INVESTASI
setelah banyak diskusi. IASB memutuskan bahwa pelaporan semua aset keuangan pada nilai
wajar bukan pendekatan yang paling tepat untuk memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan mewajibkan perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dalam
dua kategori yaitu biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar tergantung pada keadaannya.
2. Investasi ekuitas
Investasi ekuitas (equityequity investment) tutuptutup kurung merupakan hak
kepemilikan seperti saham biasa saham preferen, atau usaha modal lainnya.investasi ini juga
termasuk hak untuk memperoleh atau melepaskan kepemilikan pada harga yang telah
disepakati atau ditentukan, seperti waran dan hak. biaya perolehan investasi ekuitas diukur
pada harga pembelian efek. Komisi broker dan biaya lain yang terkait dengan pembelian
dicatat sebagai beban.
Klasifikasi investasi tersebut tergantung pada persentase hak suara investee yangyang
dipegang oleh investor
a. kepemilikan kurang dari 20% (metode nilai wajar)-investor memiliki hak pasif.
b. kepemilikan antara 20% dan 50% (metode ekuitas)-investor memiliki pengaruh signifikan.
c. kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasi)-investor memiliki kepentingan
pengendalian.
Konsolidasi
Jika salah satu perusahaan mengakuisisi hak kepemilikan lebih dari 50% dari perusahaan lain,
maka dikatakan memiliki kepentingan pengendali (controlling interest). dalam hubungan
tersebut, perusahaan investor disebut sebagai entitas induk (parents) dan investee sebagai
entitas anak (subsidiary).
Pemulihan rugi penurunan nilai dalam situasi tersebut beberapa atau keseluruhan rugi
penurunan nilai yang diakui sebelumnya akan di balik dengan mendebit kan ke akun
investasi utang dan mengkreditkan pemulihan rugi penurunan nilai.
pada bagian ini akan ditunjuk beberapa isu utama yang belum terpecahkan.
a. Pengukuran berdasarkan model bisnis
b. Keuntungan Perdagangan.
c. Liabilitas yang tidak dinilai dengan wajar.
d. Nilai wajar setiap komentar akhir.
Secara ringkas, perusahaan mengikuti pedoman ini dalam akuntansi untuk derivatif.
1. Mengakui derivatif dalam laporan keuangan sebagai aset dan liabilitas.
2. Melaporkan derivatif pada nilai wajar.
3. Mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dari derivatif segera dalam
laba rugi.
4. Melaporkan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi lindung nilai secara
berbeda bergantung pada jenis lindung nilai.
lindung nilai arus kas perusahaan menggunakan lindung nilai arus kas untuk melindungi
nilai eksposur terhadap resiko arus kas yang ditimbulkan dari variabilitas dalam arus kas. IASP
mengizinkan akuntansi khusus untuk lindung nilai arus kas etik secara umum perusahaan
mengukur dan melaporkan derivatif pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan. perusahaan
melaporkan keuntungan dan kerugian secara langsung dalam laba neto. Namun perusahaan
melaporkan derivatif yang digunakan dalam lindung nilai arus kas pada nilai wajar dalam
laporan posisi keuangan tetapi perusahaan mencatat keuntungan dan kerugian dalam ekuitas
sebagai bagian dari penghasilan komprehensif lain.