Anda di halaman 1dari 14

Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik,

Strategi, dan Model Pembelajaran


1. Pengantar
Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah
Saudara termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah
mencermati apa itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran
dengan baik. Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab
pertanyaan berkaitan dengan hakikat hal-hal berikut ini!
1. a.  Apa itu prinsip?
2. b.  Apa itu pendekatan?
3. c. Apa itu metode?
4. d.  Apa itu teknik?
5. e. Apa itu strategi?
6. f. Apa itu model?
Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep
dasar di atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut
dengan seksama!
Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup
pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.
1. a. Prinsip pembelajaran
2. b. Pendekatan pembelajaran
3. c. Metode pembelajaran
4. d. Teknik pembelajaran
5. e. Strategi pembelajaran
6. f. Model pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1)
prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk
istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode,
dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan
sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan
istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian
metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan
istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya kita
menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut istilah-
istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.
2.1 Prinsip Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method.
Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka
teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi
1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan
bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk
teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa  dalam hal :
1)     pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;
2)     pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya,
hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
3)     guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang
harus dilaksanakan;
4)     siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
5)     Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
2. Sumber Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan.
Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan
pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4)
teori psikologi.
Teori Belajar Teori Belajar Teori Bahasa Teori
Bahasa Psikologi
Behaviorism Teori Teori Behaviorisme
Piaget’s behavioris tradisional Kognitif
Development Teori mentalis Teori struktural
Theory Teori
Vygotsky and transformasi
Social Teori tagmemik
Cognition Teori
Constructivism fungsional
Neuroscience Teori relasional
Brain-Based
Learning
Learning Styles
Multiple
Inteligence
Right
Brain/Left
Brain Thinking
Communities of
Practice
Control Theoty
Observational
Learning
Problem-Based
Learning
Catatan:
Teori belajar di atas dikutip dari Syamsudin (1999) ”Teori Belajar dalam Buku Teks” dalam
Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999 yang
diselenggarakan atas Kerja sama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri
Semarang. Dari ke-13 teori belajar di atas, yang terpenting untuk dipahami adalah teori 1)
Behaviorism, 2) Piaget’s Development Theory, 3) Vygotsky and Social Cognition, 4)
Contructivism, 5) Multiple Intelligence, dan 6) Problem-Based Learning karena teori-teori
tersebut merupakan dasar dari perkembangan teori belajar lainnya.
3. Fungsi Prinsip Pembelajaran
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di
antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran  adalah   jabatan,
kedudukan, atau kegiatam.  Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka
teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai
pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah  yang harus
ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.
4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2)
prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).
1. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk
semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum
pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
1)     Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong
siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam
belajar.
2)     Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi
yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti
belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
3)     Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-
situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
4)     Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam
berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-
lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan
perbedaa-perbedaan itu.
1. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu
mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran
memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di
antaranya sebagai berikut.
1)     Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas
membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa.
Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa.
Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya,
pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
2)     Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam
proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata
ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran
harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan
menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di
luar bahasa (pendekatan komunikatif).
3)     Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai
sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
4)     Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa
kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya
terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
2.2 Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di
anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih
tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi
mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang
sesuatu, suatu  filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi,
pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17).  Aksiomatis artinya bahwa kebenaran
kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran
(teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta
melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak
kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
2. Fungsi Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi
langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa
pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh
pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil
dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS
melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan
komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan,  pendekatan lahir dari asumsi
terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari
asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang
dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar.
Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap
cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan
bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan
komunikatif.
3. Perbedaan Prinsip dan Pendekatan
Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran,
berikut ini disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip Pendekatan
Lahir dari teori-teori Lahir dari asumsi-asumsi
Berperan sebagai kerangka Berperan sebagai ancangan atau
teori metode pembelajaran. pedoman langsung metode
pembelajaran.
Memberi pedoman kepada Memberi pedoman kepada
metode pem-belajaran dalam  metode pem-belajaran terutama
banyak hal, seperti bahan, dalam hal proses belajar
siswa, guru, proses belajar mengajar.
mengajar.
Hubungannya dengan metode Hubungannya dengan
(penyusunan metode bersifat penyusunan metode bersifat
tak lagsung dalam bentuk langsung dan menentukan wujud
saran). metode. Metode lahir dari
pendekatan.
4. Macam Pendekatan
Pendekatan, seperti halnya prinsip, dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan
pendekatan husus.
a.  Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu
sekolah program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:
1. a.  Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
1. b.  Pendekatan Keterampilan Proses
Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan
keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).
1. c. Pendekatan Spiral
Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus
meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.
1. d.  Pendekatan Tujuan
Pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional.
Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.
b. Pendekatan khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya
pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang
pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya:
1. pendekatan komunikatif,
2. pendekatan struktural,
3. pendekatan Iisan (ora!),
4. pendekatan langsung,
e. pendekatan tak langsung,
f. pendekatan alamiah.
2.3 Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari Yunani strategia ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’.
Selanjutnya strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan,
seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang  angkatan darat atau laut.  Strategi
dapat diartikan pula sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal
(Hidayat 2000:1).
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik,
taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).
Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu
strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut
untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima
komponen umum strategi pembelajaran, yaitu: a) kegiatan prapembelajaran, b) penyajian
informasi, c) partisipasi siswa, d) tes, dan e) tindak lanjut. Kelima komponen tersebut
bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran.
Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa
strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga
kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat  pengertian sebagai berikut
(Suparman 1993:156).
1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi
pelajaran kepada siswa.
2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan
siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah
dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Berikut ini akan dijelaskan empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu urutan
kegiatan pembelajaran, metode, media, dan waktu.
Urutan kegiatan pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan,
penyajian, dan penutup. Pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu a) penjelasan singkat
tentang isi pembelajaran, b) penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa
(appersepsi), dan c) penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Penyajian terdiri atas tiga
langkah, yaitu a) uraian, b) contoh, dan c) latihan. Penutup terdiri atas dua langkah, yaitu a)
tes formatif dan umpan balik dan b) tindak lanjut. Bila dibagankan urutan kegiatan
pembelajaran sebagai berikut.
No. Komponen Langkah Kegiatan
1 Pendahuluan a.  Penjelasan singkat tentang isi
pembelajaran
b.  Penjelasan relevansi isi pelajaran
baru dengan pengalaman siswa
(appersepsi)
Penjelasan tentang tujuan
pembelajaran
2 Penyajian a. Uraian
b. Contoh
c.  Latihan
3 Penutup a. Tes formatif dan umpan balik
b. Tindak lanjut
Metode pembelajaran terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap
langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setap langkah itu mungkin menggunakan satu
atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Media pembelajaran berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada
setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode
pembelajaran, ada kemungkinan beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu
media digunakan pada beberapa langkah.
Berikut ini dibagankan hubungan keempat komponen yang membentuk strategi pembelajaran
Suparman 1993:159).
Urutan Kegiatan Metode Media Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Deskripsi
singkat
Relevansi
TIK
Penyajian Uraian
Contoh
Latihan
Penutup Tes formatif
Umpan balik
Tindak lanjut
Karena itu, dalam pemilihan strategi pembelajaran ada dua pertanyaan yang harus
diperhatikan. Pertama, seberapa jauh strategi yang disusun itu didukung dengan teori-teori
psikologi dan teori pembelajaran yang ada? Kedua, seberapa jauh strategi yang disusun itu
efektif dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?
2.4 Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode
diartikan cara melakukan sesuatu.
Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode
pembelajaran  dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan
bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
Dengan demikian, metode bersifat prosedural.  Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana
mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode
pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu.
Kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu bila digambarkan dalam bentuk
bagan akan tampak sebagai berikut.
Tahap Kegiatan
I. Persiapan Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan
berpedo-man kepada kurikulum.
Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan
seba-gainya sehingga menjadi rencana
pembelajaran (RPP).
II. Pelaksanaan Presentasi awal (penyajian atau
pengenalan bahan kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).
III. Penilaian Penilaian formatif (proses pembelajaran)
Penilaian sumatif sudah di luar metode
Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan
(preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh
langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I
(persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini
membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang
ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana
pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan
yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana
pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru
mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan
pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:
1)   pemilihan bahan,
2)   penyusunan bahan,
3)   penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode
pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang
dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah
metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman
kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang
mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan,
penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-
nama metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya.
Contohnya metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal
dari pendekatan SAS.
Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu
metode umum dan metode khusus.
a.  Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran)
Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran,
milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:
1. metode ceramah,
2. metode tanya jawab,
3. metode diskusi,
d. metode ramu pendapat,
e. metode demonstrasi,
f. metode penemuan,
1. metode inkuiri,
h. metode pemberian tugas dan resitasi, dan
i. metode latihan.
b. Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)
Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus
pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang
bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode
khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian
besar, yaitu:
1. metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
2. metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah
yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini
mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena
sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-
metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah
1. metode tata bahasa terjemahan,
2. metode langsung,
3. metode eklektik,
4. metode audiolingual,
5. metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
6. metode komunikatif.
2.5 Teknik Pembelajaran
Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya  Anda baru mengetaui
penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain
yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik.
Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik
pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru
untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka
menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK
pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap
pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang
mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh
hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan,
dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan
menjadi dasar penentuan metode, dari metode  dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik
yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan
teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu
mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  penentuan teknik pembelajaran di
antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang
lain.
Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan
demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar.
Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode
mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran
jelas tidak tepat sama sekali.
Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan
perbedaannya sebagai berikut.
No. Metode Teknik
1 Mencakup semua tahap Hanya tertuju kepada satu
dalam proses belajar tahap proses belajar mengajar,
mengajar. yaitu pada tahap pelaksanaan.
2 Bersifat prosedural Bersifat implementasional
(menggam-barkan (meng-gambarkan pelaksanaan
prosedur  langkag-lang-kah pengajaran di kelas).
menyeluruh proses belajar
mengajar).
3 Tidak tampak, tidak bisa Tampak pada saat melihat guru
dide-teksi dengan jelas yang sedang mengajar di kelas.
dengan melihat guru yang
sedang mengajar di kelas.
4 Ditunjukkan untuk Ditujukan untuk mencapai
mencapai tujuan umum tujuan khusus (TIK/TPK pada
pengajaran (TIU/ TPU pada kurikulum sebelum 2004,
kurikulum sebelum 2004, indikator untuk kurikulum
KD pada kurikulum setelah setelah 2004) suatu pertemuan.
2004).
5 Jumlahnya hanya satu (satu Jumlahnya sangat banyak
metode khusus) untuk satu untuk setiap pengajaran bidang
bidang studi dalam satu studi dalam suatu program.
program.
6 Metode pengajaran (metode Guru bebas memilih teknik
khusus) ditetapkan oleh asal cocok dan dapat mencapai
kur-ikulum, guru tinggal tujuan pengajaran bahan yang
mengi-kutinya. sedang diajarkannya.
Seperti halanya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik
umum di antaranya sebagai berikut.
a. teknik ceramah
b. teknik tanya jawab
c. teknik diskusi
d. teknik ramu pendapat
e. teknik pemberian tugas
f. teknik latihan
g. teknik inkuiri
h. teknik demonstrasi
i. teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu
berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan,
dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan,
dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan
atau kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Teknik  khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan
pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan
jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam
lingkup yang keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas
teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara,
teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran
kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan
dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam.
Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan
dengan rincian bahan pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya
menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang
sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun
khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.
2.6 Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan
kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama  dengan nama pendekatan pembelajaran.
Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna
pendekatan, strategi, metode, dan teknik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola
mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-
program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides us as we design
instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan
kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan “Models of
teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills,
value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to
learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru
dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara
berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan
bagaimana mereka belajar.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas
(Kardi dan Nur 2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) “The term teaching
model refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment,
and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan
sistem pengelolaannya.
Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan
penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan,
strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang
penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-
anak.
Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur)
dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar
(kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan
belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan
sesuai dengan urutan yang lagis.
2. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang
akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
tingkat kemampuan peserta didik.
3. Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari  pendekatan, strategi, metode,
dan teknik.  Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut
menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu
(a) rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya, (b)
landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai), (c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan (d)  lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto 2007).
Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) deskripsi lingkungan  belajar,
(b) pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi
pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.
4. Macam Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya
(langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997) menyebutkan enam
model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu:
presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran
kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di
antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).
(a)         model pembelajaran kontekstual (CTL),
(b)         model pembelajaran berdasarkan masalah,
(c)         model pembelajaran konstruktivisme,
(d)         model dengan pendekatan lingkungan,
(e)         model pengajaran langsung,
(f)           model pembelajarn terpadu, dan
(g)         model pembelajaran interaktif.
5.  Cara Memilih Model Pembelajaran
Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model
pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model
pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan
dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi
pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan
fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan
kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat  mengarahkan kita
mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam
pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5)
lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek
proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan  (joyful learning) serta mendorong siswa  untuk aktif belajar dan berpikir
kreatif.  Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi),
yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi
yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah
dapat dipastikan berlangsung baik.
Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang
berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan
pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak
konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak
kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif
(produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto
2007: 5-6).
Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema,
pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.
Contoh 1
Topik/Tema   : Lingkungan
Subtopik         : Beberapa subtopik yang dapat dipilih
1. Kebersihan lingkungan
2. Pencemaran lingkungan
3. Ketertiban lingkungan
4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan
Aspek keterampilan bahasa  yang dikembangkan
1. Membaca (menangkap isi bacaan)
2. Menulis (menggunakan kata baru dalam konteks)
3. Berwawancara
4. Menulis (menulis karangan atau surat)
5. Membaca (membaca cerpen kemudian membicarakan hal-hal yang menarik)
Apabila subtopik yang dipilih adalah kebersihan lingkungan maka pengembangannya
menjadi program belajar dapat berwujud, misalnya, seperti berikut ini.
1. Membaca bacaan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
2. Menyusun dan menjawab pertanyaaan tentang isi bacaan
3. Mencari kata sulit, sinonim, dan lawan kata.
4. Menggunakan kata sulit dalam kalimat
5. Melakukan pengamatan tentang masalah kebersihan di lingkungan setempat
6. Mencatat hasil pengamatan
7. Membuat daftar pertanyaan tentang masalah kebersihan lingkungan
8. Berwawancara dengan penduduk setempat tentang kebersihan lingkungan
9. Mencatat dan membuat laporan hasil wawancara
10. Menulis karangan singkat tentang masalah kebersihan lingkungan
11. menulis surat pembaca atau surat kepada Kepala Desa mengenai kebersihan
12. Membaca cerpen dan mendiskusikan hal-hal yang menarik dalam cerpen itu.
Misalnya tentang pelukisan atau suasana.
Contoh 2
Tema              : Teknologi
Subtema        : Beberapa anak tema yang dapat dipilih
1. Teknologi untuk kepentingan sehari-hari
2. Teknologi dalam rumah tangga
3. Teknologi di pedesaan
4. Manfaat teknologi untuk meningkatkan produksi
Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan
1. Menyimak penjelasan dan menangkap maksudnya
2. Mengamati
3. Mencatat sesuatu yang diamati
4. Menjelaskan cara kerja atau atau cara menggunakan sesuatu alat
5. Menulis karangan
Apabila yang dipilih teknologi dalam rumah tangga maka pengembangan model
pembelajarannya dapat berwujud sebagai berikut.
1. 1. Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya bagi
manusia.
2. 2. Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
3. 3. Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
4. 4. Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
5. 5. Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah tangga dan
merawatnya (tertulis).
6. 6. Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak
berkembang seperti sekarang.

PUSTAKA RUJUKAN
Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill
Company.
Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Hastuti, Sri. 1996/1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.
Hidayat, Kosadi, dkk. 2000. Seri Pengajaran Bahasa Indonesia I: Strategi Belajar Mengajar
Bahasa Indonesia. Tanpa Kota: Putra Abardin.
Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Model-model Pembelajaran.
Sapani, H. Suardi, dkk. 1997/1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen,
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III
Suparman, Atwi. 1993. Desain Intruksional. Jakarta: PAU untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti.
Syafi’i, Imam. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Syamsudin, Hifna. 1999. ”Teori Belajar dalam Buku Teks”,  Bahan Pelatihan Penulisan
Buku Teks yang diselenggarakan atas Kerjasama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di
Universitas Negeri Semarang tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

About these ads

Anda mungkin juga menyukai