PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan
mineral).1
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
Angka tersebut sudah melampaui target Renstra 2015-2019 yaitu 50%. Persentase
1
2
Dan untuk daerah kalimantan selatan dengan persentase 55,31. Ada lima provinsi
yang belum mencapai target Renstra 2015-2019.2,3 Tahun 2019, capaian ASI
Banjarmasin masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai 37% yang masih
dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan
berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan
beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The Lancet Breastfeeding Series,
karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, 2) Sebanyak
31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena tidak menerima ASI Ekslusif.
Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan IMD dan ASI
seperti pengetahuan ibu, pendidikan, kondisi fisik ibu, dan pekerjan ibu. Ada pun
mana ibu tidak menyusui bayinya karena kurangnya pengertian dan pengetahuan
ibu tentang manfaat ASI dan menyusui. Faktor sosial budaya, di mana ibu yang
memiliki pekerjan atau kesibukan. Faktor psikologi, di mana interelasi antara ibu
dan bayinya bisa terganggu apabila ibu tersebut mengalami kecemasan dan
konflik-konflik batin serius. Faktor fisik ibu, di mana terdapat kelainan pada ibu
3
seperti puting susu lecet, payudara membengkak, mastitis dan abses sehingga
eksklusif. Selain itu, maraknya iklan susu formula yang menyajikan penawaran
yang menarik dan meyakinkan serta tersedianya susu formula yang mudah didapat
juga menjadi alasan ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan beralih
yang menarik ternyata tidak hanya berlaku bagi ibu yang bekerja saja namun juga
berlaku pada ibu rumah tangga.7 Ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI
eksklusif juga dapat disebabkan oleh tidak tersedianya ruang ASI di tempat kerja. 8
Tidak tersedianya ruang ASI menyebabkan ibu harus memerah ASI di ruang
terbuka, seperti di ruang kerja atau tempat ibadah. Kurangnya privasi saat
memerah ASI menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu sehingga ibu lebih
n menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara a
gar air susu keluar dengan lancar. Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-s
atunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehin
yang penting dalam pemberian ASI eksklusif, karena dengan pengetahuan yang
sehari-hari. 11
B. PERMASALAHAN
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas S.Parman tahun 2019 ialah sebesar 37%.
Dari seluruh bayi usia 0-6 bulan pada tahun tersebut, yaitu 308 bayi, hanya 57
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan data tersebut, angka ASI
Berikut ditampilkan hasil survei yang dilakukan pada 30 ibu yang tidak
Tabel 1.1 Hasil survei terhadap variabel pengetahuan, sikap, dan dukungan
Interpretasi
No Variabel
Baik Buruk
.
1 Pengetahuan 40% (8) 60% (12)
2 Sikap 90% (18) 10% (2)
Tabel 1.2 Hasil survei terhadap alasan tidak memberikan ASI eksklusif
cara perawatan payudara, cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja.
ASI eksklusif
6
5. Membuat forum dalam bentuk grup di sosial media (Whatsapp, line atau
Facebook) yang beranggotakan ibu bekerja yang berhasil ASI eksklusif untuk
berbagi informasi.
organisasi terbatas maka dapat dipilih salah satu yang menjadi prioritas
alternatif masalah yang telah disusun harus dipelajari secara seksama dan sebelum
seharusnya merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit dipisahkan.
menentukan pilihan banyak metode nya, salah satu yang dianjurkan adalah
dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling
7
masalah)
dengan memberi nilai 1 (paling tidak efisien) sampai dengan nilai 5 (paling
efisien). Nilai efisien ini dapat dikaitkan dengan biaya, waktu dan tenaga yang
dan atau waktu yang diperlukan, makin tidak efisien pemecahan masalah tersebut.
2. Perhitungan Scoring
memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif).
Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitas nya paling tinggi.
1 = Tidak sensitif
2 = kurang sensitif
3 = cukup sensitif
4 = sensitif
5 = Sangat sensitif
Nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar yaitu dengan memberikan
Biaya (C)
1 = Mahal
2 = Cukup Murah
3 = Murah
Waktu (W)
1 = Lama
2 = Cukup waktu
3 = Singkat
PEMECAHAN
NO Efektivitas Efisien JUMLAH PRIORITAS
MASALAH
Melaksanakan penyuluhan
mengenai pentingnya
pemberian ASI eksklusif,
1 12 9 21 1
cara perawatan payudara,
dan cara pemberian ASI
untuk ibu yang bekerja.
Meningkatkan kinerja kader
dalam membantu puskesmas
2 untuk mensosialisasikan 10 8 18 2
mengenai pentingnya ASI
eksklusif kepada masyarakat
11
Memaksimalkan tenaga
kesehatan dalam
3 9 3 12 5
mengedukasi mengenai penti
ngnya ASI eksklusif
Mensosialisasikan pojok
laktasi di tempat ibu bekerja.
4 8 8 16 3
BAB II
A. Target Luaran
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka target luaran yang
eksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB III
METODE PELAKSANAAN
14
C. Model Pendekatan
ekatan perubahan perilaku dengan metode ceramah dan diskusi kelompok, disertai
Metode ceramah dan diskusi merupakan salah satu cara promosi kesehatan d
engan menerangkan materi yang disampaikan melalui metode ceramah pada kelo
mpok ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan serta ibu hamil di wilayah kerja
dia visual untuk memperagakan teknik merawat payudara agar peserta dapat lebih
mudah memahami materi tersebut. Selain itu, dilaksanakan pretest terlebih dahulu
dan posttest setelah kegiatan untuk mengetahui keberhasilan dari PBL yang telah
dilaksanakan dengan terjadinya peningkatan nilai post test lebih dari nilai pretest.
D. Sasaran
Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah ibu yang memiliki anak usia
0-6 bulan serta ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas S. Parman Banjarmasin.
E. Lokasi Kegiatan
Banjarmasin.
Strategi atau metode kegiatan yang dilakukan adalah ceramah yang diikuti
pemberian ASI eksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI
untuk ibu yang bekerja dalam upaya meningkatkan capaian ASI ekslusif di wilaya
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja, yang juga
c. Menentukan sasaran kegiatan: ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan dan
ibu hamil
Banjarmasin
2. Organizing
b
i
P
m
e a
n
t
e
a
K
u :
.
r
:
d
i
a
R
z
t
u
T
k
i
3. Actuating
17
Banjarmasin
c. Sasaran : Ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan dan ibu
peragaan cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang
bekerja
Banjarmasin
4. Controlling
a. Jangka Pendek
perawatan payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja
b. Jangka menengah
Banjarmasin
c. Jangka Panjang
Parman Banjarmasin.
18
eksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang
BAB IV
1. Perencanaan
tempat pelaksanaan penyuluhan serta adanya pembatasan jumlah peserta. Hal ini
mengharuskan tiap individu untuk menjaga jarak dan meminimalkan kontak satu
Parman Banjarmasin.
2. Pengorganisasian
perawatan payudara beserta peragaannya, dan cara pemberian ASI pada ibu yang
bekerja. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan pemegang program KIA/KB
Kerjasama yang baik juga terjalin antara kepala puskesmas dan pemegang
penyuluhan ini.
3. Pelaksanaan
cara perawatan payudara beserta dengan peragaannya, dan cara pemberian ASI pa
da ibu yang bekerja dalam rangka peningkatan angka pencapaian ASI Eksklusif di
20
kuesioner, pretest dan posttest, penyampaian materi tentang pentingnya ASI ekskl
usif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu yang bekerja, dii
kuti dengan peragaan cara merawat payudara, serta sesi diskusi dan tanya jawab.
Banjarmasin pada tanggal 3 Desember 2020 pukul 09.00 WITA s.d 10.30 WITA.
seluruh peserta dan penyuluh sesuai dengan protocol kesehatan (jaga jarak), namu
n tidak tersedia kursi lipat bermeja untuk mengerjakan pretest posttest, dan
dan setelah itu pengisian lembar pretest, kemudian dilanjutkan dengan pemberian
cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu yang bekerja.
Penyuluhan juga disertai dengan adanya peragaan terkait materi cara perawatan
payudara pada ibu menyusui. Para peserta terlihat memerhatikan penjelasan yang
disampaikan dan dilanjutkan sesi diskusi tanya jawab pun berjalan dengan baik,
terlihat dari peserta yang aktif untuk bertanya. Setelah itu peserta mengerjakan
posttest dalam bentuk soal pertanyaan kepada semua ibu yang hadir, acara lalu
4. Evaluasi
erawatan payudara beserta peragaannya, dan cara pemberian ASI pada ibu yang b
ekerja ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan dan ibu hamil di wilayah kerja
ksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu yang bekerja
Responden penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 0–6 bulan
dan ibu hamil. Jumlah sampel yang diteliti adalah 16 ibu. Adapun distribusi usia
No. Umur N %
Responden
1 <20 tahun 1 6,25%
2 21-25 tahun 7 43,75%
3 26-30 tahun 4 25%
4 31-35 tahun 3 18,75%
5 >36 tahun 1 6,25%
total 16 100
Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa umur 21-
25 tahun menjadi umur responden terbanyak dengan jumlah 43,75% dari seluruh
orang (12,5%), pendidikan ibu SMP yaitu 4 orang (25%), SMA yaitu 9 orang
(56,25%) dan perguruan tinggi yaitu 1 orang (6,25%). Dari tabel tersebut,
pendidikan SMA/sederajat.
Pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden tidak bekerja,
yaitu sebesar 13 orang (81,25%), yang bekerja di dalam rumah 2 orang (12,5%),
Pada pelaksaan pretest dan post test setelah pemberian materi melalui
kuisioner didapatkan hasil seperti tabel 4.4 mengenai perbandingan nilai pre test
7 0 0% 4 25%
23
6 2 12,5% 9 56,25%
5 0 0% 0 0%
4 5 31,25% 1 6,25%
3 7 43,75% 0 0%
2 2 12,5% 0 0%
1 0 0% 0 0%
0 0 0% 0 0%
1. Pengertian ASI.
2. Anjuran pemberian ASI.
3. Manfaat ASI bagi bayi.
4. Manfaat ASI bagi ibu.
5. Berapa kali bayi harus disusui.
6. Cara menjaga merawat payudara.
7. Cara memberikan ASI jika bekerja.
8. Usia bayi harus disusui.
Soal pretest dan posttest terdiri dari 8 soal, berupa pilihan ganda. Jawaban
yang benar mendapat skor “1”, sedangkan yang salah mendapat skor “0”.
melihat adanya perbedaan dari suatu kelompok yaitu sebelum dan sesudah
deskriptif dengan dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-
Wilk untuk mengetahui sebaran data karena jumlah subjek penelitian <50. Hasil
uji Saphiro-Wilk untuk pretest dan post test dalam bentuk soal tertulis didapatkan
24
p=0,006 pada nilai pretest dan p=0,009 pada nilai post test menunjukkan bahwa
sebaran data tidak terdistribusi normal karena p < 0,05 seperti terlihat pada tabel
4.5.
Jumlah Rerata P
(n)
Nilai Pre Test 20 3,56 0, 009
a ASI eksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu yang
penyuluhan pentingnya ASI eksklusif, cara perawatan payudara, dan cara pemberi
an ASI pada ibu yang bekerja karena p < 0,05 seperti pada tabel sehingga kegiatan
B. Pembahasan
1. Perencanaan
berjalan dengan baik. Bantuan dan dukungan dari pihak puskesmas kerja sama
25
penyuluhan dan pelatihan pada ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan dan ibu
puskesmas. Bantuan dari kader posyandu berperan penting dalam memberikan sar
ana untuk dilakukan penyuluhan juga membantu mensosialisasikan acara agar ibu
tersebut tertarik untuk datang ke acara penyuluhan. Tahap perencanaan ini menca
menggunakan kuesioner yang ditujukan pada para ibu yang sedang memiliki anak
berusia lebih dari 6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif di lingkungan
sehingga dapat dilakukan perumusan masalah. Berdasarkan hasil survei yang telah
dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan dengan sampel 20 ibu yang tidak
ASI ekslusif didapatkan bahwa usia 21-25 tahun menjadi umur responden terbany
ak yaitu 30%. Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu 55% ber
pendidikan tamat SMA/sederajat. Ibu yang tidak bekerja sebanyak 75% sedangka
n ibu yang bekerja sebanyak 25%. Pengetahuan ibu buruk terhadap ASI 60%
sebanyak 12 orang.
Penetapan sasaran yang jelas juga merupakan faktor yang penting dalam
kegiatan ini. Sasaran yang benar akan diharapkan dapat efektif meningkatkan
pengetahuan tentang cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu
yang bekerja.
2. Pengorganisasian
26
pengorganisasian dimana jumlah orang yang terlibat sangat sedikit. Hal ini
perizinan yang ada, sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik dan membantu
mengirimkan 1 orang bidan untuk membantu jalannya acara. Setiap orang saling
3. Aktualisasi
Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat proses
S. Parman Banjarmasin pada tanggal 3 Desember 2020 pukul 09.00 WITA s.d
membagikan soal pretest sebanyak 8 soal untuk dijawab oleh peserta. Setelah itu
cara perawatan payudara, dan cara pemberian ASI pada ibu yang bekerja kepada
seluruh peserta. Dalam pelaksanaa disertai dengan peragaan terkait teknik cara
diskusi, para ibu terlihat aktif dalam sesi ini. Peserta bersikap kritis dan
pembagian soal posttest untuk dijawab oleh peserta, soal tersebut sama seperti
27
menjawab diakhiri dengan penutupan dan doa. Dari awal acara hingga akhir acara,
4. Evaluasi
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, tidak didapatkan nilai maksimal 8 pada pre
test (0%), sedangkan pada post test sebanyak 2 orang (12,5%). Nilai 7 pada pre t
est juga tidak didapatkan (0%), sedangkan post test sebanyak 4 orang (25%). Resp
onden yang mendapat nilai 6 pada pre test 2 orang (12,5%), sedangkan post test se
banyak 9 orang (56,25%). Nilai terendah pada pretest adalah 2, sedangkan pada p
osttest adalah 4. Nilai tertinggi pada pretest adalah 6, sedangkan pada posttest 8 d
peningkatan pengetahuan responden berdasarkan nilai rerata post test (6,37 dari
skala 8) dari nilai pre test (3,56 dari skala 8). Hal ini menunjukkan rata-rata
peserta telah menjawab 80% pertanyaan posttest dengan benar. Nilai posttest pada
peserta yang masih rendah dapat disebabkan oleh faktor internal, berupa media
dan cara penyampaian yang masih belum cukup menarik untuk bisa dimengerti
dengan mudah oleh peserta. Faktor eksternal dari antusias peserta secara individu
Hasil uji normalitas data, pada pre test dan post test didapatkan nilai p<0,05 menu
njukkan data tidak terdistribusi normal. Kemudian dilakukan analisis data menggu
nakan uji Wilcoxon dan didapatkan hasil p=0,000. Dari uji ini menunjukkan bahw
28
iberikan pelatihan yang diketahui dari hasil post test karena p < 0,05.
Data pretest dan posttest dalam bentuk praktik didapatkan hasil uji normalit
as didapatkan tidak terdistribusi dengan normal dengan nilai p=0,009 pada nilai
pre test dan p=0,006 pada nilai posttest. Hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil p=0,0
00, hal ini menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklu
sif.
penyuluhan terdapat jawaban benar terendah pada poin soal no 1, 3, dan 4 yang
berisi pengertian ASI, manfaat ASI bagi bayi, manfaat ASI bagi ibu. Sedangkan
jawaban benar tertinggi pada poin soal No. 2, 6, dan 7, yang berisi tentang cara
payudara, serta cara memberi ASI pada ibu yang bekerja sebagai langkah
Banjarmasin.
29
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
payudara, dan cara pemberian ASI untuk ibu yang bekerja di S. Parman
Banjarmasin.
l rata-rata ibu yang ada di wilayah kerja Puskesmas S. Parman Banjarmasin memp
unyai masalah pada faktor pengetahuan tentang ASI eksklusif yaitu sebanyak 12
orang (60%), dengan alasan terbanyak mengapa tidak memberi ASI eksklusif
berupa produksi ASI sedikit, anak tidak mau menyusu, dan ibu bayi bekerja sehin
gga angka pencapaian ASI eksklusif rendah. Setelah dilakukan kegiatan penyuluh
merawat payudara serta cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja yang dinilai
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas
bertukar pikiran.
promosi kesehatan.
32
LAMPIRAN
33
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk