar Kecamatan Tulungagung sudah
di masing-masing UPTD pasar.
aktif atau memberikan pemasukan berupa
Pemunguta retribusi yang dilakukan
retribusi, sedangkan sebanyak 833 kios, los,
oleh petugas pemungut di UPTD Pasar
dan darurat belum aktif. Total penerimaan
Kecamatan Tulungagung ada yang
retribusi pertahun yang dapat diterima dari
menggunakan karcis dan SKRD.
pemanfaatan kios, los, dan darurat apabila
Pemungutan dengan karcis adalah
semuanya dapat terpakai adalah sebesar
untuk pedagang yang dipungut harian,
Rp 1.452.502.440,00 .
sedangkan pemunguta dengan media
SKRD adalah pemungutan yang
Tabel 4 Total Potensi Keamanan dan Listrik
dilakukan perbulan.
yang Dibayarkan oleh Kios di Pasar UPTD
c. Penagihan Retribusi
Kecamatan Tulungagung
Pelaksanaan penagihan oleh petugas
Jumlah Biaya Total Total potensi
pemungut apabila pedagang tidak mau
kios tambah potensi /tahun (Rp)
membayar retribusi terutangnya. an/bula yang
Pedagang yang ketahuan berjualan n (Rp) hilang
tetapi tidak membayar retribusi 966 15.000 14.490.000 173.880.000
keesokan harinya akan ditagih dengan Sumber: Data diolah, 2016
besar pungutan 2 kali lebih besar.
d. Penyetoran Retribusi Tabel 4 di atas, menjelaskan tentang potensi
Dari seluruh pasar yang dikelola oleh biaya tambahan atas pembayaran keamanan
UPTD Pasar Kecamatan Tulungagung, dan listrik yang dikeluarkan oleh pedagang
hasil pemungutan tiap pasar yang telah khususnya yang menggunakan fasilitas
terkumpul kemudan akan direkap oleh tempat berupa kios. Pembayara ini
Bendahara Penerimaan Pembantu dibayarkan oleh pedagang akan tetapi tidak
UPTD Kecamatan Tulungagung, setelah

