Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Profesionalisme dan Kejujuran Notaris/PPAT Dalam Hal Penitipan Uang

Pajak Klien

Oleh : Ratih Novitasari

Pelayanan jasa Notaris/PPAT sebagai bagian pelayanan terhadap masyarakat, harus berjalan
sejajar dengan perkembangan masyarakat dimasa sekarang dan masa depan. Kecermatan,
kecepatan, kejujuran, dan kecakapan Notaris/PPAT, tidak hanya semata-mata berlandaskan
pada sikap pandang yang bersifat formalistik, akan tetapi harus berlandaskan pada sikap
pandang yang bersifat profesionalisme, sehingga usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
Notaris/PPAT benar-benar membawa hasil positif bagi masyarakat. Salah satu pelayanan
Notaris/PPAT adalah pelayanan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh) dalam hal jual beli dan peralihan hak atas tanah.

Notaris sebagai pejabat umum dalam melakukan pekerjaannya sebagai pembuat akta, tidak bisa
lepas dari kewajiban administrasi perpajakan yang secara langsung berhadapan dengan calon
wajib pajak. Pembayaran PPh dan BPHTB merupakan salah satu syarat pendaftaran peralihan
hak atas tanah tersebut, Pada dekade belakangan ini, terdapat oknum Notaris yang tersandung
permasalahan hukum, baik permasalahan yang tidak disadari maupun yang disadari oleh
oknum yang bersangkutan, salah satu contoh kasusnya adalah mengenai penggelapan uang
pembayaran pajak jual-beli tanah yang dititipkan oleh klien kepada Notaris untuk dibayarkan
kepada Negara.

Kasus ini terjadi pada notaris Achmad Nurachman, Notaris di Semarang. Notaris tersebut
menggelapkan titipan uang Pajak Penghasilan (PPh) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), sebesar Rp 5,237 miliar, pada tahun 2018. Uang tersebut berkaitan
dengan pembelian tanah milik Goenawan dan Irawati oleh PT PP Properti tbk.

(sumber: https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/137383/berkas-penggelapan-uang-
pajak-rp-523-miliar-dilimpahkan)

Disinilah profesionalisme dan kejujuran Notaris/PPAT diuji, apalagi dalam menghadapi klien
dengan transaksi yang besar. Padahal Notaris/PPAT sebagai perpanjangan tangan pemerintah
diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan pajak sesuai
pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kasus penggelapan titipan uang pajak oleh Notaris/PPAT sudah
kerap kali terdengar di masyarakat. Akibat hukumnya bagi Notaris selaku PPAT yang telah
melakukan pelanggaran kode etik dalam kasus penggelapan pajak, yang mana tentu saja sangat
mencoreng nama baik Lembaga Kenotariatan dan lambat laun akan membuat masyarakat tidak
percaya terhadap mutu pelayanan dari Notaris/PPAT itu sendiri.

Walaupun tentu saja masih banyak Notaris/PPAT yang masih menjunjung tinggi kejujuran dan
profesionalisme dalam pekerjaannya, namun ini merupakan tantangan bagi Notaris/PPAT
untuk bisa memperbaiki citra yang telah tercoreng tersebut di mata masyarakat. Kasus tersebut
harusnya menjadi pelajaran terhadap para Notaris/PPAT agar tetap mempertahankan kejujuran
dan profesionalitasnya sebagai pejabat umum.

Anda mungkin juga menyukai