Anda di halaman 1dari 47

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
A. Petunjuk Penggunaan
B. Tujuan Pembelajaran
C. Sasaran Pembelajaran
D. Materi Belajar
1. Pengertian Laporan Ilmiah
2. Dasar Penyusunan Laporan Ilmiah
3. Fungsi Laporan penelitian
4. Ciri Laporan Ilmiah
5. Syarat Laporan penelitian
6. Jenis Laporan Ilmiah
7. Teknik Penyusunan Laporan Ilmiah
8. Tahapan Penyusunan Laporan penelitian
9. Sistematika Laporan
10. Langkah-Langkah Membuat Laporan
11. Format Penulisan Laporan
12. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
13. Tips untuk Calon Penulis
KATA PENGANTAR

Menyusun laporan penelitian acap kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah
melaksanakan  penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak
adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan
laporan hasil  penelitian. Ketidakberdayaan seorang peneliti atau seorang pamong belajar
menyelesaikan Laporan Penelitian, mungkin disebabkan dia tidak memiliki  kemampuan
yang cukup saat memulai menulis, sehingga banyak kendala yang kemudian ditemui.
Menyelesaikan laporan penelitian terkait dengan kegiatan menulis. Sebagaimana kita
maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di
negeri kita. Alwasilah (2000) menjadikan kelahiran buku secara nasional menjadi ukuran
betapa sulitnya membuat tulisan.
Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan
kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan
semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis.
Talenta saja tidak cukup, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih,
maka kemampuan menulis akan semakin baik.
Untuk sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu  bulan, dan untuk
menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya
dengan belajar menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu  beberapa bulan
saja, tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para
pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi.
Modul penyusunan laporan karya ilmiah ini sengaja dihadirkan untuk memberikan
kemudahan kepada calon penulis dalam menyelesaikan laporan dari penelitian yang telah
dilakukannya.
Modul ini memang masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis memohon
saran dan masukan yang bersifat konstruktif Modul ini menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.
Ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu dalam penyusunan
Modul ini. Ahirul-kata semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya.

- Penyusun -
Modul Materi 4 Pengembangan Profesi pada Kursus Pamong Belajar Kompeten

(Ku PB Paten) Melalui Moda Daring

Pokok Bahasan :

PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

A. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Baca dan pahami materi belajar yang terdapat modul ini secara seksama, dan
tuliskan hal-hal yang kurang anda pahami pada kertas lain.
2. Tanyakan atau lakukan konfirmasi kepada fasilitator perihal materi belajar yang
kurang anda pahami tersebut.
3. Kerjakan latihan yang terdapat di akhir materi pada modul ini dengan cermat dan
teliti.
4. Untuk pengayaan, pelajari sumber belajar lain yang relevan.
5. Jika dipandang perlu, diskusikan dengan teman sejawat atau narasumber terdekat.
6. Mintalah bantuan instruktur kursus pada saat jadwal video conference jika anda
menemukan kesulitan dalam mengerjakan latihan materi ini.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul penulisan Laporan Penelitian ini, peserta diklat
diharapkan mempunyai kemampuan untuk merancang dan menyusun Laporan
Penelitian tentang dinamika penyelenggaraan PAUD dan Dikmas yang terjadi di
daerahnya masing-masing.

C. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Pamong Belajar yang Mengikuti Kursus Pamong Belajar Kompeten (Ku PB Paten)
Melalui Moda Daring (on line)
2. UPTD Sanggar kegiatan Belajar(SKB)/ Pusat satuann Belajar (PSB) di kabupaten / kota
yang memfasilitasi kegiatan Kursus Pamong Belajar Kompeten (Ku PB Paten) Melalui
Moda Daring
3. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang memfasilitasi kegiatan Kursus Pamong
Belajar Kompeten (Ku PB Paten) Melalui Moda Daring
4. Para pemangku kebijakan yang memfasilitasi kegiatan Kursus Pamong Belajar
Kompeten (Ku PB Paten) Melalui Moda Daring
D. MATERI BELAJAR
1. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 15 Tahun 2010, Pamong Belajar
merupakan pegawai negeri sipil yang termasuk pada kelompok jabatan fungsional,
sebagaimana jabatan guru, dosen, pengawas sekolah, dan lain-lain.
Pamong belajar sebagai salah satu unsur pendidik dalam sistem pendidikan
nasional memiliki tugas pokok melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian
program dan pengembangan model pendidikan anak usia dini, nonformal dan
informal pada unit pelaksana teknis (UPT) pusat dan daerah serta satuan pendidikan
nonformal. Implikasi dari tugas pokok tersebut, bahwa pamong belajar disamping
melaksanakan layanan pendidikan pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal
bagi masyarakat luas sekaligus meningkatkan kualitas program layanan melalui
pengkajian dan pengembangan model. Peranan pamong belajar sebagai pengkaji
dan pengembang model pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal
dibutuhkan dalam rangka perluasan akses pendidikan, peningkatan akuntabilitas,
pencitraan publik dan peningkatan daya saing global maupun internasional.
Salah satu tugas yang perlu dilakukan Pamong Belajar dibidang pengembangan
profesi adalah melaksanakan penelitian tentang pendidikan anak usia dini, dinamik
pendidikan nonformal dan informal pada unit pelaksana teknis (UPT) pusat dan
daerah serta satuan pendidikan nonformal lainnya. Dalam pelaksanaannya, pamong
belajar perlu menyusun proposal penelitian, melaksnakan serangkaian metode
penelitian ilmiah, serta menyusun Laporan penelitian karya ilmiah.
Implikasi dari tugas melakukan penelitian bahwa disamping melaksanakan
layanan pendidikan pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal bagi
masyarakat luas sekaligus meningkatkan kualitas program layanan melalui hasil-hasil
penelitian dan pengembangan model yang bermakna. Oleh karena itu pamong
belajar harus memiliki sikap inovatif, kreatif, teliti, obyektif, dan cermat.
Ada beberapa unsur kegiatan mengandung angka kredit yang dapat dilaksanakan
Pamong Belajar, di antaranya melalui (a) unsur pendidikan, (b) unsur kegiatan
belajar dan mengajar, (c) unsur kegiatan pengkajian program PAUDNI, (d) unsur
kegiatan pengembangan model PAUDNI, (e) unsur pengembangan profesi, dan (f)
unsur penunjang. Pada unsur pengembangan profesi, di dalamnya bersi 4 (empat)
kelompok kegiatan, yakni:
a. Kelompok A, berupa kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah di bidang PAUD dan
Dikmas;
b. Kelompok B, berupa pengembangan sarana PAUD dan Dikmas;
c. Kelompok C, berupa pengembangan karya teknologi tepat guna, seni dan
olahraga yang bermanfaat di bidang PAUD dan Dikmas; dan
d. Kelompok D, berupa penyusunan standar/pedoman/soal dan sejenisnya.
Kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah di bidang PAUD dan Dikmas, antara lain
dapat dilakukan dengan cara menyusun Laporan Penelitian yang berkaitan dengan
program PAUD dan Dikmas yang dimuat di jurnal atau media masa baik tertulis
maupun online.