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
masuk ke kas daerah, apabila seluruh kios atas keamanan pasar dan penyediaan
yang ada di UPTD Pasar Kecamatan listrik;
Tulungagung melakukan pembayaran yang 3. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
sama maka akan diperoleh Rp 173.880.000,00 Tulungagung telah melakukan beberapa
potensi penerimaan yang hilang. upaya yang dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penerimaan PAD dari
KESIMPULAN DAN SARAN sektor retribusi pelayanan pasar. Upaya-
1. Proses dan prosedur pemungutan yang upaya intensifikasi yang telah dilakukan
terdapat di Kabupaten Tulungagung diantaranya adalah pemantauan objek dan
khususnya untuk UPTD Kecamatan subjek retribusi pasar seperti kios, los, dan
Tulungagung dimulai dari pendataan darurat yang digunakan oleh pedagang
objek dan subjek retribusi yang ada di untuk berjualan, melakukan renovasi dan
pasar, penentuan besarnya tarif retribusi revitalisasi pasar, mensosialisasikan dan
untuk masing-masing pedagang atau mengajak masyarakat untuk menumbuhkan
wajib retribusi, penagihan, dan rasa memiliki pasar melalui acara tahunan
pengawasan penyetoran. Dinas seperti Festival Pasar Tradisional,
Pendapatan Daerah Kabupaten Menegakkan aturan berupa menertibkan
Tulungagung dalam melaksanakan para pedgang yang bandel dengan cara
proses pemungutan tersebut dibantu mencabut hak penempatannya. Semua
oleh 19 UPTD yang terdapat di seluruh kegiatan ini dilakukan oleh Dinas
kecamatan dan desa yang ada di Pendapatan Daerah Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Tulungagung. Dasar hukum agar pasar tradisional tidak kalah bersaing
pemungutannya disusunlah Perda dengan menjamurnya pasar modern dan
Kabupaten Tulungagung Nomor 12 minimarket. Agar potensi objek dan subjek
Tahun 2014 tentang perubahan atas retribusi yang ada dapat optimal
Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang penerimaannya;
Penyelenggaraan dan Pelayanan Pasar
UPTD Kecamatan Tulungagung SARAN
melaksanakan pemungutan retribusi; 1. Realisasi retribusi pasar di Kabupaten
2. Pelaksanaan pemungutan retribusi Tulungagung setiap tahun selama 4
pasar dilaksanakan oleh UPTD Pasar tahun terakhir memang sudah
Kecamatan Tulungagung. Dinas memenuhi target, bahkan sampai lebih,
Pendapatan Daerah Kabupaten akan tetapi pengoptimalan dari potensi
Tulungagung memberikan kewenangan yang ada masih belum seluruhnya terisi.
kepada UPTD untuk melaksanakan Saran yang peneliti berikan agar
pemungutan terhadap pedagang yang Dispenda tetap konsisten untuk
memanfaatkan fasilitas dan pelayanan melaksanakan upaya pengoptimalan
yang ada di pasar. Dispenda melalui yang telah dilakukan, seperti upaya-
pendataan yang telah dilakukan 3 kali upaya yang dapat mendorong
dalam setahun menetapkan target untk masyarakat untuk berminat lagi datang
masing-masing pasar. Petugas ke pasar tradisional, melakukan
pemungut yang berada di setiap UPTD, koordinasi dengan dinas terkait yang
sebagai ujung tombak pemungutan belum dilakukan oleh Dispenda agar
retribusi akan melakukan pemungutan pedagang-pedagang bandel yang
berdasarkan data yang telah terkumpul berjualan memanfaatkan fasilitas pasar
melalui pengajuan hak penempatan dapat ditarik retribusi baik fasilitas yang
yang diajukan oleh pedagang dan dari berada di dalam pasar maupun di luar
hasil sidak yang dilakukan. UPTD Pasar pasar;
Kecamatan Tulungagung dituntut untuk 2. Melakukan peningkatan pelayanan dan
bisa mencapai target setiap tahun yang fasilitas yang ada di Pasar sehingga
telah ditetapkan. Target yang ditetapkan image pasar yang kumuh, jorok, dan
oleh Dispenda berdasarkan surat kotor tidak lagi melekat pada pasar
permohonan hak penempatan yang tradisional. Sehingga banyak
masuk dan total pedagang yang masyarakat yang ingin datang ke pasar,
berjualan saat pasaran. Penentuan target yang mengakibatkan banyaknya
yang ditetapkan oleh Dispenda belum pedagang juga yang mencoba untuk
optimal, dikarenakan terdapat potensi menjual dagangannya di pasar. Selain
objek retribusi berupa kios, los, dan itu dapat menghidupkan kembali pasar
darurat yang belum terisi, adanya tradisional guna meningkatkan
pedagang yang memanfaatkan fasilitas performa perekonomian nasional;
yang tidak dipungut dan pembayaran 3. Pemerintah Kabupaten Tulungagung
yang dikeluarkan oleh pedagang yang perlu untuk menyempurnakan Perda
tidak diberi karcis seperti pembayaran yang ada agar potensi-potensi seperti
pengeluaran yang mampu dibayarkan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
oleh pedagang ini dapat dioptimalkan,
dan tidak masuk ke kantong oknum
yang tidak bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan
Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kurniawan, Panca., Purwanto, Agus. 2006. Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Kualitatif Edisi


Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mardiasmo. 2011. PERPAJAKAN Edisi Revisi.


Jakarta: Andi

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R dan D. Bandung: CV.
Alfabeta

Sunarto. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah.


Yogyakarta: AMUS dan Citra Pustaka

Sutedi, Adrian. 2008. Hukum Pajak Daerah dan


Retribusi Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia

Widharu, Sasha Suta. 2009. Optimalisasi


Pendapatan Retribusi Pasar dalam
Menunjang Pendapatan Asli Daerah. Skripsi.
Universitas Brawijaya, Malang

Permendagri Nomor 20 Tahun 2012 tentang


Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar
Tradsional

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah

Perda Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun


2012 tentang Penyelenggaraan dan
Pelayanan Pasar

Perbup Kabupaten Tulungagung Nomor 31


Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tulungagung Nomor 2 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan dan
Pelayanan Pasar

Achmadi, Indra. 2012. Optimalisasi.


http://indraachmadi.blogspot.co.id/2012/04/op
timalisasi.html. Diakses pada tanggal 11
Februari 2016

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 11 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai