Anda di halaman 1dari 4

KONSOLIDASI

Jika salah satu perusahaan mengakuisisi hak kepemilikan lebih dari 50 persen pada
perusahaan lain, maka dikatakan memiliki kepentingan pengendali (controlling interest).
Dalam hubungan tersebut, perusahaan investor disebut sebagai entitas induk (parent) dan
perusahaan investee sebagai entitas anak (subsidiary). Perusahaan menyajikan investasi
dalam saham biasa entitas anak sebagai investasi jangka panjang pada laporan keuangan
tersendiri dari entitas induk. Jika entitas induk memperlaku entitas anak sebagai investasi,
maka entitas induk umumnya membuat laporan keuangan konsolidasian (consolidated
financial staiements). Laporan keuangan memperlakukan entitas induk dan entitas anak
sebagai satu entitas ekonomik.

ISU – ISU PELAPORAN LAINNYA


1. PENURUNAN NILAI
Perusahaan harus mengevaluasi setiap investasi yang dimiliki untuk ditagih setiap
tanggal pelaporan, untuk menentukan apakah investasi tersebut telah mengalami
penurunan nilai-kerugian nilai pada nilai wajar investasi di bawah nilai tercatatnya Misalnya,
jika investee mengalami kebangkrutan atau krisis likuiditas yang signifikan investor dapat
mengalami kerugian yang permanen. Jika perusahaan menentukan bahwa investasi
mengalami penurunan nilai, perusahaan menurunkan atas dasar biaya perolehan
diamortisasi dari masing-masing efek untuk mencerminkan kerugian dalam nilai ini.
Untuk investasi utang, perusahaan menggunakan uji penurunan nilai untuk
menentukan apakah "kemungkinan besar investor tidak akan mampu untuk menagih semua
jumlah yang jatuh tempo sesuai dengan persyaratan kontraktual. Jika investasi turun
nilainya, perusahaan harus mengukur kerugian yang disebabkan oleh penurunan nilai
(impairment). Rugi penurunan nilai ini dihitung sebagai selisih antara jumlah tercatat
ditambah bunga yang masih harus dibayar (accrued interest) dengan mendiskontokan arus
kas masa depan yang diharapkan pada suku bunga efektif historis dari investasi tersebut.

Contoh: Rugi Penurunan Nilai


Pada tanggal 31 Desember 2010, Mayhew Company memiliki investasi utang pada
Bellovary Inc., yang dibeli pada nilai pari sebesar $200.000. Investasi tersebut memiliki
jangka waktu empat tahun, dengan pembavaran bunga tahunan sebesar 10%, yang akan
dibayarkan pada setiap akhir tahun (suku bunga efektif historis adalah 10 persen). Investasi
utang ini diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk ditagih. Sayangnya, Bellovary mengalami
kesulitan keuangan yang signifikan dan menunjukkan bahwa Bellovary tidak akan mampu
untuk melakukan seluruh pembayaran sesuai dengan persyaratan kontraktual. Mayhew
menggunakan metode nilai sekarang (present value method) untuk mengukur rugi
penurunan nilai yang dipersyaratkan.
Seperti ditunjukkan, arus kas yang diharapkan sebesar $264.000 lebih kecil dan arus
kas kontraktual sebesar $280.000. Jumlah penurunan. nilai akan dicatat sama dengan selisih
antara nilai investasi yang dicatat sebesar $200.000 dan nilai sekarang arus kas yang
diharapkan.

Kerugian sebesar $12.683 dicatat karena Mayhew harus mengukur kerugian pada
jumlah nilai sekarang, bukan sebesar jumlah yang tidak didiskontokan. Mayhew mengakui
rugi penurunan nilai sebesar $12.688 dengan mendebit Rugi atas Penurunan Nilai untuk
kerugian yang diperkirakan. Pada saat yang bersamaan, Mayhew mengurangi nilai investasi
keseluruhan. Jurnal untuk mencatat kerugian tersebut adalah sebagai berikut.

Rugi atas Penurunan Nilai 12.688


Investasi Utang 12.688

Pemulihan Rugi Penurunan Nilai


Setelah mencatat penurunun nilai, peristiwa atau kondisi ekonomi dapat berubah
sehingga jumlah rugi penurunan nilai menjadi berkurang . Beberapa atau keseluruhan rugi
penurunan nilai yang diakui sebelumnya akan dibalik dengan mendebit ke akun Investasi
Utang dan mengkredit Pemulihan Rugi Penurunan Nilai. Sama seperti akuntansi untuk
penurunan nilai pada piutang yang ditunjukkan dalam Bab 7,.

2. PENGALIHAN ANTARKATEGORI
Pengalihan investasi dari satu klasifikasi ke klasifikasi yang lain harus terjadi jika model bisnis
untuk mengelola investasi juga berubah. Perusahaan mencatat pengalihan antarklasifikasi
secara prospektif, pada awal periode akuntansi setelah adanya perubahan model bisnis.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa British Sky Broadcasting Group plc (GBR) memiliki
portofolio investasi utang yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan (trading): yaitu
investasi utang yang tidak dimiliki untuk ditagih, tetapi dikelola untuk mendapatkan
keuntungan dari perubahan suku bunga. Hal ini mengakibatkan British Sky mencatat
investasi tersebut sebesar nilai wajar. Pada tanggal 31 Desember 2010 British Sky memiliki
saldo yang terkait dengan efek tersebut sebagai berikut .

