Anda di halaman 1dari 84

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

(BPKP)

PEDOMAN
POLA HUBUNGAN KERJA
PEJABAT STRUKTURAL DENGAN
PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR
DI LINGKUNGAN
DEPUTI, INSPEKTORAT, DAN
PERWAKILAN BPKP

Keputusan Kepala BPKP


Nomor : Kep - 1450 /K/SU/2003
Tanggal : 29 Desember 2003
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
D. Pendekatan ............................................................................................... 2
E. Formulir-Formulir yang Digunakan ......................................................... 3
F. Prinsip-prinsip Dasar dalam Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural 5
dengan Pejabat Fungsional Auditor .........................................................
G. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 12

BAB II POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN


PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN DEPUTI
A. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan ........................................... 14
B. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan ................................... 31

BAB III POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN


PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN
INSPEKTORAT BPKP
A. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan ........................................... 38
B. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan ................................... 51

BAB IV POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN


PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN
PERWAKILAN BPKP
A. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan ........................................... 58
B. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan ................................... 74
DAFTAR STRUKTUR ORGANISASI

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN DEPUTI
1. Struktur Organisasi Kantor Pusat BPKP ............................................................... 14
2. Struktur Organisasi Deputi .................................................................................... 15
3. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Deputi .................................. 16

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT BPKP
1. Struktur Organisasi Inspektorat BPKP .................................................................. 38
2. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Inspektorat BPKP ............... 39

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN PERWAKILAN BPKP
1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP .................................................................. 58
2. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Perwakilan BPKP ............... 59
DAFTAR BAGAN ARUS

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN DEPUTI
1. Bagan Arus dalam Kegiatan Perencanaan Pengawasan ........................................ 20
2. Bagan Arus dalam Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pengawasan ........................ 25
3. Bagan Arus dalam Kegiatan Pelaksanaan dan Monitoring Pelaksanaan 26
Pengawasan.............................................................................................................
4. Bagan Arus dalam Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan .......................... 30

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT BPKP
1. Bagan Arus Dalam Kegiatan Perencanaan Pengawasan ....................................... 42
2. Bagan Arus Dalam Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pengawasan ....................... 46
3. Bagan Arus Dalam Kegiatan Pelaksanaan dan Monitoring Pelaksanaan 47
Pengawasan.............................................................................................................
4. Bagan Arus Dalam Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan ......................... 50

POLA HUBUNGAN KERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT


FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN PERWAKILAN BPKP
1. Bagan Arus Dalam Kegiatan Perencanaan Pengawasan ....................................... 63
2. Bagan Arus Dalam Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pengawasan ....................... 68
3. Bagan Arus Dalam Kegiatan Pelaksanaan dan Monitoring Pelaksanaan 69
Pengawasan.............................................................................................................
4. Bagan Arus Dalam Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan ......................... 73
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu pengawasan serta menjamin pembinaan profesi dan
karier kepangkatan dan jabatan aparat pengawasan di lingkungan instansi pemerintah,
telah ditetapkan pemberlakuan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 1996 tanggal 2 Mei 1996
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
Seiring dengan penerapan paradigma Ramping Struktur Kaya Fungsi dalam reorganisasi
di lingkungan BPKP, dimana terjadi pengurangan sejumlah besar jabatan struktural,
Kelompok Pejabat Fungsional Auditor telah diberikan peranan yang semakin penting
dalam pencapaian tugas pokok dan fungsi organisasi. Hal ini terlihat dalam struktur
organisasi BPKP, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor
Kep-06.00.00-080/K/2001 dan Kep-06.00.00-286/K/2001, dimana Kelompok Jabatan
Fungsional berada langsung di bawah Kepala / Pimpinan Unit Kerja (Eselon II).
Dengan ditetapkannya struktur organisasi baru BPKP tersebut, diperlukan adanya
pengaturan lebih lanjut mengenai pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab dalam pola
hubungan kerja antara pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor dengan
mempertimbangkan bahwa kedua jenis jabatan tersebut saling mendukung satu sama lain
dan tidak saling menggantikan. Tugas dan fungsi suatu jabatan hendaknya tidak
tumpang tindih ataupun duplikasi dengan tugas dan fungsi jabatan lainnya. Pejabat
struktural melaksanakan tugas dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi,
sedangkan pejabat fungsional auditor melaksanakan tugas dalam rangka menjalankan
tugas pokok dan fungsi organisasi berdasarkan penugasan dari pejabat struktural sesuai
dengan keahlian / keterampilan yang dimilikinya.

Dengan adanya kejelasan pola hubungan kerja antara pejabat struktural dan pejabat
fungsional auditor, diharapkan dapat terjalin koordinasi kerja yang baik sehingga dapat
dihindari terjadinya tumpang tindih tugas dan fungsi antara kedua jabatan tersebut dan
pada gilirannya akan menciptakan terselenggaranya pelaksanaan tugas yang lebih efisien
dan efektif di lingkungan unit kerja masing-masing.

B. Tujuan dan Sasaran

Penetapan Pedoman Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional
Auditor bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan baku mengenai hubungan dan
koordinasi kerja antara pejabat struktural dan pejabat fungsional auditor di lingkungan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 1


Deputi, Inspektorat, dan Perwakilan Badan pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
sehingga tugas pokok dan fungsi organisasi dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Sasaran penetapan Pedoman Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat
Fungsional Auditor adalah untuk:
a. Memberikan arah dalam pelaksanaan tanggung jawab dan wewenang pejabat
struktural dan pejabat fungsional auditor dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
b. Menggambarkan alur hubungan koordinasi kerja antara pejabat struktural dan pejabat
fungsional auditor dalam kegiatan pengawasan dan non pengawasan
c. Menghindari terjadinya perangkapan tugas pokok dan fungsi antara pejabat struktural
dan pejabat fungsional auditor
d. Menciptakan pola hubungan kerja antara pejabat struktural dan pejabat fungsional
auditor yang efisien dan efektif

C. Ruang Lingkup
Pedoman Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor di
lingkungan Deputi, Inspektorat, dan Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan adalah Pedoman Kegiatan Baku dalam pelaksanaan tugas di bidang
pengawasan dan non-pengawasan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara
pejabat struktural dan pejabat fungsional auditor.
Pedoman ini hanya mengatur hubungan kerja dalam kegiatan yang melibatkan pejabat
struktural dan pejabat fungsional auditor secara bersama-sama, dan tidak menggambarkan
seluruh uraian tugas pejabat struktural maupun seluruh uraian tugas pejabat fungsional
auditor secara utuh. Uraian tugas pejabat struktural secara lengkap akan diatur dalam
Uraian Jabatan yang disusun tersendiri, sedangkan uraian tugas pejabat fungsional auditor
secara lengkap telah diatur dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-13.00.00-125 / K
/ 1997 tanggal 5 Maret 1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.

Pedoman ini merupakan bagian dari pedoman-pedoman yang telah ada sebelumnya,
sehingga dengan ditetapkannya Pedoman ini, maka segala ketentuan terdahulu yang tidak
bertentangan dengan ketentuan ini masih tetap berlaku.
Pola hubungan kerja pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor yang disajikan
dalam pedoman ini mencakup pola hubungan kerja antara pejabat struktural dan pejabat
fungsional auditor di lingkungan Deputi, Inspektorat, dan Perwakilan BPKP.

D. Pendekatan
1. Pedoman Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
di lingkungan Deputi, Inspektorat, dan Perwakilan BPKP terdiri dari :

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 2


a. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan

b. Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan


2. Penjabaran Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan dilakukan berdasarkan
pendekatan siklus manajemen yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian /
Evaluasi
3. Penjabaran Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan dilakukan berdasarkan
pendekatan kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan PFA sebagai Pegawai
Negeri Sipil, meliputi Penilaian DP3, Pemberian Cuti, Penegakan Disiplin, dan
Penyelenggaraan PKS.

E. Formulir-Formulir Yang Digunakan Dalam Kegiatan Pengawasan


Dalam rangka mengendalikan dan memantau perkembangan pelaksanaan tugas
pengawasan, terdapat beberapa formulir kendali yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan pengawasan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan
tindak lanjut hasil pengawasan yaitu sebagai berikut:

1. Dalam perencanaan pengawasan.


Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) baik dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
maupun Program Kerja Administrasi Umum (PKAU) dan Program Kerja Pusat-Pusat
dan Inspektorat, serta persiapan pelaksanaan pengawasan, dipergunakan Formulir
Kendali yaitu model formulir untuk Konfirmasi Kesanggupan (KF) dan formulir
Kendali Mutu (KM), sebagai berikut :

a. KF1
Merupakan formulir penyusunan UPKPT yang dibuat oleh BPKP Pusat (Deputi)
untuk mendapat dukungan/kesanggupan pemeriksaan dari perwakilan BPKP.

b. KF2
Merupakan formulir penyusunan UPKPT yang dibuat oleh Perwakilan BPKP
selaku koordinator/penanggung jawab pemeriksaan untuk mendapat
dukungan/kesanggupan pemeriksaan dari perwakilan BPKP lain.

c. KF3
Merupakan formulir yang dipergunakan untuk menampung usulan kegiatan
pemeriksaan atas inisiatif perwakilan BPKP di luar permintaan yang tercantum
pada KF1 dan KF2 untuk diketahui dan mendapat persetujuan dari Deputi terkait
atau Perwakilan BPKP Penanggung Jawab Pemeriksaan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 3


d. Formulir KM 1,

Merupakan formulir Kendali Mutu atas rencana pengawasan dilihat dari segi
Pejabat Fungsional Auditor (PFA)
e. Formulir KM 2

Merupakan formulir Kendali Mutu atas rencana pengawasan dari segi obyek
pemeriksaan (auditee)
2. Dalam pelaksanaan pengawasan .

Dalam rangka mengendalikan dan memantau perkembangan pelaksanaan tugas


pengawasan, dipergunakan berbagai Formulir Kendali Mutu (KM) sebagai berikut :
a. Formulir KM 3

Merupakan formulir kendali mutu atas Anggaran Waktu untuk setiap penugasan
pengawasan
b. Formulir KM 4
Formulir kendali mutu atas penugasan dalam bentuk Kartu Penugasan

c. Formulir KM 5
Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai Laporan Mingguan
yang menyajikan perbandingan antara rencana dan realisasi pekerjaan pengawasan
untuk setiap PFA
d. Formulir KM 6
Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai Daftar Analisis Tugas-
tugas Mingguan. Formulir ini dibuat secara bulanan dengan membandingkan
secara bertahap setiap minggu anggaran waktu jam pengawasan efektif dengan
realisasinya.
e. Formulir KM 7

Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai Daftar Rincian


Pemakaian Jam Kerja yang disusun untuk semua PFA setiap bulan.
f. Formulir KM 8

Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai Laporan Supervisi


Pelaksanaan Pengawasan
g. Formulir KM 9

Formulir kendali mutu yang menguraikan Program Kerja Audit (Audit Program)

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 4


h. Formulir KM 10

Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai daftar penyajian akhir
bulan / check list
3. Dalam pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Dalam rangka evaluasi dan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan digunakan
formulir kendali mutu (KM) dan TPIII, yaitu:
a. Formulir KM 11

Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai laporan pengendalian


atas ketaatan RMP dan RPL sebagaimana tercantum dalam PKPT
b. Formulir KM 12

Merupakan formulir kendali mutu yang berfungsi sebagai laporan perbandingan


antara rencana dan realisasi mingguan RMP/RPL
c. Formulir TPIII
Merupakan formulir yang berisi ikhtisar hasil pengawasan yang berfungsi sebagai
kartu monitoring temuan hasil pemeriksaan

F. Prinsip-prinsip Dasar dalam Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan


Pejabat Fungsional Auditor
1. Pokok-pokok Ketentuan
a. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural, Pasal 1 angka 2: Jabatan Struktural
adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi negara.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil, Pasal 1 angka 6: Jabatan fungsional adalah suatu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan
fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Keputusan MENPAN Nomor 19/1996 Pasal 1 angka 1: Auditor adalah PNS
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 5


pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi
pemerintah.
d. Keputusan MENPAN Nomor 19/1996 Pasal 4 ayat (1): Tanggung jawab
Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan Norma atau Standar Audit
Pemerintahan yang berlaku.
e. Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret
1997 Angka III, tanggung jawab dan wewenang Auditor adalah sebagai berikut:
1) Tanggung jawab Auditor antara lain menyelesaikan tugas sesuai dengan
Norma atau Standar Audit Pemerintah (SAP) yang berlaku
2) Menyelesaikan tugas berarti menyelesaikan tugas-tugas teknis fungsional
pengawasan sesuai dengan Norma Audit yang berlaku, dalam hal ini Norma
Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah yang dikeluarkan
oleh BPKP.
3) Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang, instansi pemerintah, badan usaha negara, atau badan swasta
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f. Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-080/K/2001 dan Nomor: Kep-
06.00.00-286/K/2001 Kelompok Jabatan Fungsional berada langsung di bawah
Kepala/Pimpinan Unit Kerja (Eselon II).

2. Tanggung Jawab Kegiatan Pengawasan


Tanggung jawab kegiatan pengawasan di lingkungan BPKP berada pada pimpinan
satuan organisasi masing-masing. Pengertian memimpin dalam tugas-tugas
pengawasan di lingkungan BPKP adalah mengelola kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi tugas-tugas pengawasan sesuai dengan fungsi manajemen
yang lazim.

Tanggung jawab pejabat fungsional auditor adalah menjalankan tugas-tugas


pengawasan yang diberikan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan keahlian atau
keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan Norma / Standar Audit Pemerintah
(SAP) dan ketentuan lain yang berlaku.

Dalam penugasan audit, Laporan Hasil Audit (LHA) ditandatangani oleh pejabat
fungsional auditor (Pengendali Mutu), dimana Pengendali Mutu bertanggungjawab
bahwa pelaksanaan penugasan audit tersebut telah sesuai dan memenuhi Norma /
Standar Audit Pemerintah (SAP) dan ketentuan lain yang berlaku. Namun demikian,
tanggung jawab akhir atas LHA tersebut tetap berada pada Pimpinan Unit (Deputi,

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 6


Inspektur, Kepala Perwakilan) selaku pimpinan satuan organisasi masing-masing.

3. Tanggung Jawab Kegiatan Non Pengawasan


Tanggung jawab kegiatan non pengawasan berupa pembinaan kepegawaian berada
pada pimpinan satuan organisasi masing-masing, yang meliputi antara lain:
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, Pemberian Cuti, Penegakan Disiplin Pegawai
dalam rangka Gerakan Disiplin Nasional (GDN), dan Penyelenggaraan PKS.
Tanggung jawab pejabat fungsional auditor dalam rangka pembinaan kepegawaian
adalah membantu pimpinan satuan organisasi antara lain dengan memberi penilaian
/ masukan penilaian dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional
auditor di bawahnya, memberikan rekomendasi dalam pemberian cuti kepada
pejabat yang berwenang, serta berperan aktif dalam penegakan disiplin di
lingkungan Kelompok Pejabat Fungsional Auditor, dan dalam penyelenggaraan
PKS.

4. Struktur Organisasi Kelompok PFA


Kelompok Pejabat Fungsional Auditor (PFA) adalah merupakan salah satu
kelompok pejabat fungsional di lingkungan BPKP, disamping kelompok pejabat
fungsional lainnya (misalnya Kelompok Arsiparis, Kelompok Analis Kepegawaian,
dan lain-lain)
Kelompok PFA bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Unit Kerja / Pejabat
Struktural Eselon II, sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-
080/K/2001 dan Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja BPKP / Perwakilan BPKP.

Dalam Kelompok PFA dibentuk struktur organisasi sesuai dengan batasan rentang
kendali yang terdiri dari Koordinator PFA (Pengendali Mutu), Pengendali Teknis,
Ketua Tim, dan Anggota Tim.
Organisasi Kelompok PFA di lingkungan Deputi, Inspektorat, dan Perwakilan
BPKP bersifat mengambang (floating) terhadap organisasi jabatan struktural dan
berada dibawah Pimpinan Unit Kerja / Pejabat Struktural Eselon II (Direktur /
Inspektur / Kepala Perwakilan).
Struktur organisasi Kelompok PFA ditetapkan setiap awal tahun atau sesuai
kebutuhan dengan Keputusan Pimpinan Unit Kerja yang terdiri dari:

a. Koordinator PFA
Koordinator PFA adalah PFA yang memiliki sertifikat Pengendali Mutu yang
ditunjuk sebagai Koordinator oleh Pimpinan Unit Kerja / Pejabat Struktural
Eselon II, dengan ketentuan sebagai berikut:

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 7


1) Koordinator PFA berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Pimpinan Unit Kerja / Pejabat Struktural Eselon II (Direktur / Inspektur /
Kepala Perwakilan)
2) Jumlah Koordinator PFA pada suatu unit kerja eselon II (Direktorat,
Inspektorat dan Perwakilan) disesuaikan dengan batasan rentang kendali
berdasarkan pertimbangan Pimpinan Unit Kerja (Deputi, Inspektur, dan
Kepala Perwakilan). Misalnya, Pimpinan Unit Kerja dapat menetapkan
seorang Koordinator PFA (Pengendali Mutu), berdasarkan kemampuan
rentang kendalinya, membawahi 30 orang PFA (terdiri dari dari 3
Pengendali Teknis, 9 Ketua Tim, dan 18 Anggota Tim).
3) Koordinator PFA merupakan mitra kerja Kasubdit / Kepala Bidang
dalam pelaksanaan tugas-tugas pengawasan di lingkungan Sub Direktorat /
Bidang yang bersangkutan. Dalam konsep kemitraan ini, hubungan kerja
antara Kasubdit / Kabid dengan Koordinator PFA bersifat koordinatif dan
tidak bersifat instruktif, mengingat Koordinator PFA bertanggung jawab
langsung kepada pejabat struktural eselon II (Direktur dan Kepala
Perwakilan). Khusus untuk lingkungan Inspektorat, tidak dikenal adanya
konsep kemitraan dan Inspektur langsung berhubungan dengan
Koordinator PFA dengan hubungan kerja yang bersifat instruktif.
4) Setiap awal tahun atau sesuai kebutuhan, Pimpinan Unit Kerja (Deputi
dan Kepala Perwakilan) menetapkan pasangan kemitraan Koordinator
PFA dengan Kasubdit / Kabid, sesuai dengan jumlah Koordinator PFA
yang telah ditetapkan. Kemitraan ini bersifat luwes (fleksibel), dengan
pengertian:

1) Seorang Koordinator PFA dapat bermitra dengan lebih dari satu


Kasubdit / Kabid, atau sebaliknya seorang Kasubdit / Kabid dapat
bermitra dengan lebih dari satu Koordinator PFA.

2) Seorang Koordinator PFA dan / atau jajaran PFA di bawahnya dapat


melaksanakan tugas-tugas pengawasan di luar tugas pokok dan
fungsi Kasubdit / Kabid yang menjadi mitra kerjanya dalam hal
Kasubdit / Kabid yang bersangkutan memerlukannya.

5) Setiap Kasubdit / Kabid menyerahkan pelaksanaan tugas-tugas


pengawasan yang menjadi tugas pokok dan fungsinya kepada Koordinator
PFA yang menjadi mitra kerjanya. Dalam hal terdapat tugas-tugas
pengawasan yang mengharuskan seorang Kasubdit / Kabid melibatkan
PFA yang berada di bawah Koordinator PFA yang menjadi mitra kerja

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 8


Kasubdit / Kabid lain, maka Kasubdit / Kabid tersebut melakukan
koordinasi dengan Kasubdit / Kabid lain dimaksud.
6) Pengendali Mutu yang ditetapkan sebagai Koordinator PFA memiliki
peran sebagai berikut:

1) Selaku Koordinator PFA, yang bersangkutan merupakan mitra kerja


Kasubdit / Kabid, sebagaimana diuraikan dalam angka 3) sampai
dengan 5) di atas.
2) Selaku Pengendali Mutu dalam pelaksanaan penugasan pengawasan
3) Selaku atasan langsung dari Pengendali Teknis di bawahnya dan
menjadi Pejabat Penilai dalam Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi
Pengendali Teknis, serta menjadi Atasan Pejabat Penilai bagi Ketua
Tim dan Anggota Tim yang menjadi bawahannya sesuai struktur
organisasi.
7) Dalam hal jumlah Pengendali Mutu (PM) dalam suatu unit kerja melebihi
jumlah Koordinator PFA yang dibutuhkan sesuai rentang kendali, maka
beberapa PM dapat ditetapkan dalam satu Koordinator PFA dengan
menunjuk salah satu PM sebagai Koordinator PFA dan PM lainnya
sebagai Wakil Koordinator.
8) Apabila pada suatu unit kerja belum terdapat PFA bersertifikat Pengendali
Mutu dengan jumlah yang memadai, Pimpinan Unit Kerja dapat
menetapkan PFA bersertifikat Pengendali Teknis sebagai Koordinator
PFA. Dalam hal Pengendali Teknis ditetapkan sebagai Koordinator PFA,
dan yang bersangkutan dalam penugasan tidak diperankan sebagai
Pengendali Mutu (tugas limpah), maka peran Pengendali Mutu dapat
dialihkan kepada pejabat struktural eselon III (Kasubdit / Kabid) dan
dicantumkan dalam surat penugasan sebagai ”Pembantu Penanggung
Jawab”

9) Dalam hal suatu unit kerja memiliki jumlah PFA yang relatif besar,
Pimpinan Unit dapat membentuk ”Sub Koordinator PFA” yang dijabat
oleh Pengendali Teknis, sesuai dengan rentang kendali terhadap PFA di
bawahnya. Sub Koordinator PFA berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Koordinator PFA.
10) Masing-masing Koordinator PFA (Pengendali Mutu) membawahkan
beberapa PFA yang memiliki sertifikat Pengendali Teknis.

b. Pengendali Teknis
Pengendali Teknis dalam struktur organisasi PFA memiliki peran sebagai

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 9


berikut:
1) Selaku Pengendali Teknis dalam pelaksanaan penugasan pengawasan
2) Selaku atasan langsung dari Ketua Tim dan Anggota Tim di bawahnya dan
menjadi Pejabat Penilai dalam Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi Ketua
Tim dan Anggota Tim yang menjadi bawahannya sesuai struktur
organisasi.
Penetapan jumlah Pengendali Teknis di bawah Koordinator PFA disesuaikan
dengan rentang kendali dan jumlah PFA berdasarkan pertimbangan Pimpinan
Unit Kerja. Setiap Pengendali Teknis membawahkan beberapa Ketua Tim /
Anggota Tim.

c. Ketua Tim dan Anggota Tim


Dalam struktur organisasi PFA, Ketua Tim dan Anggota Tim memiliki peran
sebagai berikut:
1) Melaksanakan penugasan pengawasan sebagai Ketua Tim / Anggota Tim
2) Anggota Tim adalah merupakan bawahan dari Ketua Tim dalam
pelaksanaan tugas pengawasan, namun dalam struktur organisasi
Kelompok PFA, Ketua Tim bukan atasan langsung dari Anggota Tim.
Secara organisatoris, atasan langsung Ketua Tim dan Anggota Tim adalah
Pengendali Teknis
Penetapan jumlah Ketua Tim dan Anggota Tim di bawah Pengendali Teknis
disesuaikan dengan rentang kendali dan jumlah PFA berdasarkan pertimbangan
Pimpinan Unit Kerja.

5. Atasan Langsung
1) Atasan Langsung dalam Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PFA
Sesuai dengan Angka XIII Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-13.00.00-
125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997, penilaian pelaksanaan pekerjaan untuk para
PFA ditentukan sebagai berikut:

a. Pejabat Penilai untuk Anggota Tim dan Ketua Tim adalah Pengendali
Teknis, sedangkan atasan Pejabat Penilai adalah Pengendali Mutu.
b. Pejabat Penilai untuk Pengendali Mutu adalah Kepala/Pimpinan Unit
Organisasi, atau Pejabat Eselon II yang membawahkannya.
c. Unsur kepemimpinan pada unsur DP3 bagi Pengendali Teknis dan
Pengendali Mutu tetap dilakukan penilaian.
d. Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu yang bertindak sebagai Pejabat
Penilai dan Atasan Pejabat Penilai ditetapkan pada awal tahun sesuai dengan
rencana pelaksanaan pengawasan yang disusun oleh Kepala/Pimpinan Unit

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 10


Organisasi.
e. Dalam hal atasan langsung dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan PFA
berbeda dengan atasan langsung dalam penugasan, maka atasan langsung
dalam penugasan memberikan sumbangan penilaian DP3 kepada atasan
langsung yang telah ditetapkan menjadi Pejabat Penilai.

2) Atasan Langsung dalam Penugasan


Sesuai dengan angka I huruf C butir 71 Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-
13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997, atasan langsung dalam penugasan
pengawasan adalah atasan langsung yang menandatangani SPMK sesuai dengan
penugasan (Surat Tugas). Untuk Anggota Tim dan Ketua Tim atasan
langsungnya adalah Pengendali Teknis, untuk Pengendali Teknis atasan
langsungnya adalah Pengendali Mutu, sedangkan atasan langsung Pengendali
Mutu adalah Kepala/Pimpinan Unit Organisasi atau Pejabat Eselon II yang
membawahkan Pengendali Mutu tersebut.

6. Kebijakan Umum dalam Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan


Pejabat Fungsional Auditor di Lingkungan Deputi, Inspektorat, dan
Perwakilan BPKP
a. Pimpinan unit kerja menetapkan kebijakan dan memberikan arahan kepada para
pejabat struktural dan Koordinator PFA dalam rangka pengelolaan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tugas-tugas pengawasan.
b. Pejabat Eselon III, sebagai pelaksana fungsi pimpinan sesuai dengan bidangnya
masing-masing, bersama dengan Koordinator PFA menyusun rencana
penugasan dengan membagi habis secara seimbang dan profesional seluruh
penugasan kepada PFA melalui formulir KM1 dan KM2 dengan memperhatikan
pencapaian tujuan pengawasan dan perolehan angka kredit untuk kebutuhan
kenaikan pangkat.
c. Pejabat Eselon III sebagai pelaksana fungsi pimpinan sesuai dengan bidangnya
masing-masing mengendalikan penugasan pengawasan melalui koordinasi
dengan Koordinator PFA yang ditunjuk sebagai mitra kerjanya. Salah satu
bentuk koordinasi adalah review meeting yang dapat dilakukan pada setiap
tahap pelaksanaan penugasan sesuai kebutuhan berdasarkan pertimbangan
profesional.
Review meeting merupakan satu media / forum untuk menciptakan pengendalian
Pimpinan Unit Kerja atas kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh PFA
dalam rangka mencapai kualitas hasil pengawasan sesuai yang diharapkan.
Dalam review meeting dapat dibahas tentang materi LHA, standar audit yang

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 11


digunakan dan prosedur audit yang dilaksanakan atau hal lain yang dianggap
perlu. Hasil review meeting dituangkan dalam bentuk notulen atau review sheet
dan didokumentasikan dalam kertas kerja audit.
Apabila dalam review meeting tersebut terdapat perbedaan pendapat yang
signifikan antara Pejabat Eselon III dengan Koordinator PFA, permasalahan
tersebut disampaikan kepada Pimpinan Unit Kerja untuk memperoleh arahan.
d. Pimpinan Unit / Pejabat Struktural eselon II (Direktur, Inspektur, Kepala
Perwakilan) menyelenggarakan review meeting untuk membahas konsep LHA
yang akan ditandatangani oleh Pengendali Mutu.
e. Laporan Hasil Audit (LHA) ditandatangani oleh Pengendali Mutu dan Surat
Pengantar Masalah (SPM) ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja (Deputi,
Inspektur, Kepala Perwakilan). Laporan hasil pengawasan lainnya (non audit)
ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja.
f. Berdasarkan pertimbangan Kasubdit / Kepala Bidang, Pimpinan Unit Kerja
dapat menunjuk PFA untuk melakukan administrasi pengawasan Subdit /
Bidang selama suatu periode tertentu.

7. Komunikasi Pengawasan
Komunikasi pelaksanaan dan hasil-hasil pengawasan dengan pihak luar organisasi /
pihak ekstern merupakan wewenang Pimpinan Unit Kerja. Pejabat Eselon III
sebagai pelaksana fungsi pimpinan melaksanakan komunikasi pengawasan sesuai
dengan bidangnya masing-masing dan sesuai kewenangan yang didelegasikan oleh
Pimpinan Unit Kerja. Kelompok PFA dapat melakukan komunikasi pengawasan
dengan pihak luar sesuai penugasan dari Pimpinan Unit Kerja.

G. Sistematika Pembahasan
Pedoman Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor ini
disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Bab II Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
di lingkungan Deputi

Bab III Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
di lingkungan Inspektorat
Bab IV Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
di lingkungan Perwakilan BPKP

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 12


Dalam Bab I disajikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, serta
pendekatan dalam penyusunan Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat
Fungsional Auditor. Selanjutnya disajikan pula uraian mengenai formulir-formulir yang
digunakan, prinsip-prinsip dasar dan sistematika pembahasan yang digunakan dalam
penyusunan Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor.

Dalam Bab II sampai dengan Bab IV disajikan tentang pola hubungan kerja pejabat
struktural dengan pejabat fungsional auditor di lingkungan Deputi, Inspektorat, dan
Perwakilan BPKP dalam kegiatan pengawasan dan kegiatan non pengawasan.

Dalam Pola Hubungan Kerja Kegiatan Pengawasan disajikan secara berurutan struktur
organisasi dan narasi / penjelasan mengenai pola hubungan kerja pejabat struktural
dengan pejabat fungsional auditor dalam kegiatan perencanaan, dalam kegiatan
pelaksanaan, dan dalam kegiatan evaluasi / tindak lanjut hasil pengawasan. Pada setiap
akhir Sub Bab disajikan pula bagan arus pola hubungan kerja atas kegiatan yang
bersangkutan. Penyajian bagan arus pada setiap subbab ditujukan agar para pemakai
pedoman ini dapat secara mudah membaca pola hubungan kerja dalam bentuk bagan arus
dan memadukannya dengan narasi pola hubungan kerja yang disajikan berdasarkan
pembagian tugas jabatan struktural dan jabatan fungsional auditor.
Dalam Pola Hubungan Kerja Kegiatan Non Pengawasan disajikan kegiatan – kegiatan
yang berkaitan dengan kegiatan PFA sebagai Pegawai Negeri Sipil, meliputi Penilaian
DP3, Pemberian Cuti, Penegakan Disiplin, dan Penyelenggaraan PKS.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 13


BAB II
POLA HUBUNGAN KERJA

PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR


DI LINGKUNGAN DEPUTI

A. POLA HUBUNGAN KERJA KEGIATAN PENGAWASAN

1. Struktur Organisasi Kantor Pusat BPKP

Kepala

Sekretariat Utama

Deputi
Deputi
Pengawasan Deputi Deputi
Pengawasan
Instansi Pengawasan Pengawasan
Instansi Deputi Bidang Deputi Bidang
Pemerintah Bidang Bidang
Pemerintah Akuntan Negara Investigasi
Bidang Politik, Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Bidang
Sosial dan Akuntabilitas Keuangan Daerah
Perekonomian
Keamanan

Pusat Penelitian Pusat Pembinaan


Pusat Pendidikan
dan Pusat Informasi Jabatan
Inspektorat dan Pelatihan
Pengembangan Pengawasan Fungsional
Pengawasan
Pengawasan Auditor

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 14


2. Struktur Organisasi Deputi

DEPUTI

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR

KASUBDIT 1 KOORD. PFA KOORD. PFA KASUBDIT 2


(PM) 1 (PM) 2

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 15


3. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Deputi

DIREKTUR

KOORD.
KOORD.
JFA
PFA
(PM) KOORD. PFA
SUBDIT
(PM) 1 1 (PM) 2

PT PT PT PT PT PT

KT KT KT KT KT KT
/ / / / / /
AT AT AT AT AT AT

Keterangan:

a. Pengelompokkan PFA di lingkungan Deputi bersifat mengambang (floating) dan


berada di bawah Direktur. Jumlah Koordinator PFA disesuaikan dengan rentang
kendali berdasarkan keputusan Deputi Sebagai contoh, untuk lingkungan Direktorat
Investigasi BUMN/D, Deputi Investigasi, Koordinator PFA dapat disusun sebagai
berikut:
1) Koordinator PFA 1, bermitra dengan Subdit Investigasi BUMN
2) Koordinator PFA 2, bermitra dengan Subdit Investigasi BUMD
b. Setiap Koordinator PFA membawahkan beberapa Pengendali Teknis
c. Setiap Pengendali Teknis membawahkan beberapa Ketua Tim dan Anggota Tim.
d. Penetapan personil dalam struktur organisasi PFA dilakukan setiap awal tahun atau
sesuai kebutuhan, dengan Keputusan Deputi.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 16


4. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Perencanaan Pengawasan
Pola hubungan kerja pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor dalam Kegiatan
Perencanaan Pengawasan di lingkungan Deputi, sebagaimana digambarkan dalam bagan
arus (flowchart) pada halaman 20, adalah sebagai berikut:

a. Deputi
1) Memberikan arahan kepada Direktur, Kasubdit, dan Koordinator PFA dalam
rangka penyusunan draft kebijakan teknis pengawasan dan penyusunan
UPKPT
2) Menyetujui draft dan menetapkan kebijakan teknis pengawasan serta
menyampaikannya kepada Direktur

3) Menyetujui UPKPT dan menyampaikannya kepada Sekretaris Utama c.q. Biro


Perencanaan Pengawasan
4) Menyetujui KF1 dan menyampaikannya kepada Perwakilan BPKP terkait

5) Menerima PKPT dari Sekretaris Utama c.q. Biro Perencanaan Pengawasan dan
menyampaikannya kepada Direktur

b. Direktur
1) Menerbitkan Surat Tugas kepada tim PFA untuk melakukan penyusunan draft
kebijakan teknis pengawasan.
2) Mereview dan menyampaikan draft kebijakan teknis pengawasan kepada
Deputi

3) Menerima kebijakan teknis pengawasan yang telah ditetapkan oleh Deputi


4) Memberikan arahan kepada Kasubdit, dan Koordinator PFA tentang kebijakan
teknis pengawasan dalam rangka penyusunan KF1 dan UPKPT serta
menerbitkan Surat Tugas kepada tim PFA untuk melakukan penyusunan KF1
dan UPKPT.
5) Melakukan Koordinasi dengan Direktur lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Direktorat

6) Mereview KF1 dan UPKPT serta menyampaikannya kepada Deputi


7) Menerima PKPT dari Deputi dan menerbitkan Surat Tugas kepada tim PFA
untuk menyesuaikan KM1 dan KM2 dengan PKPT

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 17


c. Kasubdit
1) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
penyusunan draft kebijakan teknis pengawasan, dan selanjutnya
menyampaikan konsep Surat Tugas kepada Direktur.

2) Mereview dan menyampaikan draft kebijakan teknis pengawasan kepada


Direktur
3) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
penyusunan KF1 dan UPKPT, dan selanjutnya menyampaikan konsep Surat
Tugas kepada Direktur.
4) Mereview dan menyampaikan KF1 dan UPKPT (disertai KM1/KM2) kepada
Direktur

5) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan


penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT, dan selanjutnya menyampaikan
konsep Surat Tugas kepada Direktur.
6) Mereview hasil penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT

7) Melakukan Koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA


memerlukan koordinasi lintas Subdit
8) Menyampaikan copy PKPT kepada Kasubbag TU untuk diadministrasikan

9) Mengarsipkan PKPT, KM1, dan KM2 sebagai alat monitoring

d. Kasubbag Tata Usaha


1) Membantu proses penerbitan Surat Tugas

2) Menerima PKPT dari Kasubdit untuk diadministrasikan.

e. Kelompok PFA

1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)


a) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kasubdit untuk penugasan
penyusunan draft kebijakan teknis pengawasan
b) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kasubdit untuk penugasan
penyusunan KF1 dan UPKPT
c) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kasubdit untuk penugasan
penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT
d) Melakukan Koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Subdit

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 18


e) Memberikan arahan kepada Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota
Tim dalam persiapan penugasan (penyusunan KM3, KM4, dan konsep
Surat Tugas)
f) Memberikan arahan kepada Ketua Tim, dan Anggota Tim dalam
persiapan penugasan (penyusunan KM3, KM4, dan konsep Surat Tugas),
dalam hal Koordinator PFA dijabat oleh Pengendali Teknis.
g) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh
Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.

h) Menyampaikan hasil penugasan (draft kebijakan teknis pengawasan,


KF1 dan UPKPT) kepada Kasubdit untuk direview dan selanjutnya
disampaikan kepada Direktur.

i) Menyampaikan hasil penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT kepada


Kasubdit untuk direview.

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim dan Anggota Tim dalam
persiapan penugasan (penyusunan KM3, KM4, dan konsep Surat Tugas)
serta menyampaikan berkas penugasan kepada Koordinator PFA untuk
pengusulan susunan tim.

b) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh


Ketua Tim dan Anggota Tim.
c) Mereview dan menyampaikan hasil penugasan (draft kebijakan teknis
pengawasan, KF1 dan UPKPT, dan hasil penyesuaian KM1/KM2
dengan PKPT) kepada Koordinator PFA.

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Menyiapkan berkas penugasan (KM3, KM4, dan konsep Surat Tugas)
dan menyampaikannya kepada Pengendali Teknis untuk pengusulan
susunan tim
b) Melaksanakan penugasan
c) Menyampaikan hasil penugasan (draft kebijakan teknis pengawasan,
KF1 dan UPKPT, dan hasil penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT)
kepada Pengendali Teknis untuk selanjutnya disampaikan kepada
Koordinator PFA.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 19


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 20
5. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Deputi, sebagaimana digambarkan
dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 25 dan 26, adalah sebagai berikut:

a. Deputi
1) Memberikan arahan kepada Direktur, Kasubdit, dan Koordinator PFA dalam
rangka pelaksanaan pengawasan
2) Menerima Laporan Hasil Audit (LHA) yang telah ditandatangani oleh
Koordinator PFA (Pengendali Mutu).
3) Menerima dan menandatangani Surat Pengantar Masalah (SPM) atas LHA yang
telah ditandatangani oleh Koordinator PFA (Pengendali Mutu).
4) Menerima laporan hasil penugasan lainnya (untuk kegiatan pengawasan non
audit) yang telah ditandatangani oleh Direktur.

5) Menyampaikan LHA dan SPM, serta laporan hasil penugasan lainnya kepada
Direktur untuk didistribusikan

b. Direktur

1) Menerbitkan Surat Tugas kepada tim PFA untuk melaksanakan pengawasan


sesuai dengan PKPT
2) Memberikan arahan kepada Kasubdit dan Koordinator PFA mengenai
pelaksanaan pengawasan melalui review meeting (jumlah review meeting
selama pelaksanaan pengawasan didasarkan pada kualitas permasalahan dan
pertimbangan profesional Direktur / Kasubdit).
3) Melakukan Koordinasi dengan Direktur lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Direktorat.

4) Menyelenggarakan review meeting dengan Kasubdit dan Koordinator PFA


(Pengendali Mutu) untuk membahas konsep LHA yang telah disusun oleh Tim
Audit. Review Meeting yang dilaksanakan khusus untuk membahas konsep
LHA dimaksudkan agar substansi / materi LHA yang ditandatangani oleh
Pengendali Mutu telah disetujui oleh Direktur / Kasubdit.
5) Menerima LHA yang telah ditandatangani oleh Pengendali Mutu. Dalam hal
Koordinator PFA dijabat oleh PFA yang belum memiliki sertifikat Pengendali
Mutu, LHA ditandatangani oleh Direktur.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 21


6) Menerima dan mereview Surat Pengantar Masalah (SPM) yang telah disusun
oleh Tim dan direview oleh Kasubdit.
7) Menyampaikan LHA dan konsep SPM kepada Deputi
8) Menerima LHA dan SPM dari Deputi dan menyampaikan kepada Kasubbag TU
untuk didistribusikan
9) Menandatangani laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dan
menyampaikannya kepada Deputi

10) Menyampaikan laporan hasil penugasan lainnya kepada Kasubbag TU untuk


didistribusikan

c. Kasubdit
1) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
pengawasan, dan selanjutnya menyampaikan konsep Surat Tugas kepada
Direktur.
2) Melakukan Koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Subdit
3) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka pelaksanaan
pengawasan melalui review meeting
4) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan Direktur
untuk membahas konsep LHA yang telah disusun oleh Tim PFA.
5) Menerima LHA yang telah ditandatangani Koordinator PFA (Pengendali Mutu).
6) Mereview konsep LHA yang diterima dari Koordinator PFA, dalam hal
Koordinator PFA dijabat oleh PFA yang belum memiliki sertifikat Pengendali
Mutu, dan menyampaikannya kepada Direktur
7) Mereview konsep SPM yang telah disusun oleh Tim dan menyampaikannya
bersama dengan LHA kepada Direktur

8) Mengadministrasikan pengarsipan berkas hasil pengawasan (antara lain KKP,


KM6, KM9, dan KM10)
9) Menerima konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dari Koordinator
PFA, mereview, dan menyampaikannya kepada Direktur.

d. Kasubbag Tata Usaha


1) Membantu proses penerbitan Surat Tugas dan mengarsipkan berkas penugasan

2) Membantu proses penerbitan LHA dan SPM dengan memberi nomor dan
tanggal (LHA dan SPM diberi nomor dan tanggal setelah SPM ditandatangani

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 22


oleh Deputi)

3) Mendistribusikan LHA, SPM, dan laporan hasil penugasan lainnya (non audit).
4) Mengarsipkan LHA, SPM, dan laporan hasil penugasan lainnya (non audit).

e. Kelompok PFA
1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)
a) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kasubdit untuk penugasan
pengawasan

b) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA


memerlukan koordinasi lintas Subdit
c) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan tugas pengawasan yang
dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.
d) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit dalam rangka pelaksanaan review
meeting selama pelaksanaan tugas pengawasan
e) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan
Direktur untuk membahas konsep LHA.
f) Mereview dan menandatangani LHA (bagi Koordinator PFA yang
bersertifikat Pengendali Mutu atau Koordinator PFA yang belum
bersertifikat Pengendali Mutu tetapi ditugaskan sebagai Pengendali Mutu
dalam penugasan) dan menyampaikannya kepada Direktur melalui
Kasubdit
g) Mereview konsep LHA (bagi Koordinator PFA yang belum bersertifikat
Pengendali Mutu dan ditugaskan sebagai Pengendali Teknis dalam
penugasan) dan menyampaikannya kepada Direktur melalui Kasubdit
h) Mereview konsep SPM dan menyampaikannya kepada Direktur melalui
Kasubdit

i) Mereview dan menyampaikan konsep laporan hasil penugasan lainnya


(non audit) kepada Direktur melalui Kasubdit
j) Menyampaikan berkas hasil penugasan kepada Kasubdit

k) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM7)

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim dan Anggota Tim dalam persiapan
penugasan (penyusunan KM3, KM4, KM9, dan konsep Surat Tugas) serta
menyampaikan berkas penugasan kepada Koordinator PFA untuk

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 23


penerbitan Surat Tugas.

b) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh


Ketua Tim dan Anggota Tim.
c) Mereview konsep LHA dan SPM yang telah disusun oleh Ketua Tim dan
menyampaikannya kepada Koordinator PFA.
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan
Direktur untuk membahas konsep LHA.

e) Mereview konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) yang telah
disusun oleh Ketua Tim dan menyampaikannya kepada Koordinator PFA.
f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM8)

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Menyiapkan berkas penugasan (KM3, KM4, KM9, dan konsep Surat
Tugas) dan menyampaikannya kepada Pengendali Teknis untuk
penerbitan Surat Tugas.

b) Melaksanakan penugasan
c) Menyusun konsep LHA dan SPM serta menyampaikannya kepada
Pengendali Teknis

d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan


Direktur untuk membahas konsep LHA.
e) Menyusun konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dan
menyampaikannya kepada Pengendali Teknis

f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5, KM6, dan KM10)

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 24


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 25
Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 26
6. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Evaluasi Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Evaluasi Pengawasan di lingkungan Deputi, sebagaimana digambarkan dalam
bagan arus (flowchart) pada halaman 30, adalah sebagai berikut:

a. Deputi
Memberikan arahan kepada Direktur, Kasubdit, dan Koordinator PFA dalam rangka
evaluasi hasil pengawasan

b. Direktur
1) Menugaskan kepada Tim PFA untuk menyusun TPIII 2000 dan melaksanakan
monitoring tindak lanjut

2) Memberikan arahan kepada Kasubdit dan Kasubbag TU dalam rangka


penyusunan laporan periodik
3) Melakukan koordinasi dengan Direktur lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Direktorat.
4) Menandatangani laporan periodik dan menyampaikannya kepada Kasubbag TU
untuk didistribusikan

5) Menugaskan kepada Tim PFA untuk melakukan evaluasi hasil pengawasan dan
menyusun Daftar Obrik Potensial (DOP)
6) Mereview dan menyetujui DOP

c. Kasubdit
1) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka persiapan
penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
2) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka pelaksanaan
penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
3) Menyampaikan TPIII 2000 dan hasil monitoring tindak lanjut kepada Kasubbag
TU

4) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka persiapan


penugasan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP.
5) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka pelaksanaan
evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP

6) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 27


memerlukan koordinasi lintas Subdit

7) Menyampaikan DOP kepada Kasubbag TU untuk dikompilasi


8) Menyusun KM12 dan menyampaikannya kepada Kasubbag TU

d. Kasubbag Tata Usaha

1) Menerima KM12 dari Kasubdit dan menyusun KM11


2) Menyusun dan menyampaikan KM11 kepada Direktur
3) Menyusun konsep laporan periodik berdasarkan KM11, TPIII 2000, dan
monitoring tindak lanjut dan menyampaikan kepada Direktur
4) Menerima laporan periodik dari Direktur dan mendistribusikannya
5) Menerima DOP dari Kasubdit dan menyusun kompilasi DOP untuk lingkup
Direktorat.
6) Menyampaikan kompilasi DOP kepada Direktur

e. Kelompok PFA

1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)


a) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit dalam rangka persiapan
penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut

b) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit lain dalam hal penugasan PFA


memerlukan koordinasi lintas Subdit
c) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII
2000 dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengendali Teknis,
Ketua Tim, dan Anggota Tim
d) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada Kasubdit
e) Melakukan koordinasi dengan Kasubdit dalam rangka persiapan
penugasan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP
f) Melakukan supervisi atas pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan dan
penyusunan DOP yang dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan
Anggota Tim

g) Menyampaikan DOP kepada Kasubdit

2) Pengendali Teknis
a) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII
2000 dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Ketua Tim dan
Anggota Tim.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 28


b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada
Koordinator PFA
c) Melaksanakan supervisi pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan dan
penyusunan DOP yang dilakukan oleh Ketua Tim dan Anggota Tim

d) Menyampaikan DOP kepada Koordinator PFA

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Melaksanakan penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak
lanjut
b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada
Pengendali Teknis
c) Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP

d) Menyampaikan DOP kepada Pengendali Teknis

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 29


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 30
B. POLA HUBUNGAN KERJA KEGIATAN NON PENGAWASAN
Tanggung jawab kegiatan non pengawasan berupa pembinaan kepegawaian berada pada
pimpinan satuan organisasi masing-masing, yang meliputi antara lain: Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan, Pemberian Cuti, dan Penegakan Disiplin Pegawai dalam rangka
Gerakan Disiplin Nasional (GDN).
Tanggung jawab PFA dalam rangka pembinaan kepegawaian adalah membantu
pimpinan satuan organisasi antara lain dengan memberi penilaian/masukan penilaian
dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan PFA di bawahnya, memberikan rekomendasi
dalam pemberian cuti kepada pejabat yang berwenang, dan berperan aktif dalam
penegakan disiplin di lingkungan PFA.
Pola hubungan kerja pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor dalam
pelaksanaan tanggung jawab non pengawasan diuraikan berikut ini :

1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PFA (DP-3)


Dasar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS adalah PP No. 10 tahun 1979 tentang
DP-3 yang bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif
dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, sehingga setiap
pejabat yang berwenang membuat DP-3 berkewajiban membuat dan memelihara
catatan mengenai PNS yang berada dalam lingkungan kerja masing-masing.

Sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA di lingkungan Deputi, penentuan


Pejabat Penilai dan prosedur penerbitan DP3 untuk Pejabat Fungsional Auditor di
lingkungan Deputi adalah sebagai berikut :

a. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai DP-3 bagi PFA


Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan Deputi adalah atasan langsung PFA
yang ditetapkan dengan keputusan Direktur sesuai dengan struktur organisasi
Kelompok PFA. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pejabat Penilai
sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA yang ditetapkan dengan
keputusan Direktur maupun struktur organisasi BPKP secara keseluruhan.
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan Deputi
adalah :

1) Pejabat Penilai bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim adalah Pengendali
Teknis yang ditetapkan sebagai atasan langsung PFA yang bersangkutan
sesuai struktur organisasi. Atasan Pejabat Penilai adalah Koordinator PFA
(Pengendali Mutu). Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat
Pengendali Mutu, Atasan Pejabat Penilai adalah Kasubdit mitra kerjanya.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 31


2) Pejabat Penilai bagi PFA Pengendali Teknis adalah Koordinator PFA
(Pengendali Mutu) yang ditetapkan sebagai atasan langsungnya sesuai struktur
organisasi. Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali
Mutu, Pejabat Penilai adalah Kasubdit mitra kerjanya. Atasan Pejabat Penilai
adalah Direktur.

3) Pejabat Penilai bagi Pengendali Mutu (Koordinator PFA) adalah Direktur


sebagai atasan langsungnya (Tanpa memperhatikan pangkat dan golongan
sesuai dengan Pasal 33 PP 99/2000 j.o PP 12/2002 ). Atasan pejabat penilai
adalah Deputi.
4) Penetapan pejabat penilai dan atasan pejabat penilai dilakukan setiap awal
tahun dan atau setiap adanya mutasi PFA/Pejabat Struktural.

b. Mekanisme Penilaian dan Penerbitan DP-3


Dalam pelaksanaan penugasan, atasan langsung PFA dalam surat tugas dapat
berbeda dengan atasan langsung yang ditetapkan dalam struktur organisasi yang
merupakan Pejabat Penilai DP-3. Atasan langsung dalam penugasan
memberikan masukan untuk penilaian DP-3 bagi PFA yang berada di bawah
supervisinya kepada Pejabat Penilai PFA yang bersangkutan. Mekanisme
penilaian dan penerbitan DP-3 bagi PFA di lingkungan Deputi adalah :

1) PFA Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Pengendali Teknis yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan terhadap penilaian pekerjaan
bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim yang berada di bawah
supervisinya

b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Teknis yang merupakan


atasan langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian
kepada Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Ketua Tim dan
Anggota Tim yang berada di bawah supervisinya.
c) Pengendali Teknis yang telah ditetapkan sebagai Pejabat Penilai DP-3
menyusun konsep DP-3 bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim
bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah ditandatangani
menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai
d) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) yang ditetapkan sebagai Atasan
Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika diperlukan melakukan
revisi, dan setelah ditandatangani dikembalikan kepada Pejabat Penilai
yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 32


e) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,
Kasubdit selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika
diperlukan melakukan revisi, dan setelah ditandatangani dikembalikan
kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.

f) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang


bersangkutan.
g) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis dan mengembalikan konsep DP-3
kepada Atasan Pejabat Penilai.
h) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
i) Kasubbag TU membantu proses finalisasi dan mendistribusikan DP-3
sesuai ketentuan yang berlaku

2) PFA Pengendali Teknis


a) Pengendali Mutu yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan penilaian pekerjaan bagi PFA
Pengendali Teknis yang berada di bawah supervisinya
b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Mutu yang merupakan atasan
langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian kepada
Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Pengendali Teknis yang
berada di bawah supervisinya.
c) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) selaku Pejabat Penilai PFA
menyusun konsep DP-3 bagi PFA Pengendali Teknis bawahannya sesuai
struktur organisasi dan setelah ditandatangani menyampaikannya kepada
Atasan Pejabat Penilai.
d) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,
Kasubdit selaku Pejabat Penilai PFA menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Teknis di lingkungan Koordinator PFA dan setelah
ditandatangani menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai.
e) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang
dinilai bagi PFA Pengendali Teknis
f) Direktur selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3 dari
Pejabat Penilai dan melakukan revisi jika perlu, kemudian
mengembalikan kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 33


g) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang
bersangkutan.
h) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.
i) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
j) Kasubbag TU membantu proses finalisasi dan mendistribusikan DP-3
sesuai ketentuan yang berlaku

3) PFA Pengendali Mutu


a) Pada akhir tahun takwim, Direktur selaku Pejabat Penilai PFA
Pengendali Mutu (Koordinator PFA) menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Mutu bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah
ditandatangani menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai.
b) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang
dinilai bagi PFA Pengendali Mutu

c) Deputi selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3 dari


Pejabat Penilai dan melakukan revisi jika perlu, kemudian
mengembalikan kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.

d) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang


bersangkutan.
e) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.
f) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
g) Kasubbag TU membantu proses finalisasi dan mendistribusikan DP-3
sesuai ketentuan yang berlaku

2. Cuti
Cuti merupakan hak PNS, oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda
dalam rangka waktu tertentu jika kepentingan dinas mendesak. Ketentuan mengenai
pelaksanaan cuti PNS diatur dalam PP No. 24 tahun 1976.

Sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA, mekanisme pemberian cuti bagi
PFA di lingkungan Deputi adalah sebagai berikut:

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 34


a. Prosedur pemberian cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting,
dan cuti bersalin:
1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag TU.

2) Permohonan cuti bagi PFA Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis


disampaikan kepada Direktur, sedangkan bagi PFA Ketua Tim dan Anggota
Tim disampaikan kepada Kasubdit, untuk memperoleh persetujuan, setelah
terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan / paraf atasan langsung yang
bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag TU memproses penerbitan
surat ijin cuti yang ditandatangani oleh Direktur (bagi PFA Pengendali Mutu
dan Pengendali Teknis) dan oleh Kasubdit (bagi PFA Ketua Tim dan
Anggota Tim)
4) Kasubbag TU menyampaikan surat ijin cuti kepada PFA yang bersangkutan.

b. Prosedur Pemberian Cuti Besar


1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag TU
2) Permohonan cuti disampaikan kepada Direktur untuk memperoleh
persetujuan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag TU memprosess penerbitan
surat ijin cuti besar yang ditandatangani oleh Direktur

4) Kasubbag TU menyampaikan surat ijin cuti besar kepada PFA yang


bersangkutan.

c. Prosedur Cuti di Luar Tanggungan Negara


1) PFA mengajukan permohonan cuti kepada Kepala BPKP cq. Sesma melalui
Direktur, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
2) Apabila tidak ada keberatan, Direktur membuat surat persetujuan / pengantar
kepada Sesma
3) Surat persetujuan / pengantar dan surat permohonan cuti di luar tanggungan
Negara disampaikan kepada Sesma.

4) Direktur menerima surat ijin Cuti di Luar Tanggungan Negara dari Sesma,
dan menyampaikannya kepada PFA yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 35


3. Penyelenggaraan Daftar Hadir
Sesuai struktur organisasi Kelompok PFA, penyelenggaraan Daftar Hadir bagi PFA
adalah sebagai berikut :
a. Direktur menyelenggarakan Daftar Hadir bagi Koordinator PFA.
b. Koordinator PFA menyelenggarakan Daftar Hadir bagi Pengendali Teknis,
Ketua Tim, dan Anggota Tim di lingkungannya masing-masing.

c. Penyelenggaraan Daftar Hadir dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.


d. Dalam rangka pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional di lingkungan Direktorat,
Direktur menunjuk Petugas Penegak Disiplin Pegawai yang melaksanakan
tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku

4. Pelanggaran terhadap PP 30 dan PP 10 / PP 45


Mekanisme pengenaan hukuman terhadap PFA yang melakukan pelanggaran
ketentuan PP 30 dan PP 10 / PP 45 dan penetapan Pejabat Yang Berwenang
Menghukum ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Kepala BPKP sesuai
ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan PKS
a. Kegiatan Utama PKS
1) Kegiatan Perencanaan
2) Kegiatan Pelaksanaan

3) Kegiatan Pelaporan Pelaksanaan PKS

b. Prosedur Kegiatan Perencanaan


1) Secara berkala dengan SK Direktur dibentuk Satgas PKS

2) Kasubdit melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA menyusun rencana


tahunan PKS di lingkungannya masing-masing
3) Rencana PKS disampaikan kepada Koordinator Satgas PKS untuk
dikompilasi menjadi rencana PKS Direktorat
4) Rencana PKS yang telah disetujui Direktur didistribusikan oleh Kasubbag
TU kepada: Pusdiklatwas BPKP, Koordinator Satgas PKS,
Kasubdit/Koordinator PFA, dan Kasubbag TU.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 36


c. Prosedur Kegiatan Pelaksanaan
1) Berdasarkan rencana PKS, Koordinator Satgas PKS mengkoordinasikan
pelaksanaan PKS dan mengadministrasikan seluruh kegiatan PKS dengan
dukungan Kasubbag TU.

2) Kasubbag TU menyiapkan ruangan, sarana, dan prasarana PKS.

d. Prosedur Kegiatan Pelaporan


1) Koordinator Satgas PKS cq. Sekretaris Satgas PKS menerima akumulasi
output PKS.
2) Koordinator Satgas PKS menyusun Laporan Triwulanan PKS dan
menyampaikannya kepada Direktur untuk ditandatangani
3) Kasubbag TU mendistribusikan Laporan Triwulanan PKS

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 37


BAB III

POLA HUBUNGAN KERJA

PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR


DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT BPKP

A. POLA HUBUNGAN KEGIATAN PENGAWASAN

1. Struktur Organisasi Inpektorat BPKP

INSPEKTUR

KASUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK PFA

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 38


2. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Inspektorat BPKP

KOORDINATOR
PFA (PM)

PT PT PT

KT/AT KT/AT KT/AT

Keterangan:

a. Pengelompokan PFA di lingkungan Inspektorat bersifat mengambang (floating) dan


berada di bawah Inspektur. Jumlah Koordinator PFA disesuaikan dengan rentang
kendali berdasarkan keputusan Inspektur
b. Koordinator PFA membawahkan beberapa Pengendali Teknis
c. Setiap Pengendali Teknis membawahkan beberapa Ketua Tim dan Anggota Tim
d. Penetapan personil dalam struktur organisasi Kelompok PFA dilakukan setiap awal
tahun atau sesuai kebutuhan, dengan keputusan Inspektur

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 39


3. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Perencanaan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Perencanaan Pengawasan di lingkungan Inspektorat, sebagaimana
digambarkan dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 42, adalah sebagai berikut:

a. Inspektur
1) Menerima penugasan dari Kepala BPKP dan surat pengaduan dari pihak
ketiga sebagai bahan penyusunan UPKPT
2) Memberikan arahan kepada Kasubbag TU dan Koordinator PFA dalam
rangka penyusunan KM1, KM2, dan UPKPT, serta menugaskan
penyusunannya kepada Kelompok PFA

3) Menyetujui, menandatangani, dan menyampaikan UPKPT (tanpa KM1, dan


KM2) yang telah disusun oleh Kelompok PFA kepada Kepala BPKP (cq.
Biro Perencanaan Pengawasan) dengan tembusan kepada Sekretaris Utama

4) Menerima PKPT yang telah disetujui oleh Kepala BPKP dan


menandatangani KM1 dan KM2 definitif
5) Memberikan arahan kepada Kasubbag TU dan Kordinator PFA mengenai
PKPT yang telah disetujui oleh Kepala BPKP.

b. Kasubbag Tata Usaha


1) Memproses penerbitan surat tugas
2) Menyelenggarakan pengarsipan UPKPT, PKPT, KM1, dan KM2.

c. Kelompok PFA
1) Koordinator PFA
a) Menyusun tim dalam rangka penyusunan KM1, KM2, dan UPKPT
berdasarkan arahan Inspektur
b) Memberikan arahan kepada Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan
Anggota Tim dalam rangka persiapan penugasan

c) Menyampaikan KM3, KM4, KM9, dan konsep surat tugas kepada


Inspektur
d) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penyusunan KF3, UPKPT,
usulan KM1 dan KM2 yang dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua
Tim, dan Anggota Tim.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 40


e) Menyerahkan UPKPT, usulan KM1 dan KM2 kepada Inspektur.

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim, dan Anggota Tim dalam rangka
persiapan penugasan

b) Menyampaikan KM3, KM4, KM9, dan konsep surat tugas kepada


Koordinator PFA
c) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penyusunan UPKPT, usulan
KM1 dan KM2 yang dilakukan oleh Ketua Tim dan Anggota Tim
d) Menyerahkan UPKPT, usulan KM1 dan KM2 kepada Koordinator PFA

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


1) Menyiapkan KM3, KM4, KM9 dan konsep surat tugas penyusunan
UPKPT dalam rangka penyusunan UPKPT, usulan KM1 dan KM2 dan
menyampaikannya kepada Pengendali Teknis
2) Melaksanakan penyusunan UPKPT, usulan KM1 dan KM2

3) Menyerahkan UPKPT, usulan KM1 dan KM2 kepada Pengendali


Teknis

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 41


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 42
4. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Inspektorat, sebagaimana
digambarkan dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 46 dan 47, adalah sebagai
berikut:

a. Inspektur
1) Menugaskan kepada Kelompok PFA untuk melakukan audit/evaluasi
terhadap obrik/unit kerja sesuai dengan PKPT
2) Melakukan review meeting dengan Kelompok PFA mengenai kemajuan
pelaksanaan audit/evaluasi

3) Melakukan review meeting dengan Kelompok PFA untuk membahas


konsep LHA. Review meeting yang dilaksanakan khusus untuk membahas
konsep LHA dimaksudkan agar substansi / materi LHA yang
ditandatangani oleh Koordinator PFA (Pengendali Mutu) telah disetujui
Inspektur.
4) Menerima LHA yang telah ditandatangani oleh Koordinator PFA
(Pengendali Mutu)

5) Mereview dan menandatangani LHA, dalam hal Koordinator PFA dijabat


oleh PFA yang belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu
6) Mereview dan menandatangani SPM

7) Menandatangani laporan hasil penugasan lainnya (non audit)

b. Kasubbag TU
1) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam persiapan
penugasan dengan membandingkan antara berkas usulan penugasan dengan
PKPT
2) Memproses penerbitan surat tugas dan mengarsipkan surat tugas sebagai
bahan monitoring pelaksanaan PKPT

3) Memproses penerbitan LHA dan SPM dengan memberi nomor dan tanggal
(LHA dan SPM diberi nomor dan tanggal setelah SPM ditandatangani oleh
Inspektur)
4) Mendistribusikan LHA, SPM, dan laporan hasil penugasan lainnya (non
audit) kepada pihak yang terkait

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 43


5) Mengadministrasikan pengarsipan berkas hasil penugasan (antara lain KKP,
LHA, SPM, dan laporan hasil penugasan lainnya)

c. Kelompok PFA

1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)


a) Melakukan koordinasi dengan Kasubbag Tata Usaha dalam rangka
persiapan penugasan pengawasan
b) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan tugas pengawasan yang
dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.
c) Melakukan konsultasi dengan Inspektur dalam rangka pelaksanaan
review meeting selama pelaksanaan tugas pengawasan
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan
Inspektur untuk membahas konsep LHA.
e) Mereview dan menandatangani LHA (apabila Koordinator PFA
bersertifikat Pengendali Mutu) dan menyampaikannya kepada
Inspektur
f) Mereview konsep LHA (apabila Koordinator PFA belum bersertifikat
Pengendali Mutu) dan menyampaikannya kepada Inspektur
g) Mereview konsep SPM dan menyampaikannya kepada Inspektur

h) Mereview dan menyampaikan konsep laporan hasil penugasan lainnya


(non audit) kepada Inspektur
i) Menyampaikan berkas hasil penugasan kepada Kasubbag Tata Usaha
untuk diarsipkan
j) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM7)

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim dan Anggota Tim dalam
persiapan penugasan (penyusunan KM3, KM4, KM9, dan konsep
Surat Tugas) serta menyampaikan berkas penugasan kepada
Koordinator PFA untuk penerbitan Surat Tugas.

b) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh


Ketua Tim dan Anggota Tim.
c) Mereview konsep LHA dan konsep SPM yang telah disusun oleh
Ketua Tim dan menyampaikannya kepada Koordinator PFA.
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 44


Inspektur untuk membahas konsep LHA.

e) Mereview konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) yang


telah disusun oleh Ketua Tim dan menyampaikannya kepada
Koordinator PFA.

f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM8)

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Menyiapkan berkas penugasan (KM3, KM4, KM9, dan konsep Surat
Tugas) dan menyampaikannya kepada Pengendali Teknis untuk
penerbitan Surat Tugas.
b) Melaksanakan penugasan
c) Menyusun konsep LHA dan konsep SPM serta menyampaikannya
kepada Pengendali Teknis
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan
Inspektur untuk membahas konsep LHA.

e) Menyusun konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dan


menyampaikannya kepada Pengendali Teknis
f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5, KM6, KM, dan KM10)

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 45


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 46
Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 47
5. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Evaluasi Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Evaluasi Pengawasan di lingkungan Inspektorat, sebagaimana digambarkan
dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 50, adalah sebagai berikut:

a. Inspektur
1) Memberikan arahan kepada Kasubbag TU dan Koordinator PFA dalam
penyusunan laporan periodik hasil pengawasan
2) Memberikan arahan kepada Koordinator PFA dan Kasubbag TU dalam
memantau tindak lanjut hasil pengawasan
3) Menandatangani laporan periodik hasil pengawasan

b. Kasubbag Tata Usaha


1) Menyusun laporan rencana dan realisasi mingguan RMP/RPL (KM12)
2) Menyusun formulir pengendalian RMP/RPL (KM11) dan menyampaikan
kepada Inspektur
3) Menerima TPIII 2000 dari Koordinator PFA dan menyelenggarakan
pengolahan data temuan dan tindak lanjut hasil pengawasan

4) Menyusun laporan periodik hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada


Inspektur

c. Kelompok PFA

1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)


a) Melakukan koordinasi dengan Kasubbag Tata Usaha dalam rangka
persiapan penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak
lanjut

b) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII


2000 dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengendali
Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim

c) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada


Inspektur

2) Pengendali Teknis
a) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII
2000 dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Ketua Tim dan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 48


Anggota Tim.

b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada


Koordinator PFA

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Melaksanakan penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring
tindak lanjut
b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada
Pengendali Teknis

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 49


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi-Inspektorat-Perwakilan 50
B. POLA HUBUNGAN NON PENGAWASAN
Tanggung jawab kegiatan non pengawasan berupa pembinaan kepegawaian berada
Inspektur, yang meliputi antara lain: Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, Pemberian Cuti,
dan Penegakan Disiplin Pegawai dalam rangka Gerakan Disiplin Nasional (GDN).

Tanggung jawab PFA dalam rangka pembinaan kepegawaian adalah membantu


Inspektur antara lain dengan memberi penilaian/masukan penilaian dalam penilaian
pelaksanaan pekerjaan PFA di bawahnya, memberikan rekomendasi dalam pemberian
cuti kepada pejabat yang berwenang, dan berperan aktif dalam penegakan disiplin di
lingkungan PFA.
Pola hubungan kerja pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor dalam
pelaksanaan tanggung jawab non pengawasan diuraikan berikut ini :

1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PFA (DP-3)


Dasar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS adalah PP No. 10 tahun 1979 tentang
DP-3 yang bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif
dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, sehingga setiap
pejabat yang berwenang membuat DP-3 berkewajiban membuat dan memelihara
catatan mengenai PNS yang berada dalam lingkungan kerja masing-masing.

Sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA di lingkungan Inspektorat BPKP,


penentuan Pejabat Penilai dan prosedur penerbitan DP3 untuk Pejabat Fungsional
Auditor di lingkungan Inspektorat adalah sebagai berikut :

a. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai DP-3 bagi PFA


Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan Inspektorat adalah atasan langsung PFA
yang ditetapkan dengan keputusan Inspektur sesuai dengan struktur organisasi
Kelompok PFA. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pejabat Penilai
sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA yang ditetapkan dengan
keputusan Inspektur maupun struktur organisasi BPKP secara keseluruhan.
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan Inspektorat
adalah :

1) Pejabat Penilai bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim adalah Pengendali
Teknis sebagai atasan langsung PFA yang bersangkutan. Atasan Pejabat
Penilai adalah Koordinator PFA (Pengendali Mutu). Dalam hal Koordinator
PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu, Atasan Pejabat Penilai
adalah Inspektur

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 51


2) Pejabat Penilai bagi PFA Pengendali Teknis adalah Koordinator PFA
(Pengendali Mutu) sebagai atasan langsungnya. Dalam hal Koordinator PFA
belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu, Pejabat Penilai adalah
Inspektur. Atasan Pejabat Penilai adalah Sekretaris Utama BPKP.

3) Pejabat Penilai bagi Pengendali Mutu (Koordinator PFA) adalah Inspektur


sebagai atasan langsungnya (tanpa memperhatikan pangkat dan golongan
sesuai dengan pasal 33 PP 99/2000 j.o PP 12/2002). Atasan pejabat penilai
adalah Kepala BPKP.

4) Penetapan pejabat penilai dan atasan pejabat penilai dilakukan setiap awal
tahun dan atau setiap adanya mutasi PFA/Pejabat Struktural.

b. Mekanisme Penilaian dan Penerbitan DP-3


Dalam pelaksanaan penugasan, atasan langsung PFA dalam surat tugas dapat
berbeda dengan atasan langsung yang ditetapkan dalam struktur organisasi yang
merupakan Pejabat Penilai DP-3. Atasan langsung dalam penugasan
memberikan masukan untuk penilaian DP-3 bagi PFA yang berada di bawah
supervisinya kepada Pejabat Penilai PFA yang bersangkutan. Mekanisme
penilaian dan penerbitan DP-3 bagi PFA di lingkungan Inspektorat adalah :

1) PFA Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Pengendali Teknis yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan terhadap penilaian pekerjaan
bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim yang berada di bawah
supervisinya

b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Teknis yang merupakan


atasan langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian
kepada Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Ketua Tim dan
Anggota Tim yang berada di bawah supervisinya.

c) Pengendali Teknis yang telah ditetapkan sebagai Pejabat Penilai DP-3


menyusun konsep DP-3 bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim
bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah ditandatangani
menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai

d) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) yang ditetapkan sebagai Atasan


Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika diperlukan melakukan
revisi, dan setelah ditandatangani dikembalikan kepada Pejabat Penilai
yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 52


e) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,
Inspektur selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika
diperlukan melakukan revisi, dan setelah ditandatangani dikembalikan
kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.

f) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang


bersangkutan.
g) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis dan mengembalikan konsep DP-3
kepada Atasan Pejabat Penilai.
h) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
i) Kasubbag TU memproses finalisasi dan mendistribusikan DP-3 sesuai
ketentuan yang berlaku

2) PFA Pengendali Teknis


a) Pengendali Mutu yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan penilaian pekerjaan bagi PFA
Pengendali Teknis yang berada di bawah supervisinya
b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Mutu yang merupakan atasan
langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian kepada
Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Pengendali Teknis yang
berada di bawah supervisinya.
c) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) selaku Pejabat Penilai PFA
menyusun konsep DP-3 bagi PFA Pengendali Teknis bawahannya sesuai
struktur organisasi dan setelah ditandatangani menyampaikannya kepada
Atasan Pejabat Penilai.
d) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,
Inspektur selaku Pejabat Penilai PFA menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Teknis di lingkungannya dan setelah ditandatangani
menyampaikannya kepada Sekretaris Utama BPKP selaku Atasan
Pejabat Penilai.

e) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang


dinilai bagi PFA Pengendali Teknis
f) Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3 dari Pejabat Penilai dan
melakukan revisi jika perlu, kemudian mengembalikan kepada Pejabat
Penilai yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 53


g) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang
bersangkutan.
h) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.
i) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
j) Kasubbag TU memproses finalisasi dan mendistribusikan DP-3 sesuai
ketentuan yang berlaku

3) PFA Pengendali Mutu


a) Pada akhir tahun takwim, Inspektur selaku Pejabat Penilai PFA
Pengendali Mutu (Koordinator PFA) menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Mutu bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah
ditandatangani menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai.
b) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang
dinilai bagi PFA Pengendali Mutu

c) Kepala BPKP selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3 dari
Pejabat Penilai dan melakukan revisi jika perlu, kemudian
mengembalikan kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.

d) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang


bersangkutan.
e) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.
f) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
g) Kasubbag TU memproses finalisasi dan mendistribusikan DP-3 sesuai
ketentuan yang berlaku

2. Cuti
Cuti merupakan hak PNS, oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda
dalam rangka waktu tertentu jika kepentingan dinas mendesak. Ketentuan mengenai
pelaksanaan cuti PNS diatur dalam PP No. 24 tahun 1976. Sesuai dengan struktur
organisasi Kelompok PFA, mekanisme pemberian cuti bagi PFA di lingkungan
Inspektorat adalah sebagai berikut :

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 54


a. Prosedur pemberian cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting,
dan cuti bersalin:
1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag TU.

2) Permohonan cuti bagi PFA disampaikan kepada Inspektur, untuk


memperoleh persetujuan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf
atasan langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag TU memproses penerbitan
surat ijin cuti yang ditandatangani oleh Inspektur
4) Kasubbag TU menyampaikan surat ijin cuti kepada PFA yang bersangkutan.

b. Prosedur Pemberian Cuti Besar


1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag TU
2) Permohonan cuti disampaikan kepada Inspektur untuk memperoleh
persetujuan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag TU memprosess penerbitan
surat ijin cuti besar yang ditandatangani oleh Inspektur

4) Kasubbag TU menyampaikan surat ijin cuti besar kepada PFA yang


bersangkutan.

c. Prosedur Cuti di Luar Tanggungan Negara


1) PFA mengajukan permohonan cuti kepada Kepala BPKP cq. Sesma melalui
Inspektur, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
2) Apabila tidak ada keberatan, Inspektur membuat surat persetujuan/pengantar
kepada Sesma
3) Surat persetujuan/pengantar dan surat permohonan cuti di luar tanggungan
Negara disampaikan kepada Sesma.

4) Inspektur menerima surat ijin Cuti di luar Tanggungan Negara dari Sesma,
dan menyampaikannya kepada PFA yang bersangkutan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 55


3. Penyelenggaraan Daftar Hadir
Sesuai struktur organisasi Kelompok PFA, penyelenggaraan Daftar Hadir bagi PFA
adalah sebagai berikut :
a. Inspektur menyelenggarakan Daftar Hadir bagi Kelompok PFA

b. Penyelenggaraan Daftar Hadir dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.


c. Dalam rangka pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional di lingkungan
Inspektorat, Inspektur menunjuk Petugas Penegak Disiplin Pegawai yang
melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku

4. Pelanggaran terhadap PP 30 dan PP 10 / PP 45


Mekanisme pengenaan hukuman terhadap PFA yang melakukan pelanggaran
ketentuan PP 30 dan PP 10 / PP 45 dan penetapan Pejabat Yang Berwenang
Menghukum ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Kepala BPKP sesuai
ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan PKS

a. Kegiatan Utama PKS


1) Kegiatan Perencanaan
2) Kegiatan Pelaksanaan

3) Kegiatan Pelaporan Pelaksanaan PKS

b. Prosedur Kegiatan Perencanaan


1) Secara berkala dengan SK Inspektur dibentuk Satgas PKS

2) Koordinator PFA menyusun rencana tahunan PKS di lingkungannya


3) Rencana PKS disampaikan kepada Koordinator Satgas PKS
4) Rencana PKS yang telah disetujui Inspektur didistribusikan oleh Kasubbag
TU kepada: Pusdiklatwas BPKP, Koordinator Satgas PKS, Koordinator
PFA, dan Kasubbag TU.

c. Prosedur Kegiatan Pelaksanaan


1) Berdasarkan rencana PKS, Koordinator Satgas PKS mengkoordinasikan
pelaksanaan PKS dan mengadministrasikan seluruh kegiatan PKS dengan
dukungan Kasubbag TU.
2) Kasubbag TU menyiapkan ruangan, sarana, dan prasarana PKS.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 56


d. Prosedur Kegiatan Pelaporan
1) Koordinator Satgas PKS cq. Sekretaris Satgas PKS menerima akumulasi
output PKS.
2) Koordinator Satgas PKS menyusun Laporan Triwulanan PKS dan
menyampaikannya kepada Inspektur untuk ditandatangani
3) Kasubbag TU mendistribusikan Laporan Triwulanan PKS

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 57


BAB IV
POLA HUBUNGAN KERJA

PEJABAT STRUKTURAL DENGAN PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR


DI LINGKUNGAN PERWAKILAN BPKP

A. POLA HUBUNGAN KERJA KEGIATAN PENGAWASAN

1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP

Kepala Perwakilan

Kabag Tata Usaha

Kasubbag Kasubbag Kasubbag Kasubbag


Program & Kepegawaian Keuangan Umum
Pelaporan

Kabid Kabid Kabid


Pengawasan Akuntabilitas Koord. Koord. Koord. Koord. Kabid
Instansi Pemerintah Akuntan Investigasi
PFA 1 PFA 2 PFA 3 PFA 4
Pemerintah Daerah Negara
Pusat

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 58


2. Struktur Organisasi Kelompok PFA di Lingkungan Perwakilan BPKP

Koord PFA 1 Ketua


Koord PFAKelompok
2 PFA (PM)
Koord PFA 3 Koord PFA 4
(PM) (PM) (PM) (PM)

PT PT PT PT PT PT PT PT

KT KT KT KT KT KT KT KT
/ / / / / / / /
AT AT AT AT AT AT AT AT

Keterangan:

a. Pengelompokkan JFA di lingkungan Perwakilan BPKP bersifat mengambang


(floating) dan berada di bawah Kepala Perwakilan. Jumlah Koordinator PFA
disesuaikan dengan rentang kendali berdasarkan keputusan Kepala Perwakilan BPKP
yang bersangkutan. Sebagai contoh, Koordinator PFA dapat disusun sebagai berikut:
1) Koordinator PFA 1, bermitra dengan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah
Pusat
2) Koordinator PFA 2, bermitra dengan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
3) Koordinator PFA 3, bermitra dengan Bidang Akuntan Negara
4) Koordinator PFA 4, bermitra dengan Bidang Investigasi
b. Setiap Koordinator PFA membawahkan beberapa Pengendali Teknis
c. Setiap Pengendali Teknis membawahkan beberapa Ketua Tim dan Anggota Tim.
d. Penetapan personil dalam struktur organisasi PFA dilakukan setiap awal tahun atau
sesuai kebutuhan, dengan keputusan Kepala Perwakilan.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 59


3. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Perencanaan Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Perencanaan Pengawasan di lingkungan Perwakilan BPKP, sebagaimana
digambarkan dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 63, adalah sebagai berikut:

a. Kepala Perwakilan
1) Menerima kebijakan pengawasan dan KF1dari BPKP Pusat

2) Menerima KF2 dari Perwakilan lain


3) Menugaskan Kelompok PFA untuk menyusun KF2 dan KF3 berdasarkan
kebijakan pengawasan dengan mempertimbangkan DOP, KF1 dari BPKP Pusat,
dan KF2 dari Perwakilan lain

4) Menyetujui KF2 dan KF3 dan mengirimkan KF2 kepada Perwakilan lain
5) Memberikan arahan kepada Kepala Bidang, Kabag TU dan Kelompok PFA
mengenai KF2 dan KF3 yang telah disetujui dan rencana penyusunan UPKPT

6) Menugaskan kepada Kelompok PFA untuk menyusun UPKPT


7) Menandatangani UPKPT dan menyampaikan kepada Kepala BPKP untuk
mendapat persetujuan

8) Menerima PKPT dari Kepala BPKP dan menugaskan Kelompok PFA untuk
menyesuaikan KM1 dan KM2 dengan PKPT

b. Kabag Tata Usaha


1) Memproses penerbitan surat tugas bagi Kelompok PFA untuk menyusun KF2
dan KF3 dan mengarsipkan berkas penugasan
2) Menerima KF2 dan KF3 dari Kepala Bidang dan meneruskan kepada Kepala
Perwakilan serta mengarsipkan copy-nya

3) Menerima KF1, KF2, KF3, dan kebijakan pengawasan dari Kepala Perwakilan
dan menyampaikannya kepada Kepala Bidang sebagai bahan penyusunan
UPKPT

4) Memproses penerbitan surat tugas bagi Kelompok PFA untuk menyusun UPKPT
dan mengarsipkan berkas penugasan
5) Menerima UPKPT, KM1, dan KM2 dari Kepala Bidang untuk diteruskan kepada
Kepala Perwakilan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 60


6) Menerima KM1 dan KM2 yang disetujui Kepala Perwakilan untuk diarsipkan

7) Menerima PKPT dari Kepala Perwakilan untuk diteruskan kepada Kepala Bidang
dan mengarsipkan copy-nya
8) Menerima dan mengarsipkan KM1 dan KM2 yang telah disesuaikan dengan
PKPT dari Kepala Bidang

c. Kepala Bidang
1) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
penyusunan KF2 dan KF3, dan menyampaikan konsep Surat Tugas kepada
Kepala Perwakilan
2) Melakukan Koordinasi dengan Kepala Bidang lain dalam hal penugasan PFA
memerlukan koordinasi lintas Bidang

3) Mereview dan menyampaikan KF2 dan KF3 kepada Kabag TU untuk diteruskan
kepada Kepala Perwakilan
4) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
penyusunan UPKPT, KM1, dan KM2, dan menyampaikan konsep Surat Tugas
kepada Kepala Perwakilan
5) Mereview dan menyampaikan UPKPT, KM1, dan KM2 kepada Kabag TU untuk
disampaikan kepada Kepala Perwakilan

6) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan


penyesuaian KM1 dan KM2 dengan PKPT, dan menyampaikan konsep Surat
Tugas kepada Kepala Perwakilan

7) Mereview dan menyampaikan KM1 dan KM2 Definitif kepada Kabag TU untuk
diadministrasikan
8) Mengarsipkan PKPT, KM1, dan KM2 sebagai alat monitoring

d. Kelompok PFA
1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)
a) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kabid untuk penugasan
penyusunan KF2 dan KF3

b) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kabid untuk penugasan


penyusunan KF1 dan UPKPT
c) Mereview dan menyampaikan KF2 dan KF3 kepada Kabid

d) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kabid untuk penugasan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 61


penyusunan UPKPT, KM1, dan KM2

e) Mereview dan menyampaikan UPKPT, KM1, dan KM2 kepada Kabid


f) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kabid untuk penugasan untuk
penugasan penyesuaian KM1/KM2 dengan PKPT

g) Mereview dan menyampaikan KM1, dan KM2 definitif kepada Kabid


h) Memberikan arahan kepada Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim
dalam persiapan penugasan (penyusunan KM3, KM4, dan konsep Surat
Tugas) serta menyampaikan berkas penugasan kepada Kepala Perwakilan,
melalui Kabid, untuk penerbitan Surat Tugas.
i) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh
Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim dan Anggota Tim dalam persiapan
penugasan (penyusunan KM3, KM4, dan konsep Surat Tugas) serta
menyampaikan berkas penugasan kepada Koordinator PFA untuk penerbitan
Surat Tugas.
b) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh Ketua
Tim dan Anggota Tim.

c) Menyampaikan hasil penugasan kepada Koordinator PFA untuk selanjutnya


disampaikan kepada Kabid.

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Menyiapkan berkas penugasan (KM3, KM4, dan konsep Surat Tugas) dan
menyampaikannya kepada Pengendali Teknis untuk penerbitan Surat Tugas.
b) Melaksanakan penugasan

c) Menyampaikan hasil penugasan kepada Pengendali Teknis untuk selanjutnya


disampaikan kepada Koordinator PFA.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 62


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 63
4. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Perwakilan BPKP, sebagaimana
digambarkan dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 68 dan 69, adalah sebagai
berikut:

a. Kepala Perwakilan
1) Memberikan arahan kepada Kepala Bidang, Kabag TU, dan Koordinator PFA
dalam rangka pelaksanaan pengawasan
2) Menerbitkan Surat Tugas kepada Tim PFA untuk melaksanakan penugasan
pengawasan

3) Memberikan arahan kepada Koordinator PFA dan Kepala Bidang dengan media
review meeting tentang permasalahan yang ditemukan selama melaksanakan tugas
pengawasan

4) Menyelenggarakan review meeting dengan Kabid dan Koordinator PFA untuk


membahas konsep LHA. yang telah disusun oleh Tim Audit. Review meeting yang
dilaksanakan khusus untuk membahas konsep LHA dimaksudkan agar substansi /
materi LHA yang ditandatangani oleh Koordinator PFA (Pengendali Mutu) telah
disetujui Kepala Perwakilan.
5) Menerima LHA yang telah ditandatangani oleh Koordinator PFA (Pengendali
Mutu)
6) Mereview dan menandatangani LHA, dalam hal Koordinator PFA dijabat oleh
PFA yang belum bersertifikat Pengendali Mutu
7) Mereview dan menandatangani Management Letter (ML), Surat Penegasan
(SPN), dan Surat Pengantar Masalah (SPM) dan menyerahkan LHA beserta ML,
SPN, dan SPM kepada Kabag TU untuk diberi nomor dan tanggal dan selanjutnya
didistribusikan
8) Menandatangani laporan hasil penugasan lainnya (untuk kegiatan non audit) dan
menyerahkan kepada Kabag TU untuk didistribusikan

b. Kabag TU
1) Melakukan koordinasi dengan Kelompok PFA dalam persiapan penugasan dengan
membandingkan antara berkas usulan penugasan dengan PKPT

2) Memproses penerbitan surat tugas dan mengarsipkan surat tugas sebagai bahan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 64


monitoring pelaksanaan PKPT

3) Memproses penerbitan LHA, ML, SPN, dan SPM dengan memberi nomor dan
tanggal (LHA, ML, SPN dan SPM diberi nomor dan tanggal setelah ML, SPN,
atau SPM ditandatangani oleh Kepala Perwakilan)

4) Mendistribusikan LHA, ML, SPN, dan SPM, dan laporan hasil penugasan lainnya
(non audit) kepada pihak yang terkait
5) Mengadministrasikan pengarsipan (Central File) berkas hasil penugasan (antara
lain KKP, LHA, ML, SPN, SPM dan laporan hasil penugasan lainnya beserta
berkas pendukungnya)

c. Kepala Bidang
1) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam persiapan penugasan
dengan memperhatikan PKPT, KM1, dan KM2
2) Meminta Koordinator PFA agar mengusulkan susunan tim untuk penugasan
pengawasan, dan selanjutnya menyampaikan konsep Surat Tugas ke Kabag TU
dan Kepala Perwakilan

3) Melakukan review meeting dengan Kelompok PFA mengenai kemajuan


pelaksanaan penugasan
4) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan Kepala
Perwakilan untuk membahas konsep LHA yang telah disusun oleh Kelompok
PFA.
5) Menerima LHA yang telah ditandatangani Koordinator PFA (Pengendali Mutu).

6) Mereview konsep LHA yang diterima dari Koordinator PFA, dalam hal
Koordinator PFA dijabat oleh PFA yang belum memiliki sertifikat Pengendali
Mutu
7) Mereview konsep ML, SPN, dan SPM dan menyampaikannya bersama dengan
LHA / Konsep LHA kepada Kepala Perwakilan
8) Menerima konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dari Koordinator
PFA, mereview, dan menyampaikannya kepada Kepala Perwakilan.

d. Kelompok PFA
1) Koordinator PFA
a) Melakukan koordinasi dengan Kabid dalam rangka persiapan penugasan
pengawasan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 65


b) Menyampaikan usulan susunan tim kepada Kabid untuk penugasan
pengawasan
c) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan
oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.

d) Melakukan koordinasi dengan Kabid dalam rangka pelaksanaan review


meeting selama pelaksanaan tugas pengawasan
e) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan Kepala
Perwakilan untuk membahas konsep LHA.

f) Mereview dan menandatangani LHA (bagi Koordinator PFA yang


bersertifikat Pengendali Mutu atau Koordinator yang belum bersertifikat
Pengendali Mutu tetapi ditugaskan sebagai Pengendali Mutu dalam
penugasan) dan menyampaikannya kepada Kepala Perwakilan melalui Kabid
g) Mereview konsep LHA (bagi Koordinator PFA yang belum bersertifikat
Pengendali Mutu dan ditugaskan sebagai Pengendali Teknis dalam penugasan)
dan menyampaikannya kepada Kepala Perwakilan melalui Kabid

h) Mereview konsep ML, SPN, dan SPM serta menyampaikannya kepada Kepala
Perwakilan melalui Kabid
i) Mereview dan menyampaikan konsep laporan hasil penugasan lainnya (non
audit) kepada Kepala Perwakilan melalui Kabid
j) Menyampaikan berkas hasil penugasan kepada Kabag TU (Central File)
melalui Kabid
k) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM7)

2) Pengendali Teknis
a) Memberikan arahan kepada Ketua Tim dan Anggota Tim dalam persiapan
penugasan (penyusunan KM3, KM4, KM9, dan konsep Surat Tugas) serta
menyampaikan berkas penugasan kepada Koordinator PFA untuk penerbitan
Surat Tugas.
b) Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh Ketua
Tim dan Anggota Tim.

c) Mereview konsep LHA, ML, SPN, dan SPM yang telah disusun oleh Ketua
Tim dan menyampaikannya kepada Koordinator PFA.
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan Kepala
Perwakilan untuk membahas konsep LHA.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 66


e) Mereview konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) yang telah
disusun oleh Ketua Tim dan menyampaikannya kepada Koordinator PFA.
f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5 dan KM8)

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Menyiapkan berkas penugasan (KM3, KM4, KM9, dan konsep Surat Tugas)
dan menyampaikannya kepada Pengendali Teknis untuk penerbitan Surat
Tugas.

b) Melaksanakan penugasan
c) Menyusun konsep LHA, ML, SPN, dan SPM serta menyampaikan kepada
Pengendali Teknis
d) Memberikan masukan dalam review meeting yang diselenggarakan Kepala
Perwakilan untuk membahas konsep LHA.
e) Menyusun konsep laporan hasil penugasan lainnya (non audit) dan
menyampaikannya kepada Pengendali Teknis

f) Menyusun formulir Kendali Mutu (KM5, KM6, dan KM10)

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 67


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 68
Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 69
5. Pola Hubungan Kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor
dalam Kegiatan Evaluasi Pengawasan
Pola hubungan kerja Pejabat Struktural dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam
Kegiatan Evaluasi Pengawasan di lingkungan Perwakilan BPKP, sebagaimana
digambarkan dalam bagan arus (flowchart) pada halaman 73, adalah sebagai berikut:

a. Kepala Perwakilan
1) Memberikan arahan kepada Kabag TU/Kepala Bidang dan Koordinator PFA
dalam rangka evaluasi hasil pengawasan
2) Menugaskan kepada Kelompok PFA untuk menyusun TPIII 2000 dan
melaksanakan monitoring tindak lanjut
3) Memberikan arahan kepada Kabid dan Kabag TU dalam rangka penyusunan
laporan periodik
4) Menandatangani laporan periodik dan menyampaikannya kepada Kasubbag TU
untuk didistribusikan

5) Menugaskan kepada Kelompok PFA untuk melakukan evaluasi hasil pengawasan


dan menyusun Daftar Obrik Potensial (DOP)
6) Mereview dan menyetujui DOP

b. Kabag TU
1) Menerima laporan rencana dan realisasi mingguan RMP/RPL (KM12) dari Kepala
Bidang
2) Menyusun formulir pengendalian RMP/RPL (KM11) dan menyampaikan kepada
Kepala Perwakilan
3) Menerima TPIII 2000 dari Kepala Bidang dan menyelenggarakan pengolahan data
temuan dan tindak lanjut hasil pengawasan

4) Menyusun laporan periodik hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada


Kepala Perwakilan
5) Menerima laporan periodik dari Kepala Perwakilan dan mendistribusikannya

6) Menerima DOP dari Kabid dan menyusun kompilasi DOP untuk lingkup
Perwakilan.
7) Menyampaikan kompilasi DOP kepada Kepala Perwakilan

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 70


c. Kepala Bidang
1) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam persiapan penugasan
penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
2) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka pelaksanaan
penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
3) Menyampaikan TPIII 2000 dan hasil monitoring tindak lanjut kepada Kabag TU
4) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka persiapan
penugasan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP.
5) Melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA dalam rangka pelaksanaan
evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP
6) Melakukan Koordinasi dengan Kabid lain dalam hal penugasan PFA memerlukan
koordinasi lintas Bidang
7) Menyampaikan DOP kepada Kabag TU untuk dikompilasi
8) Menyusun laporan rencana dan realisasi mingguan RMP/RPL (KM12) dan
menyerahkan kepada Kabag TU

d. Kelompok PFA
1) Koordinator PFA (Pengendali Mutu)
a) Melakukan koordinasi dengan Kabid dalam rangka persiapan penugasan
penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
b) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII 2000
dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua
Tim, dan Anggota Tim
c) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada Kabid
d) Melakukan koordinasi dengan Kabid dalam rangka persiapan penugasan
evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP
e) Melakukan supervisi atas pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan dan
penyusunan DOP yang dilakukan oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan
Anggota Tim

f) Menyampaikan DOP kepada Kabid

2) Pengendali Teknis
a) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan penugasan penyusunan TPIII 2000

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 71


dan monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Ketua Tim dan Anggota
Tim.
b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada Koordinator
PFA Bidang

c) Melaksanakan supervisi pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan dan


penyusunan DOP yang dilakukan oleh Ketua Tim dan Anggota Tim
d) Menyampaikan DOP kepada Koordinator PFA Bidang

3) Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Melaksanakan penugasan penyusunan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut
b) Menyampaikan TPIII 2000 dan monitoring tindak lanjut kepada Pengendali
Teknis

c) Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan DOP


d) Menyampaikan DOP kepada Pengendali Teknis

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 72


Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 73
B. POLA HUBUNGAN KERJA KEGIATAN NON PENGAWASAN
Tanggung jawab kegiatan non pengawasan berupa pembinaan kepegawaian berada pada
pimpinan satuan organisasi masing-masing, yang meliputi antara lain: Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan, Pemberian Cuti, dan Penegakan Disiplin Pegawai dalam rangka
Gerakan Disiplin Nasional (GDN).
Tanggung jawab PFA dalam rangka pembinaan kepegawaian adalah membantu
pimpinan satuan organisasi antara lain dengan memberi penilaian/masukan penilaian
dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan PFA di bawahnya, memberikan rekomendasi
dalam pemberian cuti kepada pejabat yang berwenang, dan berperan aktif dalam
penegakan disiplin di lingkungan PFA.
Pola hubungan kerja pejabat struktural dengan pejabat fungsional auditor dalam
pelaksanaan tanggung jawab non pengawasan diuraikan berikut ini :

1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PFA (DP-3)


Dasar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS adalah PP No. 10 tahun 1979 tentang
DP-3 yang bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif
dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, sehingga setiap
pejabat yang berwenang membuat DP-3 berkewajiban membuat dan memelihara
catatan mengenai PNS yang berada dalam lingkungan kerja masing-masing.