2. Pengertian Laporan Penelitian


Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau
gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan
dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu
karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil
penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis
karangan ilmiah. Karangan ilmiah merupakan tulisan yang mengandung kebenaran
secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan
penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
cara atau jalan untuk mencari ilmu pengetahuan melalui tahapan yang dimulai dari
perumusan masalah, diikuti dengan pengumpulan data yang relevan, diteruskan
dengan analisis data dan interpreetasi temuan, serta diahiri dengan penarikan
kesimpulan temuan.
Penelitian adalah kegiatan intelektual yang menjadi dasar pengembangan ilmu
pengetahuan yang perlu dilakukan secara berkesimbungan. Penelitian sangat
penting dilkukan karena ilmu pengetahuan semakin berkembang melalui penemuan
jawaban dan tercapainya konsensus terhadap bukti-bukti empirik suatu gejala atau
peristiwa.
Laporan penelitian adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan
teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para
ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993). Laporan penelitian merupakan bentuk tulisan ilmiah
yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan,
pengamatan, atau membaca artikel ilmiah. Dengan kata lain, laporan penelitian
ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan
dalam kesempatan tertentu.
Laporan Penelitian merupakan salah satu karya ilmiah yang ditulis dan dimuat di
jurnal atau media masa baik tertulis maupun online. Karya ilmiah adalah sebuah
tulisan yang berisi suatu permasalahan yang diungkapkan dengan metode ilmiah
(Soeparno, 1997:51); karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Arifin, 2003:1). Artinya,
pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah itu harus berdasarkan fakta,
bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan personal, dan disusun secara
sistematis dan logis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam baku
dengan memperhatikan kaidah EYD dan pembentukan Istilah.
Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan atas lima macam,
yaitu (1) makalah, (2) laporan penelitian, (3) skripsi, (4) tesis, dan (5) disertasi.
Makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun
tidak langsung; dapat berupa kajian pustaka/buku, kajian suatu masalah, atau analisis
fakta hasil observasi. Laporan penelitian merupakan sebuah tulisan yang dibuat
setelah seseorang melakukan penelitian, pengamatan, wawancara, pembacaan buku,
percobaan, dan lain-lain. Skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh
mahasiswa strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana; Tesis ditulis oleh
mahasiswa strata dua (S2) untuk memperoleh gelar magister; dan Disertasi ditulis
oleh mahasiswa strata tiga (S3) untuk memperoleh gelar doktor. Namun, untuk
keperluan diklat ini, pembicaraan selanjutnya akan difokuskan pada penulisan laporan
penelitian.
Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan ilmiah
populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil
penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan
hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori, Metodologi Penelitian, Hasil
Penelitian dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan
lampiran-lampiran  bukti hasil penelitian.
Seorang yang hendak melakukan kegiatan menulis setidaknya harus menguasai
empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa itu ialah mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. Untuk sekedar mendengar atau menyimak, asalkan
telinga kita tidak bermasalah, siapapun bisa melakukannya. Namun, untuk menjadi
pendengar yang mampu memahami pembicaraan diperlukan kemampuan mendengar
yang baik, atau menguasai teknik mendengar. Sama halnya dalam kegiatan berbicara,
membaca dan menulis. Untuk menjadi pembicara, pembaca dan penulis yang baik,
maka ia harus menguasai teknik-tekniknya.

3. Pentingnya Laporan Penelitian


a. Penulisan laporan penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang
sangat penting dan menentukan dalam suatu kegiatan penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah untuk menemukan kebenaran (kebenaran relatif),
menyusun teori atau pengetahuan baru. Rangkaian kegiatan penelitian tidak
berakhir dengan terjawabnya permasalahan atau selesainya pengujian hipotesis
atau selesainya pengungkapan asumsi yang telah diajukan, tetapi harus
dilanjutkan dengan langkah terakhir dan yang terpenting yaitu penulisan laporan
hasil penelitian.
b. Kegiatan menulis laporan penelitian merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan penelitian. Suatu penelitian yang tidak diakhiri dengan pelaporan, berarti
penelitian yang telah dilaksanakan dianggap belum selesai bahkan belum pernah
ada dan belum pernah dilaksanakan, sehingga waktu, tenaga, dan biaya yang
telah dikeluarkan tidak terbuang percuma. Penelitian yang belum ditulis atau
diakhiri dengan pelaporan, tidak akan ada orang yang mengetahui kebenaran
atas temuan baru.
c. Laporan penelitian mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas,
terperinci, dan ringkas.
d. Laporan penelitian merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di
lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
e. Laporan penelitian merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam
memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil
temuan, serta implikasinya.
f. Laporan penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga
syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
g. Laporan penelitian umumnya mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-
beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun,
umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

4. Prinsip Laporan Penelitian


a. A = Asli
Laporan penelitian merupakan penjelasan tentang suatu kejadian secara
utuh dan menyeluruh yang diperoleh dari hasil hasil pemikiran, penelitian,
pengamatan, pengukuran, ataupun peninjauan orisinil dan objektif dari seseorang
penulis, bukan hasil rekayasa, plagiat atau mencuri karya ilmiah orang lain.
Laporan Penelitian disebut orisinal bila penjelasan yang dipaparkan
menggunakan bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan
oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia.
Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian
itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode
sama itu juga digolongkan penelitian orisinal.

b. P = Perlu
Laporan penelitian bukan hanya sekedar kumpulan data atau fakta, tetapi dapat
menjawan permasalahan dan bisa dilaksanakan
c. I = Ilmiah
Laporan penelitian merupakan penjelasan dari rangkaian langkah penelitian yang
dimulai dari perumusan masalah, diikuti dengan pengumpulan data yang relevan,
diteruskan dengan analisis data dan interpreetasi temuan, serta diahiri dengan
penarikan kesimpulan temuan.
d. K = konsisten
Masalah yang dijelaskan dalam laporan penelitian sesuai dengan latar belakang,
keahlian dn tugas pook si penulis

5. Fungsi Laporan Penelitian


a. Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan
ide spesifik yang disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
b. Laporan penelitian harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu
pengetahuan.
c. Laporan penelitian harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada
penelitian selanjutnya.

6. Ciri-ciri Laporan Penelitian yang baik


Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
a. Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku). 
b. Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan
tanya.
c. Laporan disertakan dengan identifikasi masalah.
d. Data yang lengkap sebagai pendukung laporan.
e. Adanya kesimpulan dan saranLaporan dibuat menarik dan juga interaktif.

Sebuah Laporan Penelitian yang bertemakan penyelenggaraan dan dinamika


program PAUD dan Dikmas memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a. Merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan penelitian tentang
suatu kegiatan pembelajaran, pelatihan, yang sesuai dengan cakupan
permasalahan program PAUD dan Dikmas di lapangan;
b. Mendeskripsikan pemahaman penulis tentang permasalahan teoritik yang dikaji
atau kemampuan pamong belaar dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip,
atau teori yang berhubungan
c. Menunjukkan kemampuan penulis terhadap isi dari berbagai sumber yang
digunakan; dan
d. Menunjukkan kemampuan penulis meramu berbagai sumber informasi dalam
satu kesatuan sintesis yang utuh.

7. Syarat Laporan penelitian


Suatu Laporan Penelitian dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
b. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
c. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
d. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum
Pembentukan Istilah (PUPI)
e. Tulisan disusun dengan metode tertentu
f. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
g. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga
tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

8. Jenis Laporan Penelitian


a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam
bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat
analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang
dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya: judul
bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang
terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk
yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk
konsumsi masyarakat umum).

9. Teknik Penyusunan Laporan Penelitian


Pasca melakukan penelitian, agar dapat menyusun laporan penelitian dengan
baik dan efektif, ada beberapa teknik penyusunan Laporan penelitian yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Menetapkan tujuan laporan Penelitian
Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan
membaca laporan tersebut.
b. Menentukan Bahan Laporan Penelitian
Bahan-bahan laporan penelitian yang dapat digunakan adalah:
1) Data-data hasil penelitian sebelumnya
2) Hasil wawancara dengan responden penelitian
3) Hasil angket /kuesioner/instrumen penelitian
4) Literatur pedukung, seperti undang-undang/ buku-buku pedoman / petunjuk
teknis, dan referensi yang relevan lainnya
5) Dokument pelengkap penelitian
6) Hasil observasi di lapangan
7) Hasil-hasil kegiatan atau fakta-fakta di lapangan
8) Foto-foto terkait masalah penelitian, dsb.
c. Menentukan cara penngumpulan data.
Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan
penyesuaian kegiatan
2) Melakukan wawancara
3) Melakukan observasi thd objek penelitian
4) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
5) Mengumpulkan data & informasi dari sasaran (secara langsung dan tidak
langsung)
6) Merekam situasi dan kondisi yang mempengaruhi hasil penelitian
7) Mengevaluasi Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat
suatu simpulan.
8) Membuat Kerangka Laporan sesuai dengan sistematika laporan.

10. Tahapan Pembuatan Laporan Penelitian


Dalam menyusun Laporan penelitian ada berbagai tahapan yang diperlukan
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan
topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan.
Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan,  pertanian,
manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya.
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah
informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang
akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
1) Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
a) Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
b) Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
c) Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
d) Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
e) Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
f) Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan
referensi.

2) Pembatasan topik atau penentuan judul


a) Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah
dilakukan.
b) Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau
setelah selesai  penulisan karya ilimiah tersebut.
c) Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan
yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who
(siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
d) Pembuatan kerangka karangan (outline).
e) Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
f) Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi
tumpang tindih dalam penulisannya.
g) Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.

b. Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari
informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan
dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan
rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam
tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara
lain sebagai berikut :
a) Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang
karya tulis yang kita buat.
b) Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang
akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c) Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan
tema dari karya ilmiah.
d) Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.

c. Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan


Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap
selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita
melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan
sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian
kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan
temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan
dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam
kerangka karangan yang telah ditetapkan.

d. Tahap Penyuntingan Konsep


Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah
dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-
ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa
masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta
tidak cocok dengan  pokok bahasan karya ilmiah.
 Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian
bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan
satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya
ilmiah untuk menghindari pemakaian  bahasa yang kurang efektif, contoh dalam
penyusunan dan pemilihan kata,  penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph,
maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

e. Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk
dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan
dengan cermat oleh  peneliti karya ilmiah. Teknik penyajian karya ilmiah harus
dengan memperhatikan :
a) Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.
b) Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada
halaman  pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik,
daftar gambar, daftar pustaka, dll.

11. Sistematika Laporan Ilmiah


Ilmiah Laporan penelitian dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-
hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara
umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu
bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
a. Bagian Pembuka
Bagian pembuka ini terdiri atas :
1) Halaman sampul : judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi
asal, kota penyusunan, dan tahun
Penentuan judul harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
a) Judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
b) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh:
Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( baik)
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu Dikembangkan (tidak baik)
c) Judul diusahakan singkat,
d) Judul harus dinyatakan secara jelas.
2) Halaman pengesahan (jika perlu) :
3) Halaman motto/semboyan (jika perlu)
4) Abstrak: uraian singkat tentang isi laporan
5) Kata Pengantar
6) Daftar Isi
7) Daftar Tabel (jika ada)
8) Daftar Grafik (jika ada)
9) Daftar Gambar (jika ada)
10) Daftar Lampiran (jika ada)

Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak
seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.

b. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah
yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan,
kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan,
serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
Bagian isi terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Perumusan Masalah
5. Kegunaan Penelitian
6. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian pustaka setiap variabel
2. Hipotesis (jika ada)
BAB III METODE PENELITIAN
1. Desain / Rancangan Penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Populasi dan Sampel Penelitian
4. Metode Penelitian
5. Instrumen Penelitian
6. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Uji Prasyarat Analisis
3. Pengujian Hipotesis
4. Pembahasan hasil penelitian

BAB V SIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Implikasi
3. Saran / Rekomendasi

c. Bagian Penutup, terdiri dari :


a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah
d. Riwayat Hidup Penulis

Secara singkat, berikut penjelasannya:


Bab I Pendahuluan
Bab Pendahuluan merupakan bab yang mengantarkan isi naskah,
yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja
penyusun. Pendahuluan juga merupakan tulisan yang disusun untuk
memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian
yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca
untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan.
Pendahuluan dalam karya ilmiah  biasanya terdiri atas (1) Latar
Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4)
Tujuan Penelitian, dan (5) Manfaat Penelitian.
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang
menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap suatu masalah atau
problematika yang muncul, dapat ditulis dalam bentukan uraian paparan
atau poin-poin saja.
Identifikasi masalah merupakan kumpulan masalah yang berhasil
diurai.
Sedangkan pembatasan masalah diambil dari bagian-bagian
identifikasi masalah yang akan diteliti. Biasanya tidak semua masalah
yang berhasil diidentifikasi diteliti karena keterbatasan biaya, waktu, dan
kemampuan.
Tujuan  penelitian diambil dari batasan masalah. Jika salah satu
batasan masalah yang dirumuskan dalam kalimat tanya itu, berbunyi,
“Bagaimana hasil belajar dengan menerapkan metode tanya jawab, maka
tujuan penelitiannya ialah mengetahui hasil  pembelajaran dengan
menggunakan metode tanya jawab.
Sedangkan manfaat penelitian  bisa dituliskan manfaat untuk si
peneliti atau guru, lembaganya dan bagi dunia  pendidikan pada
umumnya.

Bab II Kajian Pustaka


Kajian Pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau
serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat
membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan
variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
Kajian pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam
pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu
gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis
dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya, kerangka teori
harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori itu. Misalnya, kerangka
teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita
menggunakan teori yang berhubungan dengan itu.
Bab III Metode Penelitian
Penelitian harus menggunakan metode atau teknik penelitian.
Menurut Wiradi (1998;9) metode adalah seperangkat langkah yang
tersusun secara sistematis. Metode penelitian seperti deskriptif,
komparatif, eksperimen, sensus, survai, kepustakaan, dan metode
penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan
analisis data, serta kelemahan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian dan
merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis
menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya
berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya, interpretasi, jalan keluar dan beberapa pengolahan
data secara tuntas.

Bab V SIMPULAN
Simpulan berisi tentang kesimpulan, implementasi dan saran dari
laporan penelitian tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan.
Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang
telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis
simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang
hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari
pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada
bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai
penelitian lanjut yang dapat dilakukan, seperti saran-saran penulis
tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan
beberapa saran yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang
dialami selama penelitian.

Berikut ini adalah diagram alur penyusunan Laporan penelitian :

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka adalah daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan
bacaan lainnya yang dikutip atau digunakan sebagai sumber informasi dalam
penulisan makalah.
Hal-hal yang diinformasikan dalam penulisan daftar pustaka, meliputi:
a. Nama pengarang
b. Tahun penerbitan
c. Judul dan subjudul (jika ada)
d. Tempat penerbitan
e. Nama penerbit
Cara menulis daftar pustaka :
a. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua  harus didahulukan.
Misalnya, Amin Santoso ditulis Santoso, Amin. Di belakang nama diberi tanda
titik (.) Nama gelar tidak perlu dicantumkan.
b. Tahun terbit buku diakhiri tanda titik (.)
c. Judul buku dan subjudul (kalau ada) ditulis miring atau diberi garis bawah per
kata dan diakhiri tanda titik (.)
d. Kota penerbit diakhiri tanda titik (.)
e. Nama penerbit buku diakhiri tanda titik (.)
Contoh  :
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra.  Bandung: Sinar Baru.
Badudu, J.S.1981. Membina Bahasa Indonesia Baru. Seri 1, 2, 3.Bandung: Pustaka
Prima.

12. Format Penulisan Laporan Penelitian


Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau
penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun ketentuan-
ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan Laporan Penelitian meliputi (1)
penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3) penomoran, (4) penulisan sumber
rujukan atau referensi, dan (5) penulisan daftar pustaka.
a. Penggunaan Kertas
Kertas yang dipakai umumnya adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram,
dan berukuran kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
b. Teknik Pengetikan
1) Penggunaan Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times New Roman 12) dan
dengan pita atau tinta berwarna hitam.
2) Jarak Spasi
a) Jarak antar baris adalah dua atau satu setengah spasi, kecuali abstrak,
terusan nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul
grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris harus
diketik dengan jarak satu spasi.
b) Penulisan antar baris pada setiap sumber pustaka diketik dengan jarak
satu spasi, sedangkan penulisan antar sumber dalam daftar pustaka
diketik dengan jarak dua spasi.
3) Batas Tepi Pengetikan (Margin)
Batas tepi pengetikan adalah sebagai berikut.
a) Tepi atas : 4 cm
b) Tepi bawah : 3 cm
c) Tepi kiri : 4 cm
d) Tepi kanan : 3 cm
4) Penulisan Judul, Bab, dan Sub Bab
Penulisan judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti ketentuan berikut
ini.
a) Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda
baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan
angka romawi.
b) Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf
kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas
tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak diakhiri tanda
baca apa pun.
c) Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di
bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman
berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh
dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada
halaman berikutnya.
5) Penulisan Paragraf Baru
Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari tepi kiri atau
dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali lipat.
6) Penulisan Nama
Penulisan nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan maupun
yang dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini.
a) Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama
pokoknya. Misalnya, “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya “Sudargo”.
b) Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau lebih
ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti nama
depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi “Sudargo,
Ahmad”.
c) Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
d) Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang
pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
e) Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.

7) Penulisan Tabel, Grafik dan Gambar


Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.
a) Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
b) Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
c) Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head,
dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel
menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel
pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat
memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul
ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung.
Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber
referensinya pada bawah tabel.
d) Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
e) Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
f) Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan
penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.
g) Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang,
garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul.
Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan
judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan
judul gambar diletakkan di bawah gambar.
8) Bahasa
Bahasa yang dipergunakan dalam laporan penelitian harus
mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan
peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan
Istilah.

c. Sistem Penomoran
Sistema penomoran mengikuti ketentuan berikut.
1) Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua
cara.
Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk bab),
huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak subbab), huruf kecil
(untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti satu kurung, dan
seterusnya.
Contoh:
BAB III
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
C. dst.

Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk bab),
kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
BAB III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.2.1
3.2.2.2
3.2.2.3
3.3 dst.

2) Penomoran halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.


3) Penomoran halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman pengantar,
dan halaman daftar isi menggunakan angka romawi kecil ( i, ii, iii, iv, v, vi,
dst.) dan diletakkan pada bagian bawah tengah.
4) Penulisan daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
5) Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di tepi
sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atau subbab yang bersangkutan.

d. Penulisan Sumber/Referensi
Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya
ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
1) Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri
atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda
koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan
tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi
secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja,
1995:5).
2) Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis
di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang
diacu. ontoh:
Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk
menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain.
e. Penulisan Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut
meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan,
dan nama penerbit.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
1) Daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
2) Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,…..) berturut-turut dari atas ke
bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
3) Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut:
a) Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir
atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama
bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi
atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada
nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b) Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c) Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf
miring, diikuti tanda titik
d) Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e) Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik
4) Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya,
sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit
kemudian.
5) Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan alfabet.
6) Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak
antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
7) Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
8) Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu
nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama
terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.
Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan
penulisan publikasi lain.Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah,
artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau
sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat
mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya
sehingga dapat merujuk pada sumber asli.
a) Buku
Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama
pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan
(5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di
antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata depan.
Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

b) Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama
pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5)
volume atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama
penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah
dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara
nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau
halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama
penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam
Diksi, No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP
Yogyakarta.

c) Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan


Organisasi Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-
lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga
yang bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3)
judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Contoh 1

LAPORAN PENELITIAN TENTANG


PEMANFAATAN TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA INFORMASI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang Masalah
1.2.     Rumusan Masalah
1.3.     Tujuan Penulisan
1.4.     Manfaat Penulisan
1.5.     Metode Penelitian

BAB II PENGENALAN TEKNOLOGI


2.1.     Pengertian Teknologi
2.2.     Manfaat Teknologi
2.3.     Macam – macam Teknologi
BAB III MANFAAT TEKNOLOGI SEBAGAI, MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI
3.1.     Manfaat Teknologi
3.1.1.      Memenuhi Kebutuhan Hidup
3.1.2.      Sebagai jalan komunikasi
3.2.     Peran Teknologi
3.3.     Penggunaan Teknologi
BAB IV PENUTUP
4.1.     Kesimpulan
4.2.     Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah


Pada masa-masa ini, banyak hal-hal yang dapat dijadikan sebagai sarana
informasi. Kita dapat mencari berita/informasi sebanyak – banyaknya dari sarana
teknologi yang telah dapat dijadikan sebagai sarana informasi. Teknologi masa kini
yang dapat dijadikan sebagai sarana informasi dan berita adalah internet. Internet
dapat memberikan informasi yang kita butuhkan, tetapi internet juga dapat
memberikan informasi berdampak negative.

1.2.       Rumusan Masalah


1.2.1.      Mengapa teknologi dijadikan sebagai media penyampaian informasi ?
1.2.2.      Bagaimana caranya agar tidak ketinggalan informasi dari teknologi modern ?
1.2.3.      Siapa sajakah yang dapat mengakses informasi melalui teknologi ?

1.3.       Tujuan Penulisan


1.3.1.   Untuk mengetahui teknologi dapat dijadikan sebagai media penyampaian
informasi
1.3.2.   Untuk mengetahui cara agar kita tidak ketinggalan informasi dari teknologi
modern
1.3.3.   Untuk mengetahui orang-orang yang dapat mengakses informasi dari
teknologi.

1.4.       Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan pengetahuan –
pengethauan tentang teknologi untuk mencari informasi.

1.5.       Metode Penelitian


Di dalam pembuatan makalah ini, saya menggunakan bahan pustaka sebagai
metode penelitiannya.
  
BAB II
PEMBAHASAN 
2.1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya
meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya
mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya
satu terhadap lainnya.
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah
mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban
tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu
epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan
cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar
(1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan
ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo
(1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang
diterapkan di bidang peDesain / Rancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya).
Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan
Desain / Rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Seringkali diadakan pemisahan, bahkan pertentangan antara sains dan penelitian yang
bersifat mendasar (basic science and fundamental) di satu pihak dan di pihak lain sains
terapan dan penelitian terapan (applied science and applied research). Namun, satu sama
lain sebenarnya harus dilihat sebagai dua jalur yang bersifat komplementer yang saling
melengkapi, bahkan sebagai bejana berhubungan; dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh
dipisahkan satu dari yang lainnya (Djoyohadikusumo 1994, 223).
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami
perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia,
yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali
digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan
sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya
alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu
aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi,
lanjut Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel
Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat,
aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu
pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-
usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa,
kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai
dengannya, spesies manusia pertama diberi nama Homo habilis (manusia terampil) untuk
menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi merupakan
salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan
semata. Teknologi merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan
manusia. Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan
konstituen-konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran ,
institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung dari bukti
kecerdasan manusia.

2.2. Manfaat Teknologi


Manfaat Teknologi bagi kehidupan manusia dalam perkembangannya, menembus batas
dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memiliki peran penting bagi
kehidupan manusia terutama seputar dunia wanita. Selain mempercepat komunikasi, selain
itu memudahkan manusia dalam menyelesaikan berbagai urusannya. Berikut  peranan TIK
dalam berbagai bidang kehidupan manusia :
2.2.1. Bidang Penerbangan
2.2.1.1. Mengatur jadwal penerbangan (flight scheduling).
2.2.1.2. Mengatur perubahan jadwal terbang secara mendadak (itinerary change).
2.2.1.3. Mengatur sistem penjualan tiket dan reservasi penerbangan (real time
reservation).
2.2.1.4. Mengatur sistem komunikasi kepada pilot-pilot pesawat mengenai apa yang
harus dilakukan (flight progress checks).
2.2.2. Bidang Perbankan
2.2.2.1 Mengatur pelayanan rekening kepada nasabah.
2.2.2.2 Menyediakan mesin teller otomatis atau anjungan tunai mandiri (ATM).
Dengan perangkat ini, pihak bank dapat memberikan kemudahan kepada
nasabah untuk melakukan transaksi walaupun pada saat libur.
2.2.3. Bidang Perdagangan
2.2.3.1. Menyediakan sistem jaringan yang terkoneksi melalui alat bantu scanner
2.2.3.2. Menyediakan alat bantu konsumen untuk melakukan pengecekan harga.

2.2.4. Bidang Perkantoran


2.2.4.1. Menyediakan mesin penjawab telepon secara otomatis.
2.2.4.2. Menyediakan alat pengolah kata dengan mesin komunikasi berupa teleks dan
faksimile.
2.2.5. Rumah Masa Depan
Peranan TIK dalam rumah masa depan yang berdasar pada home automation adalah
ketersediaan alat pemantau bahaya yang dapat memberitahukan pencurian,
kebakaran, dan kebocoran gas. Alat ini berfungsi secara otomatis dan diperintah lewat
saluran telepon.

2.3.Macam–macam Teknologi
2.3.1. Internet
Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network') ialah
rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala
Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global
dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara
menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Manfaat dari internet yaitu bisa mencari semua informasi, hiburan, maupun berita
aktual dan lainnya.Lebih praktis untuk mencari informasi dibandingkan dengan buku.
2.3.2. Telepon
Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui
sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan
telepon pertama dibuat di Boston, massachusets, pada tahun 1876. Tetapi, penemu
italia antonio meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada
September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh
kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.
Gunanya telepon yaitu untuk Berbicara dengan orang yang tempatnya jauh dari diri
kita(beda rumah/beda keberadaan,tidak lebih jauh dari satu kecamatan ).

a. Handphone (Telepon Genggam)


Telepon genggam, biasanya disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan
teknologi telepon, dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk
mobile atau berpindah-pindah
Manfaat dari telepon yaitu sama dengan telepon namun bedanya bisa di bawa
kemana saja karena ukuran tubuhnya.
2.3.3. Fax
Disingkat dengan FoIP, Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet
(yang berbasis IP). Hal ini mirip seperti VoIP.
Manfaat dari fax yaitu  mengirim dokumen dari suatu negeri ke negeri lainnya.
2.3.4. Pager.
Pager adalah alat panggil seperti handphone namun lebih praktis
dikarenakan,pager tidak memiliki fasilitas lainnya selain sms.Pager hanya bisa
menerima SMS dan tidak bisa mengirim SMS.
Manfaat dari pager yaitu  mengirimkan SMS kepada orang yang kita tuju dengan
cepat dan lebih praktis.
2.3.5. Push To Talk
Alat bicara yang ukuran tubuhnya lumayan kecil.Pembicara yg memakainya harus
bergantian dengan lawan bicaranya ,misal:si A berbicara lalu berhenti, si B
menunggu bunyi *beep barulah menjawabnya. Kesimpulannya 1 PTT bisa dipakai
dengan berbanyak orang namun orang-orang yang memakainya harus berbicara
secara bergantian.
2.3.6. Industri Otomotif
Mobil-mobil di buat dari kerangka body, mesin, peralatan elektronik di pabrik
dengan bantuan robot yang dikendalikan oleh komputer dengan leih akurat. Dengan
bantuan komputer pabrik-pabrik otomotif bisa memproduksi mobil dalam jumlah
ratusan perbulan, yang tidak mungkin dikerjakan secara manual dengan tenaga
manusia.
BAB III
MANFAAT TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI

3.1. Manfaat Teknologi 


3.1.1. Memenuhi Kebutuhan Hidup
6.1.1.1 Pangan (makanan)
6.1.1.1.1 Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat
diproduksii sumber pangan yang berlipat ganda.
6.1.1.1.2 Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut hasil produksii
sehingga hasilnya lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan
tenaga manusia.
6.1.1.1.3 Digunakannya bioteknologi (misalnya hormon tumbuhan) untuk
merangsang tumbuhnya daun, bunga, atau buah sehingga tumbuh
lebih banyak.
6.1.1.1.4 Dikembangkannya pembuatan pangan dari minyak bumi,
penyempurnaan gizi sereal, pembuatan pangan protein dari daun-
daunan dan pembuatan produk daging tiruan dari sumber-sumber
protein nabati.
6.1.1.2 Sandang (pakaian)
6.1.1.2.1 Adanya mesin tekstil mempercepat proses pembuatan pakaian.
6.1.1.2.2 Dengan kemajuan teknologi, telah ditemukan serat sintetis, seperti
poliester, polipropelin, polietilin, dll, sehingga pembuatan tekstil
dapat dilakukan secara besar-besaran dalam waktu yang singkat.
6.1.1.3 Papan (Tempat Tinggal)
Dengan menerapkan teknologi maju, manusia mampu membangun rumah
dan gedung-gedung pencakar langit. Orang tidak lagi menggunakan tangga,
tetapi cukup dengan menekan tombol dan dalam sekejap saja orang sudah
sampai di lantai yang dituju. Sampai abad ini manusia berusaha memanfaatkan
lautan dan antariksa sebesar-besarnya melalui pulau-pulau buatan disertai
peternakan dan perkebunan laut.

3.1.2. Sebagai jalan komunikasi


Dengan teknologi modern, manusia dapat menciptakan telegram (pertengahan
abad ke 20) yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan sampai ribuan km dalam
waktu beberapa menit saja.
Dengan teknologi modern, manusia dapat menciptakan telepon (diciptakan oleh
Bell tahun 1876) sehingga dapat berkomunikasi langsung walaupun jaraknya sangat
jauh. Sampai sekarang manusia sudah dapat membuat berbagai jenis telepon
genggam dengan berbagai fasilitas dan kelebihan masing-masing.
Ditemukannya pesawat radio (oleh Marconi 1896) untuk mengirim dan
menerima berita tanpa melalui kawat penghubung.
Ditemukannya televisi yang dapat mengirim suara dan gambar hidup kepada
para pemirsa dalam jarak ratusan kilometer dari objek yang disaksikan.
Ditemukannya alat komunikasi terbaru, yaitu satelit yang dikombinasikan
dengan radio dan televisi. Dengan alat ini orang dapat melihat wajah lawan bicara
walaupun keduanya berada dibelahan bumi yang berbeda.
Ditemukannya komputer. Para ahli seperti dokter, ahli hukum, administrator
dan sebagainya dapat dengan mudah, tepat dan cepat mendapatkan informasi yang
diperlukan dari komputer, karena komputer dapat menyimpan data atau informasi
dalam jumlah yang banyak, dan dalam waktu yang singkat dapat ditampilkan data /
informasi yang diperlukan.
Dengan berkembanganya teknologi maka dibuatlah satelit komunikasi / satelit
domestik. Beberapa contoh satelit komunikasi antara lain Wester di Amerika
Serikat. Anik di Kanada, Molnya di Rusia dan Palapa di Indonesia.
3.2. Peran Teknologi
Teknologi merupakan hasil budaya manusia, semakin manusia berkembang makan
semakin berkembang pula teknologi yang dimiliki.
misalnya, ketika pertama kali PC muncul (masih tanpa hardisk, komputer TX), orang
bertanya-tanya, apakah ini merupakan sebuah lompatan besar umat manusia saat itu?,
tidak lama kemudian muncul generasi keduanya, ketiga, dan akhirnya muncul generasi
ke 4 yang dinamakan super komputer, dan pada saat ini pun setiap orang, setiap
rumah, kantor, dimana saja, sudah dapat memiliki komputer.
teknologi pada dasarnya membantu pekerjaan manusia, mempermudah kinerja,
bahkan bisa meningkatkan output dari sistem kerja tersebut. akan tetapi disisi lain,
komputer juga berperan dalam meningkatkan aksi kejahatan, atau juga merusak
bagian-bagian lainnya dari sisi kehidupan manusia. namun dalam website ini,
ditampilkan kedua-duanya, dan pilihannya tergantung kepada user.
hidup manusia tidak terpisahkan dengan teknologi, akan tetapi besok...bisa saja
manusia diperbudak oleh teknologi.

3.3. Penggunaan Teknologi


 Manfaat Teknologi Terhadap Kebutuhan Pokok Manusia
 Manfaat Teknologi Untuk Pemberdayagunaan Sumber Daya Alam
 Manfaat Teknologi Terhadap Sumber Daya Manusia
 Manfaat Terhadap Komunikasi dan Transportasi
 Manfaat Teknologi Untuk Peningkatan Kesehatan
 Manfaat Teknologi di Bidang Pendidikan
 Manfaat Teknologi Terhadap Pencapaian Kemakmuran

Dari manfaat-manfaat teknologi diatas, antara manusia dan teknologi telah tercipta
korelasi yang sedemikian erat. Karena begitu banyak manfaat teknologi bagi kehidupan
manusia perangkat teknologi sudah menggantikan pola hubungan manusia,
menumbuhkan kedekatan atau keintiman dengan benda mati.
BAB IV
PENUTUP

4.1.  Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan
serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini, di antaranya dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok
manusia, pendayagunaan SDA, kemudahan dalam komunikasi dan transportasi, peningkatan
fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi obat-obatan, bidang pendidikan dan pencapaian
kemakmuran kehidupan manusia.

4.2.  Saran
Dalam pemanfaatan teknologi sering kita menghadapi berbagai tantangan agar kita
senantiasa menggunakannya seefektif mungkin. untuk itu, sebaiknya perlu dilakukan
beberapa hal, diantaranya :
4.2.1 Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya
memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan
mengawasi anak saat bermain komputer.
4.2.2 Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik
agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah
yang positif.
4.2.3 Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif
dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi
Anak Bangsa.
Contoh 2
LAPORAN PENELITIAN TENTANG PENGARUH VIDEO GAME TERHADAP ANAK-ANAK.

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang.
Saat ini banyak kita temui berbagai macam jenis video game. Mulai dari berbagai
macam konsol hingga judul video game tersebut. Dari game yang ber-genre perang,
balapan, olahraga dll. Hingga video game yang diperuntukkan bagi anak-anak hingga
orang dewasa.
 Banyak dari kalangan orang tua yang menganggap bermain video game bagi
anaknya hanya membuang-buang waktu dan tidak berguna. Namun tidak selamanya
video game diasumsikan negatif, karena, ada juga sisi positifnya.
Saat ini di negara kita hampir setiap anak-anak sudah memainkan video game,
bahkan ketika usia mereka masih balita. Sudah jarang di kota-kota besar kita temukan
anak-anak yang memainkan permainan tradisioal khas daerah setempat karena kalah
populer dan kalah menarik dari video game tersebut.
Atas dasar masalah tersebut, saya selaku penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam perihal pengaruh video game terhadap anak-anak.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, makan rumusan masalah yang
akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Apakah video game itu?
2. Apa dampak negatif bermain video game bagi anak-anak?
3. Apa dampak positif bermain video game bagi anak-anak?
4. Bagaimana peran orang tua dan dalam menyikapi anak-anak yang kecanduan
bermain video game?

C. Tujuan Penelitian.
Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian secara luas mengenai video game.
2. Mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari video game bagi anak-anak.
3. Mengetahui dampak positif yang ditimbulkan dari video game bagi anak-anak.
4. Mengetahui peran orang tua dan guru dalam menyikapi anak-anak yang kecanduan
bermain video game.

D. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat dari penulisan ini sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan penulis juga pembaca tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pengaruh video game terhadap anak-anak.
2. Dapat dijadikan bahan referensi dalam membaca.
3. Dapat dijadikan bahan referensi untuk siswa/mahasiswa dalam mengembangan
pemikiran untuk menyusun sebuah makalah atau penulisan ilmiah/skripsi.

E. Sistematika Penulisan
BAB I    PENDAHULUAN
Berisi latar belakang melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan dari
dilakukannya penelitian dan manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut,
serta sistematika penulisan.
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
Berisi dasar teori dan hipotesa yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB III   METODE PENELITIAN
Berisi waktu dan lokasi penelitian, metode penelitian, dan metode pengumpulan
data
BAB IV   HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil yang diperoleh dari penelitian seperti pembahasan yaitu
berupa penjelasan dari hasil penelitian, yang menjawab tujuan dari dilakukannya
penelitian.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Video Game


Secara bahasa, video game berasal dari dua kata, yaitu video dan game. Video
sendiri ialah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.
Pengertian lainnya adalah video merupakan  teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.
Sedangkan kata game diambil dari Bahasa Inggris yang berarti permainan atau
mainan. Pengertian game sendiri secara bahasa ialah lingkungan pelatihan yang baik
bagi dunia nyata dalam organisasi yang menuntut pemecahan masalah secara kolaborasi
(John C. Beck & Mitchell Wade). Adapun menurut Fauzi A., game merupakan suatu
bentuk hiburan yang seringkali dijadikan sebagai penyegar pikiran dari rasa penat yang
disebabkan oleh aktivitas dan rutinitas kita. Sedangkan menurut Samuel Henry, game
merupakan bagian tak terpisahkan dari keseharian anak, sedangkan sebagian orang tua
menuding game sebagai penyebab  nilai anak turun, anak tak mampu bersosialisasi, dan
tindakan kekerasan yang dilakukan anak.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa video game adalah
permainan atau hiburan yang menuntut kolaborasi antara pemecahan masalah dan
organisasi yang dikemas dalam bentuk rekaman elektronik yang ditampilakan secara
visual melalui saluran sinyal.

B. Dampak Negatif Anak-Anak Bermain Video Game.


Kini, teknologi semakin cepat berkembang, pun dengan berbagai macam dan
berbagai jenis video game yang beredar di pasaran. Untuk contoh game konsol saja
banyak macamnya. Contohnya Play Station keluaran pabrikan Jepang, Sony, ada juga
XBOX keluaran Microsoft, mengikuti di belakangnya WII keluaran Nintendo. Ada juga
game-game yang di khusus-kan untuk PC (personal computer), baik itu secara online dan
offline.
Patut disyukuri karena ada banyak opsi bagi para penggemar game. Tentunya
pabrikan-pabrikan diatas menawarkan keunggulan masing-masing dari konsol keluaran
mereka. Begitu juga dengan genre-genre video game. Ada banyak macamnya. Dari game
olahraga seperti sepakbola dan basket, game asah otak, game balap mobil dan motor,
game perang, sampai game-game bertemakan dewasa yang ditujukan khusus untuk
para penikmat game dari kalangan remaja keatas. Namun, bagaimana jika game yang
diperuntukkan bagi orang dewasa sampai ke tangan anak-anak di bawah umur? Hal itu
sudah menjadi rahasia umum di negara kita bahwa seluruh genre game dapat didapat
dengan mudah, bahkan game untuk dewasa bisa dibeli langsung oleh anak-anak.
          Banyak resiko yang mungkin terjadi jika pembelian game tidak melalui
penyeleksian yang ketat. Berikut ini beberapa dampak negatif jika anak-anak bermain
game:
1. Kekerasan.
Jika seorang anak sering bermain video game yang bergenre olahraga fisik seperti
tinju, gulat, atau video game yang banyak memperagakan adegan pemukulan dan
kekerasan fisik bisa berakibat pada sifat anak tersebut. Anak tersebut bisa jadi
mudah marah, melawan orang tua, atau bahkan berbuat kasar kepada temannya
karena terlalu sering memainkan adegan-adegan pemukulan dan kekerasan fisik.
2. Pornografi.
Game-game bertemakan dewasa banyak terdapat unsur pornografi di dalamnya.
Baik itu dari perkataan, pakaian si karakter, maupun gerakan-gerakan yang ada pada
game tersebut. Hal itu sangat beresiko jika game tersebut dimainkan oleh anak di
bawah umur. Kemungkinan akan keluar kata-kata kotor dari mulut anak tersebut,
serta anak-anak yang sengaja mencari gambar atau video porno di internet setelah
melihat atau memainkan game tersebut.
3. Lupa waktu.
Ya, anak yang kecanduan bermain game cenderung lupa waktu. Waktunya akan
dihabiskan berjam-jam di depan layar televisi atau monitor komputer untuk bermain
game, sehingga tugas-tugas rumah dan pekerjaan rumah yang didapat dari sekolah
pun terbengkalai. Hasilnya nilai anak tersebut bisa menjadi jelek.
4. Anti-sosial.
Berlama-lama mengurung diri di dalam rumah untuk bermain video game bisa
berakibat fatal dalam kehidupan sosial si anak. Anak tersebut cenderung lebih suka
mengurung diri di dalam rumah sembari sibuk dengan gamenya, sementara anak-
anak sebayanya banyak yang bersosialisasi diluar rumah dengan bermain bersama.
Contohnya bermain sepakbola, bersepeda bersama, atau sekedar bertemu untuk
mengobrol. Akibat yang ditimbulkan adalah anak tersebut tidak banyak memiliki
teman dan cenderung pendiam.
5. Tidak dapat mengurus diri.
Terlalu sibuk dengan bermain game juga dapat mengakibat si anak lupa mengurus
dirinya. Kecanduan bermain mengakibatkan si anak telat makan, tidak mandi,
bahkan berjam-jam di depan layar monitor jelas dapat mengancam kesehatan tubuh
dan kesehatan mata si anak.

C. Dampak Positif Anak-Anak Bermain Video Game.


Memang, bermain video game identik dengan sisi negatifnya karena memang
cukup banyak hal negatif yang ditimbulkan dari kecanduan bermain video game. Namun
disamping menimbulkan dampak negatif, bermain game juga berdampak positif bagi si
anak.
            Beberapa hal negatif yang didapat dari bermain game adalah sebagai berikut:
1. Menambah daya analisa dan pola pikir.
Bagi anak-anak yang mempunyai hobi bermain game semisal game perang,
secara tidak langsung akan meningkatkan daya analisa si anak. Di dalam game
tersebut si anak dituntut untuk menganalisa strategi apa yang paling cocok untuk
melawan musuhnya. Juga dituntut mempunyai pola pikir yang efektif dalam
menjalankan beberapa perintah yang terdapat di dalam game tersebut.
2. Menambah teman.
Walaupun kecanduan bermain video game mengakibatkan anti-sosial,
nyatanya para pelaku masih dapat bersosialisasi antar pemain game yang sama.
Contohnya perkumpulan sebuah game online. Di dalam perkumpulan tersebut
terdapat orang-orang dari berbagai kalangan, usia dan latar belakang yang
membentuk suatu forum atas dasar suka dan memainkan game tersebut.
3. Sportivitas dan adil.
Sportivitas dan adil (fair play) adalah nilai-nilai yang umum dikembangkan
dalam olahraga dan organisasi. Game secara tidak langsung menawarkan Anak Anda
nilai-nilai ini, terutama saat bersaing satu sama lain.
4. Kerja tim.
Kerjasama dan kebutuhan untuk membangun team work kuat pengaruhnya
saat anak bermain video game. Beberapa game online misalnya, yang membutuhkan
sebuah kerjasama tim untuk mencapai kemenangan.
5. Membuat senang.
Salah satu efek terbesar dari bermain game adalah membuat orang bahagia.
Namun, sangat penting untuk membatasi waktu bermain game, karena ada
kemungkinan bahwa alat ini membuat Anda menjadi kecanduan.
Biarkan anak-anak Anda untuk bermain game sesering mungkin, tapi jangan
lupa mengingatkan mereka untuk berhenti. Pastikan pula anak Anda tetap
melakukan aktivitas di lingkungan sosial.

