Anda di halaman 1dari 55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dikemukakan hasil-hasil pengembangan Layanan

Konseling Pra Nikah Konseling Islami Berbasis Cyber Konseling Dalam

Meningkatkan Pemahaman Hakikat Pernikahan pada Biro Konseling Sipakainge

IAI Muhammadiyah Kab.Sinjai. Pengembangan yang dilakukan adalah

pengembangan Layanan, perangkat-perangkat dan instrumen-instrumen yang

relevan.

Pada bab I telah dikemukakan bahwa tujuan penelitian ini adalah

menghasilkan suatu Layanan Konseling Pra Nikah berbasis Cyber Konseling.

Proses pengembangan yang secara sistematis menggunakan langkah-langkah

pengembangan model 4D yang telah dimodifikasi. Hasil-hasil yang diperoleh

pada tiap-tiap fase pengembangan sehubungan dengan proses pengembangan

model diuraikan berikut ini.

1. Gambaran Pelaksanaan Layanan Konseling Pra Nikah Keluarga Islami


Sebagai Kebutuhan Pengembangan Layanan.
a. Hasil Kajian Empirik

Analisis kebutuhan Layanan Konseling Keluarga di Biro Konseling

“Sipakainge” IAI Muhammadiyah Sinjai dilakukan dengan menggunakan metode

survey. Kegiatan tersebut dilakukan pada bulan november 2019. Asesmen

kebutuhan melibatkan responden Konselor sebanyak 4 orang dan Konseli

sebanyak 20 orang.
Pada tahap analisis, responden diberikan instrumen berupa lembar angket

dan lembar wawancara. Hasil angket dan hasil wawancara analisis kebutuhan

perangkat layanan di uraikan pada tabel 1.1, dan tabel 1.2. untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Respon konselor tentang Layanan Konseling Keluarga di Biro


Konseling IAI Muhammadiyah Sinjai Tahun 2019

No. Kategori Frekuensi Prosentase


1. Sangat Baik
2. Baik
3. Kurang Baik
4. Tidak Baik
Jumlah

Berdasarkan angket yang telah disebar dengan jumlah butir 10 kepada para

konselor di Biro Konseling Sipakainge IAI Muhammadiyah Sinjai. Data yang

telah terkumpul tentang layanan konseling pra nikah keluarga islami di Biro

Konseling adalah 13% sangat baik, 47% baik, 23% kurang baik, dan 17% tidak

baik. Dari gambar di atas dapat di simpulkan bahwa menurut konselor, layanan

konseling pra nikah keluarga islami di Biro Konseling IAI Muhammadiyah Sinjai

belum terlaksana dengan baik.

Data tentang layanan konseling pra nikah keluarga islami menurut

konselor sejalan dengan data layanan konseling pra nikah keluarga islami menurut

konseli. Berdasarkan data angket yang disebar kepada konseli sebanyak 6 orang

layanan konseling pra nikah keluarga islami masih tergolong rendah. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 layanan konseling pra nikah keluarga islami menurut konseli

Tahun 2019
No. Kategori Frekuensi Prosentase
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Kurang Baik
4. Tidak Baik
Jumlah 100 %

Berdasarkan angket yang telah disebar dengan jumlah butir 48 kepada para

konseli. Data yang telah terkumpul tentang layanan konseling pra nikah keluarga

islami adalah 27% sangat baik, 20% baik, 37% kurang baik, dan 17% tidak baik.

Data tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan konseling pra nikah keluarga

islami menurut konseli masih kurang baik.

Selanjutnya, peneliti melakukan analisis mendalam tentang layanan

konseling pra nikah keluarga islami di Biro Konseling "Sipakainge" IAI

Muhammadiyah Sinjai. Peneliti melakukan analisis pada tiap-tiap komponen

layanan konseling pra nikah keluarga islami yang terdiri dari model pelayanan

serta sarana dan pra sarana pendukung layanan.

Pelaksanaan pelayanan konseling keluarga islami di Biro konseling IAI

Muhammadiyah Sinjai telah dilaksanakan cukup baik dalam bentuk pelayanan

dan pengintegrasian dalam manajemen lembaga. Hasil survey dan hasil

wawancara yang telah dilakukan sebagai bentuk analisis kebutuhan, masih

terdapat banyak hal yang mesti diperkuat dan perlu untuk dikembangkan.

Berdasarkan hasil survey dan hasil wawancara pada tanggal 05-25

Desember 2019 memberikan informasi bahwa pelayanan di biro konseling IAI

Muhammadiyah Sinjai yang perlu diperkuat adalah perangkat layanan yang

berbasis cyber counseling sebagai faktor pendukung dimana selama ini


pelaksanaan layanan bimbingan hanya bersifat satu bentuk yakni face to face

antara konselor dan konseli pada biro konseling yang ada di kampus. bentuk

pelayanan sangatlah rendah dikarenakan peran konselor dalam melakukan proses

konseling sangat terbatas pada ruang dan waktu sehingga hampir semua aktivitas

konseling tidak berjalan efektif, hal ini menyebabkan para konseli kurang puas

dalam mendapatkan layanan pra nikah. Olehnya itu peneliti melakukakan

pengembangan layanan konseling keluarga islami sebagai proses pengembangan

layanan konseling yang praktis serta pengembangan layanan berbasis cyber

counseling untuk memberikan keluasan proses konseling antara konselor dan

konseli yang tidak lagi hanya berfokus pada satu ruang saja akan tetapi proses

pelayanan nantinya sudah mampu di laksanakan baik bersifat pertemuan maupun

melalui pelayanan di media sosial.

Hasil wawancara peneliti dengan 3 orang konselor memberikan informasi

bahwa dalam pelaksanaan layanan konseling pra nikah masih terdapat banyak

kekurangan antara lain belum tersedianya buku model konseling keluarga islami,

buku pedoman konselor dalam melaksanakan proses konseling. Selama ini, para

konselor memberikan pelayanan berdasarkan pengalaman mereka dalam dunia

konseling.

Perkawinan adalah sebuah episode penting dalam hidup pasangan manusia

yang berlainan jenis untuk mengikat diri dalam suatu akad dan janji demi

mengarungi suka duka hidup di dunia bersama-sama. Setelah akad nikah

dilangsungkan sesuai dengan tuntunan syara’ dan aturan perundang-undangan

yang berlaku, maka resmilah menjadi suami istri dengan mengemban sebuah
amanah dari Allah SWT, untuk membangun sebuah mahligai rumah tangga

yang diwujudkan dalam suatu lembaga “keluarga” dan tolak ukur

kesuksesannya dinilai dari kualitas sakinah, mawaddah, warahmah.

Untuk mewujudkan perkawinan yang sakinah mawaddah dan warahmah

maka diperlukan bimbingan bagi calon pengantin yang dapat memberikan

bekal sebelum mengarungi bahtera rumah tangga, olehnya itu diperlukan

adanya upaya-upaya penasehatan atau konseling pernikahan dan keluarga, salah

satunya dalam bentuk pendidikan Pra Nikah yang bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga serta dapat

mengurangi angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT).

Upaya penasehatan atau bimbingan calon pengantin inilah yang menjadi

acuan diterbitkannya Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 Tahun 2004

tentang pemberian wawasan tentang perkawinan dan rumah tangga kepada

calon pengantin, yang kemudian dipertegas lagi dengan Peraturan Direktur

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/491 Tahun 2009, tentang

Kursus Calon pengantin, dan disempurnakan melalui Peraturan Dirjen Bimas

Islam No.II/372 tahun 2011 tentang pedoman penyelenggaraan kursus Pra Nikah.

Pendidikan Pra Nikah yang dilakukan secara manual atau konvensional

dengan metode Pelayanan yang monoton, dan terkesan “usang” memerlukan

terobosan baru dengan desain Pelayanan yang efesien dan efektif demi

terwujudnya tujuan pendidikan yang ingin dicapai, salah satunya adalah dengan

melakukan pendidikan Pra Nikah berbasis Cyber konseling.


Pendidikan Pra Nikah diselengarakan oleh Badan Penasehatan,

Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) yang telah mendapat akreditasi

dari Kementerian Agama namun beberapa lembaga konseling yang telah

terbentuk berupaya membantu kerja BP4 dalam memberikan layanan pendidikan

pra nikah, salah satunya biro konseling Institut Agama Islam Muhammadiyah

(IAIM) sinjai. Pendidikan Pra Nikah atau Kursus calon pengantin diberikan

sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran, dan dilakukan dengan metode

ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus. Peserta Kursus calon pengantin

mendapatkan silabus, dan modul.

Pendidikan Pra Nikah keluarga islami berbasis Cyber Konseling yang

dimaksud dalam kegiatan ini adalah pendidikan Pra Nikah dengan

menggunakan layanan internet dan media sosial yang dikenal dengan istilah

Cyber Conseling seperti handphone yang merupakan salah satu alat elektronik

yang hampir dimiliki setiap masyakat, yang selalu digunakan dan dibawah

kapan saja dan dimana pun. Oleh karena itu, handphone dapat dimaksimalkan

sebagai perangkat alternatif dengan menyisipkan beberapa layanan media

Pelayanan Pra Nikah bagi masyarakat peserta pendidikan Pra Nikah. Konten

materi pendidikan Pra Nikah dimasukkan kedalam sosial media yang dapat

diakses pada handphone ataupun komputer masyarakat Pra Nikah, sehingga

masyarakat tersebut dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja.

b. Hasil Kajian Literatur

A) Konseling Keluarga Islami


Konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu “counseling” sedang kata

“counseling” dari kata “to counsel” yang artinya memberikan nasehat/memberi

anjuran kepada orang lain secara face to face (berhadapan muka satu sama lain)

dan juga bisa diartikan advice yang artinya nasehat atau petuah.

Dalam kamus al-Mawrid (kamus Inggris-Arab) kata councel, bahasa

arabnya adalah ‫نصيحة‬. Dan dalam kamus Mahmud Yunus, kata ‫يحة‬II‫ نص‬berarti

nasehat yang baik.Akan tetapi, konseling bukan hanya bantuan yang berupa

pemberian nasihat yang baik saja, malainkan pemberian nasihat itu hanya bagian

kecil dari upaya dalam konseling. Hal ini dikarenakan proses konseling

menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pribadi klien secara optimal.

Di samping memerlukan pemberian nasihat, pada umumnya klien memerlukan

pula pelayan lain sesuai dengan masalah yang ia alami, seperti pemberian

informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan dan lain sebagainya. Selain itu,

konselor harus melakukan upaya tindak lanjut serta mensinkronisasikan upaya

yang satu dengan upaya yang lainnya, sehingga keseluruhan upaya tersebut

menjadi suatu ringkasan yang terpadu dan berkesinambungan.

Sebagaimana pengertian bimbingan (guidance), maka di dalam pengertian

konseling secara umum dan Islami juga terdapat beberapa pendapat, antara lain:

1. Hasan Langgulung (1986 : 452).

“Konseling adalah proses yang bertujuan menolong seseorang yang mengidap

kegoncangan emosi sosial yang belum sampai pada tingkat kegoncangan

psikologis atau kegoncangan akal, agar ia dapat menghindari diri dari

padanya.”
2. Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999 : 99).

“Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui

wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu

yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien), yang bermuara pada

teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.”

3. Menurut Bruce Shretzer and Shelly C. Stone (1966 : 26)

“Counseling is an interaction process which facilitate meaningful

understanding of self and environment and result in the establishment, and/or

clarification of goals and values for future behavior.”

Artinya :“Konseling adalah suatu proses interaksi yang memudahkan

pengertian diri dan lingkungan serta hasil-hasil pembentukan dan atau

klarifikasi tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang berguna bagi tingkah laku yang

akan datang.”

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa konseling adalah

suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami masalah, agar

individu atau seseorang yang mengalami masalah dengan cara face to face (tatap

muka) dan bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Sedangkan konseling keluarga secara umum adalah: usaha membantu

individu anggota keluarga yang mengalami masalah dengan mempertimbangkan

kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan perilaku positif

pada diri individu yang akan memberikan dampak positif pula terhadap anggota

keluarga lainnya. Setelah kita mengetahui pengertian konseling dari sudut

pandang keluarga secara umum, maka perlu dikemukakan pula pengertian


konseling dari sudut pandang keluarga Islami, yang dirumuskan oleh Thohari

Musnamar (1992 : 70) adalah:

Konseling Keluarga Islami adalah: “proses pemberian bantuan terhadap

individu agar dalam menjalankan kehidupan rumah tangga senantiasa

menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah dan selaras dengan

ketentuan dan petunjuknya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat”

Dari pengertian bimbingan keluarga Islami dan konseling keluarga islami

tersebut, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut, bimbingan dan

konseling keluarga Islami adalah : proses pemberian bantuan terhadap individu

agar dalam menjalankan kehidupan berumah tangga senantiasa menyadari

eksistensinya sebagai makhluk Allah dan selaras dengan ketentuan dan

petunjuknya, sehingga dapt mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

1. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Keluarga Islami

Dasar dari bimbingan konseling keluarga secara umum adalah

kebahagiaan hidup di dunia, sedangkan dasar dari bimbingan dan konseling

keluarga Islami adalah sebagaimana halnya Bimbingan dan Konseling Islami

yang umum, yakni bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Selanjutnya akan

diuraikan dasar dari bimbingan dan konseling keluarga Islami secara terperinci:

a. Dasar kebahagiaan dunia akhirat


Bimbingan dan konseling keluarga islami ditujukan kepada upaya

membantu individu mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Dalam

hal ini kebahagiaan di dunia harus dijadikan sebagai sarana mencapai

kebahagiaan akhirat dan kebahagian tersebut bukan saja untuk seorang

anggota keluarga tatapi untuk semua anggota keluarga, sebagaimana firman

Allah:

...}201 : ‫ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وقنا عذاب النار{البقرة‬

Artinya: “… Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan

diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS. Al-Baqarah : 201)

b. Dasar sakinah, mawaddah wa rahmah

Bimbingan dan konseling keluarga islami berusaha membantu

individu untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang sakinah,

mawaddah wa rahmah, sebagaimana firman Allah SWT:

}21 : ‫{الروم‬...‫ومن أياته أن خلق لكم من انفسكم ازواجا لتسكنوا اليها وجعل بينكم مودة ورحمة‬

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan

sayang…”(QS. Ar-Rum : 21)

c. Dasar komunikasi dan musyawarah

Bimbingan dan konseling keluarga Islami harus dilakukan dengan

komunikasi dan musyawarah yang dilandasi rasa hormat- menghormati dan

disinari rasa kasih sayang, sehingga komunikasi tersebut akan berjalan


dengan lemah lembut. Hal ini sesuai dengan Al Qur'an surat Asy-Syuura: 38

sebagai berikut:

...}38 : ‫{الشورى‬...‫وأمرهم شورىبينهم‬

Artinya: “… sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara

mereka…”(QS. Asy-Syuura: 38)

d. Dasar sabar dan tawakal

Bimbingan dan konseling keluarga islami membantu individu

pertama-tama bersikap sabar dan tawakal dalam menghadapi masalah-

masalah keluarga, sebab dengan bersabar dan bertawakal akan diperoleh

kejernihan dalam pikiran, tidak tergesa-gesa dan terburu nafsu mengambil

keputusan, dengan demikian akan terambil keputusan terakhir yang lebih

baik. Sabar dan tawakal ini harus ada pada diri klien (bersabar dan

bertawakal atas masalah-masalah yang dihadapi) dan konselor (agar

bersabar dan bertawakal dalam memberikan pertolongan). Sesuai firman

Allah:

‫) اال الذين أمنوا وعملوا الصالحت وتوا صوا بالحق وتوا صوا‬2(‫) ان االنسان لفى خسر‬1(‫والعصر‬

)3-1 : ‫) (العصر‬3(‫بالصبر‬

Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nesehat menasehati

supaya menetapi kesabaran. (Q. S. Al-Ashr: ayat 1-3).

e. Dasar manfaat (maslahat)


Islam banyak memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap

berbagai problem keluarga, misalnya membuka pintu poligami dan

perceraian. Dengan bersabar dan bertawakal terlebih dahulu, diharapkan

pintu pemecahan rumah tangga maupun yang diambil nantinya oleh

seseorang, selalu berkiblatkan pada mencari manfaat atau (maslahat) yang

sebesar-besarnya, baik bagi individu anggota keluarga, bagi keluarga

keseluruhan dan bagi masyarakat secara umum, termasuk bagi kehidupan

kemanusiaan. Firman Allah Surat An-Nisa’: 128.

‫لح‬II‫لحاقلى والص‬II‫لحا بينهماص‬II‫ا ان يص‬II‫اح عليهم‬I‫ا فال جن‬II‫وزا اوعراض‬II‫وان امرأة خافت من بعلها نش‬

}128 : ‫{النساء‬...‫خير قلى‬

Artinya: “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusjuz atau sikap tidak

acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan

perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi

mereka)…”(QS. An-Nisa’ : 128)

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Keluarga Islami

Tujuan konseling keluarga secara umum, antara lain: Membantu anggota

keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika kekeluargaan merupakan

hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga. Membantu keluarga agar

dapat menerima kenyataan bahwa salah satu anggota keluarga memiliki

permasalahan, mereka dapat memberi pengaruh tidak baik terhadap persepsi,

harapan dan interaksi anggota keluarga yang lain. Memperjuangkan dengan

gigih dalam proses konseling, sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan

berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan. Mengembangkan


rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga pada anggota keluarga yang

lain.

Sedangkan secara khusus tujuan dari konseling keluarga adalah :

mendorong anggota keluarga agar memiliki toleransi kepada anggota keluarga

yang lain, dan agar anggota keluarga mampu memberi motivasi, dorongan

semangat pada anggota keluarga yang lain, serta agar orangtua dapat memiliki

persepsi yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota keluarga yang lain.

Berawal dari tujuan konseling keluarga secara umum di atas, selanjutnya

akan dibahas tujuan dari bimbingan dan konseling Keluarga Islami yang secara

implisit sebetulnya telah ada dalam batasan atau definisi dari bimbingan dan

konseling keluarga Islami tersebut, yakni menjalankan kehidupan berumah

tangga dengan senantiasa mengingat eksistensinya sebagai makhluk ciptaan

Allah, selaras dengan ketentuan dan petunjuknya, sehingga dapat mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk lebih rincinya sebagaimana

disampaikan oleh Thohari Musnamar (1992 : 71-72), sebagai berikut :

1. Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan

dengan pernikahan antara lain dengan :

a. Membantu individu memahami hakikat pernikahan menurut Islam

b. Membantu individu memahami tujuan pernikahan menurut Islam

c. Membantu individu memahami persyaratan-persyaratan pernikahan

menurut ajaran Islam

d. Membantu individu memahami kesiapan dirinya untuk menjalankan atau

melaksanakan pernikahan
e. Membantu individu memahami pernikahan sesuai dengan ajaran Islam

2. Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan

dengan kehidupan berumah tangga, antara lain dengan :

a. Membantu individu memahami hakikat kehidupan berkeluarga (berumah

tangga) menurut Islam.

b. Membantu individu memahami tujuan hidup berkeluarga menurut Islam.

c. Membantu individu memahami cara-cara membina kehidupan

berkeluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah menurut ajaran Islam.

d. Membantu individu memahami melaksanakan pembinaan kehidupan

berumah tangga sesuai dengan ajaran Islam.

3. Membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

kehidupan berumah tangga, antara lain dengan jalan:

a. Membantu individu memahami problem yang dihadapinya;

b. Membantu individu memahami tujuan kondisi dirinya dan keluarga serta

lingkungannya;

c. Membantu individu memahami dan menghayati cara-cara mengatasi

masalah pernikahan dan rumah tangga menurut ajaran Islam;

d. Membantu individu menetapkan pilihan upaya pemecahan masalah yang

dihadapinya sesuai dengan ajaran Islam;

4. Membantu individu memelihara situasi dan kondisi pernikahan dan rumah

tangga agar tetap baik dan mengembangkanya agar jauh lebih baik, antara

lain dengan cara:


a. Memelihara situasi dan kondisi pernikahan dan kehidupan berumah

tangga yang semula pernah terkena problem dan telah teratasi akan tidak

menjadi permasalahan kembali.

b. Mengembangkan situasi dan kondisi pernikahan dan rumah tangga

menjadi lebih baik (sakinah, mawaddah wa rahmah).

Salah satu tujuan dari bimbingan dan konseling keluarga Islami adalah

mengarahkan kepada individu supaya mencapai keluarga yang sakinah,

mawaddah wa rahmah, yakni keluarga yang senantiasa diliputi kebahagiaan

dan ketenteraman dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

dari hal-hal yang tidak diharapkan dalam kehidupan keluarga sebagai akibat

dari perkawinan.Untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling keluarga

Islami, maka dibutuhkan sebuah langkah operasional dalam mengarahkan

keluarga menjadi sakinah, mawaddah wa rahmah.

Salah satu tokoh yang membahas tentang pencapaian keluarga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah melalui pembinan akhlak anak adalah Al-

Ghazali. Beliau dalam kitabnya telah menjelaskan bagaimana mensikapai

anak-anak, supaya memiliki akhlak yang baik, hal ini dibahas dalam kitabnya

yang berjudul Ihyâ ‘Ulûmuddîn (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama)

dalam bab Riyâdhah al-Shibyan.

Menurut George F. Kneller sebagaimana yang dikutip oleh Helmawati

dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Keluarga; Teoritis dan Praktis”

memberikan penjelasan mengenai pendidikan dalam arti secara luas dan

secara sempit. Pendidikan dalam arti luas dijelaskan sebagai suatu tindakan
dan pengalaman seseorang yang dapat mempengaruhi perkembangan

kemampuan jiwa, fisik serta wataknya. Adapun pendidikan dalam arti sempit

menurut George ialah sebuah proses mengubah (mentransformasi)

pengetahuan, nilai, serta keterampilan dari suatu generasi ke generasi

setelahnya yang diwariskan oleh masyarakat melalui lembaga pendidikan baik

formal maupun nonformal seperti sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya.

Pra nikah tersusun dari dua kata yaitu “pra” dan “nikah”, kata “pra”

sebagaimana yang tercantum di dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah

sebuah awalan yang memiliki makna “sebelum”(Depdikbud : 1998).

Sedangkan kata “nikah” diartikan di dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”

ialah sebagai sebuah ikatan atau perjanjian (akad) perkawinan antara seorang

laki-laki dan seorang perempuan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

hokum Negara dan agama.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

pendidikan pra nikah merupakan sebuah proses atau upaya untuk memberikan

perubahan atau transformasi pengetahuan, nilai-nilai serta keterampilan yang

lebih baik mengenai pernikahan, sebelum pernikahan itu sendiri dilakukan

terhadap calon mempelai. Pendidikan pra nikah ini penting untuk dipelajari

bagi setiap orang guna membekali diri agar mampu menjalani kehidupan

pernikahan dengan langgeng.

Keluarga adalah lingkup unit terkecil pada masyarakat yang

merupakan sebuah lingkungan pendidikan pertama dan sangat berpengaruh

besar bagi perkembangan anak. Baik dan buruknya sikap anak ditentukan oleh
pola asuh dan pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua kepada anak-

anaknya di dalam rumah. Dengan demikian, hendaknya kedua orang tua saling

berusaha menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, saling asah asih

dan asuh yang dilandasi dengan ajaran dan nilai agama, sehingga mampu

memberikan pendidikan terbaik sejak dini bagi anak-anaknya (Ditjen bimas

islam : 2003).

B) Hakikat Pernikahan

Perkahwinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan bercampur.

Menurut istilah syarak pula ialah ijab dan qabul (‘aqad) yang menghalalkan

persetubuhan antara lelaki dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang

menunjukkan nikah, menurut peraturan yang ditentukan oleh Islam. Perkataan

zawaj digunakan di dalam al-Quran bermaksud pasangan dalam penggunaannya

perkataan ini bermaksud perkahwinan Allah s.w.t. menjadikan manusia itu

berpasang-pasangan, menghalalkan perkahwinan dan mengharamkan zina.

Adapun nikah menurut syari’at nikah juga berarti akad. Sedangkan

pengertian hubungan badan itu hanya metafora saja.

Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup

semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang

tidak dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam,

walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang

memberi rahmat bagi sekalian alam. Dalam masalah perkawinan, Islam telah

berbicara banyak. Dari mulai bagaimana mencari kriteria calon calon pendamping

hidup, hingga bagaimana memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk


hati. Islam menuntunnya. Begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan

sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak

melanggar tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula

dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh dengan pesona. Melalui

makalah yang singkat ini insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut

hukum islam.

Pernikahan adalah sunnah karuniah yang apabila dilaksanakan akan

mendapat pahala tetapi apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi

dimakruhkan karna tidak mengikuti sunnah rosul (pustaka al-kautsar, 1998 : 375).

Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda

yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau

akad.

Suatu pernikahan mempunyai tujuan yaitu ingin membangun keluarga

yang sakinah mawaddah warohmah serta ingin mendapatkan keturunan yang

solihah. Keturunan inilah yang selalu didambakan oleh setiap orang yang sudah

menikah karena keturunan merupakan generasi bagi orang tuanya (gita mediah

press, 2006 : 8)

C) Hikmah Pernikahan

Allah SWT berfirman :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-

isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya


pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir.”(Ar-ruum,21)

Pernikahan menjadikan proses keberlangsungan hidup manusia didunia ini

berlanjut, dari generasi ke generasi. Selain juga menjadi penyalur nafsu birahi,

melalui hubungan suami istri serta menghindari godaan syetan yang

menjerumuskan. Pernikahan juga berfungsi untuk mengatur hubungan laki-laki

dan perempuan berdasarkan pada asas saling menolong dalam wilayah kasih

sayang dan penghormatan muslimah berkewajiban untuk mengerjakan tugas

didalam rumah tangganya seperti mengatur rumah, mendidik anak, dan

menciptakan suasana yang menyenangkan. Supaya suami dapat mengerjakan

kewajibannya dengan baik untuk kepentingan dunia dan akhirat (pustaka al-

kautsar, 1998 : 378)

Adapun hikmah yang lain dalam pernikahannya itu yaitu :

a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang

biak dan berketurunan.

b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu

mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang

diharamkan.

c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk

dan bencrengkramah dengan pacarannya.

d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat

kewanitaan yang diciptakan (gita mediah press, 2006 : 12)

D) Tujuan Pernikahan dalam Islam


1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi

Perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk

memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang

perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara

orang sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi,

homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh

Islam.

2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur

Sasaran utama dari disyari’atkannya perkawinan dalam Islam di

antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor

dan keji, yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang

luhur. Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai

sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan

melindungi masyarakat dari kekacauan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda :

“Artinya : Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan

untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan,

dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu,

maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi

dirinya”.

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami


Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya

Thalaq (perceraian), jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan

batas-batas Allah, sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut :

“Artinya : Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi

kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada

mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan

hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang

diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka

janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum

Allah mereka itulah orang-orang yang dhalim.”

Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari’at Allah.

Dan dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan

batas-batas Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah

lanjutan ayat di atas :

“Artinya : “Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang

kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan

suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka

tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk

kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-

hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang

(mau) mengetahui “ .
Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri

melaksanakan syari’at Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya

rumah tangga berdasarkan syari’at Islam adalah wajib.

4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah

Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada

Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah

tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di

samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi

istri-pun termasuk ibadah (sedekah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !.

Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya : “Wahai

Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya

akan mendapat pahala ?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab :

“Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain

istrinya, bukankah mereka berdosa .? Jawab para shahabat :”Ya, benar”. Beliau

bersabda lagi : “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di

tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala !” .

5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan

mengembangkan bani Adam, Allah berfirman :

“Artinya : Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri

dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada

yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?”.

Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar

memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang

berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada

Allah.Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan

pendidikan Islam yang benar.

E) Hukum Nikah

Nikah merupakan amalan yang disyari’atkan, hal ini didasarkan pada

firman Allah SWT :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah

wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika

kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil. Maka (kawinilah) seorang saja, atau

budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada

tidak berbuat aniaya.”(An-Nisaa’, 3)

Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa hukum nikah ada 5 :

a) Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga bias

menjerumuskannya ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia

seorang yang mampu.disini mampu bermaksud ia mampu membayar


mahar (mas berkahminan/dower) dan mampu nafkah kepada calon

istrinya.

b) Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.

c) Harus kepada orang yang tidak ada padanya larangan untuk berkahwin dan

ini merupakan hukum asal perkawinan

d) Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin

dan lahir tetapi sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri.

e) Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin

dan lahir dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan

menikah serta akan menganiaya isteri jika dia menikah (Ampel Mulia,

2004 : 18)

F) Memilih Jodoh Menurut Islam

Setiap orang yang berumah tanggah tentu mengharapkan keluarganya akan

menjdi keluarga yang sakinah mawadah warakhmah. Kehidupan rumah tangganya

dapat menjadi surga didunia dapat menjadi diri dan keluarganya. Apalagi pada

saat ini banyak sekali kasus peceraian keluarga dijumpai ditengah-tengah

masyakat yang semakin berkembang ini. Alasan dalam peceraian itu bermacam-

macam, dari alas an pendapatan istri lebih besar dari pada suami, selingkuh

dengan adanya orang ke tiga, kekerasan dalam rumah tanggah, dan lain-lain.

Maka dari itu dalam membanggun mahligai surga rumah tangga persiapan

awal harus dilakukan pada saat memilih jodoh. Islam mengangjurkan kepada

umatnya ketika mencari jodoh itu harus berhati-hati baik laki-laki maupun

perempuan, hal ini dikarenakan masa depan kehidupan rumah tangga itu
berhubungan sangat erat dengan cara memilih suami maupun istri. Untuk itu kita

sebagai umat muslim harus memperhatikan kriteria dalam memilih pasangan

hidup yang baik.

Dasar firman Allah SWT yang berbunyi :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang

yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha

mengetahui.”(An-Nisa’, 31)

Dan dari sabda Rasullah yang artinya :

“Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabdah :

sesunguhnya seorang wanita itu dinikahi atas empat perkara, yaitu : harta, nasab,

kecantikan, dan agamanya, maka perolehlah yang mempunyai agama maka akan

berdeburlah tanganmu.” (gita mediah press, 2006 : 44)

Dalam memilih istri hendaknya menjaga sifat-sifat wajib. Syeh jalaluddin

Al-qosimi Addimasya’i dalam kitab Al-mauidotul Mukminin menyebutkan ada

kriteria bagi laki-laki dalam memilih jodoh :

a) Baik agamanya : hendaknya ketika memilih istri itu harus memperhatikan

agama dari sisi istri tersebut.

b) Luhur budi pekertinya : seorang istri yang luhur budi pekertinya selalu sabar

dan tabah menghadapi ujian apapun yang akan dihadapi dalam perjalanan

hidupnya.
c) Cantik wajahnya : setiap orang laki-laki cenderung menyukai kecantikan

begitu pula sebaliknya. Kecantikan wajah yang disertai kesolehahhan prilaku

membuat pasangan tentram dan cenderung melipahkan kasih sayangnya

kepadanya, untuk sebelum menikah kita disunahkan untuk melihat pasangan

kita masing-masing.

d) Ringan maharnya : Rasullullah bersabda : “salah satu tanda keberkahan

perempuan adalah cepat kawinnya, cepat melahirkannya, dan murah

maharnya.

e) Subur : artinya cepat memperoleh keturunan dan wanita itu tidak

berpenyakitan.

f) Masih perawan : jodoh yang terbaik bagi seorang laki-laki perjaka adalah

seorang gadis. Rasullullah pernah mengikatkan Jabbir RA yang akan menikahi

seorang janda : “alangkah baiknya kalau istrimu itu seorang gadis, engkau

dapat bermain-main dengannya dan ia dapat bermain-main denganmu.”

g) Keturunan keluarga baik-baik : dengan sebuah hadist Rasullallah besabda :

“jauhilah dan hindarkan olehmu rumput mudah tumbuh ditahi kerbau”.

Maksudnya : seorang yang cantik dari keturunan orang-orang jahat.

h) Bukan termasuk muhrim : kedekatan hubungan darah membuat sebuah

pernikahan menjadi hambar, disamping itu menurut ahli kesehatan hubungan

darah yang sangat dekat dapat menimbulkan problem genetika bagi

keturunannya.

Dalam memilih calon suami bagi anak perempuan hendaknya memilih

orang yang memiliki akhlak, kehormatan dan nama baik. Dengan demikian jika ia
menggauli istrinya maka istrinya maka ia menggaulinya dengan baik, jika

menceraikan maka ia menceraikan dengan baik.

Rasullah bersabda :”barang siapa mengawinkan anak perempuannya denga orang

yang fasik makasungguh dia telah memutuskan hubungan persaudaraan.”

Seorang laki-laki berkata kepada hasan bin ali, “sesungguhnya saya

memiliki seorang anak perempuan maka siapakah menurutmu orang cocok agar

saya dapat menikahkan untuknya ?” hasan menjawab :”nikahkanlah dia dengan

seorang yang beriman kepada Allah SWT, jika ia mencintainya maka dia akan

memuliahkannya dan jika dia membencinya maka dia tidak mendoliminya.

G) Cyber Counseling

Layanan cyber counseling adalah proses pemberian bantuan psikologis

dari seorang konselor yang profesional kepada seorang konseli yang memiliki

masalah dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri (Corey, 2013).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa cyber counseling perlu

dilakukan karena cyber counseling harus dipahami sebagai sebuah strategi

bimbingan dan konseling. Bloom (2004) menyebutkan bahwa layanan cyber

counseling adalah salah satu strategi layanan konseling yang bersifat virtual atau

konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet.

Namun yang perlu diperhatikan adalah perangkat yang digunakan dalam

cyber counseling itu sendiri. Tentu yang menjadi penentu utama adalah koneksi

dengan internet supaya sehingga dapat terjadi interaksi melalui website, email,

facebook, video conference atau yahoo massengger maupun dalam bentuk

yang lainnya.
Cyber counseling dapat didefinisikan sebagai praktek konseling

profesional yang terjadi ketika konseli dan konselor berada secara terpisah dan

memanfaatkan media elektronik untuk berkomunikasi melalui internet

(Prasetiawan, H. 2016). Definisi ini mencakup web, email, chat dan sebagainya.

Dalam kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya komunikasi antara dua pihak

bisa lebih cepat, lebih efisien dan lebih nyaman dari sudut pandang administrasi.

2. Gambaran Komponensial Prototipe Layanan Konseling Pra Nikah

keluarga islami dalam meningkatkan hakikat pernikahan berbasis

Cyber Counseling

Analisa Teoritis tentang gambaran Layanan Pra Nikah Pada Biro

Konseling IAI Muhammadiyah Sinjai. Kursus calon pengantin diberikan

sekurang-kurangnya 60 Menit Layanan, dan dilakukan dengan metode ceramah,

dialog, simulasi dan studi kasus. Peserta Layanan Pra Nikah mendapatkan

silabus, dan modul.

Kurikulum sebagaimana yang dijelaskan oleh Samsul Nizar dalam

bukunya yang berjudul “Sejarah Pendidikan Islam” adalah sebuah landasan atau

pijakan yang digunakan oleh para pendidik (guru) dalam membimbing peserta

didiknya ke0arah tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan tersebut dapat

dicapai melalui akumulasi ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental

peserta didik.Kurikulum dalam pendidikan Islam berfungsi sebagai alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka menempuh harapan

yang telah dicita- citakan, sebagai program yang harus diwujudkan oleh para

subjek dan objek pendidikan, dan standardisasi penilaian pada kriteria


keberhasilan proses suatu pendidikan, serta sebagai batasan dari program-program

kegiatan pendidikan yang akandijalankan.

Kurikulum dalam pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:

(a) adanya pembinaan peserta didik untuk bertauhid sehingga semua materi

pendidikan bersumber pada ajaran agama Islam, (b) kurikulum harus disesuaikan

dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki keyakinan kepada Allah,

(c) materi bersumber dan merujuk pada landasan al-Qur’an dan al-Hadits, (d)

mampu mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan aqliah

peserta didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan konkrit,

(e) adanya pembinaan akhlak peserta didik, sehingga pergaulannya tidak keluar

dari tuntunan Islam, dan (f) kurikulum harus relevan denganperkembangan zaman

akan tetapi harus menjadi filter kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

penerapannya didalam kehidupanmasyarakat (Hasan Basri 2010 : 182).

Adapun materi-materi dalam pendidikan Pra Nikah sebagaimana yang

tertuang dalam Peraturan Dirjen Bimas Islam No.II/372 tahun 2011 tentang

pedoman penyelenggaraan kursus Pra Nikah, diklasifikasi kedalam 2 kelompok

yaitu; kelompok dasar dan kelompok inti.

1) Kelompok Dasar

a. Kebijakan Kementerian Agama tentang pembinaan keluarga sakinah (1

JPL)

b. Kebijakan Dirjen Bimas Islam tentang Kursus Pra Nikah (1 JPL)


c. Peraturan perundang-undangan tentang perkawinan dan pembinaan

keluarga (3 JPL) dengan materi pokok;

(1) Undang-undang perkawinan dan KHI, yang meliputi; konsep

perkawinan, azas perkawinan, pembatasan poligami, batasan usia

nikah, pembatalan perkawinan, perjanjian perkawinan, harta bersama,

hak dan kewajiban, status anak dan perkawinan campuran.

(2) Undang-undang KDRT meliputi: Pengertian KDRT, bentuk-bentuk

KDRT, faktor-faktor penyebab KDRT, dampak KDRT, aturan

hukum, tanggung jawab pemerintah dan keluarga

(3) Undang-undang perlindungan anak meliputi; pengertian anak, hak

anak dan kedudukan anak dalam islam

(4) Hukum munakahat (4 JPL) dengan kompetensi memahami ketentuan

syariat dan munakahat dengan indikator sebagai berikut:

a) mampu menjelaskan konsep dasar perkawinan,

b) mampu menjelaskan tujuan dan hikmah perkawinan,

c) mampu menjelaskan syarat dan rukun nikah,

d) mampu menjelaskan aqad nikah dan ijab qabul,

e) mampu menjelaskan hak dan kewajiban suami isteri,

f) mampu menjelaskan muasarah bilma’ruf,

g) mampu menjelaskan adab nikah,

h) mampu menjelaskan hak dan kewajiban anak terhadap orang tua

2) Kelompok Inti

(1) Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga dengan materi pokok:


a. Fungsi Agama yang meliputi: nilai ajaran Islam dalam kehidupan

rumah tangga, pemeliharaan fitrah manusia, penguatan tauhid dan

pengembangan akhlaqul karimah

b. Fungsi reproduksi yang didasarkan aqad perkawinan yang suci

c. Fungsi kasih sayang dan afeksi yakni kasih sayang dan apeksi

merupakan: kebutuhan dasar manusia, kedekatan fisik dan

bathiniah anak dan orang tua, ketertarikan kepada lawan jenis

sebagai sunnatullah, kasih sayang sebagai landasan amal shaleh

yang memberi manfaat bagi sesama

d. Fungsi perlindungan; perlindungan, hak dan kewajiban suami istri

memiliki fungsiperlindungan, perlindungan terhadap anggota

keluarga dari kekerasan dan pengabaian, perlindungan terhadap

hak tumbuh kembang anak

e. Fungsi pendidikan dan sosialisasi nilai: fungsi keluarga bagi

pembentukan karakter, sosialisasi dan transmisi nilai,keteladanan

dan modelling, membangun benteng moralitas

f. Fungsi ekonomi; fungsi produksi untuk memperoleh penghasilan,

pembelanjaan untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan keluarga,

keseimbangan antara penghasilan dan pengeluaran, tata kelola

keuangan keluarga.

g. Fungsi sosial budaya; keluarga sebagai unit terkecil dan inti dari

masyarakat, keluarga sebagai lingkungan sosial budaya terkecil,


nilai-nilai keluarga mencerminkan nilai dalam massyarakat,

pengejewantahan nilai-nilai agama.

(2) Merawat cinta kasih dalam keluarga dengan materi pokok: nilai-nilai

dalam keluarga untuk mewujudkan muasyarah bilma’ruf meliputi:

larangan menyianyiakan suami/istri, cooling down, menahan diri dan

mencari solusi positif, formula sukses dalam mengelola kehidupan

perkawinan dan keluarga,komunikasi yang efektif.

(3) Manajemen konflik dalam keluarga meliputi: faktor penyebab, tanda-

tanda perkawian dalam bahaya, solusi/cara mengatasi konflik

(4) Psikologi perkawinan dan keluarga meliputi pengertian psikologi

perkawinan, upaya mencapai keluarga sakinah.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada Biro Konseling

IAI Muhammadiyah Sinjai, pelaksanan pra nikah dilaksanakan sesuai jadwal

yang telah ditentukan Konselor. Kegiatan pendidikan pra nikah dilakukan

setiap hari selasa dan kamis di kantor Biro Konseling IAI Muhammadiyah

Sinjai. Metodologi Layanan yang dilakukan dalam kegiatan untuk Biro

Konseling tersebut yaitu masih menggunakan metode ceramah secara

konvensional. Pada umunya calon perserta pendidikan pra nikah yang sudah

mendaftar dikumpulkan dan akan diberikan kursus sesuai jadwal pada Kantor

Biro Konseling. Olehnya itu maka penulis membuat pengembangan layanan

pendidikan pra nikah berbasis cyber konseling sebagai pijakan dari analisis

kebutuhan yang terlah di gambarkan sebelumnya, Berikut uraian kegiatan


Layanan pra nikah yang akan di kembangkan pada Biro Konseling IAI

Muhammadiyah Sinjai, yaitu:

1. Analisis Model Layanan

Layanan pendidikan Pra Nikah masih konvensional Model Layanan pada

pendidikan Pra Nikah/Kursus Calon pengantin dilakukan dengan metode

ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus sebagaimana yang tercantum

pada pasal (3) ayat (2), Peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam No. DJ.II/491 tahun 2009 tentang Kursus calon

pengantin. Metode-metode tersebut masih bersifat konvensional. Dalam

metode konvensional, konselor dianggap sebagai gudang ilmu, bertindak

otoriter, dan mendominasi layanan. konselor mengajarkan ilmu,

membuktikan dalil-dalil, dan membuktikan contoh-contoh Kasus.

Sedangkan konseli harus duduk rapih mendengarkan setiap materi kursus

calon pengantin secara tuntas. Dalam hal ini Konseli bertindak pasif. Dalam

pelayanan metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi

dengan penjelasan, serta Simulasi. Sejak dahulu konselor dalam usaha

memberikan pendidikan pra nikah, dilakukan secara lisan atau ceramah.

pelayanan konvensional yang dimaksud adalah pelayanan yang biasa

dilakukan oleh para konselor, Pelayanan konvensional (tradisional) pada

umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan

hapalan dari pada pengertian, mengutamakan hasil dari pada proses, dan

pelayanan berpusat pada Konselor. Model pelayanan seperti itu,

menimbulkan kesan Pelayanan yang monoton, cenderung membosankan,


dan akibatnya peroses pelayanan menjadi tidak efektif dan tidak efisien

sehingga dapat mengurangi minat dan motivasi konseli. Apabila hal ini

terjadi maka tujuan pendidikan Pra Nikah tentunya tidak akan pernah

tercapai, dengan demikian dibutuhkan sebuah langkah konkrit menuju

terciptanya model Pelayanan yang inovatif , komunikatif dan interaktif.

olehnya itu dari gambaran diatas maka peneliti melakukan pengembangan

model layanan dengan menerbitkan aplikasi “Pintu Rahmat” Berbasis

android yang didalamnya terdapat beberapa jenis layanan termasuk konseling

pra nikah, di dalam font konseling pra nikah kita akan menjumpai beberapa

materi terkait pendidikan pra nikah, alur tata cara pengurusan pernikahan serta

beberapa video studi kasus pernikahan yang bias dapat di pelajari oleh konseli.

Selain itu dalam apalikasi “Pintu Rahmat” ini juga menyediakan layanan

dialog serta sesi Tanya jawab kepada konselor secara on line. Selanjutnya

dalam pengembangan ini peneliti menyiapkan produk berupa buku layanan

konseling keluarga yang merupakan pegangan para konselor sebagai petunjuk

dan silabus pelayanan konseling pra nikah kepada konseli, selain itu juga

terbit buku petunjuk penggunaan aplikasi “Pintu Rahmat” untuk

memudahkan konselor dan para konseli mengakses aplikasi tersebut.

Aplikai pintu Rahmat

Cara penggunaan aplikasi “Pintu Rahmat” dengan mobile learning akan

sangat membantu peserta kursus Pra Nikah atau calon pengantin maupun

penghulu dalam mendapatkan materi pendidikan pra nikah.


Sistem Pelayanan Melalui Aplikasi Android (Pra Nikah) saat ini dibuat

dalam bentuk layanan online pada aplikasi berbasis Android dan website,

yang disebut “Pintu Rahmat” (Biro Konseling Sipakainge). Alamat website

Biro Konseling Sipakainge yang dapat diakses pada internet adalah

https://www.birokonselingsipakainge.com/. Pengguna dapat men-download

aplikasi pintu rahmat berbasis Android pada website Biro Konseling

sipakainge baik menggunakan komputer atau handphone Android.

Akses Aplikasi Pintu Rahmat

Pengguna yang dapat mengakses aplikasi “Pintu Rahmat” dan website

Biro Konseling Sipakainge, akan mendapatkan layanan antara lain:

Materi
Konseling Keluarga
Website Kelompok Inti
Konseling Qur’ani
Video Kelompok Dasar
Konseling Mahasiswa
Post Test

2. Analisis Modul pendidikan Pra Nikah

Pada prinsipnya modul yang di gunakan peneliti masih tetap pada rujukan

silabus dari materi teks peraturan dirjen Bimas Islam No. DJ.II/491 tahun

2009 dimana peneliti menganggap bahwa materi tersebut telah memenuhi


semua unsur materi pendidikan pra nikah secara islami dengan muatan materi

yang terbagi dua Kelompok yakni kelompok dasar yang berisikan materi

tentang konsep dasar perkawinan meliputi : tujuan dan hikmah perkawinan,

syarat dan rukun nikah, aqad nikah dan ijab qabul, hak dan kewajiban suami

isteri, muasarah bilma’ruf, adab nikah, hak dan kewajiban anak terhadap orang

tua. Serta kelompok inti yang berisikan materi terkait funsi Agama,Fungsi

Reproduksi, Fungsi kasih sayang dan afeksi, Fungsi perlindungan, Fungsi

pendidikan dan sosialisasi nilai, Fungsi ekonomi, Fungsi sosial budaya,

Merawat cinta kasih dalam keluarga, Manajemen konflik dalam keluarga,

Psikologi perkawinan dan keluarga.

Materi pendidikan Pra Nikah masih dalam bentuk buku teks Dalam Peraturan

Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/491 tahun 2009, disebutkan bahwa

Departemen Agama (baca; Kementerian Agama) menyediakan sarana

penyelenggaraan kursus yang salah satunya adalah Modul Layanan. Modul

Layanan adalah bahan layanan yang disusun secara sistematis dan menarik

yang mencakup isi materi, metode dan Studi kasus yang dapat digunakan

secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Materi

Pelayanan dalam bentuk buku teks masih memiliki beberapa kelemahan

yang mendasar yaitu:

a) memerlukan biaya yang cukup besar

b) memerlukan waktu yang lama dalam pengadaan atau pengembangan

modul itu sendiri.


c) membutuhkan ketekunan tinggi dari narasumber sebagai fasilitator untuk

terus memantau proses belajar peserta didik

Untuk lebih mengefektifkan penggunaan modul dalam pendidikan Pra

Nikah sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Dirjen Bimas Islam

No. DJ.II/491 tahun 2009 tentang Kursus calon pengantin, maka

diperlukan adanya pengembangkan modul Pelayanan yang kreatif dan

inovatif, dalam hal ini dibutuhkan model layanan berbasis Cyber Konseling

sehingga bisa diakses kapan dan dimanapun.

Untuk melaksanakan pelayanan Pra Nikah diperlukan perengkat pembelajran

yang sesuai. Oeh karena itu, perlu dikembangkan suatu perangkat Layanan

yang baik. Perengkat Layanan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

software perangkat Layanan yang didalam terdapat: Bahan Layanan, Silabus,

lembar kerja Konseli dan instrumen evaluasi berupa respon Konseli.

3. Analisis Desain Aplikasi Pendidikan Pra Nikah Berbasis Cyber

Konseling

Desain rancangan berbasis Cyber Konseling dengan menggunakan media

Sosial. Media Sosial adalah sebuah "Layanan" yg telah menjadi standar dalam

industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Layanan. Dengan menggunakan Media Sosial dapat dibuat layanan untuk

semua jenis aplikasi dengan Sistem operasi dan jaringan di media sosial

seperti blog, word press, watshapp, dan aplikasi Pintu Rahmat dengan

menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya yakni menu

website, menu Youtube, Ebook, dan menu Post Test yang masing masing
didalamnya terdapat konten materi dan video beserta Soal-soal yang menjadi

bagian evaluasi pendalaman materi dari proses Pendidikan Pra nikah, yang

nantinya dari hasil test tersebut dapat kita lihat skor pencapaian dari konseli

terhadap pemahaman tentang pendidikan pra nikah. Adapun gembaran desain

prototype layanan konseling keluarga islami dalam memberikan pendidikan

pra nikah dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut :

Inclide

Konselor Apps

Menyiapkan Apps

Inclide
Inclide
Inclide
3. Gambaran Model Operasional (Valid & Praktis) Pengembangan

Konseling Pra Nikah keluarga islami dalam meningkatkan pemahaman

Hakikat pernikahan di IAI Muhammadiyah Sinjai

Hasil instrumen yang telah dirancang pada tahap 3 (tiga) macam,

yaitu: intrumen kevalidan, instrumen kepraktisan dan instrumen keefektifan.

Instrumen-instrumen kevalidan yang dihasilkan pada fase perancangan yaitu:,

1) format validasi materi layanan, format validasi Silabus, dan format

validasi petunjuk penggunaan aplikasi. Instrumen-instrumen tersebut dapat

dilihat pada lampiran 1,2,3,dan 4.

Intrumen kepraktisan yang berhasil dirancang pada fase ini yaitu lembar-

lembar obserfai keterlaksanaan layanan dan lembar respon konselor terhadap

aplikasi layanan konseling keluarga digunakan untuk mendapatkan

kepraktisan dan perbaikan perangkat layanan yang dikembangkan setelah

dilakukan layanan.

( lampiran 5 dan 6 ).

Sedangkan instrumen-instrumen keefektifan yang dirancang pada fase ini

meliputi: 1. Angket respon Konseli, 2. Aplikasi Layanan, 3. Instrumen-

instrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.

a. Validasi isi (ahli)

Validasi isi oleh ahli dilakukan untuk mendapatkan rumusan isi, teoritis,

efisiensi, kemungkinan implementasi dan kemenarikan model yang memiliki asas

kelayakan yang memadai. Validasi isi dilakukan pada sejumlah ahli psikologi dan

IT yang berada dalam bidang ilmu pendidikan di Universitas Negeri Makassar.


Validasi isi model dilaksanakan pada Dua ahli Univeristas Negeri Makassar.

kedua ahli tersebut adalah:

Tabel 1.3 Nama Validator Ahli

No Nama Validator Jabatan


Dr. Abdul Hakim, Dosen Kurikulum dan Tekpen PPs UNM
1
M.Pd Makassar
Dr. Abdul Saman, Dosen Bimbingan dan Konseling Pendidikan
2
M.Pd UNM Makassar

1) Hasil Validasi Buku Layanan Konseling Pranikah

Proses validasi buku layanan konseling pranikah diawali dengan

mengajukan naskah berupa buku Buku Layanan Konseling Pranikah dan lembar

penilaian kepada validator ahli untuk melakukan penilaian sesuai kriteria yang

telah ditetapkan.

Para ahli telah melakukan validasi terhadap Buku Layanan Konseling

Pranikah, namun masih terdapat aspek-aspek tertentu yang menjadi saran-saran

dan memerluka perbaikan. Adapun masukan dan saran-saran validator ahli

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1.4 Saran dan Revisi Validator Ahli Terhadap Buku Layanan

Konseling Pranikah

Validator Hasil Revisi/Saran


Pertama Muatan konseling Islam Pra Nikah masih minim,

perlu ditambahkan materi


Kedua Sebaiknya ada pendahuluan pada bagian awal buku
petunjuk konseling pra-nikah

Adapun hasil penilaian dan analisis validasi Buku Layanan Konseling

Pranikah dirangkum pada tabel di bawah ini dan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 1.5.

Tabel 1.6 Rangkuman hasil validasi buku layanan konseling pranikah

Nilai Rata-Rata
No Aspek yang Dinilai Keterangan
( X )
1 Umum 3,67 Sangat Valid

a. Landasan Pengembangan

b. Kebahasaan
2 Materi Isi (Buku Layanan) 3,40 Valid

a. Kesusaian materi dengan

teori konseling keluarga

islami yang perlu diketahui

oleh konselor dan konselin

b. Keakuratan

c. Kelengkapan Sajian

d. Konsep Dasar Materi

e. Kesusaian sajian dengan

tuntutan pelayanan yang

terpusat pada konseling


Nilai Rata-Rata Total 3,53 Sangat Valid
Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 1.6 di atas dijelaskan berikut:

a) Nilai rata-rata total kevalidan buku layanan konseling pranikah pada aspek

umum adalah sebesar X =3.67. Bila nilai ini dikonfirmasikan pada

kriteria kevalidan model pada tabel 1.6, maka termasuk kategori sangat

valid (3.5 ≤ X ≤ 4). Jadi, ditinjau dari keseluruhan aspek umum dinyatakan

memenuhi kriteria kevalidan.

b) Nilai rata-rata kevalidan buku layanan konseling pranikah pada aspek

materi (isi) buku layanan adalah sebesar X = 3.40. Jika nilai ini

dikonfirmasikan pada kriteria kevalidan materi (isi) buku layanan pada

table 1.6, maka termasuk kategori valid (3.5 ≤ X ≤ 4). Jadi, ditinjau dari

keseluruhan aspek materi (isi) buku layanan dinyatakan memenuhi kriteria

kevalidan.

2) Hasil Validasi Buku Layanan Aplikasi Konseling Pra Nikah

Tabel 1.7 Saran dan Revisi Validator Ahli Terhadap Buku Layanan

Aplikasi Konseling Pra Nikah

Validator Hasil Revisi/Saran


Pertama Tambahkan Materi
Kedua -

Proses validasi perangkat-perangkat Buku Layanan Aplikasi Konseling

Pra Nikah diawali dengan mengajukan naskah berupa buku kepada validator ahli

untuk melakukan penilaian sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penilaian

dan analisis yaitu sebesar 3.30 yang berarti Buku Layanan Aplikasi Konseling Pra

Nikah termasuk kategori valid


3) Hasil Validasi Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi

Proses validasi buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi diawali dengan

mengajukan buku petunjuk dan lembar penilaian kepada validator ahli untuk

melakukan penilaian sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

Para ahli telah melakukan validasi terhadap Buku Layanan Konseling

Pranikah, namun masih terdapat aspek-aspek tertentu yang menjadi saran-saran

dan memerluka perbaikan. Adapun masukan dan saran-saran validator ahli

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1.8 Saran dan Revisi Validator Ahli Terhadap Buku Layanan

Konseling Pranikah

Validator Hasil Revisi/Saran


Pertama Tingkatkan konten materi aplikasi

Usahakan berbasis IOS

Sebaiknya aplikasi USCU Friendly dan mudah di

download
Kedua -

Adapun hasil penilaian dan analisis validasi Buku Layanan Konseling

Pranikah dirangkum pada tabel di bawah ini dan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 11.

Nilai Rata-Rata
No Aspek yang Dinilai Keterangan
( X )
1 Umum 3,33 Valid

a. Landasan Pengembangan
b. Kebahasaan
2 Materi Isi (Buku Layanan) 3,10 Valid

a. Kesusaian materi dengan

teori konseling keluarga

islami yang perlu diketahui

oleh konselor dan konselin

b. Keakuratan

c. Kelengkapan Sajian

d. Konsep Dasar Materi

e. Kesusaian sajian dengan

tuntutan pelayanan yang

terpusat pada konseling


Nilai Rata-Rata Total 3,22 Valid

Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4.10 di atas dijelaskan berikut:

a) Nilai rata-rata total kevalidan buku petunjuk penggunaan aplikasi pada

aspek umum adalah sebesar X =3.33. Bila nilai ini dikonfirmasikan

pada kriteria kevalidan pada tabel 1.8, maka termasuk kategori valid (3.5 ≤

X ≤ 4). Jadi, ditinjau dari keseluruhan aspek umum dinyatakan memenuhi

kriteria kevalidan.

b) Nilai rata-rata kevalidan buku petunjuk penggunaan aplikasi pada aspek

materi (isi) buku layanan adalah sebesar X = 3.10. Jika nilai ini

dikonfirmasikan pada kriteria kevalidan materi (isi) buku layanan pada

table 1.8 maka termasuk kategori valid (3.5 ≤ X ≤ 4). Jadi, ditinjau dari
keseluruhan aspek materi (isi) buku layanan dinyatakan memenuhi kriteria

kevalidan.

4) Hasil Validasi Aplikasi Pintu Rahmat

Tabel 1.9 Saran dan Revisi Validator Ahli Terhadap Aplikasi Pintu

Rahmat

Validator Hasil Revisi/Saran


Pertama -
Kedua -

Proses validasi Aplikasi Pintu Rahmat diawali dengan mengajukan

aplikasi kepada validator ahli untuk melakukan penilaian sesuai kriteria yang telah

ditetapkan. Hasil penilaian dan analisis yaitu sebesar 3,60 yang berarti Aplikasi

Pintu Rahmat Buku termasuk kategori sangat valid

b. Validasi Empirik (Praktisi)

Validasi praktisi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang

kemungkinan kelayakan layanan konseling pranikah. Informasi yang diperoleh

dijadikan masukan untuk mengembangkan dan merevisi produk.

Revisi produk dilakukan berdasarkan informasi atau keterangan yang

diperoleh melalui ahli dan praktisi dalam validasi. Revisi produk ini dilakukan

untuk mengembangkan model hipotetik/protetipe produk menjadi model

operasional. Model operasional yang diperoleh menjadi rujukan dalam uji

efektifitas model. Adapun subjek validator praktisi adalah:

Tabel 1.10 Nama Responden Praktisi


No Nama Validator Jabatan
1 Suriati Penanggung Jawab Biro
2 Faridah Konselor/Sekretaris Biro
3 Rahmatullah Konselor/KepalaBiro
4 Mulkian Konselor/Anggota
5 Desi Awaliyah Konselor/Anggota
6

Hasil dari skor penilaian validator praktisi pada tabel 1.10, kemudian

dicari rata-ratanya dari sejumlah responden praktisi dan dikonversikan

kepernyataan penilaian untuk menentukan kelayakan penerapan produk tersebut.

Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian dapat dilihat pada tabel 1.10.

Tabel 1.11 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan

Nilai Kualitas

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi


4 3,5 ≤ X ≤ 4 Sangat Baik/Sangat Layak
3 2,5 ≤ X < 3,5 Baik/Layak
2 1,5 ≤ X < 2,5 Kurang Baik/Kurang Layak
1 X < 1,5 Tidak Baik/Tidak Layak

Adapun hasil penilaian praktisi dapat dilihat pada tabel 1.12 dan 1.13 di

bawah ini.

Tabel 1.12 Rangkuman Hasil Validasi Praktisi terhadap Layanan Koseling Pra

Nikah

No Aspek yang Dinilai Nilai Rata-Rata Keterangan


( X )
1 Kejelasan Petunjuk Penggunaan 3,58 Sangat Baik

Buku Pedoman
2 Ketercapaian Tujuan Program 3,69 Sangat Baik

Layanan
3 Respon Konseli 3,44 Baik
4 Tingkat kesulitan dalam 3,50 Baik

mengimplementasi
5 Ketercukupan Waktu 3,67 Sangat Baik
Nilai Rata-Rata Total 3,58 Sangat Baik

Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 1.12 di atas dijelaskan bahwa

nilai rata-rata total penilaian praktisi terhadap layanan konseling adalah sebesar

X =3.58. Jika nilai ini dikonfirmasikan pada kriteria penilaian pada tabel 1.12,

maka termasuk kategori baik atau sangat layak untuk digunakan (3,5 ≤ X ≤ 4).

Jadi, ditinjau dari keseluruhan aspek layanan koseling pranikah dinyatakan

memenuhi kriteria kelayakan.

Adapun hasil kepraktisan layanan pendidikan pranikah berbasis Cyber

Counseling dari Respon Konselimemiliki rata-rata sebesar 3.73. Jika nilai ini

dikonfirmasikan pada kriteria penilaian pada tabel 1.12, maka termasuk kategori

baik atau sangat layak untuk digunakan (3,5 ≤ X ≤ 4). Jadi, ditinjau dari

keseluruhan aspek layanan koseling pranikah dinyatakan memenuhi kriteria

kelayakan.

Adapun hasil angket aktivitas layanan konseling keluarga islami diuraikan

pada table 1.13 di bawah ini :

No Aspek yang Dinilai Nilai Rata-Rata Keterangan


( X )
1 Perencanaan 3,81 Sangat Baik
2 Pelaksanaan 3,88 Sangat Baik
3 Evaluasi/Postest 3,37 Baik
4 Pelaporan 3,89 Sangat Baik
Nilai Rata-Rata Total 3,73 Sangat Baik

f. Efektifitas Layanan

Uji Efektifitas Layanan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi

tentang uji kelayakan layanan konseling pranikah oleh konseli. Informasi yang

diperoleh dijadikan masukan untuk mengembangkan dan merevisi produk.

Revisi produk dilakukan berdasarkan informasi atau keterangan yang

diperoleh melalui pengamatan konseli terhadap ke efektifan produk. Subjek uji

kefektifan produk ini berjumlah 25 orang yang masing-masing pernah

mendapatkan pelayanan di biro konseling Sipakainge sebagai konseli. Adapun

nama-namanya sebagai berikut :

Tabel 1.14 Nama Responden (Konseli)

No Nama Responden Jabatan


1 Nurlisa Pegawai Honorer
2 Nurhilyah Pegawai Honorer
3 Abdul Latif Pegawai Honorer
4 Nurhaniah Pegawai Honorer
5 Zulika Pegawai Honorer
6 Akbar Pegawai Honorer
7 Faramitha Pegawai Honorer
8 Abdul Azis Pegawai Honorer
9 Misbah Mahasiswa
10 Nuriffah Amini Mahasiswa
11 Rianti Mahasiswa
12 Wahyuningsih Mahasiswa
13 Ummul Khaerah Mahasiswa
14 Agustina Mahasiswa
15 Sitti Rafiah Mahasiswa
16 Harmilawati Dosen
17 Erwin Hidayat Dosen
18 Harisman Toto Mahasiswa
19 Musdalifah Mahasiswa
20 Haerul Mahasiswa
21 Asri aryadi Pegawai IAIM
22 Randi Ardiansyah Pegawai IAIM
23 Wahyu Mahasiswa
24 Miftahul Jannah Mahasiswa
25 Sudirman Dosen

Hasil dari angket efektifitas pelayanan yang diberikan kepada subjek pada

tabel 1.14 dicari rata-ratanya dan dikonversikan kepernyataan penilaian untuk

menentukan efektifitas pelayanan produk tersebut. Pengkonversian skor menjadi

pernyataan penilaian dapat dilihat pada tabel 1.15.

Tabel 1.15 Konversi Skor Penilaian Efektifitas Pelayanan

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi


4 3,5 ≤ X ≤ 4 Sangat Baik/Sangat Efektif
3 2,5 ≤ X < 3,5 Baik/Efektif
2 1,5 ≤ X < 2,5 Kurang Baik/Kurang Efektif
1 X < 1,5 Tidak Baik/Tidak Efektif

Adapun hasil penilaian efektifitas pelayanan dapat dilihat pada tabel 1.16

di bawah ini.

Tabel 1.16 Rangkuman Hasil Efektifitas Pelayanan

Nilai Rata-Rata
No Item yang Dinilai Keterangan
( X )
1 Pelayanan menarik perhatian 3.84 Sangat Baik
2 Motivasi untuk mengetahui 3.68 Sangat Baik

program-program dan paket


pelayanan
3 Kejelasan materi layanan 3.72 Sangat Baik

konseling
4 Materi dapat meningkatkan 3.88 Sangat Baik

pemahaman hakekat pernikahan


5 Waktu penggunaan aplikasi 3.76 Sangat Baik

layanan
6 Efisiensi waktu penggunaan 3.68 Sangat Baik

layanan
7 Petunjuk penggunaan layanan 3.76 Sangat Baik

mempermudah aktivitas

konseling pra nikah


8 Petunjuk layanan membantu 3.88 Sangat Baik

memahami konseling pra nikah


9 Penggunaan format post tes 3.24 Baik
10 Tampilan layanan 3.8 Sangat Baik
11 Kesesuaian format layanan 3.72 Sangat Baik

dengan program konseling


Nilai Rata-Rata Total 3,72 Sangat Baik

Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 1.16 di atas dijelaskan bahwa

nilai rata-rata total penilaian efektifitas pelayanan konseling adalah sebesar X

=3.72. Jika nilai ini dikonfirmasikan pada kriteria penilaian pada tabel 1.15, maka

termasuk kategori sangat baik atau sangat layak untuk digunakan (3,5 ≤ X ≤ 4).

Jadi, ditinjau dari keseluruhan item efektifitas pelayanan koseling pranikah

dinyatakan memenuhi kriteria kelayakan.


1. Temuan Penelitian

Pada penelitian dan pengembangan ini telah dibuat Aplikasi Layanan

Konseling Pra Nikah dalam meningkatkan pemahaman hakikat pernikahan yang

selanjutnya diberi nama “PINTU RAHMAT”. Penamaan aplikasi “PINTU

RAHMAT” dengan 3 (tiga) pertimbangan mendasar, yaitu:

a. Singkatan Fokus Penelitian dan Peneliti.kata Rahmat merupakan singkatan

nama dari peneliti yakni Rahmatullah hal ini di lakukan agar kiranya aplikasi

ini mengambarkan kepemilikan melalui penamaan.

b. Terdapat beberapa layanan yang memberikan pencerahan kepada masyarakat

Layanan
terkaitKonseling
hakikatPrapernikahan secara islami yang peneliti dapat simpulkan
Nikah dalam
meningkatkan
sebagai Pintu Rahmat.
pemahaman hakikat
pernikahan

Komponen Materi Dirjen Bimas Nomor


Program Layanan DJ.II/491 Tahun 2009

Hafizh
Kedisiplinan Santri Landasan Filosofi Model Landasan Operasional
Imam dan Dai Model
Kepemimpinan Rasionalisasi Materi
Kepedulian Sosial Pendidikan Pra Nikah Tahap Perencanaan
Tujuan Materi Pendidikan Layanan
Pra Nikah Tahap Pelaksanaan
Manfaat Materi Layanan
Pendidikan Pra Nikah Evaluasi Layanan
Support System Peran Konselor
Buku Layanan Konseling Sistem Pendukung
Pra Nikah & Buku (Kebjakan, Sarana &
Petunjuk Penggunaan Prasarana
Aplikasi Layanan

Dampak Instruksional Dampak Pengiring


Konseling Pra Nikah Pemahaman konseli terhadap hakikat pernikahan
2. Keunggulan Aplikasi Pintu Rahmat

a. Salah satu keuanggulan aplikasi Pintu Rahmat ini berdasarkan hasil

penelitian atau secara empiris telah terbukti dapat meningkatkan

pemahaman hakikat pernikahan masyarakat. aplikasi ini membuat

interaksi konseling pra nikah yang sangat mudah antara konselor dengan

konseli, Dikarenakan tersedianya aplikasi berbasis android sehingga

memudahkan bagi masyarakat memahami hakikat pernikahan denagan

mengakses aplikasi tersebut.

b. Keunggulan Aplikasi Pintu Rahmat, peran konselor menjadi lebih

sederhana. konselor tidak lagi harus berhadapan dengan konseli secara

face to face dalam ruang konseling biro tetapi konselor dapat berinteraksi

dengan konseli dan memeberikan pelayanan pendidikan pra nikah

melalui aplikasi dan dapat di laksanakan di rumah dan waktu yang lebih

lowong.

c. Aplikasi Pintu Rahmat juga dapat digunakan secara otodidiak tampa

tuntunan konsolor karna didalam aplikasi tersebut terdapat materi

konseling pra nikah, video studi kasus pernikahan,serta alur tata cara

pengurusan pernikahan.

3. Keterbatasan Produk Pintu Rahmat

a. Aplikasi pintu rahmat ini memiliki keterbatasan pada akses jaringan

internet di mana aplikasi ini hanya dapat dinikmati pada masyarakat yang
memiliki handphon android dan laptop serta di daerahnya masuk dalam

zona akses jaringan internet yang memadai

b. Aplikasi ini tidak dapat menjadi acuan untuk mendapatkan sertifikat

kursus calon pengantin dari kementrian agama.

4. Temuan-Temuan Khusus

Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa temuan-temuan

khusus. Adapun temuan-temuan khusus diuraikan sebagai berikut:

a. Para Konselor di biro konseling sipakainge IAI Muhammadiyah Sinjai tidak

memiliki buku layanan sebagai pegangan konselor dalam melaksanakan

layanan terhadap Konseli.

b. Para konseli hanya dapat berkonsultasi dengen konselor di waktu tertentu

dengan melihat jadwal yang ada di biro konseling Sipakainge IAI

Muhammadiyah Sinjai..

c. Evaluasi pelaksanaan layanan konseling Pra Nikah tidak memiliki format

evaluasi yang jelas.

d. Program-program dalam Aplikasi Pintu Rahmat sangat memudahkan para

Konseli untuk memahami hakikat pernikahan dan dilengkapi dengan buku

layanan dan buku petunjuk penggunaan aplikasi.

5. Kendala-Kendala Selama Penelitian

Terdapat beberapa kendala yang dialami selama kegiatan penelitian dan uji

coba. Kendala-kendala yang dimaksud antara lain:

a. Pada saat Simulasi dilaksanakan, para konselor dan konseli sangat

tergantung kepada baik buruknya akses jaringan internet yang tersedia.


b. Pelaksanaan simulasi dilakukan selama 2 kali dikarnakan ijin penggunaan lab

computer sehingga peneliti tidak terlalu maksimal dalam melihat kekurangan

dalam penggunaan aplikasi Pintu Rahmat Ini.

c. Konselor yang telah ditetapkan sebagai Konselor dalam menjalankan aplikasi

Pintu Rahmat dalam meningkatkan pemahaman hakikat pernikahan tidak

dapat melaksanakan proses layanan dengan maksimal dikarenakan mereka

juga berprifessi sebagai Pejabat Struktural di IAI Muhammadiyah Sinjai.

6. Kelemahan-Kelemahan Dalam Penelitian

Terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang dialami selama kegiatan

penelitian dan pengembangan. Kelemahan-kelemahan yang dimaksud antara lain:

a. Dalam tahap pengembangan, para ahli yang ditemui untuk memberikan

masukan terhadap Pendidikan Pra Nikah Islami yang dikembangkan oleh

peneliti hanya ahli Psikologi dan dan Menejemen Informasi. Sementara

Pendidikan Pra Nikah Islami yang dikembangkan terdapat beberapa program-

program Layanan keagamaan. Sebaiknya ada juga ahli dibidang agama dalam

memberikan masukan terhadap Pendidikan Pra Nikah Islami yang

dikembangkan dan perangkat layanan Aplikasi Pintu Rahmat.

Anda mungkin juga menyukai