Investasi utang £1.200.000


Penyesuaian nilai wajar efek 125.000
Nilai tercatat £1.325.000

Sebagai bagian dari perencanaan strategisnya, yang diselesaikan dalam kuartal


keempat 2010, manajemen British Sky memutuskan untuk beralih dari strategi sebelumnya-
yang mensyaratkan pengelolaan investasi yang aktif-ke strategi dimiliki untuk ditagih pada
investasi utang tersebut. British Sky membuat jurnal untuk mengalihkan efek tersebut ke
klasifikasi dimiliki untuk ditagih, sebagai berikut.

1 Januari 2011
Investasi Utang 125.000
Penyesuaian Nilai Wajar Efek 125.000

Oleh karena itu, pada tanggal 1 Januari 2011, investasi utang dinyatakan sebesar
nilai wajarnya. Namun demikian, dalam periode berikutnya, British Sky akan mencatat
investasi sebesar biaya perolehan diamortisasi. Suku bunga efektif yang digunakan dalam
model biaya perolehan diamortisasi adalah suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas masa depan ke nilai wajar investasi utang British Sky sebesar
$125.000 pada tanggal 1 Januari 2011.

3. KONTROVERSI NILAI WAJAR


Pelaporan investasi adalah sesuatu yang kontroversial. Beberapa pihak menyukai
pendekatan sekarang, yang mencerminkan model atribut campuran berdasarkan pada
model bisnis perusahaan dan pihak lainnya mendukung pengukuran nilai wajar untuk semua
aset keuangan. Pada bagian ini, akan ditunjukkan beberapa isu utama yang belum
terpecahkan.

Pengukuran Berdasarkan Model Bisnis


Perusahaan menilai investasi utang pada nilai wajar atau biaya perolehan
diamortisasi, tergantung pada model bisnis untuk mengelola investasi tersebut. Beberapa
pihak percaya bahwa kerangka kerja ini memberikan informasi yang lebih relevan tentang
kinerja dari investasi tersebut. Beberapa pihak lainnya tidak setuju mereka menyatakan
bahwa dua investasi utang yang sama dapat dilaporkan dengan cara yang berbeda dalam
laporan keuangan. Mereka berpandangan bahwa pendekatan tersebut meningkatkan
kompleksitas dan mengurangi dapat dipahaminya laporan keuangan. Lebih lanjut, klasifikasi
dimiliki untuk ditagih bergantung pada rencana manajemen, yang dapat berubah. Dengan
kata lain, klasifikasi bersifat subjektif, yang mengakibatkan klasifikasi yang bersifat arbitrer
dan tidak dapat dibandingkan.

Keuntungan Perdagangan
investasi utang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk ditagih akan dilaporkan pada
biaya perolehan diamortisasi; keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi pada
Investasi ini tidak diakui sebagai laba rugi. Meskipun perdagangan yang signifikan pada
klasifikasi tersebut dapat menimbulkan pertanyaan tentang asersi model bisnis manajemen
sehubungan dengan klasifikasi tersebut, perusahaan dapat memasukkan dalam
"keuntungan perdagangan" (disebut juga sebagai " cherry picking," "snacking." atau menjual
yang terbaik dan menyimpan sisanya"). Dalam keuntungan perdagangan (gains trading),
perusahaan menjual "pemenang" yang dimiliki dan melaporkan keuntungan dalam laba
rugi, dan menyimpan yang bukan pemenang.
Liabilitas yang Tidak Dinilai dengan Wajar
Banyak pihak berpandangan bahwa jika perusahaan melaporkan investasi pada nilai
wajar, perusahaan juga harus melaporkan liabilitas pada nilai wajar. Dengan mengakui
perubahan nilai hanya pada satu sisi dari laporan posisi keuangan (sisi aset), tingkat
volatilitas yang tinggi dapat terjadi pada jumlah laba rugi dan ekuitas. Lebih lanjut, lembaga
keuangan terlibat dalam manajemen aset dan liabilitas (tidak hanya manajemen aset).
Melihat hanya pada satu sisi dapat mengarahkan manajer untuk mengambil keputusan yang
tidak ekonomis yang disebabkan oleh akuntansi.

Nilai Wajar-Komentar Akhir


IASB (dan FASB) percaya bahwa informasi nilai wajar untuk aset keuangan dan liabilitas
keuangan memberikan informasi yang lebih berguna dan relevan dibandingkan dengan
sistem berbasis biaya. LASB dan FASB mengambil posisi ini karena nilai wajar mencerminkan
setara kas terkini dari instrumen keuangan dibandingkan biaya transaksi masa lalu. Sebagai
konsekuensinya, hanya nilai wajar yang memberikan pemahaman atas nilai investasi terkini.
perusahaan harus melaporkan nilai wajar pada berbagai jenis aset keuangan dibandingkan
dengan standar sebelumnya pada bidang ini. Namun, pengecualian diperbolehkan untuk
beberapa investasi utang. Apakah pendekatan ini menghasikan perbaikan dalam pelaporan
untuk investasi utang atau ekuitas akan dilihat kemudian.
Berikut adalah ringkasan perlakuan pelaporan atas investasi

Anda mungkin juga menyukai