Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL OBSERVASI

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


DI KUA KECAMATAN PANUMBANGAN

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Islam


Dosen Pengampu : Agus Samsul Bassar, S.Ag., M.MPd
Asisten Dosen : Syarifah Setiana Ardianti, S.Psi., M.Pd

Disusun oleh :
Muhamad Pahmi Labib (2121004)
Jihan Auliyah (2121012)
Muhammad Wildan Maulana (2121020)
Asani Nurjanah (2121022)
Rijki Hanipa (2121030)
Nida Husnanida (2121037)
Ade Lukman Saeful H (2121042)
Salsabila (2121051)
Hilman Fikri Mubarok (2121055)
SEMESTER 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil observasi yang berjudul “Bimbingan Konseling Islam di KUA” ini dengan
lancar. Penulisan laporan hasil observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Bimbingan Konseling Islam.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang penulis


peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Bimbingan Konseling Islam,
serta infomasi dari media yang berhubungan dengan Bimbingan Konseling Islam
di KUA, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan hasil observasi ini, sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berharap, dengan membaca laporan hasil observasi ini dapat


memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai Bimbingan Konseling Islam di KUA. Memang laporan hasil observasi
ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Suryalaya, 6 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

D. Metode Observasi........................................................................................3

E. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan....................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian.....................................................................................................4

B. Tugas dan Fungsi KUA................................................................................5

C. Program yang diadakan oleh KUA..............................................................6

D. Tujuan Bimbingan Konseling Pra Nikah Terhadap Calon Pengantin .........8

E. Materi Bimbingan Konseling Pra Nikah Terhadap Calon Pengantin.........10

F. Pelayanan yang dilakukan Pegawai Kantor Urusan Agama terhadap Calon


Pengantin...........................................................................................................12

G. Permasalahan dalam Bimbingan Konseling Pra Nikah..............................13

H. Layanan Bimbingan Konseling di Kantor Urusan Agama terhadap


Pasangan dalam Permasalahan Rumah Tangga ........................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan................................................................................................17

B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu


yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus,
dimaksudkan agar individu dapat mengarahkan diri dengan baik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi
dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat, khususnya kesejahteraan keluarganya.
Sedangkan bimbingan Pra Nikah adalah upaya pembimbing dalam
memberikan materi atau bekal kepada calon pengantin sebelum melaksanakan
pernikahan, mengenal keluarga sakinah mawaddah warahmah, munakahat,
dan hal-hal yang dibutuhkan oleh pengantin sebelum memasuki jenjang
pernikahan. Bimbingan Pra Nikah juga dikenal dengan nama program
persiapan pernikahan, pendidikan Pra Nikah, konseling edukatif Pra Nikah,
dan terapi Pra Nikah. Tujuan dari bimbingan Pra Nikah ini adalah untuk
pemberian bekal pengetahuan kepada calon pengantin yang akan
melangsungkan ke jenjang pernikahan, diharapkan nantinya setelah pasangan
calon pengantin dapat mengetahui dan memahami tugas dan tanggungjawab
sebagai suami atau istri.
Pemberian bimbingan Pra Nikah ini bagi calon pengantin difokuskan
untuk memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada
calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga. Tujuan
diterbitkannya peraturan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah serta mengurangi
angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari bimbingan konseling Islam?


2. Apa pengertian dari kantor urusan agama?
3. Apa saja tugas dan fungsi kantor urusan agama?
4. Apa saja program yang diadakan oleh kantor urusan agama?
5. Apa tujuan dari bimbingan konseling Pra Nikah terhadap calon pengantin?
6. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan konseling Pra Nikah
terhadap calon pengantin?
7. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh pegawai kantor urusan agama
terhadap calon pengantin?
8. Apa saja permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam melakukan
proses bimbingan konseling Pra Nikah?
9. Bagaimana layanan bimbingan konseling di kantor urusan agama terhadap
pasangan dalam permasalahan rumah tangga?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari bimbingan konseling Islam.


2. Mengetahui pengertian dari kantor urusan agama.
3. Mengetahui tugas dan fungsi kantor urusan agama.
4. Mengetahui program yang diadakan oleh kantor urusan agama.
5. Mengetahui tujuan dari bimbingan konseling Pra Nikah terhadap calon
pengantin.
6. Mengetahui materi yang disampaikan dalam bimbingan konseling Pra
Nikah terhadap calon pengantin.
7. Mengetahui pelayanan yang dilakukan oleh pegawai kantor urusan agama
terhadap calon pengantin.
8. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam melakukan
proses bimbingan konseling Pra Nikah.
9. Mengetahui layanan bimbingan konseling di kantor urusan agama
terhadap pasangan dalam permasalahan rumah tangga.
D. Metode Observasi

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3).
Metode penelitian adalah cara penemuan kebenaran atau pemecahan masalah
yang dilakukan secara ilmiah, prosesnya dilakukan cara tertentu yang
dilakukan secara terencana, sistematik dan teratur sedemikian rupa sehingga
setiap tahap diarahkan kepada pemecahan masalah (Purwanto, 2008:164).
Maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor (Moleong, 2012) metode penelitian kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif
adalah metode penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah
berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan pada saat penelitian tersebut. Data
tersebut diinventarisir kemudian disusun secara sistematis agar data tersebut
dapat dijelaskan berdasarkan teori yang ada (Sugiyono, 2010:59). Dengan
demikian, metode dalam pengumpulan data penilitian ini adalah menggunakan
teknik wawancara, pengamatan, dan pustaka.

E. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Lokasi waktu penelitian di lapangan selama 1 hari sejak dikeluarkannya


surat izin penelitian dari pihak Kampus Institut Agama Islam Latifah
Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya yaitu pada hari kamis, tanggal 6
April 2023. Setelah penelitian berakhir dan data digali sudah lengkap pada
tahapan selanjutnya penyusunan laporan hasil observasi. Penelitian ini
dilakukan di KUA Kecamatan Panumbangan, Jalan Raya Sukakerta, No. 489,
Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46263, Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Pengertian Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan adalah suatu proses pembinaan yang dilakukan oleh
seorang ahli bimbingan atau pembimbing untuk membantu individu atau
kelompok dalam mengembangkan potensi diri, mencapai tujuan, dan
mengatasi masalah. Bimbingan meliputi pemberian informasi, arahan, dan
bantuan dalam pengambilan keputusan.
Konseling adalah suatu proses interaksi antara konselor atau
penasehat dengan individu atau kelompok yang mengalami masalah atau
kesulitan, dengan tujuan untuk membantu individu atau kelompok tersebut
dalam memahami masalah yang dihadapi dan menemukan solusinya.
Konseling meliputi proses mendengarkan, memahami, dan memberikan
bantuan dalam mengatasi masalah.
Bimbingan konseling adalah suatu proses yang menggabungkan
bimbingan dan konseling untuk membantu individu atau kelompok dalam
mengatasi masalah atau mengembangkan potensi diri. Bimbingan
konseling bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, mengembangkan kemampuan,
meningkatkan kualitas hidup, dan mengatasi masalah dengan cara yang
efektif.
Bimbingan konseling Islam adalah suatu proses pembinaan dan
konseling yang mengacu pada ajaran agama Islam dalam membantu
individu atau kelompok dalam mengatasi masalah atau mengembangkan
potensi diri. Bimbingan konseling Islam didasarkan pada prinsip-prinsip
Islam yang meliputi kesadaran diri, hubungan dengan Allah, hubungan
dengan sesama manusia, pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan
ajaran Islam. Bimbingan konseling Islam juga meliputi penyelesaian
masalah secara islami, serta memfasilitasi individu atau kelompok dalam
mencapai keselarasan dan kedamaian spiritual.
2. Pengertian Kantor Urusan Agama (KUA)
Kantor Urusan Agama (KUA) adalah kantor yang melaksanakan
sebagian tugas kantor Kementerian Agama Indonesia di kabupaten dan
kotamadya di bidang urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan.
Menurut para ahli pengertian Kantor Urusan Agama (KUA) berbeda-beda,
diantaranya adalah :
a. Menurut H. M. Saefuddin Zuhri, KUA adalah lembaga atau dinas yang
menyelenggarakan pelayanan keagamaan, khususnya untuk urusan
pernikahan dan perceraian.
b. Menurut Fauzan Sukmana Djauhari, KUA adalah lembaga yang
berfungsi sebagai perwakilan pemerintah dalam hal penyelenggaraan
urusan keagamaan, terutama dalam hal administrasi perkawinan dan
perceraian.
c. Menurut Dr. H. Abdul Aziz Muthalib, KUA adalah lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah sebagai penanggung jawab pengurusan
urusan keagamaan, khususnya dalam hal perkawinan dan perceraian.
B. Tugas dan Fungsi KUA
Berdasarkan Peraturan Mentri Agama (PMA), Nomor 34 Tahun 2016 Pasal 3 :
1. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan
rujuk.
2. Penyusunan statistik, layanan, dan bimbingan masyarakat Islam.
3. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA
kecamatan.
4. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah.
5. Pelayanan bimbingan kemasjidan.
6. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah.
7. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam.
8. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf.
9. Pelayanan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KUA kecamatan.
C. Program yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA)
Kantor Urusan Agama (KUA) menyelenggarakan berbagai jenis
program, diantaranya :
1. Program Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA)
Program revitalisasi KUA merupakan salah satu program prioritas
Kementerian Agama RI, yaitu dalam rangka mengembalikan lagi fungsi
utama KUA Kecamatan sebagai pelayan masyarakat di bidang hukum dan
keagamaan dengan berbagai peran lainya seperti peningkatan kapasitas
kelembagaan, penyempurnaan standar pelayanan, transformasi digital
layanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan regulasi
dan penguatan integritas data.
2. Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan
Mengingat besarnya tugas dan fungsi tersebut, KUA harus
meningkatkan profesionalismenya dalam melayani masyarakat, untuk itu
perlu mendapat perhatian dalam pembinaan, evaluasi, dan penilaian
kinerja seluruh unsur yang ada di dalamnya. Sehubungan dengan hal
tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas dalam pencapaian pelayanan
pada KUA kecamatan diperlukan penilaian kinerja KUA kecamatan secara
berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.
Oleh karena itu diperlukan pedoman pelaksanaan penilaian KUA
Kecamatan Teladan.
3. Program Aplikasi Layanan Masyarakat pada Kantor Urusan Agama
Program aplikasi layanan masyarakat pada Kantor Urusan Agama
bertujuan untuk mempermudah masyarakat setempat dalam proses
pelayanan dan pendataan nikah, cerai, wakaf, rujuk, bimbingan, dan
pindah agama. Pihak KUA mempunyai data-data tersebut, karena untuk
menunjang masyarakat kedepannya dan agar tidak terjadi kekeliruan
dimasa yang akan datang.
4. Program Perencanaan Sarana dan Prasarana Kantor
Sarana prasarana adalah seluruh komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pelayanan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana yang ada di KUA meliputi
peralatan kantor, media kantor, buku dan sumber lainnya, bahan habis
pakai serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses
pelayanan yang prima teratur dan berkelanjutan. Sedangkan prasarana
meliputi halaman, ruang nikah, ruang tunggu, ruang pimpinan KUA, ruang
staf, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pelayanan yang prima teratur dan berkelanjutan.
5. Program Kegiatan Keagamaan
Program kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh KUA
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Program
kegiatan keagamaan sama halnya dengan program kegiatan dakwah oleh
karena itu dalam melaksanakan kegiatan dakwah unsur-unsur sangatlah
penting agar kegiatan dakwah (keagamaan) yang dilaksanakan berjalan
secara baik dan sistematis.
Berdasarkan hasil observasi, di KUA Kecamatan Panumbangan tidak
ada program khusus tertentu, namun di KUA terdapat kegiatan atau program
bimbingan perkawinan atau bimbingan calon pengantin. Program ini
merupakan program Kementerian Agama RI yang dibiayai dari PNBP NR.
Dasar pelaksanaan bimbingan perkawinan berdasarkan Keputusan Dirjen
Bimas Islam No. 373/2017, tentang petunjuk teknis bimbingan perkawinan
bagi calon pengantin. Adapun materi wajib dalam bimbingan perkawinan,
adalah :
a. Membangun landasan keluarga sakinah.
b. Merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah.
c. Dinamika perkawinan.
d. Kebutuhan keluarga.
e. Kesehatan keluarga.
f. Membangun generasi yang berkualitas.
g. Ketahanan keluarga dalam menghadapi tantangan kekinian.
h. Mengenali dan menggunakan hukum untuk melindungi perkawinan
keluarga.
Di Kabupaten Ciamis termasuk kota yang paling besar angka perceraian
di Jawa Barat. Ini terjadi pada saat covid-19 yang menyebabkan kebanyakan
pekerja yang di phk sehingga terjadinya pengangguran yang menyebabkan
masalah dalam perekonomian bagi keluarga dan terjadilah perceraian, dengan
diadakannya bimbingan calon pengantin ini adalah salah satu cara untuk
menanggulangi permasalahan tersebut.
D. Tujuan Bimbingan Konseling Pra Nikah Terhadap Calon Pengantin
Layanan bimbingan Pra Nikah dilakukan dalam rangka mempersiapkan
mental calon pasangan suami istri untuk membangun rumah tangga yang baik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Supendi (penghulu) untuk
meningkatkan keluarga yang sakinah, maka diperlukan ilmu pengetahuan
tentang aspek pernikahan, baik interaksi antar individu dalam keluarga dan
bersosial yang baik. Bimbingan pra nikah ini terlaksana dengan baik dan benar
meskipun belum mencapai hasil yang maksimal karena waktu dalam
penyampaian materi hanya 1- 2 jam tetapi setidaknya mengikuti bimbingan
pra nikah tersebut sedikitnya mengetahui kedudukan suami istri, mengetahui
seputar pernikahan dan untuk mengurangi pertengkaran dalam rumah tangga.
Dampak dari bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA)
untuk mempersiapkan mental secara matang dan untuk membangun rumah
tangga yang baik, maka pembimbing (penghulu) memberikan materi-materi
yang menitik beratkan cara penyampaiannya, hal tersebut agar materi yang
disampaikan dapat dipahami oleh calon pasangan suami istri dan dapat
diamalkan dalam kehidupan berrumah tangga. Meskipun ada sebagian calon
pasangan suami istri yang tidak memahami semua materi yang disampaikan.
Keberhasilan yang telah dicapai dari program bimbingan pra nikah ini
yaitu adanya kesadaran dari calon pasangan suami istri akan hak dan
kewajiban suami istri, sehingga dalam rumah tangga terbentuk sikap saling
menghormati satu sama lain, berkomunikasi dengan baik, serta saling
menghargai, karena kebanyakan dari kasus perceraian yang terjadi yaitu
karena saling tidak menghormati antara satu sama lain dan juga kurangnya
komunikasi dengan baik. Kesadaran akan kedudukan masing-masing antara
suami dan istri akan memahami tanggung jawabnya itu menjadi tolak ukur
keberhasilan dari bimbingan pranikah.
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor:
DJ.II/542 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Calon
Pengantin dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa bahwa bimbingan pra nikah
calon pasangan pengantin yang telah mengikuti bimbingan pra nikah atau
kursus calon pengantin (suscatin) diberikan sertifikat sebagai tanda bukti
kelulusan. Sertifikat kelulusan tersebut merupakan persyaratan kelengkapan
pencatatan perkawinan. Menurut peneliti bahwa kenyataan di lapangan
peraturan tersebut belum efektif berjalan, karena dari calon pengantin masih
banyak yang tidak mengikuti bimbingan pra nikah yang diadakan di KUA
tersebut, di Kantor Urusan Agama (KUA) syarat sertifikat tersebut bukan
merupakan syarat kelengkapan pencatatan perkawinan.
Berdasarkan hasil observasi di KUA Kecamatan Panumbangan, tujuan
bimbingan perkawinan pranikah bagi calon pengantin adalah merupakan
ikhtiar pemerintah karena melihat tingginya angka perceraian yang terjadi.
Selain itu diharapkan calon pengantin bisa membangun keluarga dengan
pondasi yang kokoh, karena banyak pasangan calon pengantin yang belum
mengetahui cara mengelola keluarga dengan baik.
E. Materi Bimbingan Konseling Pra Nikah Terhadap Calon Pengantin
Ada beberapa materi yang wajib disampaikan dalam bimbingan
konseling Pra Nikah terhadap calon pengantin, diantaranya :
1. Membangun Landasan Keluarga Sakinah
Perkawinan bukan hanya demi memenuhi kebutuhan seksual secara
halal, namun juga sebagai ikhtiar membangun keluarga yang baik. Karena
manusia mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan ibadahnya yaitu
perkawinan, maka dari itu perkawinan ini harus dijalankan sesuai tuntunan
Allah. Suami dan istri harus mempertanggungjawabkan setiap tindakannya
dalam perkawinan.
Adapun sebuah keluarga bisa dikatakan sebagai keluarga yang
sakinah apabila :
a. Berdiri diatas fondasi keimanan yang kokoh.
b. Menunaikan misi ibadah dalam kehidupan.
c. Mentaati ajaran agama.
d. Saling mencintai dan menyayangi.
e. Membagi peran secara berkeadilan.
f. Kompak mendidik anak-anak.
2. Merencanakan Perkawinan Yang Kokoh Menuju Keluarga Sakinah
Menikah itu tidak hanya rasa suka dan gembira, tetapi juga harus
kokoh dan mulia. Pernikahan yang kokoh itu apabila ikatan hidup tersebut
dapat mengantarkan kedua mempelai pada kebahagiaan dan cinta kasih.
Tidak hanya itu, kedua mempelai juga harus melakukan persiapan yang
cermat dan matang yaitu dengan meluruskan niat menikah, persetujuan
kedua mempelai, menikah diusia dewasa, mengawali dengan khitbah,
pemberian mahar, perjanjian pernikahan, dan menyelenggarakan walimah.
3. Dinamika Perkawinan
Sebagaimana perjalanan hidup manusia pada umumnya, kehidupan
dalam perkawinan juga akan senantiasa mengalami perubahan dan pasang-
surut. Ini merupakan pengertian dari dinamika perkawinan. Agar
kehidupan rumah tangga tetap sehat, harmonis, dan mampu menghadapi
tantangan dan persoalan hidup, perkawinan harus ditopang oleh pilar-pilar
yang kuat diantaranya adalah hubungan perkawinan yang berpasangan
mempunyai perjanjian yang kokoh, dibangun dengan sikap dan hubungan
yang baik, dan perkawinan dikelola dengan prinsip musyawarah.
4. Kebutuhan Keluarga
Secara garis besar, kebutuhan keluarga terdiri dari dua jenis
kebutuhan, yaitu :
a. Kebutuhan yang bersifat Materi
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang membutuhkan
dukungan finansial (keuangan). Kebutuhan keluarga yang bersifat
materi ini terdiri dari dua hal, yaitu kebutuhan fisik yang terdiri dari
sandang, pangan, dan papan, serta kebutuhan non fisik seperti biaya-
biaya yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, pengamanan,
rekreasi/hiburan dan lain-lain.
b. Kebutuhan yang bersifat Immateri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan keluarga yang lebih
banyak berhubungan dengan rasa kenyamanan dan ketenangan anggota
keluarga. Contohnya seperti rasa mencintai dan dicintai, kasih sayang,
rasa aman dan tidak takut, dijaga, dihormati, dan lain-lain.
Pemenuhannya juga membutuhkan kesadaran dan kemauan seluruh
anggota keluarga. Sikap saling menghormati dan menghargai antara
suami dan istri.
5. Kesehatan Keluarga
Masalah kebersihan dan kesehatan harus dimulai dari kesadaran
setiap orang dan keluarga untuk melakukan berbagai kegiatan memiliki
hubungan dengan kebersihan pribadi, keluarga, dan lingkungan. Karena
itu, pemahaman akan pola hidup sehat menjadi penting bagi semua orang
terutama calon pengantin yang akan menikah. Pembangunan kesehatan
dimulai dari unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga.
6. Membangun Generasi Yang Berkualitas
Generasi berkualitas berarti generasi yang memiliki mutu yang baik.
Membangun generasi berkualitas perlu dimulai dari jauh sebelum anak
lahir. Ada banyak aspek yang perlu direncanakan dan dipertimbangkan
sebelum memiliki anak, diantaranya adalah kesiapan fisik, mental
emosional, ekonomi, dan akibat-akibat yang akan terjadi setelah memiliki
anak. Untuk memastikan semuanya sudah siap, setiap pasangan perlu
berdiskusi dan jika perlu bahkan dapat melibatkan pihak lain yang
dipandang mampu untuk memberi bimbingan.
F. Pelayanan yang dilakukan Pegawai Kantor Urusan Agama terhadap Calon
Pengantin
Pelayanan yang dilakukan KUA kepada para calon pengantin adalah
pencatatan secara resmi oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN). Dengan
demikian, pernikahan seseorang sah menurut syariat dan diakui secara resmi
oleh negara. Pada saat calon pengantin mendaftarkan pernikahannya, maka
pegawai KUA akan melayani calon pengantin tersebut dengan memandu dan
mengarahkan serta membimbing para calon pengantin mengenai hal-hal yang
perlu dilakukan, serta beberapa persyaratan yang harus di penuhi saat
melakukan pendaftaran nikah. Ada beberapa langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh calon pengantin sebelum pernikahan, adalah :
1. Menemui penghulu atau PPN di KUA, mengisi beberapa formulir
berkaitan dengan data diri dan data orang tua dan pasangan calon
pengantin (N1, N2, N3, N4, N5, N6, dan N7). Petugas di KUA akan
memandu selama proses pendaftaran, lalu menyerahkan form-form
tersebut untuk ditandatangani kepala desa/lurah setempat. Langkah
lainnya, calon pengantin tersebut harus mendatangi kantor kepala
desa/lurah untuk mengisi form-form tersebut.
2. Mendatangi kantor kepala desa/kelurahan dan menyerahkan formulir-
formulir dari KUA untuk ditandatangani oleh kepala desa/lurah dan
distempel.
3. Menemui penghulu/PPN di KUA untuk mendaftarkan pernikahan. Setelah
penghulu/PPN menerima pendaftaran dan menyatakan kelengkapan semua
persyaratan, kemudian dapat memilih hari dan tanggal pelaksanaan kursus
calon pengantin yang disiapkan oleh KUA.
4. Menyetor biaya pelaksanaan akad nikah sebesar Rp. 600.000,- ke Bank
Persepsi, jika akad nikah dilaksanakan di luar kantor atau di luar balai
nikah. Jika akad nikah dilakukan di balai nikah, maka tidak dipungut biaya
(Rp. 0,-).
5. Mengikuti kursus calon pengantin sesuai dengan jadwal dan materi yang
telah ditetapkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).
G. Permasalahan yang terjadi dalam melakukan Bimbingan Konseling Pra Nikah
Kata masalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber
dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
membingungkan. Dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan keadaan
yang menghambat seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Layanan bimbingan konseling pranikah merupakan layanan yang
diberikan kepada calon pasangan suami istri untuk mendapatkan informasi
mengenai seluk-beluk atau pengetahuan mengenai perkawinan, dan sebagai
fasilitator dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi oleh calon
pengantin. Permasalahan dalam layanan bimbingan pranikah merupakan hal
yang menjadi masalah yang dapat menghambat dalam pelaksaaan layanan
bimbingan pranikah di Kantor Urusan Agama. Permasalahan ini dapat terjadi
karena beberapa faktor.
Berdasarkan hasil dari observasi dengan Ketua KUA Kecamatan
Panumbangan permasalahan yang sering terjadi adalah calon pengantin tidak
dapat menghadiri bimbingan konseling Pra Nikah karena ada sesuatu hal yang
tidak dapat ditinggalkan, misalnya tempat kerjanya yang jauh, adanya
kesibukan lain diwaktu yang sama dan lain-lain. Tetapi jika calon pengantin
memiliki alasan yang jelas untuk tidak dapat menghadiri bimbingan konseling
Pra Nikah, maka dari pihak KUA akan menghargainya dan menyerahkannya
kepada calon pengantin dan keluarga dari kedua belah pihak. Untuk calon
pengantin yang tidak dapat menghadiri bimbingan konseling Pra Nikah
tersebut, maka dari pihak KUA akan memberikan buku yang berjudul fondasi
keluarga sakinah sebagai pengetahuan tambahan untuk calon pengantin.
H. Layanan Bimbingan Konseling di Kantor Urusan Agama terhadap Pasangan
dalam Permasalahan Rumah Tangga
Dalam hukum Islam telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
perceraian adalah perbuatan atau langkah yang dilakukan oleh pasangan suami
dan istri apabila hubungan rumah tangganya tidak dapat dipersatukan kembali
dan apabila diteruskan akan menimbulkan madharat baik bagi suami, istri,
anak, maupun lingkungannya (Dahwadin, 2012). Perceraian hanya dapat
dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Putusnya
hubungan perkawinan karena perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan
sebab dinyatakan talak oleh seorang suami terhadap istrinya.
Hidup harmonis dan bahagia adalah dambaan setiap pasutri (pasangan
suami istri). Tentunya telah dipastikan bahwa setiap manusia yang telah
melangsungkan akad pernikahan menginginkan diri dan pasangannya bisa
merasakan kesenangan, ketentraman dan kedamaian sepanjang hidupnya.
Namun, berjalan dengan seiringnya waktu, permasalahan datang silih berganti
menimpa kehidupan sehingga bisa menjadikan keadaan keluarga tidak stabil
dan tidak sedikit yang berakhir dengan perceraian.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi faktor terjadinya perceraian,
diantaranya adalah :
1. Ketidakharmonisan
Keharmonisan dalam keluarga merupakan suatu hal yang sangat
penting dan tidak boleh disepelekan, karena dengan keharmonisan itu
kebahagiaan dalam keluarga dapat tercipta. Sebaliknya ketidakharmonisan
dalam keluarga biasanya menyebabkan perceraian. Ketidakharmonisan
dalam keluarga bisa dipengaruhi oleh krisis ekonomi, terjadinya
pernikahan yang terlalu dini atau kurangnya tempat untuk berkeluh kesah.
Sehingga pasangan lebih memilih jalan pintas yang akhirnya berakhir
dengan sebuah perceraian.
2. Tidak bertanggungjawab
Setelah sebuah keluarga terbentuk, maka masing-masing individu
yang ada di dalamnya memiliki peran dan fungsi tersendiri dan dituntut
untuk bertanggungjawab atas peran yang telah diembannya. Dengan
adanya rasa tanggungjawab yang tinggi, maka tumpang tindih dalam
tugas-tugas keluarga tidak akan pernah terjadi sehingga kehidupan dalam
keluarga akan teratur dan dapat membuahkan kebahagiaan tersendiri bagi
masing-masing pihak.
3. Gangguan pihak ketiga
Adanya pihak ketiga dalam keluarga tentunya menjadikan
kehidupan keluarga yang tidak nyaman, resah dan merasa gelisah. Oleh
karena itu, pasangan suami istri harus menghindari hal tersebut supaya
kehidupan dalam keluarga tetap merasa nyaman, tentram dan hidup
bahagia tanpa adanya gangguan pihak ketiga.
Berdasarkan hasil observasi, salah satu layanan KUA di kecamatan
panumbangan adalah pusat layanan keluarga sakinah atau yang disingkat
dengan pusaka sakinah. Program ini merupakan sebuah upaya menjaga,
memelihara, dan menguatkan ketahanan keluarga. Diantara dari berbagai
macam permasalahan keluarga yang sering terjadi adalah kasus perceraian,
bahkan menurut hasil analisis di tahun 2022 angka perceraian di kecamatan
Panumbangan itu sangat banyak dan merupakan kasus perceraian terbanyak di
kabupaten Ciamis. Perceraian tentu hal yang memprihatinkan bagi ketahanan
keluarga, dampak buruk yang paling ditakuti adalah terlantarnya anak-anak
akibat perceraian tersebut. Dengan adanya program pusaka sakinah bertujuan
untuk menekan terjadinya perceraian.
Ada beberapa konsep yang ditawarkan untuk terlaksananya program ini
yaitu salah satunya dengan melakukan mediasi terhadap pasangan terhadap
pasangan suami istri yang mengalami masalah dalam rumah tangga. Dari
banyaknya faktor yang menyebabkan perceraian, faktor ekonomi adalah
menjadi alasan yang mendominasi. Untuk mengantisipasi dan menanggulangi
hal tersebut, kepala KUA beserta anggotanya berupaya untuk bersinergi dalam
memediasi permasalahan dalam rumah tangga sehingga perceraian dapat
dihindari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan konseling Islam adalah suatu proses pembinaan dan


konseling yang mengacu pada ajaran agama Islam dalam membantu individu
atau kelompok dalam mengatasi masalah atau mengembangkan potensi diri.
Bimbingan konseling Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang
meliputi kesadaran diri, hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama
manusia, pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
Berdasarkan Peraturan Mentri Agama (PMA), Nomor 34 Tahun 2016
Pasal 3 tugas KUA adalah melayani, mengawasi, mencatat, dan pelaporan
nikah dan rujuk dan lain sebagainya. Program revitalisasi KUA merupakan
salah satu program prioritas Kementerian Agama RI, yaitu dalam rangka
mengembalikan lagi fungsi utama KUA Kecamatan sebagai pelayan
masyarakat di bidang hukum dan keagamaan dengan berbagai peran lainya
seperti peningkatan kapasitas kelembagaan, penyempurnaan standar
pelayanan, transformasi digital layanan, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, penguatan regulasi dan penguatan integritas data.
Berdasarkan hasil observasi, di KUA Kecamatan Panumbangan tidak
ada program khusus tertentu, namun di KUA terdapat kegiatan atau program
bimbingan perkawinan atau bimbingan calon pengantin. Program ini
merupakan program Kementerian Agama RI yang dibiayai dari PNBP NR.
Dasar pelaksanaan bimbingan perkawinan berdasarkan Keputusan Dirjen
Bimas Islam No. 373/2017, tentang petunjuk teknis bimbingan perkawinan
bagi calon pengantin.
Layanan bimbingan Pra Nikah dilakukan dalam rangka mempersiapkan
mental calon pasangan suami istri untuk membangun rumah tangga yang baik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Supendi (penghulu) untuk
meningkatkan keluarga yang sakinah, maka diperlukan ilmu pengetahuan
tentang aspek pernikahan, baik interaksi antar individu dalam keluarga dan
bersosial yang baik. Bimbingan pra nikah ini terlaksana dengan baik dan benar
meskipun belum mencapai hasil yang maksimal karena waktu dalam
penyampaian materi hanya 1-2 jam, tetapi setidaknya mengikuti bimbingan
Pra Nikah tersebut minimal mengetahui kedudukan suami istri, mengetahui
seputar pernikahan dan cara untuk mengurangi pertengkaran dalam rumah
tangga.
Berdasarkan hasil observasi, salah satu layanan KUA di kecamatan
panumbangan adalah pusat layanan keluarga sakinah atau yang disingkat
dengan pusaka sakinah. Program ini merupakan sebuah upaya menjaga,
memelihara dan menguatkan ketahanan keluarga. Diantara dari berbagai
macam permasalahan keluarga yang sering terjadi adalah kasus perceraian,
bahkan menurut hasil analisis di tahun 2022 angka perceraian di kecamatan
Panumbangan sangat banyak dan merupakan kasus perceraian terbanyak di
kabupaten Ciamis. Perceraian tentu hal yang memprihatinkan bagi ketahanan
keluarga, dampak buruk yang paling ditakuti adalah terlantarnya anak-anak
akibat perceraian tersebut. Dengan adanya program pusaka sakinah bertujuan
untuk menekan terjadinya perceraian.

B. Saran

Kantor Urusan Agama (KUA) telah melaksanakan tugasnya dengan


baik dan terarah sesuai dengan tananan hukum syariat yang telah di kukuhkan
dalam kitab klasik, namun ada beberapa permasalahan yang harus difikirkan
kedepannya untuk Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Panumbangan,
yaitu mengenai angka perceraian yang melonjak tinggi bahkan yang terbesar
di Ciamis, Jawa Barat. Untuk kedepannya KUA Kecamatan Panumbangan
dapat meminimalisir masalah ini dengan mengadakan berbagai program agar
dapat mengurangi bahkan menghilangkan permasalahan tersebut.
Untuk masyarakat yang melaksanakan pernikahan di usia dini agar
dapat memahami tujuan pernikahan secara agama Islam dan berupaya untuk
mewujudkan keluarga yang harmonis, dapat berkomunikasi dengan baik,
bermusyawarah ketika ada masalah, dan segera menyelesaikannya agar tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak semestinya terjadi, misalnya mengalami
perceraian. Dengan begitu, pentingnya mengikuti bimbingan konseling Pra
Nikah agar dapat mengetahui informasi tentang pernikahan, cara mewujudkan
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, cara berkomunikasi dengan baik
antara suami istri, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Corey. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont,


CA: Cengage Learning.
Ghufron. 2015. Bimbingan konseling Islam: Panduan Praktis. Yogyakarta: Diva
Press.
Hasanah, dan Maftukhah. 2016. Integrasi Bimbingan Konseling Islam dalam
Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling. Hlm
1-8.
Hotimah, Nur. 2021. Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Dalam
Meminimalisir Perceraian. No 1, Vol 1. Jurnal Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Lestari, Indah. 2021. Skripsi Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan di
Kantor Urusan Agama. Hlm 21-26.
Machrus, Adib. 2020. Fondasi Keluarga Sakinah. Jakarta: Subdit Bina Keluarga
Sakinah Direktorat Bina KUA & Keluarga Sakinah, Ditjen Bimas Islam
Kemenag RI. Jakarta: Subdit Bina Keluarga Sakinah.
Mardiani. 2017. Model Bimbingan Konseling Islam dalam Meningkatkan
Keimanan dan Ketaqwaan Siswa. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Hlm
72-78.
Sobri. 2009. Pengelolaan Lembaga Islam. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Sundani, Fithri Laela. 2018. Layanan Bimbingan Pra Nikah dalam Membentuk
Kesiapan Mental Calon Pengantin. No 2, Vol 6. Jurnal Bimbingan,
Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam.
Suryabrata. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wulansari, Febriana. 2017. Skripsi Bimbingan Pran Nikah Bagi Calon Pengantin
Sebagai Upaya Pencegahan Perceraian. Hlm 73-76.
Yusuf. 2011. Psikologi Islam: Sebuah Pengantar Komprehensif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi/Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai