Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Disclosure
Modul Standar untuk digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas Widyatama

Program Tatap Kode


Fakultas Disusun Oleh
Studi Muka MK

15
Fakultas Akuntansi MK10230 Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA.
Ekonomi dan
Bisnis

Abstract Kompetensi

1. Mahasiswa mampu mememahami


Disclosure : informasi menyangkut ukuran-
kegunaan disclosure dalam pelaporan
ukuran kuantitatif dan penjabaran kualitatif
keuangan.
yang menggambar materialitas dan relevansi
2. Mahasiwa mampu membuat disclosure
dari setiap transaksi yang terjadi selama
dalam penyusunan laporan keuangan
periode pelaporan dan Informasi Informasi
nonkuantitatif relevan dan layak diungkapkan
hanya. Informasi harus berguna dalam
proses pengambilan keputusan dan
pelaporan
PENDAHULUAN
Pentingnya perbaikan sistem pelaporan keuangan dan disclosure dinyatakan oleh U.S.
Securities and Exchange Commission (SEC), Business and Economic Review (BER) bahwa
peranan pelaporan keuangan dan disclosure adalah untuk mengkomunikasikan informasi
yang mendukung pengambilan keputusan bisnis termasuk keputusan investasi oleh
investor. Informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu dan bernilai. juga
mengatakan bahwa misi utama SEC dalam peraturan mengenai fair disclosure adalah untuk
memproteksi investor dan mempertahankan integritas pasar sekuritas. Komunikasi yang
lebih baik antara investor dan pihak manajemen dengan membangun strategi-strategi
disclosure guna mengurangi adanya asimetri informasi yang timbul dalam hubungan kedua
pihak. Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang dimiliki manajemen perusahaan, misalnya perkiraan manajemen.

Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian
investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila investor menilai suatu
perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return
yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan
tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

Di tengah kesadaran akan arti pentingnya akuntabilitas kepada publik atas penggunaan
dana bantuan kemanusian bagi korban gempa dan gelombang tsunami (termasuk di daerah
konflik) adalah menarik untuk membuka kembali penelitian yang dilakukan Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 1997. Hasil survei tersebut menyatakan laporan keuangan
belum sepenuhnya mengungkapkan informasi keuangan secara transparan. Kesimpulan
dari hasil survei tersebut setidaknya mengingatkan kembali peran penting manajemen dan
auditor independen (akuntan) di dalam upaya mengungkap informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan.

Akuntan sesuai Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bahkan sangat diharapkan
berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi, dengan
memegang teguh berbagai prinsip etika seperti tanggung jawab profesi, kepentingan umum,
integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, perilaku profesional,serta
standar teknis.Lima tahun kemudian, dalam rangka meningkatkan kualitas dan transparansi

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
2 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
informasi laporan keuangan dan memenuhi ekspektasi para pengguna laporan keuangan,
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam Surat Edaran Nomor SE-
02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 menyusun suatu pedoman penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan. Pedoman tersebut diharapkan dapat memberikan
panduan untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dan transparan.

Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat di definisikan sebagai penyajian informasi
yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum dalAm pasar modal yang efisien.
Hal ini menyiratkan bahwa harus disajikan informasi yang cukup agar memungkinkan
diprediksinya kecenderungan (trend) dividen masa depan serta variabilitas serta
kovariabilitas imbalan masa depan dalam pasar tersebut. Penekanannya haruslah pada
preferensi investor dan analisis keuangan yang sudah berpengalaman. Akan tetapi, semua
investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan guna
mendapatakn portofolio yang terdiversifikasi serta kombinasi investasi yang memenuhi
preferensi risiko masing-masing. Kreditor dan badan-badan pemerintah biasanya memiliki
kekuasaan untuk mendapatkan informasi tambahan untuk kebutuhan mereka.

Tingkatan pengungkapan dalam pengertian terluas kata tersebut, pengungkapan hanya


berarti penyampaian (release) informasi. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini
dalam pengertian yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuanagan tentang
suatu perusahaan dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Istilah ini kadang-
kadang dibatasi lebih jauh hingaa berarti informasi yang tidak dimuat dalam laporan
keuangan itu sendiri.

Tingkatan pengungkapan juga tergantung pada standar yang paling diinginkan. Tiga konsep
pengungkapan yang biasanya diusulkan adalah pengungkapan yang memadai (adequate),
wajar (fair), dan lengkap (full). Yang paling banyak digunakan dari ketiga ungkapan ini
adalah pengungkapan yang memadai, tetapi ungkapan ini menyiratkan jumlah
pengungkapan minimum yang sejalan dengan tujuan negatif membuat laporan tersebut
tidak menyesatkan.

Wajar dan lengkap merupakan konsep yang lebih positif. Pengungkapan yang wajar
menyiratkan suatu tujuan etika, yaitu memeberikan perlakuan yang sama pada semua calon

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
3 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
pembaca. Pengungkapan lengkap menyiratkan penyajian seluruh informasi yang relevan.
Bagi sebagian orang, pengungkapan lengkap berarti penyajian informasi seacara berlimpah
dan karenanya tidak tepat. Menururt mereka terlalu banyak informasi akan membahayakan
karena penyajian rincian-rincian yang tidak penting bisa menyembunyikan informasi yang
signifikan serta membuat laporan keuangan sukar ditafsirkan.
Tujuan yang positif adalah menyediakan informasi yang signifikan dan relevan kepada
pemakai laporan keuangan untuk membantu mereka mengambil keputusan dengan cara
terbaik yang mungkin dengan pembatasan bahwa manfaatnya harus melebihi biayanya. Hal
ini menyiratkan bahwa informasi yang yang tidak material atau relevan harus dihilangkan
agar penyajiannya mempunyai arti dan dapat dimengerti. Selain itu tingkatan pengungkapan
yang dilakukan oleh perusahaan harus tergantung pada tingkatan pengungkapan yang
disediakan oleh sumber-sumber lain.

Standar Pengungkapan

-FASB : informasi menurut FASB haruslah relevan, tepat waktu, dan dapat dimengerti.
Informasi juga harus andal, netral, dan disajikan dengan jujur. Asumsinya adalah bahwa, jika
informasi memiliki karakteristik-karakteristik ini informasi akan bermanfaat bagi masyarakat.
-Data Kuantitatif : dalam memilih kriteria untuk memutuskan data kuantitatif apa yang
material dan relevan bagi investor dan kreditor, penekanannya haruslah pada informasi
keuangan atau informasi lain yang mungkin dapat digunakn dalam model-model keputusan.

-Informasi Non Kuantitatif : informasi yang tidak dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran
kuantitatif lebih sukar dievaluasi dalam hal materialitas dan relevansinya karena informasi itu
diberi bobot yang bervariasi oleh mereka yang menggunakannya dalam pengambilan
keputusan. Informasi nonkuantitatif relevan dan layak diungkapkan hanya jika informasi itu
berguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi itu relevan hanya jika semakin

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
4 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
menambah informasi total, dan bukan mengurangi dengan membuat laporan menjadi
kelewat rinci dan sukar dianalisis.

Bentuk-Bentuk Pengungkapan

-Ramalan Keuangan : salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus
menyajikan informasi historis dan kini yang memungkinkan investor membuat predikisi
meerka sendiri tentang masa depan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen
mempunyai sumberdaya yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan manajemen bagi
masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan.
-kebijakan akuntansi : dengan berkembangbiaknya prosedur akuntansi yang digunakan
oleh berbagai perusahaan yang sama, komparabilitas langsung antara laporan-laporan
keuangan menjadi lebih sukar.
-Perubahan akuntansi : Perubahan akuntansi mencakup perubahan dalm prinsip
akuntansi, dalam estimasi akuntansi, dan dalam satuan usaha yang melaporkan.
Pengungkapan perubahan-perubahan ini, seperti pengungkapan kebijakan akuntansi,
esensial bagi keputusan investasi yang optimal.
-Pengungkapan Peristiwa Pasacalaporan : ada dua jenis peristiwa yang relevan yang
mungkin terjadi setelah tanggal laporan dan sebelum selesainya laporan :
Peristiwa yang secara langsung mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
peristiwa yang mengubah secara material kesinambungan keabsahan nilai-nilai neraca atau
hubungan diantara pemegang ekuitas, atau secara material mempengaruhi keagunan
aktivitas tahun lalu yang dilaporkan sebagai prediksi periode berjalan.
Pengungkapan Segmen-Segmen Perusahaan, ada dua yaitu :
Kebutuhan akan pengungkapan segmen.
Kesulitan akuntansi.

Metode-metode Pengungkapan
Metode-metode pengungkapan yang umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Bentuk dan susunan laporan formal.
Terminologi dan penyajian yang terinci.
Informasi parentesis
Catatan kaki.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
5 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
Laporan dan daftar.
Komentar dalam laporan auditor
Surat direktur utama atau ketua dewan komisaris.

Pengaruh Pengungkapan

Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas


Pentingnya perbaikan sistem pelaporan keuangan dan disclosure dinyatakan oleh U.S.
Securities and Exchange Commission (SEC), bahwa peranan pelaporan keuangan dan
disclosure adalah untuk mengkomunikasikan informasi yang mendukung pengambilan
keputusan bisnis termasuk keputusan investasi oleh investor.

Informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu dan bernilai juga mengatakan
bahwa misi utama SEC dalam peraturan mengenai fair disclosure adalah untuk
memproteksi investor dan mempertahankan integritas pasar sekuritas. Pendapat yang sama
juga diutarakan, yang menyatakan perlunya komunikasi yang lebih baik antara investor dan
pihak manajemen dengan membangun strategi-strategi disclosure guna mengurangi adanya
asimetri informasi yang timbul dalam hubungan kedua pihak. Laporan keuangan merupakan
signal untuk mengkomunikasikan informasi “penting” yang dimiliki manajemen perusahaan,
misalnya perkiraan manajemen

Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian
investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila investor menilai suatu
perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return
yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan
tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pengaruh tingkat
disclosure terhadap biaya ekuitas ini, sebelumnya telah banyak diteliti, diantaranya oleh
Financial Reporting of the American Institute of Certified Public Accountants (Jenkin
Committee). Pentingnya disclosure adalah biaya yang rendah untuk equity capital.
mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya ekuitas
perusahaan. Meskipun memang pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas
perusahaan dirasa kurang signifikan pada perusahaan yang menjadi pusat perhatian
sejumlah besar analis keuangan.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
6 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Leverage, dan Tipe Kepemilikan
Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan
Pasar modal merupakan salah satu dari beberapa sarana yang ada untuk mendapatkan
modal bagi perusahaan di dalam kegiatan usahanya. Salah satu syarat bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan modal tersebut, perusahaan tersebut harus sudah go public.
Selain itu, pasar modal juga merupakan wahana berinvestasi bagi para pemilik modal
maupun masyarakat luas. Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi
per-usahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan
perdagangan. Investasi dalam artian luas terdiri dari dua bagian utama yaitu investasi dalam
bentuk aktiva riil dan aktiva keuangan atau surat berharga (marketable securities). Pihak
yang membeli aktiva baik berupa ak-tiva riil maupun aktiva keuangan dinamakan investor.
Pembelian langsung aktiva keuangan atau surat berharga suatu perusahaan di pasar modal
dapat berupa surat berharga berpendapatan tetap dan surat berharga yang berupa saham
biasa dan saham preferen.

Investor atau calon investor yang ingin menanamkan dananya di dalam surat berharga perlu
melakukan analisis surat berharga dan kondisi yang berkaitan dengan pihak yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Tujuan dari analisis ini untuk menen-tukan prospek
dari surat berharga tersebut dan untuk menentukan tingkat risiko yang akan dihadapi oleh
investor maupun calon investor. Untuk mendapatkan analisis dan keputusan yang tepat
maka informasi yang relevan dan terpercaya harus tersedia di pasar modal untuk dapat
diakses oleh investor maupun calon investor. Perusahaan di Indonesia yang melakukan
penawaran kepada publik atau go public wajib menyampaikan laporan perusahaanya
kepada Bapepam. Laporan tersebut dapat berupa laporan keuangan saja maupun laporan
tahunan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian integral
laporan keuangan. Menurut PSAK, manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Sedangkan laporan
tahunan, laporan yang diterbitkan sekali setahun, berisi data keuangan (laporan keuangan)
dan informasi non-keuangan.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
7 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
Selain llaporan tahunan merupakan media bagi manajemen perusahaan untuk memberikan
informasi kepada pihak luar. Informasi dalam laporan tahunan terdiri dari informasi yang
bersifat wajib (mandateory) dan bersifat sukarela (voluntary). Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan tahunan perusahaan adalah investor dan calon investor,
kreditor dan calon kreditor, analis sekuritas, pemerintah, serikat kerja, pe-masok, pelanggan
dan masyarakat. Sebagai dasar pengambilan keputusan investor, kreditor dan pengguna
informasi lainnya, maka informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dipercaya, relevan
dan transparan. Pasar modal merupakan salah satu dari beberapa sarana yang ada untuk
mendapatkan modal bagi perusahaan di dalam kegiatan usahanya. Salah satu syarat bagi
perusahaan tersebut untuk mendapatkan modal tersebut, perusahaan tersebut harus sudah
go public. Selain itu, pasar modal juga merupakan wahana berinvestasi bagi para pemilik
modal maupun masyarakat luas. Menurut PSAK, investasi adalah suatu aktiva yang
digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi
hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi,
atau untuk manfaat lain bagi per-usahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan. Investasi dalam artian luas terdiri dari dua bagian utama
yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil dan aktiva keuangan atau surat berharga (marketable
securities). Pihak yang membeli aktiva baik berupa ak-tiva riil maupun aktiva keuangan
dinamakan investor. Pembelian langsung aktiva keuangan atau surat berharga suatu
perusahaan di pasar modal dapat berupa surat berharga berpendapatan tetap dan surat
berharga yang berupa saham biasa dan saham preferen.

Investor atau calon investor yang ingin menanamkan dananya di dalam surat berharga perlu
melakukan analisis surat berharga dan kondisi yang berkaitan dengan pihak yang
menerbitkan surat berharga. Tujuan dari analisis ini untuk menen-tukan prospek dari surat
berharga tersebut dan untuk menentukan tingkat risiko yang akan dihadapi oleh investor
maupun calon investor. Untuk mendapatkan analisis dan keputusan yang tepat maka
informasi yang relevan dan terpercaya harus tersedia di pa-sar modal untuk dapat diakses
oleh investor maupun calon investor. Perusahaan di Indonesia yang melakukan penawaran
kepada publik atau go public wajib menyampaikan laporan perusahaanya kepada Bapepam.
Laporan tersebut dapat berupa laporan keuangan saja maupun laporan tahunan. Laporan
keuangan tediri dari neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas
dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian integral laporan keuangan.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
8 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
Menurut PSAK, manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Sedangkan laporan tahunan,
laporan yang diterbitkan sekali setahun, berisi data keuangan (laporan keuangan) dan
informasi non-keuangan. Selain itu laporan tahunan merupakan media bagi manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak luar. Informasi dalam laporan
tahunan terdiri dari informasi yang bersifat wajib (mandateory) dan bersifat sukarela
(voluntary). Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan tahunan perusahaan adalah
investor dan calon investor, kreditor dan calon kreditor, analis sekuritas, pemerintah, serikat
kerja, pe-masok, pelanggan dan masyarakat. Sebagai dasar pengambilan keputusan
investor, kreditor dan pengguna informasi lainnya, maka informasi yang disajikan harus
dapat dipahami, dipercaya, relevan dan transparan.

Indikasi Fraud Laporan Keuangan


Pemakaian laporan keuangan tidak melihat sama sekali adanya pengungkapan atau
informasi mengenai probabilitas piutang tertagih atau probabilitas piutang tidak tertagih
secara historis sebagai dasar pembentukan penyisihan. Dengan demikian, pemakaian
laporan keuangan pun sebenarnya dapat meragukan kecukupan penyisihan yang dibentuk
ketika saldo piutang bermasalah semakin bertambah sementara estimasi akuntansi untuk
penyisihan tersebut tidak berubah (statis). Sungguh menarik mendalami lebih lanjut sebuah
tulisan tentang "Perataan Laba, Perlukah", yang dimuat di sebuah majalah ekonomi terbitan
April 2005. Terutama ketika tulisan tersebut "terperangkap" dalam wilayah penyimpangan
(fraud), ketidaksesuaian dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Tulisan ini ingin memberikan batasan pada
pengertian teknik perataan laba yang tidak diperkenankan. Oleh karena itu, tulisan ini
berfokus pada cara mendeteksi fraud.

Teknik mendeteksi, selanjutnya, akan menjadi sangat penting mengingat pihak eksternal (di
luar manajemen perusahaan), terlebih rapat umum pemegang saham (RUPS) seharusnya
tidak rela "diakali" oleh manajemen perusahaan. Sementara itu, di sisi keuangan negara
(BUMN), tindakan manajemen perseroan yang ekstremnya sampai dengan merekayasa
"rugi bersih" menjadi "laba bersih" di luar prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK)
sesungguhnya dapat mengakibatkan kerugian negara. Ini terjadi ketika manajemen BUMN
menerima insentif atas dasar rekayasa "angka laba" yang sudah bukan lagi sekadar praktik
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
9 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
perataan laba. Banyak praktisi dan akademisi yang menawarkan model deteksi
kecurangan. Salah satu alternatif yang jarang dilirik adalah mendeteksi melalui ketidak-
cukupan pengungkapan dalam catatan akuntansi pada laporan keuangan itu sendiri.

Kecukupan Pengungkapan
Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures) sesuai UU RI No 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pada Penjelasan Pasal
16 Ayat (1) diakui memegang peranan penting dalam mengungkap ada tidaknya indikasi
penyimpangan (fraud). Lebih lanjut, auditor independen untuk dan atas nama Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat memberikan opininya mengenai hal yang terkait dengan
ketidakcukupan pengungkapan tersebut yang tidak "rela" diungkap oleh manajemen
perseroan. Mari kita ambil contoh, pendapat manajemen yang acap kali muncul dalam
catatan atas laporan keuangan. Estimasi signifikan dan pemusatan material yang diketahui
oleh manajemen yang seharusnya diungkap, pada kenyataannya tidak. Bagaimamana kita
tahu? Untuk itu, mari kita mulai dari Standar Profesional Akuntan Publik, SA Seksi 333
Representasi Manajemen, di sisi aktiva, manajemen perusahaan antara lain berpendapat
bahwa piutang yang dicatat dalam laporan keuangan telah mencerminkan klaim sah kepada
debitor untuk penjualan atau beban lain yang timbul pada atau sebelum tanggal neraca dan
telah dikurangi semestinya dengan taksiran penyisihan sehingga piutang bersih yang dicatat
sebesar jumlah taksiran nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Di sisi laba-rugi, dengan demikian, manajemen pun berpendapat bahwa penyisihan telah
dilakukan untuk kerugian yang timbul dari pemenuhan atau ketidakmampuan dalam
memenuhi komitmen penjualan. Benarkah? Sebaliknya, pemakaian laporan keuangan tidak
melihat sama sekali adanya pengungkapan atau informasi mengenai probabilitas piutang
tertagih atau probabilitas piutang tidak tertagih secara historis sebagai dasar pembentukan
penyisihan. Dengan demikian, pemakaian laporan keuangan pun sebenarnya dapat
meragukan kecukupan penyisihan yang dibentuk ketika saldo piutang bermasalah semakin
bertambah sementara estimasi akuntansi untuk penyisihan tersebut tidak berubah (statis).
Bila pengungkapan tidak cukup, pemakai laporan keuangan akan kesulitan, antara lain,
mengevaluasi estimasi penyisihan yang dibentuk. Oleh karena itu, pertama, tidak
mengherankan jika analis lebih suka mengkoreksi angka laba bersih (audited) perusahaan
dengan cara mengurangi laba bersih (audited) dengan seluruh saldo piutang (piutang

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
10 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
bermasalah). Dan selanjutnya, kedua, seharusnya laba bersih (audited) yang terkoreksi
tersebut dapat dijadikan dasar keputusan oleh RUPS untuk menilai kinerja perusahaan dan
manajemen.

Ilustrasi Perataan Laba sama dengan Fraud


Bila hasil koreksi angka laba bersih mengakibatkan perusahaan merugi, RUPS tidak perlu
memberi insentif kepada manajemen. Mari kita ambil contoh, dengan pendekatan siklus
penjualan berikut ini yang menggambarkan praktik perataan laba yang berakhir kepada
fraud. Sampai dengan periode akhir tahun berjalan, manajemen "X" merasa khawatir bahwa
target laba dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) belum terpenuhi dan posisi
sampai dengan kuartal ketiga masih membukukan kerugian. Dengan dasar hubungan yang
"baik" dengan pihak "Y", manajemen "X" menaikkan nilai penjualan secara sepihak tanpa
terlebih dahulu memberitahukan kepada "Y" selaku pembeli. Dari ilustrasi ada upaya
manajemen untuk meningkatkan nilai penjualan sekalipun kemungkinannya, pertama,
kenaikan penjualan tersebut tidak diakui dan pihak pembeli "Y". Dan kedua, kenaikan
penjualan tersebut dapat diakui oleh pihak pembeli "Y" namun kemudian pihak "Y" tidak
menjanjikan akan mampu melunasinya. Pertama, sesuai PSAK No 23 Paragraf 15, suatu
transaksi bukanlah suatu penjualan dan pendapatan tidak diakui bila pembeli berhak untuk
membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan
perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi return. Dengan pihak "Y" yang
tidak mengakui transaksi tersebut, seharusnya manajemen BUMN "X" tidak boleh mengakui
transaksi tersebut sebagai penjualan dan pendapatan.

Kedua, sesuai PSAK No 23 Paragraf 13 dan 19, pendapatan dan penjualan harus diakui bila
memenuhi seluruh kondisi berikut, di antaranya besar kemungkinan manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut. Lebih lanjut,
sesuai PSAK No 23 Paragraf 17, bila suatu ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas
sejumlah tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau
jumlah yang pemulihannya tidak lagi besar kemungkinannya, diakui sebagai beban. Dengan
pihak "Y" mengakui transaksi tersebut namun kemudian tidak menjanjikan akan mampu
melunasinya, seharusnya manajemen BUMN membuat beban penyisihan yang cukup dan
segera menaksir probabilitas piutang yang dapat direalisasikan dan yang tidak dapat
direalisasikan berdasarkan data historis berupa mutasi pelunasan piutang.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
11 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA
Daftar Pustaka

Riahi-Belkaoui, Ahmed, ”Accounting Teori”, edisi 5, Salemba empat, Jakarta 2006.


Hendriksen, Eldon S., Nugroho W., ” Teori Akuntansi”, edisi 4, Erlangga, Jakarta 1982
Hendriksen, Eldon S., Michael F. Breda, ” Teori Akunting”, edisi 5, Interaksara, Batam
center 2000.
Gamal, Merza, ”Akuntansi Syariah”. www.kabarindonesia.com, 27 Maret 2007.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Dr. Acep Edison. SR.,MM.,AK.,CA


Erly Sherlita SR.,MSi.,Ak.,CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
12 Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak.,
CA
Dr.Syafrizal
Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA

Anda mungkin juga menyukai