Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN AGAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Penyuluhan Agama

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Ati, M. Ag.

Disusun Oleh:

Alif Fathur Rahman (1194010014)


Alya Salwa Salsabil (1194010015)
Ana Yuutika Sari (1194010016)
Andreanika Priandien (1194010017)
Anih Nadia Lestari (1194010018)
Anne Idzaharniwati (1194010019)

Kelompok 3

BKI V-A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul " Perencanaan Program Penyuluhan Agama".

Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin. Akan tetapi kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1-2

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3-17

A. Pengertian Dan Unsur Rencana .................................................................... 3


B. Teknik Penyusun Rencana ........................................................................... 4
C. Identifikasi Kebutuhan Penyuluhan Agama ................................................. 5
D. Analisa Kebutuhan Penyuluhan Agama ...................................................... 8
E. Merumuskan Tujuan dan Sasaran Penyuluhan Agama ................................. 8
F. Penentuan Materi Penyuluhan Agama ........................................................ 11
G. Menyusun Kurikulum Penyuluhan Agama ................................................ 14
H. Menyusun Silabus Penyuluhan Agama ...................................................... 15

BAB III PENUTUP .......................................................................................... xviii

A. Kesimpulan ........................................................................................... xviii

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xix

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluh agama Islam adalah sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas
bimbingan umat Islam dalam mencapai kehidupan yang bermutu. Penyuluh agama yakni
pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan
kepada Allah Swt. Hasil yang dicapai dari penyuluhan agama pada hakekatnya ialah
terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai agama untuk
mewujudkan tatanan hidup yang harmonis dan saling menghargai.

Salah satu banyaknya fenomena saat ini adalah merebaknya penyuluh agama Islam.
Aktifitas penyuluh agama Islam jarang sekali muncul memberikan penyuluhan kepada
masyarakat pedesaan. Penyuluh agama hanya bisa di jumpai di instansi pemerintahan saja.
Tantangan untuk penyuluh agama yakni diwajibkan untuk merencanakan sebuah tugas
penyuluhn kepada masyarakat. Tentunya harus ada perencanaan agar penyuluh agama
dapat berjalan dengan baik untuk menjalankan amar ma’ruf nahyi munkar dan memberi
penerangan kepada masyarakat.

Perencanaan penyuluhan agama merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan


masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia untuk menetapkan tujuan yang ingin di capai. Perencanaan ini salah satu dari
fungsi manajemen yang paling penting dengan terdapat aktifitas mendefinisikan tujuan,
strategi, serta mengembangkan rencana kerja penyuluh.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan unsur rencana?
2. Bagaimana teknik penyusun rencana?
3. Bagaimana identifikasi kebutuhan penyuluhan agama?
4. Bagaimana analisa kebutuhan penyuluhan agama?
5. Bagaimana merumuskan tujuan dan sasaran penyuluhan agama?
6. Bagaimana penentuan materi penyuluhan agama?
7. Bagaimana menyusun kurikulum penyuluhan agama?
8. Bagaimana menyusun silabus penyuluhan agama?
B. Tujuan Masalah

1
Adapun tujuan dari rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan unsur rencana.
2. Untuk mengetahui teknik penyusun rencana.
3. Untuk mengetahui identifikasi kebutuhan penyuluhan agama.
4. Untuk mengetahui analisa kebutuhan penyuluhan agama.
5. Untuk mengetahui merumuskan tujuan dan sasaran penyuluhan agama.
6. Untuk mengetahui penentuan materi penyuluhan agama.
7. Untuk mengetahui menyusun kurikulum penyuluhan agama.
8. Untuk mengetahui menyusun silabus penyuluhan agama.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Unsur Rencana

Pengertian perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan


yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan
begitu, di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah pencapaian,
mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta
menentukan langkah untuk mencapainya.

Rencana adalah suatu arah tindakan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
perencanaan akan ditetapkan tentang tujuan organisasi yang ingin dicapai. Secara alami,
perencanaan itu merupakan bagian dari Sunnatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah
AWT menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang disertai dengan
tujuan yang jelas. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Sad ayat 27 : “Dan kami
tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanyan tanpa hikmah.
Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir
itu karena mereka akan masuk neraka.” Perencanaan (takhthith) merupakan starting point
dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas manajemen
tetap membutuhkan sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal
bagi sebuah kegiatan tertentu.

Penyuluhan berasal dari kata suluh, yakni barang yang dipakai untuk menerangi,
menyuluh artinya menerangi sesuatu, penyuluh artinya pemberi penerangan, atau petunjuk
jalan, sedangkan penyuluhan adalah kegiatan penerangan. Penyuluhan sebagai proses
menolong merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita,
yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu
dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
membuat pilihan sendiri dan memikul bebannnya sendiri, untuk menolong dirinya dan
orang lain dan memecahkan masalah-masalahnya.

3
B. Teknik Penyusunan Rencana Penyuluhan Agama

Perencanaan penyuluhan agama sangat penting karena, penyuluhan agama


menyangkut kebutuhan umat. Perencanaan merupakan bentuk penghargaan kepada umat.
Oleh perencanaan itu, diusahakan agar penyuluh agama dapat memenuhi kebutuhan
mereka dengan cara yang sesuai. Penyuluhan agama melibatkan penyuluh agama, para
peserta, panitia penyelenggara dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kelompok
peserta. planning sebagai formulasi tindakan untuk masa depan diarahkan pada tujuan yang
akan dicapai oleh organisasi.

Pada tahapan ini bila tidak ditampilkan sebuah konsistensi, maka hasilnya juga akan
tidak sesuai dengan keinginannya (das sollen). Dalam bahasa lain, Dean R. Spizer
menyebutkan sebagai “Those who fail to plain, plain to fail” artinya (siapa yang gagal
dalam membuat rencana, sesungguhnya ia sedang merencanakan sebuah kegagalan). Maka
sesuai dengan tujuan dan kecakapan rencana (planning), penyuluh agama dapat dibuat oleh
:

1) Penyuluh agama

2) Penyuluh agama, para peserta dan penyelenggara secara bersama

3) Panitia yang khusus dibuat dengan mengambil anggota dari pihak penyuluh agama,
peseta, dan penyelenggara.

Prosedur untuk Menyusun Rencana Penyuluhan Agama. Pada pokoknya prosedur


penyusunan rencana penyuluhan agama berjalan lewat 6 (enam) langkah berikut:

a. Menentukan minat dan kebutuhan para calon peserta. Minat adalah hal yang para
peserta ingin “belajar” atau “ tahu” lebih baik. Sedang kebutuhan adalah ketiadaan
atau kekurangan, yang para peserta ingin agar diisi atau dilengkapi lewat penyuluhan.
Minat tidak kebutuhan saling berhubungan meski tidak selalu, minat kerap
menunjukan kebuhan.
b. Mengembangkan pokok penyuluhan agama
c. Pokok (topic) dapat berupa masalah, isyu, pertanyaan, pengertian yang akan diolah
dalam penyuluhan agama. Pokok disadap dan diendapakan dari minat dan kebutuhan.

4
d. Sesudah disaring dan disesuaikan dengan tujuan dan waktu yang tersedia untuk
penyuluhan agama, pokok-pokok itu disusun menjadi acara penyuluhan.
e. Menentukan sasaran penyuluhan agama; Sasaran (goal objective) adalah titik yang
dituju oleh penyuluhan agama. Dengan adanya sasaran itu, urutan acara disusun,
sumber dan bahan acara ditentukan, metode pengolahan acara dipilih, dan cara
evaluasi dibuat Memilih sumber yang sesuai Sumber meliputi orang-orang ahli,
orang-orang lain yang dapat membantu jalannya dan tercapainya tujuan penyuluhan,
bahan penyuluhan, atau alat-alat bantuan penyuluhan berupa buku-buku, alat peraga,
peralatan presentasi bahan dan lain-lain. Dalam hal penyuluhan, pengetahuan,
pengalaman dan keahlian para peserta sendiri juga menjadi sumber.
f. Memilih metode/teknik penyuluhan; Metode adalah cara untuk menciptakan hubungan
antara para peserta dan sumber penyuluhan. Tujuannya membantu para peserta
mendapatkan pengetahuan atau kecakapan dalam situasi penyuluhan itu. Metode
sering juga disebut teknik penyuluhan.
g. Menyusun jalannya setiap acara dan seluruh rangkaian acara
h. Penyusunan jalannya acara dibuat dengan menuliskan kerangka (outline) tiap-tiap
acara penyuluhan yang akan dijalankan. Penyusunan seluruh rangkaian acara selama
penyuluhan dibuat dengan menyusun urutan tiap-tiap acara yang sudah dibuat
kerangkanya itu. Berdasarkan acara-acara itu pembagian tugas antara mereka yang
terlibat dalam penyuluhan, terutama penyuluh agama, wakil para peserta dan
penyelenggara diadakan : siapa dan bertugas apa dalam penyuluhan yang akan di
adakan itu .

C. Identifikasi Kebutuhan Penyuluhan Agama

Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan dalam penyuluhan agama


dilakukan untuk mengukur kemampuan seorang penyuluh dalam mencapai tujuan yang
ingin dicapai, yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk beribadah. Dengan
demikian, harus pula segera diidentifikasi hal-hal yang dapat menjadi penghambat dan hal-
hal yang dapat menjadi faktor pendorong bagi suksesnya pencapaian tujuan penyuluhan.
Antisipasi keadaan, identifikasi masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin
terjadi di waktu yang akan datang merupakan bagian esensial dari tahap perencanaan
penyuluhan.

5
Penyuluhan Agama memiliki korelasi dan koherensi dengan dakwah Islam,
khususnya dengan bentuk dakwah Irsyad, dimana wilayah kerjanya memberikan tekanan
khusus pada aspek penyuluhan agama dengan tujuan utamanya mengantarkan umat
mencapai masyarakat madani. Oleh karena itu, Penyuluh agama dapat bertindak sebagai
pakar yang memahami cara memecahkan persoalan umat, atau sebagai konsultan serta
penasehat yang membantu umat menemukan sendiri pemecahan atas masalah yang
dihadapinya dengan pendekatan sistematis.

Kemudian berdasarkan perencanaan yang sistematik dan realistis sesuai dengan


keadaan dan kebutuhan umat, para penyuluh agama dapat melakukan pendidikan non-
formal sehingga umat memiliki kesadaran, keyakinan dan mampu melaksanakan ajaran
agama ke arah perbaikan dari hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan sebelumnya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam proses penyuluhan agama, umat atau
jamaah didorong untuk memahami persoalan dan kebutuhan yang mereka rasakan.
Selanjutnya, secara persuasif umat diarahkan agar dapat mengambil keputusan yang tepat
dalam meningkatkan mutu kehidupan berdasarkan syari’at Islam yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan Sunnah serta dimotivasi untuk dapat bekerjasama dengan berbagai macam
individu dan organisasi sosial, politik, ekonomi agar mereka dapat menghasilkan sesuatu
yang diperlukannya. Penyuluhan agama sebagai proses mungkin dapat digunakan untuk
mempengaruhi perilaku keberagamaan umat manusia.

Proses mempengaruhi perilaku manusia merupakan suatu persoalan yang menarik


sekalipun kajiannya seringkali mendatangkan masalah serius dan dapat melahirkan
perdebatan kritis. Oleh karena itu, mencoba membahas mengenai proses mempengaruhi
perilaku manusia tidak bisa hanya dengan mengandalkan satu disiplin ilmu saja, sebab
manusia sebagai sebuah objek kajian tidak hanya menjadi satu objek kajian bidang ilmu
tertentu. Akan tetapi menjadi objek kajian banyak disiplin ilmu yang tergolong pada bidang
ilmu sosial, seperti: sosiologi, antropologi, psikologi, komunikasi dan sebagainya.

Proses mempengaruhi seseorang atau kelompok agar memiliki kesadaran,


keyakinan bahkan berperilaku tertentu sebagaimana yang diharapkan oleh para penyuluh
agama dibutuhkan berupa penjelasan dari berbagai disiplin ilmu. Penyuluhan agama
sebagai sebuah disiplin ilmu terapan dan merupakan bagian dari proses dakwah Islam,
dalam kegiatannya selama ini lebih banyak bernaung di bawah organisasi resmi, seperti
Departemen Agama (pemerintah), perguruan tinggi, atau ormas-ormas sosial keagamaan

6
dan lainnya. Tentu banyak hasil yang didapatkan dari penyuluhan agama yang telah
dilakukan oleh sejumlah lembaga.

Keberhasilan yang telah diperoleh oleh masyarakat dalam penyuluhan agama,


kiranya dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya:

1. Struktur organisasi dan gaya kepemimpinan yang disepakati bersama, sehingga


menghasilkan tingkat kepengikutan yang tulus dari masyarakat.
2. Penyuluhan agama yang dilakukan masyarakat bersifat non-formal.
3. Penyuluhan Agama yang dilakukan masyarakat dilakukan oleh berbagai komponen
masyarakat, terutama oleh komponen masyarakat yang berilmu tinggi dan beramal
ikhlas.
Biasanya yang melakukan kegiatan ini adalah terdiri dari ulama, mubaligh dan
mubalighoh, guru ngaji , kyai, ajengan serta tokoh agama lainya. Selain itu, mereka pula
sosok manusia yang dalam kerjanya bersifat non-formal, tidak terbatas pada ruang tertentu,
tidak terikat kurikulum tertentu, materi yang disampaikannya didasarkan pada kebutuhan
masyarakat, tidak bersifat paksaan, dan lain sebagainya. Bertolak dari uraian di atas, maka
Penyuluhan Agama bersifat non-formal, artinya bahwa Penyuluhan Agama dapat
dilaksanakan atas dasar berikut:
1. Tidak terbatas pada ruang tertentu, artinya tempat pelaksanaan penyuluhan dapat di
pilih yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta dapat dilakukan dimana saja.
2. Tidak terikat kurikulum tertentu, artinya penyampaian isi atau materi Penyuluhan dan
target waktunya ditentukan oleh tingkat kemampuan dan keadaan masyarakat (umat).
3. Materi yang disampaikan didasarkan atas dasar kebutuhan masyarakat (umat), biasanya
menyangkut segi-segi praktis dalam persoalan agama dan social kemasyarakatan yang
berkaitan dengan aplikasi ajaran agama.
4. Sasaran tidak terbatas pada keseragaman umur, artinya tidak mengenal pembagian
sasaran atas dasar tingkat umur seperti halnya dalam pendidikan formal.
5. Tidak bersifat paksaan, artinya dalam menyampaikan sesuatu kepada masyarakat
(umat) sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan, sehingga masyarakat (umat) bebas
memilih dan menentukan persoalan yang menjadi pembahasan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
6. Ketentuan sanksi atas suatu hal tidak berlaku, artinya masyarakat yang menjadi sasaran
bukan murid sebagaimana dalam pendidikan formal dan bukan bawahan para
Penyuluhan Agama.

7
7. Waktu penyuluhan tidak ada ketentuan secara pasti, yakni selama ada sesuatu yang
perlu disampaikan kepada masyarakat maka Penyuluhan terus berlangsung, bahkan
bisa jadi tidak akan pernah berhenti.

D. Analisa Kebutuhan Penyuluhan Agama

Salah satu kebutuhan penyuluh agama antara lain adalah informasi, untuk menjadi
sumber informasi lagi bagi khalayak banyak dengan bahasa agama, hal-hal yang dapat
menjadi penghambat dan hal-hal yang dapat menjadi faktor pendorong bagi suksesnya
pencapaian tujuan penyuluhan perlu untuk kita analisa. Antisipasi keadaan, identifikasi
masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu yang akan datang
merupakan bagian esensial dari tahap perencanaan penyuluhan.

Seorang penyuluh agama butuh untuk memiliki performance dan sikap yang
menarik. Penyuluh agama harus memiliki kesadaran pada dirinya bahwa dirinya
merupakan seorang prominent figure di kalangan masyarakat karenanya segala tutur kata,
sikap, dan perilakunya menjadi sorotan dari seluruh masyarakat. Sedangkan kemampuan
intelektual akan mengantarkan penyuluh agama pada kemampuan beradaptasi dengan
perkembangan yang terjadi, seperti pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap kegiatan
dakwah. Disamping itu dengan kemampuan intelektual, penyuluh agama memiliki
kreativitas dalam menjalani aktivitas kedakwahan dan dalam mempersiapkan masa depan.

Agar semua itu dapat terpenuhi, Maka para penyuluh agama Islam perlu sekali
untuk mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat dan pemerintah, agar Tupoksi dari
Penyuluh agama serta perencanaan kegiatan kerja yang telah para penyuluh susun, itu
nantinya dapat terlaksana dengan baik dan efektif, tentunya pemenuhan sarana dan prasana
juga harus terpenuhi sebagai penunjang atas suksesnya program dan terlaksananya tugas
dan fungsi dari penyuluh agama itu sendiri.

E. Merumuskan Tujuan dan Sasaran Penyuluhan Agama

Sasaran penyuluh Agama Islam adalah umat Islam dan masyarakat yang belum
menganut salah satu Agama di Indonesia yang beraneka ragam budaya dan latar belakang
pendidikannya. Dilihat dari segi tipe masyarakat yang ada di Indonesia dalam garis

8
besarnya dapat dibagi dalam tipe golongan, yaitu masyarakat pedesaan, masyarakat
perkotaan dan masyarakat cendekiawan.

Namun di lihat dari segi kelompok masyarakat terdapat bermacam-macam


kelompok baik yang ada di desa maupun yang ada di kota, bahkan ada beberapa kelompok
yang selain terdapat di desa juga terdapat di kota. Oleh karena itu, perincian sasaran
penyuluhan Agama ini akan di lihat dari segi pengelompokannya guna menghindari
penggolongan yang tidak perlu dan kejumuhan pengertian yang membingungkan.
Kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan yaitu seperti yang akan
diuraikan di bawah ini.

a. Lembaga Permasyarakatan
Sasaran penyuluhan Agama pada Lembaga Pemasyarakatan adalah karyawan/petugas
lembaga tersebut dan narapidana. Penyuluhan kepada Para karyawan/petugas sangat
panting mengingat merekalah yang berhubungan sehari-hari dengan narapidana.
Penyuluhan Agama ini mereka diharapkan lebih menyadari bahwa tugas yang mereka
emban bukan saja tugas Negara melainkan tugas Agama. Bimbingan sehari-harinya
mereka lakukan terhadap narapidana selain berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan Juga
berdasarkan nilai-nilai Agama. Penyuluhan Agama kepada narapidana berusaha
menumbuhkan kesadaran rohaniah untuk memperbaiki kesalahannya dan kembali ke
jalan yang benar dengan penuh harapan bahwa Allah akan menerima taubatnya,
Membuka lembaran baru bagi sisa umurnya.
b. Generasi muda
Penyuluhan Agama bagi generasi muda meliputi kelompok-kelompok Anak-anak,
remaja dan pemuda. Penyuluhan Agama kepada mereka sangat Penting karena
merekalah yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat, Berbangsa dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Generasi muda adalah tumpuan harapan
untuk melanjutkan pembangunan. Generasi muda dengan ciri khasnya, terdapat di
berbagai lapisan Masyarakat dan secara demografis merupakan jumlah yang terbanyak
dari Penduduk Indonesia.
c. Kelompok orang tua
Penyuluhan Agama kepada kelompok orang tua dimaksud untuk lebih Meningkatkan
pengetahuan Agama dan kesadaran beragama serta Pengamalannya. Sesuai dengan
peranannya sebagai pemimpin rumah Tangga, maka keberagamaan mereka akan
mempunyai dampak positif baik Kepada anak-anaknya maupun kepada generasi muda

9
umumnya Adapun yang dimaksud kelompok orang tua adalah laki-laki dewasa pada
umumnya yang hidup di berbagai lingkungan masyarakat, baik dipedesaan maupun di
perkotaan.
d. Kelompok wanita
Penyuluhan Agama kepada kelompok wanita adalah untuk meningkatkan ilmu Agama
dan kesadaran beragama serta pengalamannya. Sebab peranan wanita selain sangat
penting dalam rumah tangga, dan dalam masyarakat pun semakin meningkat.6 Dengan
demikian sasaran penyuluhan Agama tidak saja kepada ibu rumah tangga tetapi juga
wanita karir, baik yang tergabung dalam berbagai organisasi wanita maupun wanita
pada umumnya.
e. Masyarakat Daerah Rawan
Penyuluhan keagamaan kepada kelompok dimaksudkan untuk meningkatkan ilmu
Agama dan kesadaran beragama dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan ilmu yang memadai dan kesadaran keagamaan yang tinggi mereka akan dapat
menangkal pengaruh-pengaruh luar yang negatif dan bertentangan dengan Pancasila
dan UUD 1945.
f. Inrehabilitasi/Pondok Sosial
Penyuluhan Agama Islam kepada warga atau penghuni Inrehabilitasi/pondok sosial
berusaha menanamkan gairah hidup berdasarkan kepada kesadaran dan penghayatan
serta pengalaman ajaran Agama. Penghuni inrehabilitasi/pondok sosial terdiri dari
berbagai macam, seperti: para lanjut usia, cacat badan, yatim piatu, korban penyalah
gunaan narkotik dan sebagainya. Penyuluhan Agama terhadap kelompok masyarakat
ini akan sangat Besar manfaatnya dalam memberi arti terhadap hidup mereka agar tidak
Berputus asa dalam berusaha menjadi warga negara yang beragama menurut
Kemampuan yang ada pada dirinya.
g. Kelompok Perumahan
Dimaksud dengan perumahan di sini adalah kompleks perumnas, Komplek perumahan
karyawan baik instansi pemerintah maupun swasta. Sasarannya adalah baik karyawan
itu sendiri maupun keluarganya. Penyuluhan Agama kepada mereka adalah untuk
meningkatkan Pengetahuan Agama dan kesadaran beragama serta mengamalkannya
dalam Kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diharapkan tercipta suasana
Keagamaan dan kehidupan yang harmonis baik di rumah tangga masing- masing
maupun di lingkungan masyarakat kompleksnya.
h. Kampus/Masyarakat Akademis

10
Masyarakat kampus/akademis dimaksudkan masyarakat civitas Akademis pada setiap
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Sasarannya adalah para pengajar,
mahasiswa dan karyawan administrasinya. Penyuluhan Agama kepada kelompok
masyarakat ini adalah untuk Meningkatkan pengetahuan Agama dan kesadaran
beragama dengan Penghayatan yang mendalam serta mengamalkannya dalam
kehidupan Sehari-hari. Dengan demikian di samping mereka memiliki ilmu
Pengetahuan maksimal yang diharapkan semangat keagamaan yang Maksimal pula,
sehingga kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat Akan memberikan manfaat
yang besar.
i. Taklim
Majelis taklim selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Oleh karena itu
penyuluhan Agama melalui majelis taklim ini sangat Efektif.7 Majelis taklim atau
pengajian mempunyai peranan penting dalam pembinaan masyarakat. Mungkin
pesertanya hanya terdiri dari beberapa Orang atau bersifat massal. Namun demikian
penyuluhan Agama Islam Melalui majelis taklim akan mempunyai dampak yang besar
dalam membina Kehidupan keagamaan masyarakat.

F. Penentuan Materi Penyuluhan Agama

Materi penyuluhan agama Islam pada dasarnya adalah seluruh ajaran agama Islam,
yang sumber utamanya Al-Qur’an dan Al-Hadits. Akan tetapi harus dititik beratkan kepada
pokok-pokok yang benar- benar diperlukan dan dibutuhkan oleh masyarakat sasaran.
Ruang lingkup materi meliputi materi agama Islam dan materi pembangunan lintas
sektoral. Materi agama Islam

1. Materi akidah Islamiyah

Penyuluh agama Islam perlu memahami, bahwa iman tidak dapat dilihat dan diraba
oleh indra, tetapi bisa dilihat dari indikatornya yaitu sikap dan prilaku (amal). Iman dapat
menebal dan menipis, tergantung dari pembinaannya. Untuk itu penyuluh agama harus
mengetahui materi dasar yang berkenaan dengan materi akidah Islamiyah, antara lain
menyangkut:

- Ilmu akidah/tauhid, terutama berkenaan dengan pokok-pokok akidah Islam secara


sistematis dirumuskan dalam rukun iman, yaitu:

11
a) Iman kepada Allah,

b) Iman kepada Malaikat-Nya,

c) Iman kepada Kitab-kitab-Nya,

d) Iman kepada Rasul-rsul-Nya,

e) Iman kepada Hari Akhirat,

f) Iman kepada Qadha dan Qadhar.

- Sifat-sifat dan prilaku yang dapat merusak akidah

- Perbandingan Agama (terutama tentang konsepsi Ketuhanan)

2. Materi Syariah

Penyuluh agama Islam harus menyadari bahwa kehidupan manusia di dunia ini
merupakan anugerah dari Allah swt. Maka umat harus mendapatkan bimbingan sehingga
didalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah swt. Hidup yang
dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan
tuntunan Allah Swt. Untuk itu materi dasar yang harus dikuasai oleh penyuluh agama
antara lain:

a) Fiqh Ibadah

b) Fiqh Muammalah

c) Fiqh Munakahat dan hukum positif tentang Perkawinan 4) Fiqh Mawarij

d) Fiqh Jinayah

e) Fiqh Siyasah

3. Materi akhlak

Penyuluh agama Islam harus memahami bahwa ahklak atau sistem perilaku ini
terjadi melalui suatu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana
sebaiknya ahklak itu harus terwujud. Sebab ahklak sebagai penyempurna keimanan dan
keislaman seseorang. Pada garis besarnya akhlak Islam dibagi dalam dua bagian, yaitu;

- Akhlak terhadap Khalik (Allah SWT), yang menifestasinya pada sikap dan perilaku
beragama sebagai berikut:

12
a) Memuji Allah sebagai tanda bersyukur atas segala nikmat-Nya

b) Meresapkan ke dalam jiwa kecintaan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya

c) Mengakui kekuasaan-Nya yang mutlak yang menentukan posisi manusia di dunia dan
di akhirat

d) Mengabdi hanya kepada Allah

e) Memohon pertolongan dan hidayah hanya kepada Allah

- Akhlak terhadap makhluk (segala apa yang diciptakan Allah SWT)

a) Akhlak terhadap diri sendiri

b) Akhlak terhadap keluarga

c) Akhlak terhadap teman/masyarakat

d) Akhlak terhadap tumbuhan

e) Akhlak terhadap binatang

f) Akhlak terhadap lingkungan

d. Materi Al-Qur’an.

Penyuluh agama perlu lebih memahami bahwa Al-Qur’an adalah sebagai wahyu
Allah swt, pedoman hidup dan kehidupan manusia, untuk kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Rasulullah menjamin hidup tidak akan tersesat, apalagi berpegang teguh kepada
Al- Qur’an dan Al-Hadits. Untuk itu penyuluh agama harus mampu mengajarkannya
seluruh ajaran agama Islam yang bersumber Al- Qur’an dan Al-Hadits.

Materi Pembangunan Lintas Sektoral

Materi Pembangunan lintas sektoral meliputi bidang, antara lain:

1) Materi penunjang, yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundang-undangan yang
diperlukan oleh masyarakat sasaran

2) Usaha peningkatan pengetahuan dan pendidikan masyakat

3) Usaha peningkatan kesejahteran keluarga dan masyarakat

4) Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)

13
5) Penyuluhan kesehatan masyarakat

G. Menyusun Kurikulum Penyuluh Agama

Penyuluh Agama utama sebagai anggota elite masyarakat perlu di bekali dengan
perangkat-perangkat ilmu agama yang sifatnya lebih luas dan mampu memahami serta
mandiri materi-materi Islam secara keseluruhan. Untuk itu sebagai seorang penyuluh
Agama tingkat utama diminta untuk tidak lekas puas diri dan senantiasa mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin. Barangkali hap hal di bawah ini perlu diprioritaskan sebagai
bekal menghadapi audience yang begitu kompleks. Antara lain sebagai berikut: (1)
Menyadari pentingnya agama dalam kehidupan; (2) Mengetahui Dan memahami kerangka
Islam secara lengkap; (3) Mengetahui Memahami dan menyakini kebenaran konsep Islam
tentang Tuhan dan Sebagainya.

Karena itu materi/Kurikulum bagi seorang penyuluh Agama utama agak Lebih luas
ketimbang tingkat penyuluh terdahulu. Perbedaan tersebut terletak pada Ruang lingkup
pembahasan, teknik penyampaian dan sebagainya. Materi yang Cocok adalah sebagai
berikut :

a. Agama Secara Umum meliputi:


(1) dalam kehidupan; (2) Islam sebagai Agama; (3) Konsep Islam tentang Tuhan; (4)
Masalah Tuhan dalam konsep para Filosof; (5) Masalah Tuhan dalam bidang-bidang
Agama; (6) Mengenal Dan menghayati kebenaran Allah; (7) Perkembangan pemikiran
manusia Terhadap Agama; (8) Manusia menurut Islam; (9) Manusia dan alam Semesta.
b. Aqidah meliputi:
(1) seorang muslim menurut ajaran Islam; (2) Aspek Keyakinan seorang muslim
terhadap Islam; (3) Tuhan dan segala Sesuatunya; (4) Malaikat dengan segala
permasalahannya; (5) Kitabullah Dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya; (6)
Aspek keyakinan pada Nabi/Rasul; (7) Hari pembalasan sebagai janji Allah SWT; (8)
Segala Sesuatu yang menyangkut Qodho dan Qodar; (9) Pertanggung-jawaban
Manusia di Yaumul Mahsyar.13
c. Syari’ah meliputi
(1) Hablumminallah; (2) Hablumminannas; (3) Beberapa pengertian Ibadah; (4) Ibadah
yang khas; (5) Ibadah yang aam; (6) Pentingnya Ibadah dalam kehidupan manusia; (7)
Nisbah ilmu dengan ibadah; (8) Nisbah iman dengan ibadah; (9) Ibadah sebagai bagian

14
dari syariah; (10) Sumber-sumber syariah; (11) Klarifikasi dan pelaksanaa syariah; (12)
Kedudukan shalat dalam ajaran Islam; (13) Tinjauan tentang hikmah Shalat dari
berbagai disiplin ilmu; (14) Peranan zakat dalam mengatasi Kemiskinan; (15) Zakat
sebagai stabilisator ekonomi; (16) Kedudukan Puasa dalam ajaran Islam; (17) Hikmah
di balik perintah puasa; (18) Kedudukan ibadah haji dalam ajaran Islam; (19) Hikmah
di balik Perintah haji; (20) Pengurusan jenazah; (21) Pembagian harta pusaka; (22)
Pernikahan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya; (23) Masyarakat yang dicita-
citakan oleh seorang Muslim; (24) Kerukunan Hidup antar umat beragama dan
sebagainya.
Materi yang akan disampaikan di atas merupakan dasar pendidikan dalam Islam
untuk memahami hidup yang penuh kompleksitas dengan aturan yang Dituliskan atau
menjadi tuntutan umat Islam dalam berbuat, bertindak dan Berperilaku dalam
kesehariannya. Perlunya penyuluh Agama Islam memberikan Materi tersebut agar menjadi
landasan utama dalam menjalankan kehidupan Sosial, baik itu hubungan antara manusia
yang lainnya maupun hubungan dengan Sang Pencipta.

H. Menyusun Silabus PA

a. Pengertian
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran/ penyuluhan pada suatu dan/atau
kelompok mata penyuluhan/ pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pelajaran/ penyuluhan,kegiatan
penyuluhan, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat
pembelajaran/ penyuluhan.
b. Fungsi
Berikut ini adalah beberapa fungsi umum dari silabus.
1. Silabus dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan buku siswa. Buku siswa
memuat tentang materi pelajaran, aktivitas peserta didik, dan evaluasi
pembelajaran (jika di sekolah).

15
2. Silabus menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran/penyuluhan,
untuk semua kajian, atau pun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
3. Hasil pengembangan Silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional, sehingga
memudahkan penyuluh melakukan pembelajaran.
c. Komponen dalam Silabus
1. Standar Kompetensi
a) Kompetensi adalah Pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
b) Standar Kompetensi adalah seperangkat kompetensi yang dibakukan secara
nasional dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
c) Dirumuskan dengan kata kerja operasional seperti menjelaskan (lihat daftar)
2. Kompetensi Dasar
a) Merupakan jabaran dari standar kompetensi
b) Pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan
dapat diperagakan peserta
c) Dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diukur.
3. Materi Pokok
a) Pokok-pokok materi yang harus dipelajari peserta sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar
b) Dijabarkan dari kompetensi dasar
c) Kompetensi Dasar dirumuskan dalam bentuk kata kerja dan materi pokok
dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan
Penyusunan materi pokok dapat diklasifikasi menjadi:
 Fakta : Menyebutkan nama, kapan, berapa dan di mana
 Konsep : Menyebutkan definisi, klasifikasi, ciri-ciri
 Prosedur : Bagan arus, langkah-langkah mengerjakan secara urut
 Prinsip : Penerapan dalil, hukum atau rumus, hipotesis,
 hubungan antar variabel (Jika..... Maka ......)
4. Kegiatan penyuluhan Agama.
a) Pengalaman dan kegiatan pembelajaran menunjukan kegiatan belajar/
penyuluhan yang perlu dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan

16
obyek/ sumber belajar / penyuluhan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar dan materi penyuluhan.
b) Bentuk kata operasionalnya dapat berupa kegiatan:
 Mempraktekkan
 Mensimulasikan
 Mengadakan eksperimen
 Menganalisis
 Mengaplikasikan
 Mengamati
 Meneliti
 Menelaah
 Mendiskusikan , dll.
5. Indikator
a) Indikator merupakan tanda peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
yang ditandai perubahan prilaku yang dapat diukur yg mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan dan merupakan jabar dari kom petensi
tertentu
b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan dan potensi daerah
c) Rumusannya menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan atau
dapat diobservasi\digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluh agama Islam harus memahami bahwa ahklak atau sistem perilaku ini terjadi
melalui suatu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya ahklak
itu harus terwujud. Penyuluh Agama utama sebagai anggota elite masyarakat perlu di bekali
dengan perangkat-perangkat ilmu agama yang sifatnya lebih luas dan mampu memahami serta
mandiri materi-materi Islam secara keseluruhan. Untuk itu sebagai seorang penyuluh Agama
tingkat utama diminta untuk tidak lekas puas diri dan senantiasa mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin. Barangkali hap hal di bawah ini perlu diprioritaskan sebagai bekal
menghadapi audience yang begitu kompleks. Karena itu materi/Kurikulum bagi seorang
penyuluh Agama utama agak Lebih luas ketimbang tingkat penyuluh terdahulu.
Perbedaan tersebut terletak pada Ruang lingkup pembahasan, teknik penyampaian dan
sebagainya. Materi yang akan disampaikan di atas merupakan dasar pendidikan dalam Islam
untuk memahami hidup yang penuh kompleksitas dengan aturan yang Dituliskan atau menjadi
tuntutan umat Islam dalam berbuat, bertindak dan Berperilaku dalam kesehariannya. Perlunya
penyuluh Agama Islam memberikan Materi tersebut agar menjadi landasan utama dalam
menjalankan kehidupan Sosial, baik itu hubungan antara manusia yang lainnya maupun
hubungan dengan Sang Pencipta. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran/ penyuluhan pada suatu dan/atau kelompok mata
penyuluhan/ pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pelajaran/ penyuluhan,kegiatan penyuluhan, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/ bahan/alat pembelajaran/ penyuluhan. Berikut ini adalah beberapa fungsi
umum dari silabus. Dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan buku siswa.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hj. Muliaty, Metodologi Dakwah Makassar: Panitia Gerakan Seribu Buku Universitas
Islam Makassar, 2013.

Arifin, Pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan, Bulan Bintang: Jakarta, 1976 Departemen
Agama, Buku Panduan Pelaksanaan Tugas Penyuluhan Agama
Utama, Jakarta, 2003
Asba, A. Rasyid, Kerajaan Nepo: Sebuah Kearifan Lokal dalam Sistem Politik Tradisional
Bugis di Kabupate Barru Yogyakarta: Ombak, 2010.
Bahtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah Cet. I ; Jakarta: Logos, 2007. Dean R.
Habib, M. Syafaat, Buku Pedoman Dakwah Cet. I ; Jakarta: Bumi Restu, 2002.

Halaqah Diskusi Dosen (KP Hadid) : Bandung, 1999

Munir dkk, Manajemen Dakwah, Prenada Media Group : Jakarta, 2006

Saputra Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2011
Spitzer, Super Motivation New York: Amacom, 2005.

Usman Husaini, Manajemen, PT Bumi Aksara : Jakarta, 2008


Enjang AS. (2009). Dasar-dasar Penyuluhan Islam. VI (14), hlm 737-740.

Maqbul, DKK. (2019). Proses Pelaksanaan Strategi Penyuluhan Agama Islam di Kabupaten
Baru. VII (3), 433-434.

Ilham.Peranan Penyuluh Agama Islam dalam Dakwah.Jurnal Alhadharah.


Vol. 17 No. 33.75-78.

xix

Anda mungkin juga menyukai