D. Peran Orang Tua dan Guru dalam menyikapi anak kecanduan bermain game.
Tindakan yang tepat untuk dilakukan orang dewasa dalam membimbing anak
dalam bermain video game adalah sebagai berikut:
1. Membatasi waktu bermain.
Orang tua wajib membatasi si anak dalam memainkan video gamenya. Pilih waktu-
waktu yang dikira tepat untuk si anak dalam bermain. Misalnya akhir pekan ketika
orang tua juga libur bekerja. Mereka juga bisa bermain bersama anaknya sembari
mengawasi si anak bermain. Batasilah waktu bermain semisal seminggu 2-3 jam.
2. Membatasi pembelian game baru.
Tidak dapat dipungkiri kemajuan terknologi membuat game-game baru
bermunculan. Hal tersebut praktis membuat si anak penasaran untuk
memainkannya, tentunya dengan membeli game baru tersebut. Sebagai orang tua
yang bijak, baiknya mereka membatasi waktu pembelian game baru, misalnya sekali
dalam dua bulan. Selain untuk meredam keinginan si anak bermain, dari segi
ekonomi pun itu merupakan keputusan yang bijak mengingat harga satuan game
yang tidak murah.
3. Pengawasan guru di sekolah.
Hal yang lumrah jika anak-anak membawa konsol gamenya ke sekolah. Hal ini
didasari mereka ingin bermain game tersebut bersama teman-temannya. Atau pun
sekedar pamer kepada teman. Beberapa sekolah menerapkan peraturan bahwa
siswa dilarang membawa game konsol dalam bentuk apa pun ke dalam sekolah,
karena hal tersebut jelas-jelas menggangu program belajar-mengajar. Jikalau masih
ada siswa yang colong-colongan membawa game konsolnya ke sekolah, peran
seorang guru sangat dibutuhkan. Dengan cara memberi teguran atau bahkan
menyita game anak tersebut sembari memberi hukuman yang menimbulkan efek
jera.

E. Hipotesa.
Pada dasarnya video game dibuat untuk hiburan semata. Kemajuan teknologi
yang sangat cepat sedikit banyak membuat sebuah video game semakin mendekati
kenyataan. Hal tersebut yang membuat banyaknya orang menggandrungi permainan ini,
bahkan beberapa diantaranya kecanduan. Sebagai manusia yang bijak ada baiknya kita
membatasi diri agar tidak terjebak dalam dunia game terlalu dalam. Bermain game sah-
sah saja, tapi yang perlu diingat bahwa sebagai manusia kita wajib bersosialisasi antar
sesama dan membangun hubungan yang baik antar sesama manusia. Disamping
banyaknya sisi negatif dari bermain game, terdapat pula sisi-sisi positif yang dapat
dipertimbangkan orang tua untuk mengizinkan putra-putrinya bermain video game.

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode survey. Metode survey merupakan suatu penelitian dengan menggunakan
pertanyaan atau pernyataan yang terstruktur atau sistematis kepada banyak orang
kemudian data yang diperoleh, dicatat, diolah, dan dianalisis.
Tujuan menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh informasi, dari
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi dalam penelitian. Wawancara
dipilih untuk mempermudah pengumpulan data para responden.

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan dari objek yang ingin diteliti, dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah siswa/i SD Yasporbi Pancoran.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik sampling purposif (purposive sampling). Berdasarkan
teknik ini, peneliti menentukan bahwa sampel atau responden dalam penelitian ini
adalah beberapa siswa/i SD Yasporbi Pancoran.

C. Teknik Pengumpulan Data


Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer
dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
yang diteliti yaitu siswa/i SD Yasporbi Pancoran melalui wawancara. Data sekunder
merupakan data penunjang penelitian yang diperoleh melalui kajian pustaka yang
dilakukan untuk mencari referensi dari buku-buku guna memperoleh informasi, dan
landasan ilmiah seperti teori dan definisi-definisi sehingga peneliti mendapatkan
pengertian mengenai topik yang diangkat dalam penelitian ini.

D. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di lingkungan SD Yasporbi Pancoran, yang berada di
Perumahan Bank Indonesia Pancoran, Jakarta Selatan dan dilaksanakan selama 30 hari.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Siswa/i SD Yasporbi Pancoran


            SD Yasporbi Pancoran merupakan salah satu sekolah dasar swasta yang cukup
terkenal di Jakarta Selatan. Para siswanya berasal dari berbagai kalangan. Oleh
karenanya, membawa konsol game dalam bentuk apapun dilarang, karena
memungkinnya terjadinya kesenjangan dan sifat iri antar siswa.
B. Hasil Analisa
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan mewawancarai beberapa
siswa/i SD Yasporbi Pancoran, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa gemar
bermain game. Pada saat bermain game, mereka wajib menjalankan beberapa kebijakan
orang tua mereka, seperti pembatasan waktu bermain. Misal satu minggu hanya sekali
bermain.
BAB V

Penutup

A. Kesimpulan.
Membiarkan anak-anak bermain video game sah-sah saja, asalkan masih dalam
ruang lingkup yang wajar. Tuntut anak agar beraktifitas diluar rumah seperti bermain
dengan teman sebayanya atau ajak anak berolahraga. Memang, kemajuan teknologi
yang sangat pesat membuat anak-anak bahkan orang dewasa tergiur untuk mencoba
berbagai jenis video game terbaru. Namun, perlu diingat sisi negatif dan positif dari
bermain game. Jangan sampai anda atau anak anda menjadi kecanduan dan seakan
terisolasi dari dunia luar.
B. Saran.
Ajak anak anda untuk beraktifitas diluar rumah seperti bermain bersama
temannya pun dengan mengajaknya berolahraga. Batasi jam bermain video game,
karena itu akan berpengaruh pada tingkat kedisiplinan si anak. Karena bermain game
terlalu lama bisa membuat si anak lupa waktu. Ajak anak untuk sekedar mengobrol,
misal tentang kesehariannya di sekolah agar pikiran si anak tidak melulu tertuju ke video
gamenya. Untuk guru, awasi dan bimbing anak didiknya agar membiasakan diri untuk
tidak membawa konsol gamenya ke sekolah. Karena selain menggangu, hal itu juga
dapat mengurangi tingkat kerajinan si anak di sekolah.

LATIHAN

Buatlah Laporan Penelitian yang dilengkapi kisi-kisi dan instrumen penelitian


dengan tema berkaitan PAUDNI yang terjadi di lapangan dan atau dinamika
sedang terjadi pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

a. Lilik Aslichati, Bambang Prasetyo, Prasetya Irawan, 2011, metode Penelitian Sosial,
Jakarta, Universitas Terbuka
b. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D, Bandung, Alfabeta
c. Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis, Cara Baru
Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Penerbit Kiblat.
d. Anggarani, Asih dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Graha Ilmu.
e. Suparno dan Mohamad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
f. Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Press.
g. Waseso, Mulyadi Guntur. 2003. Menerbitkan Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.
Sumber:
http://www.papanputih.com/2012/02/judul-tulisan-ilmiah.html
http://indonesiadalamtulisan.blogspot.com/2012/06/pengertian-video.html
http://diyarblablablap.blogspot.com/2012/06/pengertian-video.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_game_info2144.html
http://bagasranggas.blogspot.com/2012/07/10-manfaat-positif-bermain-game.html
http://dupenet.blogspot.com/2012/03/contoh-laporan-penelitian.html
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/contoh-laporan-penelitian-
tindakan_27.html
http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html
http://asendra.blogspot.com/2013/05/laporan-ilmiah-tugas-bahasa-indonesia-2.html
http://ryanadityaa.blogspot.com/2013/05/metode-laporan-ilmiah.html
http://griinniez.blogspot.com/2012/11/pengertian-karangan-ilmiahtulisan_557.html
http://aiirm59.blogspot.com/2012/10/contoh-laporan-ilmiah-tentang-teknologi.htmI

Anda mungkin juga menyukai