Pertama, pembagian aliran Islam yang berorientasi nativisme, yaitu paham yang
menyatakan bahwa perkembangan aliran agama terjadi secara alami, yang cenderung
mempertahankan paham berdasar pada tabiat dan kepribadian manusia. Landasan ini kemudian
memengaruhi terhadap munculnya beragam warna pemahaman tentang agama dan ajaran-
ajarannya, yang disebarkan oleh tokoh dan para pengikutnya.
Kedua, pembagian pembahasan aliran agama berdasar pada pemetaan wilavah Barat,
Timur, Selatan, dan Utara, yang memiliki beragam warna semahaman dan praktik syariat agama.
Pemetaan seperti ini merupakan metode analisis baru dalam melihat perkembangan dan
penyebaran pemahaman agama Pemikiran Ibn Hazm tentang penyebaran aliran-aliran agama
tidak hanya berdasar pada subject matter kajian saja, namun mencakup analisis faktor geografi
yang berpengaruh terhadap praktik dan pemahaman agama manusia.
Ketiga, pembagian komunitas besar umat berdasar pada latar belakang budaya dan
kebangsaan, yakni bangsa Arab, Romawi, Hindi, Yunani, dan Azam, seperti bangsa Asia.
Perbedaan-perbedaan latar belakang kebangsaan tersebut sangat nampak memengaruhi
pemahaman-pemahaman dan praktik agama tertentu yang berbeda-beda dalam masyarakat.
Bangsa Arab dan masyarakat Hindi memiliki wilayah yang berdekatan, dan karenanya memiliki
corak pemahaman agama yang relatif serupa. Kondisi demikian berbeda dengan masyarakat
Romawi dan bangsa Azam. Dua bangsa yang disebut terakhir memiliki perbedaan budaya yang
cukup jauh, dan sangat memengaruhi dinamika perkembangan pemahaman dan praktik
keagamaan yang lebih dinamis.
Keempat, pembagian umat beragama pada pengikut Majusi, Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Pengikut-pengikut agama tersebut kemudian terpecah pada beberapa golongan sesuai orientasi
pemahaman masing-masing. Seperti golongan pengagum filsafat yang mengusung agama dengan
pendekatan-pendekatan spekulatif dan mistik. Ada pula golongan Zahiriyah yang memahami
agama pada tekanan tataran tekstual dan empiris, golongan Ibadiyah, Shabi'iyah, Wasaniyah, dan
Barahimah.
Aliran-aliran tersebut kemudian terpecah lagi ke dalam beberapa sekte kecil yang
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan paham di antara mereka. Umat Majusi terpecah ke dalam
70 golongan, Yahudi terpecah ke dalam 71 golongan, Nasrani terpecah ke dalam 72 golongan,
dan Islam terpecah menjadi 73 golongan. Terpecahnya Islam menjadi 73 golongan mengacu
pada pernyataan Nabi, dan dari pecahan-pecahan aliran tersebut hanya satu golongan yang valid,
yaitu “ahl Sunnah wa al-Jama'ah."
Contoh perbandingan agama dan penyebarannya (dakwah) dalam konsep Ibn Hazm