Sesuai dengan struktur organisasi Kelompok PFA di lingkungan Perwakilan BPKP,


penentuan Pejabat Penilai dan prosedur penerbitan DP3 untuk Pejabat Fungsional
Auditor di lingkungan Perwakilan BPKP adalah sebagai berikut :

a. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai DP-3 bagi PFA


Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan Perwakilan BPKP adalah atasan
langsung PFA yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Perwakilan sesuai
dengan struktur organisasi PFA. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung
Pejabat Penilai sesuai dengan struktur organisasi PFA yang ditetapkan dengan
keputusan Kepala Perwakilan maupun struktur organisasi BPKP secara
keseluruhan. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai bagi PFA di lingkungan
Perwakilan BPKP adalah :

1) Pejabat Penilai bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim adalah Pengendali
Teknis sebagai atasan langsung PFA yang bersangkutan. Atasan Pejabat
Penilai adalah Koordinator PFA (Pengendali Mutu). Dalam hal Koordinator
PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu, Atasan Pejabat Penilai
adalah Kabid mitra kerjanya.

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 74


2) Pejabat Penilai bagi PFA Pengendali Teknis adalah Koordinator PFA
(Pengendali Mutu) sebagai atasan langsungnya. Dalam hal Koordinator PFA
belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu, Pejabat Penilai adalah Kabid
terkait. Atasan Pejabat Penilai adalah Kepala Perwakilan.

3) Pejabat Penilai bagi Pengendali Mutu (Koordinator PFA) adalah Kepala


Perwakilan sebagai atasan langsungnya (tanpa memperhatikan pangkat dan
golongan sesuai dengan pasal 33 PP 99/2000 j.o PP 12/2002). Atasan
pejabat penilai adalah Kepala BPKP.

4) Penetapan pejabat penilai dan atasan pejabat penilai dilakukan setiap awal
tahun dan atau setiap adanya mutasi PFA/Pejabat Struktural.

b. Mekanisme Penilaian dan Penerbitan DP-3


Dalam pelaksanaan penugasan, atasan langsung PFA dalam surat tugas dapat
berbeda dengan atasan langsung yang ditetapkan dalam struktur organisasi yang
merupakan Pejabat Penilai DP-3. Atasan langsung dalam penugasan
memberikan masukan untuk penilaian DP-3 bagi PFA yang berada di bawah
supervisinya kepada Pejabat Penilai PFA yang bersangkutan. Mekanisme
penilaian dan penerbitan DP-3 bagi PFA di lingkungan Perwakilan BPKP
adalah:

1) PFA Ketua Tim dan Anggota Tim


a) Pengendali Teknis yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan terhadap penilaian pekerjaan
bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim yang berada di bawah
supervisinya

b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Teknis yang merupakan atasan


langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian kepada
Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Ketua Tim dan Anggota
Tim yang berada di bawah supervisinya.
c) Pengendali Teknis yang telah ditetapkan sebagai Pejabat Penilai DP-3
menyusun konsep DP-3 bagi PFA Ketua Tim dan Anggota Tim
bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah ditandatangani
menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai
d) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) yang ditetapkan sebagai Atasan
Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika diperlukan melakukan revisi,

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 75


dan setelah ditandatangani dikembalikan kepada Pejabat Penilai yang
bersangkutan.
e) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,
Kabid selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3, jika
diperlukan melakukan revisi, dan setelah ditandatangani dikembalikan
kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.
f) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang
bersangkutan.

g) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu


menyampaikan keberatan tertulis dan mengembalikan konsep DP-3
kepada Atasan Pejabat Penilai.

h) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU


i) Kasubbag Kepegawaian memprosess finalisasi dan mendistribusikan DP-
3 sesuai ketentuan yang berlaku

2) PFA Pengendali Teknis


a) Pengendali Mutu yang merupakan atasan langsung dalam penugasan
diwajibkan menyelenggarakan pencatatan penilaian pekerjaan bagi PFA
Pengendali Teknis yang berada di bawah supervisinya

b) Pada setiap selesai penugasan, Pengendali Mutu yang merupakan atasan


langsung dalam penugasan menyampaikan catatan hasil penilaian kepada
Pejabat Penilai DP-3 untuk masing-masing PFA Pengendali Teknis yang
berada di bawah supervisinya.

c) Koordinator PFA (Pengendali Mutu) selaku Pejabat Penilai PFA


menyusun konsep DP-3 bagi PFA Pengendali Teknis bawahannya sesuai
struktur organisasi dan setelah ditandatangani menyampaikannya kepada
Atasan Pejabat Penilai.

d) Dalam hal Koordinator PFA belum memiliki sertifikat Pengendali Mutu,


Kabid selaku Pejabat Penilai PFA menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Teknis di lingkungan Koordinator PFA dan setelah
ditandatangani menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai.
e) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang
dinilai bagi PFA Pengendali Teknis

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 76


f) Kepala Perwakilan selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3
dari Pejabat Penilai dan melakukan revisi jika perlu, kemudian
mengembalikan kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.
g) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang
bersangkutan.
h) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.

i) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU


j) Kasubbag Kepegawaian memproses finalisasi dan mendistribusikan DP-3
sesuai ketentuan yang berlaku

3) PFA Pengendali Mutu


a) Pada akhir tahun takwim, Kepala Perwakilan selaku Pejabat Penilai PFA
Pengendali Mutu (Koordinator PFA) menyusun konsep DP-3 bagi PFA
Pengendali Mutu bawahannya sesuai struktur organisasi dan setelah
ditandatangani menyampaikannya kepada Atasan Pejabat Penilai.
b) Unsur Kepemimpinan dalam unsur penilaian DP-3 termasuk unsur yang
dinilai bagi PFA Pengendali Mutu

c) Kepala BPKP selaku Atasan Pejabat Penilai menerima konsep DP-3 dari
Pejabat Penilai dan melakukan revisi jika perlu, kemudian
mengembalikan kepada Pejabat Penilai yang bersangkutan.
d) Konsep DP-3 oleh Pejabat Penilai disampaikan kepada PFA yang
bersangkutan.
e) PFA yang bersangkutan meneliti konsep DP-3 dan bila perlu
menyampaikan keberatan tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai dan
kemudian mengembalikannya kepada Pejabat Penilai.
f) Pejabat Penilai menyampaikan konsep DP-3 kepada Kasubbag TU
g) Kasubbag Kepegawaian memproses finalisasi dan mendistribusikan DP-3
sesuai ketentuan yang berlaku

2. Cuti
Cuti merupakan hak PNS, oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda
dalam rangka waktu tertentu jika kepentingan dinas mendesak. Ketentuan mengenai
pelaksanaan cuti PNS diatur dalam PP No. 24 tahun 1976. Sesuai dengan struktur

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 77


organisasi Kelompok PFA, mekanisme pemberian cuti bagi PFA di lingkungan
Perwakilan BPKP adalah sebagai berikut :

a. Prosedur pemberian cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting,
dan cuti bersalin:
1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag Kepegawaian.
2) Permohonan cuti bagi PFA Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis
disampaikan kepada Kepala Perwakilan, sedangkan bagi PFA Ketua Tim
dan Anggota Tim disampaikan kepada Kabag TU, untuk memperoleh
persetujuan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA

3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag Kepegawaian memproses


penerbitan surat ijin cuti yang ditandatangani oleh Kepala Perwakilan (bagi
PFA Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis) dan oleh Kabag TU (bagi
PFA Ketua Tim dan Anggota Tim)

4) Kasubbag Kepegawaian menyampaikan surat ijin cuti kepada PFA yang


bersangkutan.

b. Prosedur Pemberian Cuti Besar


1) PFA membuat permohonan cuti, dengan memperhatikan jumlah hak cuti
yang diadministrasikan oleh Kasubbag Kepegawaian
2) Permohonan cuti disampaikan kepada Kepala Perwakilan untuk memperoleh
persetujuan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf atasan
langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok PFA
3) Apabila permohonan cuti disetujui, Kasubbag Kepegawaian memproses
penerbitan surat ijin cuti besar yang ditandatangani oleh Kepala Perwakilan

4) Kasubbag Kepegawaian menyampaikan surat ijin cuti besar kepada PFA


yang bersangkutan.

c. Prosedur Cuti di Luar Tanggungan Negara


1) PFA mengajukan permohonan cuti kepada Kepala BPKP cq. Sesma melalui
Kepala Perwakilan, setelah terlebih dahulu dibubuhi tanda tangan/paraf
atasan langsung yang bersangkutan sesuai struktur organisasi Kelompok
PFA

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 78


2) Apabila tidak ada keberatan, Kepala Perwakilan membuat surat
persetujuan/pengantar kepada Sesma
3) Surat persetujuan/pengantar dan surat permohonan cuti di luar tanggungan
Negara disampaikan kepada Sesma.

4) Kepala Perwakilan menerima surat ijin Cuti di luar Tanggungan Negara dari
Sesma, dan menyampaikannya kepada PFA yang bersangkutan.

3. Penyelenggaraan Daftar Hadir


Sesuai struktur organisasi Kelompok PFA, penyelenggaraan Daftar Hadir bagi PFA
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Perwakilan menyelenggarakan Daftar Hadir bagi Koordinator PFA.
b. Koordinator PFA menyelenggarakan Daftar Hadir bagi Pengendali Teknis,
Ketua Tim, dan Anggota Tim di lingkungannya masing-masing.
c. Penyelenggaraan Daftar Hadir dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Dalam rangka pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional di lingkungan Perwakilan
BPKP, Kepala Perwakilan menunjuk Petugas Penegak Disiplin Pegawai yang
melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku

4. Pelanggaran terhadap PP 30 dan PP 10 / PP 45


Mekanisme pengenaan hukuman terhadap PFA yang melakukan pelanggaran
ketentuan PP 30 dan PP 10 / PP 45 dan penetapan Pejabat Yang Berwenang
Menghukum ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Kepala BPKP sesuai
ketentuan yang berlaku.

5. Pengelolaan PKS
a. Kegiatan Utama PKS
1) Kegiatan Perencanaan

2) Kegiatan Pelaksanaan
3) Kegiatan Pelaporan Pelaksanaan PKS

b. Prosedur Kegiatan Perencanaan


1) Secara berkala dengan SK Kepala Perwakilan dibentuk Satgas PKS
2) Kabid melakukan koordinasi dengan Koordinator PFA menyusun rencana
tahunan PKS di lingkungannya masing-masing

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 79


3) Rencana PKS disampaikan kepada Koordinator Satgas PKS untuk
dikompilasi menjadi rencana PKS Perwakilan
4) Rencana PKS yang telah disetujui Kepala Perwakilan didistribusikan oleh
Kasubbag Kepegawaian kepada: Pusdiklatwas BPKP, Koordinator Satgas
PKS, Kabid/Koordinator PFA, dan Kasubbag Kepegawaian.

c. Prosedur Kegiatan Pelaksanaan


1) Berdasarkan rencana PKS, Koordinator Satgas PKS mengkoordinasikan
pelaksanaan PKS dan mengadministrasikan seluruh kegiatan PKS dengan
dukungan Kasubbag Kepegawaian.
2) Kasubbag Umum menyiapkan ruangan, sarana, dan prasarana PKS.

d. Prosedur Kegiatan Pelaporan


1) Koordinator Satgas PKS cq. Sekretaris Satgas PKS menerima akumulasi
output PKS.
2) Koordinator Satgas PKS menyusun Laporan Triwulanan PKS dan
menyampaikannya kepada Kepala Perwakilan untuk ditandatangani
3) Kasubbag Kepegawaian mendistribusikan Laporan Triwulanan PKS

Pola Hubungan Pejabat Struktural dengan PFA Deputi – Inspektorat - Perwakilan 80

Anda mungkin juga menyukai