Anda di halaman 1dari 12

Tugas Rutin

Biaya Produksi
Dibuat untuk memenuhi Tugas pada
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : MUAMMAR RINALDI S.Pd,M.Si

Disusun oleh :
Samuel Verdin Zai
(7203220032)
Akuntansi B 2020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-
Nya saya dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “ TEORI BIAYA
PRODUKSI”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi dengan kesabaran berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing
MUAMMAR RINALDI S.Pd,M.Si yang telah membantu dan membimbing saya
dalam pengerjaan tugas makalah Ekonomi Mikro ini.Saya juga mengucapkan
Terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada saya
dalam pembuatan makalah ini.

Medan, November 2020

Samuel Verdin Zai


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari harinya.
Seorang konsumen perlu belajar tentang bagaimana mengatur pengeluaran mereka agar
pengeluaran tidak melebihi pendapatan, sehingga kebutuhan pun tercukupi. Seorang produsen
perlu belajar pula tentang bagaimana mengatur sebuah perusahaan atau kegiatan produksi agar
faktor-faktor produksi yang di miliki dapat memenuhi target produksi atau dapat dioptimalkan
dengan baik dan juga agar biaya atau pengeluaran yang di butuhkan dapat dikelola dengan baik.
Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi ini
berkaitan dengan usaha sebuah perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi dan
beberapa perhitungan tentang pengaturannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu biaya produksi ?
2. Apa saja jenis-jenis biaya produksi ?
3. Apa sajakah faktor-faktor produksi ?
4. Bagaimana cara membuat kurva biaya produksi dalam dua jangka waktu ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi. Namun meskipun demikian, tujuaan dari penulisan makalah ini juga untuk
mempelajari lebih dalam tentang teori biaya produksi. Penulis berharap, makalah ini juga dapat
bermanfaat bagi para pembaca sebagai sebuah refensi dan membantu para pembaca dalam
memahami teori biaya produksi.
BAB II – PEMBAHASAN
BIAYA PRODUKSI

A. Pengertian Biaya Produksi


Biaya dalam ilmu ekonomi adalah semua pengeluaran yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi sehingga dapat membuat sebuah produk. Jika
dikaitkan dengan harga barang, biaya adalah uang.

B. Faktor-Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh
manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Istilah lain yang digunakan
untuk mendeskripsikan faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber produksi. Karena faktor-
faktor produksi adalah sumber-sumber atau hal yang membuat suatu produk dapat diciptakan.
Dalam ruang lingkup kenegaraan, ketersediaan faktor-faktor produksi ini menjadi pengaruh
utama dari produktifitas suatu negara. Ketika faktor-faktor produksi yang tersedia di suatu
negara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak maka akan banyak pula produk yang dapat
diproduksi oleh negara yang bersangkutan, sehingga negara tersebut memilki nilai produktifitas
yang tinggi, begitupun sebaliknya.

Dalam perekonomian, faktor-faktor produksi ini dibedakan menjadi empat macam:

1. Tanah dan sumber daya alam


Faktor produksi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi segala macam bentuk
yang ada di alam seperti tanah, batu, air, dan hasil hutan yang dapat dijadikan modal atau
digunakan untuk membuat sebuah produk. Contoh, air yang di gunakan sebagai bahan baku di
perusahaan Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), batu bara yang diambil atau
digali untuk bahan bakar fosil, dan lain-lain.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi. Tenaga
kerja dapat dibedakan menjadi tiga golongan jika ditinjau dari segi kemampuan dan
keterampilannya, tiga golongan tersebut adalah sebagai berikut:

 Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang rendah atau
tidak sama sekali sehingga mereka bukanlah orang yang ahli dalam suatu bidang
pekerjaan.
 Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian atau keterampilan
dari pelatihan dan pengalaman. Contohnya seorang penjahit, tukang bangunan, montir
mobil, dan orang yang ahli dalam mereparasi alat-alat teknologi seperti TV, radio,
komputer, dan lain-lain.
 Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang tinggi,
sehingga mereka ahli dalam suatu bidang pekerjaan. Seperti seorang dokter, akuntan,
dosen, guru, insinyur, desainer, dan lain-lain.
3. Modal

Faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk
membuat atau menghasilkan sebuah produk (barang dan jasa). Contohnya mesin-mesin di sebuah
pabrik, bangunan pabrik dan pertokoan, dan lain-lain.

Semua faktor-faktor produksi ini adalah sebuah pengeluaran untuk menghasilkan suatu produk
berupa barang dan jasa. faktor-faktor produksi ini juga akan berpangaruh pada harga produk itu
sendiri. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga produk:

1. Harga faktor-faktor produksi.


Pengusaha memerlukan biaya ketika membeli faktor produksi baik berupa barang maupun jasa.
Faktor-faktor produksi itu contohnya bahan baku mentah, bahan baku setengah jadi, gaji
pegawai, upah buruh, dan sebagainya.

2. Efisiensi penggunaan inputnya atau faktor produksinya.


Maksudnya dalam hal hemat menggunakan faktor produksi, membeli bahan baku secara cermat,
tepat saat memproses, dan tidak boros saat proses produksi.

Jadi dapat di simpulkan bahwa biaya produksi adalah pengeluaran baik berupa barang atau jasa
yang diperlukan untuk proses produksi.

C. Klasifikasi Biaya Produksi


Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Biaya eksplisit, yaitu pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk menyewa jasa-jasa
faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa
gedung, dll. Jadi, biaya eksplisit ini adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan yang sifatnya aktual untuk membeli dan menyewa input yang diperlukan,
biaya-biaya ekplisit ini merupakan biaya yang dapat terlihat, terutama melalui laporan
keuangan.
2. Biaya implisit, yaitu biaya yang tidak terlihat. Biaya implisit ini tidak dikeluarkan
langsung dari kas perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi
yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan
sendiri. Jadi, biaya implisit merupakan input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan
dalam proses produksinya. Nilai input yang di miliki oleh suatu perusahaan harus dapat
diperkirakan menurut apa yang dapat mereka peroleh dari penggunaan pemanfaatannya.
Biaya implisit ini disebut juga biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan
untuk memperoleh sesuatu yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain.
D. Jenis-Jenis Biaya Produksi
1. Biaya total (Total Cost)
Biaya total adalah biaya yang menjumlahkan biaya tetap dan biaya variable.
TC = Total Cost (biaya total)

TFC = Total Fixed Cost (biaya tetap)

TVC = Total Variable Cost (biaya variable)

2. Biaya tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang besarnya tidak bergantung pada jumlah produksi.
Maksudnya biaya ini tidak bervariasi. Biaya ini terbilang konstan dan bersifat seimbang (tidak
berubah) apapun kondisi perusahaan. Contoh biaya sewa gedung, gaji pegawai minimal/tetap,
biaya pemeliharaan pabrik, dan lain-lain.

3. Biaya variable (Variable Cost)


Biaya variable atau variable cost adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi.
Biaya variable sifatnya berubah-ubah (bervariasi) sesuai kondisi perusahaan. Contohnya upah
buruh dan biaya bahan baku.

Ketika perusahaan dalam kondisi yang sangat baik, perusahaan bisa memproduksi barang dalam
jumlah yang lebih banyak dari biasanya sehingga bahan baku serta pekerja yang di perlukan
bertambah. Begitu juga ketika perusahaan dalam kondisi yang lemah, jumlah produksi
direndahkan untuk menekan biaya bahan baku dan upah pekerja.

4. Biaya semi Variable


Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.

E. Kurva Biaya Produksi


Kurva biaya menunjukan biaya produksi minimum pada berbagai tingkat output. Biaya produksi
ini mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit yang telah dijelaskan diatas. Kemudian mengenai
biaya produksi pula, analisisnya perlu di bedakan ke dalam dua jangka waktu: jangka pendek dan
jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah salah
satu faktor produksi dalam proses produksi, faktor produksi dalam jangka pendek ini bersifat
tetap, karena tidak semua faktor produksi mengalami perubahan jumlah. Sedangkan jangka
panjang adalah jangka waktu dimana produsen dapat menambah jumlah faktor produksi sesuai
yang diperlukanatau faktor-faktor produksi ini mengalami perubahan.
1. Kurva Biaya Total Jangka Pendek
Dalam jangka pendek ini satu atau lebih (tetapi tidak semua) faktor produksi jumlahnya tetap.
Biaya total atau (TC) total cost adalah jumlah dari biaya tetap (TFC) dan biaya variabel (TVC).

Contoh:
Q TFC (Ribu Rupiah) TVC (Ribu Rupiah) TC (Ribu Rupiah)
0 60 0 60
1 60 30 90

2 60 40 100

3 60 45 105

4 60 55 115

5 60 75 135

6 60 120 180

Kita lihat bahwa TFC adalah Rp. 60.000 pada setiap tingkat kuantitas output nya. Dan hal ini
digambarkan atau tercermin pada kurva nya. Kurva TFC sejajar dengan sumbu Q dan terletak 60
ribu Rupiah diatas sumbu tersebut.

TVC akan di awali pada titik nol jika output nya nol, dan akan semakin meningkat jika output
nya meningkat. Kurva TVC akan berbentuk cekung kebawah dan keatas. Ketika kurva TVC
cekung kebawah itu menandakan TVC naik dengan kenaikan yang kian menurun dan ketika
kurva TVC cekung keatas, TVC naik dengan tingkat kenaikan yang semakin meningkat atau
tingkat kenaikan yang signifikan.

Pada setiap output,TC sama dengan TFC ditambah dengan TVC, oleh karena itu, bentuk kurva
TC sama dengan bentuk kurva TVC hanya bedanya adalah kurva TC berada di
tingkat Rp.60.000 diatas sumbu Q.
Kurva Biaya Per Unit Jangka Pendek

Dalam analisis biaya produksi jangka pendek, kurva biaya per unit adalah kurva yang sangat
penting untuk di pelajari. Dalam pembahasan ini kami akan membahas tentang kurva biaya tetap
rata-rata atau average fixed cost (AFC), kurva biaya berubah rata-rata atau average variable
cost (AVC), kurva biaya rata-rata atau average cost (AC), dan kurva biaya marjinal
atau marginal cost (MC). Pengertian dari semua jenis biaya yang telah disebutkan di atas akan di
jelaskan di bawah ini.
 Biaya tetap rata-rata (AFC) sama dengan biaya tetap total dibagi jumlah atau kuantitas
output. Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata adalah AFC =
TFC/Q.
 Biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan biaya variabel total dibagi jumlah atau
kuantitas outputnya. Rumusnya adalah AVC = TVC/Q.
 Biaya rata-rata (AC) adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit
output. Biaya rata-rata ini sama dengan biaya total di bagi jumlah atau kuantitas dari
outputnya dan juga sama dengan AFC ditambah AVC. Rumusnya adalah AC = TC/Q atau
AC = AFC + AVC, karena dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata
sama dengan biaya tetap rata-rata ditambah biaya variabel rata-rata.
 Biaya marjinal (MC) adalah tambahan baiya karena menambah produksi sebanyak satu
unit output. Biaya marjinal (MC) sama dengan perubahan TC atau perubahan TVC per
unit output. Contoh jumlah tenaga kerja bertambah dari 4 menjadi 5, kemudian produksi
pun bertambah dari 5 menjadi 10 dan biaya produksi bertambah
dari Rp.10.000 menjadi Rp.20.000. maka biaya marjinalnya adalah 20.000 – 10.000 / 10-5
= 10.000 / 5 = 5.000 Rupiah. Jadi rumus biaya marginal dapat digambarkan sebagai
berikut MC = ΔTC/ΔQ.
Contoh:

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


TFC TVC AFC AVC AC MC
(Ribu (Ribu TC (Ribu (Ribu (Ribu (Ribu (Ribu
Q Rupiah) Rupiah) Rupiah) Rupiah) Rupiah) Rupiah) Rupiah)
1 60 30 90 60 30,00 90,00  
2 60 40 100 30 20,00 50,00 10

3 60 45 105 20 15,00 35,00 5

4 60 55 115 15 13,75 28,00 10

5 60 75 135 12 15,00 27,00 20

6 60 120 180 10 20,00 30,00 45

2. Kurva Biaya Jangka Panjang


            Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas bahwa dalam jangka waktu yang panjang atau
jangka panjang ini produsen memungkinkan untuk menambah atau mengurangi jumlah faktor-
faktor produksi, sehingga dalam jangka panjang semua biaya adalah berubah atau variabel. Jadi,
dalam jangka panjang ini tidak ada faktor produksi tetap  dan tidak ada  biaya tetap. Biaya yang
berhubungan dengan biaya jangka panjang adalah biaya adalah baiay total, biaya rata-rata, dan
biaya marjinal.

 Biaya Total Jangka Panjang (Long run Total Cost), Biaya Total Jangka Panjang adalah
biaya yang keluar untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel,
sehingga LTC = LVC.
 Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long run Marjinal Cost),  Biaya Marjinal adalah
tambahan biaya karena menambah biaya produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya
total adalah sama dengan biaya variabel.
 Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long run Average Cost), Biaya Rata-rata Jangka
Panjang adalah sama dengan biaya total dibagi biaya output
3. Kurva Biaya Total Jangka Panjang
            Dalam memproduksi berbagai tingkat output atau jumlah produk, biaya total jangka
panjang dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah output dengan biaya rata-rata jangka panjang
yang bersangkutan (LAC). Jadi, rumusnya adalah LTC = Q . LAC . dengan adanya pola nilai
LTC untuk berbagai tingkat outpunya, kita akan dapatkan kurva LTC dengan menghubungkan
titik-titiknya (nilai LTC dan tingkat outputnya  atau Q). Kurva LTC ini akan menunjukkan biaya
total minimum untuk memproduksi tiap tingkat output pada setiap proses produksi sesuai dengan
yang diinginkan.

4. Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang


Kurva LMC akan dapat mengukur perubahan biaya total jangka panjang per-unit perubahan
output. Biaya marjinal jangka panjang dapat diperoleh dengan mencari selisih antara nilai-nilai
LTC yang berurutan, contoh nilai-nilai LTC adalah 19.60, 34.00, 44.70 dan 52.00, maka nilai
LMC-nya adalah 52.00 – 44.70 = 7.30, 44.70 – 34.00 = 10.70, dan 34.00 – 19.60 = 14.40.

Untuk membuat kurva LMC adalah dengan menghubungkan titik-titik pola nilai-nilai LMC
dengan tingkat output yang berurutan di pertengahannya.

5. Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang


Dalam mempelajari kurva biaya rata-rata jangka panjang, kita perlu mengetahui teorema
amplop (Envelope Theorem), teorema amplop adalah teorema yang dapat menjelaskan tentang
keterkaitan biaya jangka pendek dengan jangka panjang. Contoh kasus:
1. Perusahaan yang ingin memproduksi dengan pabrik yang berukuran kecil (small size
plant), dalam jangka pendek kurva biaya rata-rata nya adalah SAC 1 atau short run
average cost. Keputusan perusahaan yang memilih untuk memproduksi barang dengan
pabrik yang kecil adalah tergantung pada perkiraan atau prediksi pengusaha terhadap laba
yang akan diperoleh. Ketika ia memperkirakan bahwa laba yang diperoleh ada di tingkat
yang minimum maka ia akan memilih untuk memproduksi barang nya dengan pabrik
ukuran kecil.
2. Ketika perusahaan memproduksi suatu produk dengan pabrik ukuran sedang (medium
size plant), maka dalam jangka pendek kurva biaya rata-rata perusahaan adalah SAC 2.
Keputusan perusahaan dalam memproduksi barang dengan ukuran pabrik menengah ini
bergantung juga pada prediksinya. Ketika pengusaha memprediksi laba yang dapat
diperoleh ada di tingkat menengah dan pasar yang juga diprediksi akan terus meningkat, ia
akan memilih untuk memproduksi barang dengan pabrik ukuran menengah. Namun jika
pengusaha memprediksi pasar akan terus mengecil maka ia akan memilih pabrik dengan
ukuran kecil. Keputusan ini juga terjadi bila pengusaha memprediksi bahwa laba yang
akan diperoleh ada di tingkat yang besar.
3. Memproduksi dengan pabrik ukuran besar atau big size plant, dalam jangka pendek kurva
biaya rata-rata nya adalah SAC 3.
Jika kuantitas atau jumlah output dalam tingkat yang kecil, menengah, dan besar adalah X1, X2,
dan X3. Berikut kurva yang akan terbentuk berdasarkan contoh diatas beserta dengan kurva
biaya rata-rata jangka panjang yang akan didapat dari menghubungkan titik-titik biaya rata-rata
minimum pada berbagai tingkat kuantitas produksi.

Jika dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu jenis pabrik saja seperti pabrik
ukuran kecil atau menengah untuk memproduksi produknya, dalam jangka panjang pengusaha
dapat menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang
direncanakan. Oleh karenanya, pengusaha dapat beroperasi dengan biaya rata-rata yang
minimum pada tingkat produksi. Sehingga kurva biaya jangka panjang dapat diperoleh dengan
menghubungkan titik-titik biaya minimum pada tingkat produksi.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang
menunjukan biaya produksi per unit minimum pada berbagai tingkat produksi. Tingkat produksi
tersebut adalah tingkat produksi pada jangka pendek atau SAC. Kurva LAC ini disebut juga
sebagai kurva amplop (envelope curve).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jadi, biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk
memperoleh faktor produksi. Faktor produksi ini merupakan sebab terciptanya atau terbentuknya
kegiatan memproduksi barang. Dalam ruang lingkup ekonomi ada empat macam faktor produksi,
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia berupa tenaga kerja, modal dan kewirausahaan.
Dari faktor-faktor produksi tersebut, biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
biaya produksi eksplisit atau biaya produksi yang dapat dilihat utamanya melalui laporan
keuangan seperti tagihan listrik, upah tenaga kerja, dan lain-lain. Biaya produksi eksplisit ini
merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehingga sifatnya dapat dilihat dan
jelas. Kemudian ada lagi biaya produksi implisit atau yang tersembunyi, biaya produksi implisit
ini disebut juga sebagai biaya produksi kesempatan, contoh biaya produksi implisit adalah
bangunan pabrik atau lahan, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk
memproduksi produk.

Perilaku biaya produksi akan berkaitan dengan jangka waktu atau periode produksi. Jangka
waktu pendek memungkinkan pengusaha untuk mengurangi atau menambah (marubah) satu atau
lebih namun tidak semua faktor produksi yang digunakan. Sehingga dalam biaya jangka pendek
ada kemungkinan untuk terbentuknya biaya tetap. Selain biaya tetap, dalam jangka pendek juga
terdapat biaya variabel (berubah) dan biaya total. Jangka waktu panjang membuat pengusaha
dapat merubah semua faktor produksi, sehingga tidak ada biaya tetap dalam perhitungan biaya
jangka panjang. Biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel,
biaya rata-rata, dan biaya marjinal.

Kurva biaya jangka panjang utamanya kurva biaya rata-rata jangka panjang dapat berkaitan
dengan kurva biaya rata-rata jangka pendek, keterkaitan antar kurva dua jangka waktu yang
berbeda ini disebut dengan teorema amplop. Kurva biaya rata-rata jangka panjang sama dengan
kurva amplop.

B. Saran
Melihat ketidaksempurnaan dalam makalah yang kami buat ini, maka kami sarankan kepada para
pembaca untuk mempelajari lebih mendalam lagi teori dan praktik biaya produksi. Namun,
meskipun demikian kami berharap makalah kami ini dapat dijadikan referensi awal bagi para
pembaca.

 
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan


Makroekonomi), edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2008.

Lipsey, Richad G. and peter O. Steiner. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
1997.

Sukirno, Sadono, Mikroekonomi, edisi ketiga. Kuala Lumpur: Aneka Publishing, 1993.


Salvator, Dominic, Mikro Ekonomi, edisi keempat, Jakarta : Erlangg, 2006

Anda mungkin juga menyukai