Anda di halaman 1dari 12

LANGKAH LANGKAH MENDIRIKAN USAHA

Istilah “business plan” atau perencanaan bisnis mungkin sudah tidak asing lagi
terdengar di telinga anda. Namum tidak semua orang memahami makna sebuah bisnis
plan. Dan seberapa pentingkah sebuah bisnis plan dalam membangun sebuah usaha. Mari
kita bahas lebih lanjut. Bisnis Plan adalah mengenai hasil. Perencanaan bisnis yang anda
buat harus sesuai dengan tujuan bisnis yang hendak anda capai. Jangan hanya meniru
bisnis plan yang sudah ada ataupun mengcopy mentah-mentah bisnis plan dari usaha
yang sejenis karena belum tentu sesuai dengan “keadaan” usaha yang hendak anda
jalankan.
Apakah Business plan itu?
Sebuah rencana bisnis adalah setiap rencana yang bekerja untuk sebuah bisnis sebagai
panduan melihat ke depan, mengalokasikan sumber daya, fokus pada poin-poin penting,
dan mempersiapkan bisnis anda untuk menghadapi suatu masalah ataupun memanfaatkan
secara optimal sebuah peluang.
Sayangnya, banyak orang berpikir bahwa sebuah Bussiness plan hanya diperlukan untuk
memulai bisnis baru atau sebagai salah satu syarat untuk mengajukan pinjaman bisnis.
Perencanaan bisnis ini juga diperlukan untuk menjalankan bisnis, termasuk pada saat
anda hendak mengembangkan bisnis anda yaitu kebutuhan pinjaman baru atau investasi
baru. Sebuah usaha memerlukan perencanaan yang matang untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan usaha yang anda bangun, sesuai prioritas yang telah kita
susun.
Apa rencana awal sebagai permulaan bisnis?
Sebuah rencana awal secara sederhana meliputi pengungkapan, pernyataan misi, kunci
sukses, analisis pasar, dan analisis impas. Uraian seperti ini baik , untuk mengetahui
apakah sebuah usaha memungkinkan atau tidak untuk dijalankan, tetapi perencanaan
awal seperti ini tidaklah cukup untuk menjalankan bisnis lebih lanjut lagi.
Apakah ada sebuah standart untuk suatu perencanaan bisnis?
Sebuah rencana bisnis secara umum (berdasarkan uraian para ahli bisnis) memiliki dasar
yang sama, tetapi bisa disusun dalam format yang berbeda dan penguraiannyapun
bervariasi. Namun demikian pada umumnya perencanaan bisnis ini mencakup komponen
seperti deskripsi dari produk, perusahaan atau jasa, pasar, perkiraan, tim manajemen, dan
analisis keuangan.

Business plan yang harus Anda susun akan tergantung pada kondisi usaha Anda. Sebagai
contoh, deskripsi dari tim manajemen yang sangat penting bagi investor dan sejarah
keuangan yang paling utama dalam dunia perbankan. Namun, jika Anda sedang
mengembangkan rencana untuk penggunaan internal saja, Anda mungkin tidak perlu
merinci secara detil latar belakang usaha yang pasti sudah Anda pahami. Buatlah rencana
Anda sesuai tujuannya.
Apakah hal utama dalam menyusun business plan?

Hal yang paling utama daIam setiap menyusun business plan /perencanaan bisnis
tergantung pada tiap jenis usaha yang dijalankan, namun secara umum hal penting
tersebut terdiri atas cash flow / analisis arus kas dan penerapan bisnis plan secara
specifik.
· Cash flow , dalam suatu bisnis cash flow sangatlah penting. Cash flow sering
disalah artikan sebagai keuntungan semata, padaal kedua hal tersebut memilii
pengertian yang berbeda. Keuntungan tidak selalu berbentuk uang tunai di bank.
Banyak perusahaan yang bangkrut karena masalah Cash flow tersebut.
· Penerapan bisnis plan yang sudah disusun memungkinkan kita mencapai goal
yang kita tuju dalam usaha. Strategi brilian dan rincian perencanaan bisnis hanya
akan mejdai sebuah teori saja kecuali Anda menerapkannya dan betanggung
jawab atas perencanaan yang telah disusun dalam bisnis anda. Dengan
perencanaan bisnis dan penerapan yang baik akan memberikan hasil dan
meningkatkan bisnis anda.
Secara umum berikut komponen utama dalam menyusun sebuah bisnin plan , untuk
urutan prioritasnya bergantung pada usaha yang hendak anda jalankan :
1. Executive Summary / Ringkasan : Tulis ini pada bagian akhir. Cukup satu atau dua
halaman saja.
2. Deskripsi Perusahaan : Legal dokumen pendirian, sejarah, perencanaan pada awal
pendirian
3. Produk atau Layanan: Jelaskan apa yang Anda jual. Fokus pada manfaat
pelanggan.
4. Analisis Pasar: Anda harus mengetahui pasar Anda, kebutuhan pelanggan, di mana
mereka, bagaimana untuk menjangkau mereka, dll
5. Strategi dan Implementasi: Jadilah spesifik. Sertakan manajemen untuk
bertanggungjawab
atas waktu pelaksanaan dan anggaran.
6. Tim Manajemen: Sertakan latar belakang anggota tim kunci , strategi personil, dan
rincian.
7. Rencana Keuangan: Sertakan laba rugi, arus kas, neraca, impas analisis, asumsi,
rasio bisnis.

Sebagai langkah awal untuk menulis sebuah perencanaan bisnis untuk usaha, anda bisa
melihat contoh nyata rencana bisnis untuk mendapatkan ide untuk rencana bisnis Anda
sendiri.
8 Langkah Memulai Usaha
Apabila anda ingin memulai suatu usaha, tidak ada salahnya mengikuti delapan langkah
berikut ini :

MENGETAHUI / MENGENALI DIRI ANDA SENDIRI


“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri
para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda
jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan
dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa,
dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan keduanya
pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu tentang produk).

MERENCANAKAN
Suatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan. Menurut beberapa
survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu utama bagi kelangsungan
hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:

1. untuk menentukan kelayakan,


2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran,
pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah
perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas — sebelum
ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil kredit modal untuk kedua
kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai jaminan/agunan, dan membuat komitmen
dengan (meyakinkan) sanak-keluarga dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan
keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan untuk
memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat membiayai dirinya
(mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya sendiri, karena
kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat suatu
rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan kepada mereka
bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah mengembangkan gagasan
usaha yang dapat dilaksanakan.

PENDANAAN
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau
mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan pribadinya, dan
menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-
dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman;
dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.

HAL-HAL LEGAL (UU, Peraturan, Ijin, dsb)


Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi, dan akuntan
sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya dimiliki sendiri (sole
proprietorship), menjalin kemitraan (partnership), atau dalam bentuk perseroan
(incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan yang
paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.

Jika klien akan punya penanam modal, bentuk perseroan sepertinya akan lebih tepat.
PENYIMPANAN CATATAN (Pemeliharaan dari Rekaman) *)
*) Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan

Suatu sistem penyimpanan catatan/data atau sistem pembukuan keuangan yang baik
adalah penting untuk menyediakan/memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pemerintah, penanam modal, dan peminjam uang (bank). Catatan atau rekaman amat
sangat penting untuk tujuan perencanaan dan pengawasan. Klien harus tahu berapa
banyak uang yang dihasilkan, apa saja pengeluaran yang dilakukan, adakah keuntungan
atau kerugian, siapa saja yang berhutang kepada usaha ini, dan kepada siapa saja usaha
ini berhutang. Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan sistem pemeliharaan atau
penyimpanan catatan atau data (keuangan) yang baik. Catatan atau rekaman atau
pembukuan yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang baru meliputi:
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan, tanggal dan
jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk, tanggal
penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger), atau Buku
Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum diterima, yang
merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger), atau Buku
Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum dibayar oleh perusahaan
anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran atau
penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti pendapatan kotor dan
pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan berbagai macam potongan gaji
lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang mencatat inventaris
yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris yang masih ada. Buku Besar Inventaris
ini hanya cocok yang memiliki inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage) asuransi
sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen asuransi tentang
perlindungan atas harta milik/kekayaan, hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk
karyawan, kendaraan, gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus
memperoleh “penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi
dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan atau jasa yang
lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap tahun — sejalan dengan
pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun akan meningkat.

PERPAJAKAN
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja yang
disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar dan lokakarya serta
berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin perlu mendaftarkan diri dan usahanya
pada beberapa instansi pemerintah pusat atau daerah.

MENCARI PERTOLONGAN / BANTUAN


Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari konselor usaha
dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari wirausahawan yang
berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang (Indonesia) dan dengan
organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan meminta nasihat dan akan
mendengarkannya, peluang keberhasilan akan semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah untuk
gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda untuk gagal (those who
fail to plan, plan to fail). Klien harus meluangkan waktu untuk membuat rencana
usahanya dan belajar sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu.
Hanya dengan begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.

catatan yang penting :

Statistik jumlah pengusaha yang sukses membuktikan bahwa mereka yang memulai
usaha dengan prinsip “melakukan” dahulu lebih banyak dibanding dengan mereka yang
“merencanakan” dahulu baru “melakukan”.
dan hanya sedikit yang melakukan keduanya, “(merencanakan dan melakukan)” dan
mereka ini adalah konglomerat dan pengusaha yang “sangat sukses”.

LANGKAH LANGKAH MENDIRIKAN USAHA

SUCI FADILLAH

TYA ERINA PUTRI ADITA

RANI LESTARI

XII (IPS)

KEWIRAUSAHAAAN
Kutitipkan cintaku pada-Mu

Muhammad Aqil Al Fatih... Itu nama salah satu mahasiswa sekaligus seniorku.
Mahasiswa lain biasa memanggilnya ‘Aqil’, tapi tidak denganku, aku lebih senang
memanggilnya ‘Alfath’. Kebiasaanku mengganti nama orang memang sudah melekat
kuat pada diriku.

Semua berawal dari PROSPEK. Kebetulan aku mahasiswa baru disalah satu Universitas
Islam di kota Sangatta Kaltim. Jadi mau tidak mau aku harus mengikuti “Program
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus” (PROSPEK). Oh iya, namaku ‘Azzna’, nama
yang diambil dari nama depan dan akhiran, begitulah orang-orang mendeskripsikannya.

Lengkapnya ‘Azzatul Khusna’. Waktu itu tepat seorang panitia prospek berteriak nyaring
disampingku. ‘Owh My God, very noisy...!!!’ hanya kata itu yang aku ucapkan dalam
hati. Setelah aku membelokkan kepalaku kurang lebih berbelok 90 derajat, kira-kira
segitulah, karna aku juga tidak sempat mengukur berapa derajat kepalaku berbelok.
Seorang laki-laki bertubuh tidak terlalu tinggi, berhidung mancung dan kalau aku
bandingkan dengan laki-laki kebanyakan, dia termasuk laki-laki yang berkulit putih
bersih, wajahnya terlihat sangat kalem dan religius.

Tapi lupakan dulu gambaran dari panitia yang aku ceritakan tadi, karna aku juga bukan
type-kal cewe yang selalu menomor satukan fisikly. Dan semenjak itu ada kebencian
yang tertanam dihatiku. Aku hanya kurang suka dengan sikapnya itu, aku tidak suka ada
orang yang berteriak didekatku.

Waktu terus berjalan, dari prospek hari pertama, hari kedua, hari ketiga, dan aku merasa
ada yang aneh denganku. Diam-diam aku suka memperhatikan seniorku itu, bahkan
dengan berbagai alasan aku mendekatinya, tidak bisa disebut mendekatinya juga, karna
aku hanya ingin melihatnya lebih dekat, paling tidak dari jarak yang tidak lebih dari satu
meter. ‘sampah’.. yahh hanya itu yang bisa aku jadikan alasan. Dia berdiri tidak jauh dari
tong sampah berukuran sedang, dua kali aku mondar-mandir memungut kertas/ plastic
yang tidak terpakai, jelas memang aku seperti orang yang kurang kerjaan, tapi aacchhh..
aku tidak peduli, aku hanya ingin melihat kakak senior, just it.

Tiba waktunya para mahasiswa baru (peserta prospek., termasuk aku) harus meminta
tanda tangan panitia-panitia prospek. Banyak panitia yang baik hati memberikan tanda
tangannya tanpa si mahasiswa harus bersusah payah menuruti satu persatu perintah dari
panitia. Tapi sepertinya hanya aku yang aneh, aku sibuk mencari dimana keberadaan
salah satu panitia disana. Alhamdulillah, aku melihatnya, ‘Thanks God’, aku langsung
mendekati rerumunan mahasiswa yang sedang asik meminta tanda tangan dari seorang
panitia. Dan kini bukan satu meter lagi jarak aku dengan panitia itu.

Aku bisa melihat jelas wajahnya, dia berada tepat dihadapanku, aku melihat dia bertanda
tangan atas nama ‘Muhammad Aqil Al Fatih’. Itu dia namanya, sekarang aku tau siapa
namanya. Nama yang indah seperti keindahan yang terpancar dari wajahnya. Dan
otomatis, aku tidak mau melewatkan kesempatan itu, setelah mendapat tanda tangannya,
aku masih tetap berdiri tegap disana, memandangnya dengan kekaguman yang luar biasa,
mengagumi ciptaan Allah dengan jantung yang terus berdetak kencang.
Prospek hari ke’empat, sekaligus prospek terakhir yang kami ikuti, aku dan mahasiswa
lainnya, senang, sedih bercampur seperti gado-gado yang tidak enak dibenakku. Pukul
dua siang, seorang dosen memberikan materi terakhirnya. Aku mendengarkan dengan
seksama, tetapi otakku terhenti saat aku menyadari ‘Muhammad Aqil Al Fatih’ berdiri
disamping kursi yang sedang kududuki. ‘Astaga, Kak Alfath’,.. aku terpekik pelan, aku
terlalu senang dengan detik ini, detik yang memporak-porandakan otak dan hatiku. Dan
bukan lagi seperti gado-gado yang bercampur aduk, melainkan seperti tomat yang
diblender, berkolaborasi dengan gula, air, es batu yang teraduk dalam satu tempat.
(huuuhhhh.. ...) aku menarik pelan nafasku dan mulai mencari inspirasi untuk
memunculkan ide-ide konyol sesion 2, selain ide sampah kemarin. (Ohh inspirasi..
datanglah.. datanglah..)

Aku menjatuhkan pulpenku, bertujuan agar Kak Alfath bersedia mengambilkan untukku,
dan sial.. pulpen itu tidak bisa diajak kolaborasi dengan baik. Ntah apanya yang salah,
tanganku yang terlalu berdosa atau memang pulpenku yang sedang tidak mood
bekerjasama denganku. Pulpen itu meluncur dengan tidak terkontrol. Alhasil, seorang
laki-laki bertubuh besar yang duduk didepanku berbaik hati mengambil pulpen itu
untukku. ‘makasih’.. itu yang aku ucapkan pada laki-laki itu dengan imbuhan senyum
kecut yang sok’ manis.

Berhubung hari terakhir prospek, jadi malamnya diadakan acara ‘malam penutupan
prospek’. Panjang ceritanya aku bisa dapat nomor HP Kak Alfath, tetap dengan berbagai
alasan konyol, yang intinya, seusai prospek aku sudah ber’sms’an dengannya, yang aku
tau sekarang, dia orang yang cukup pendiam, kaku seperti robot, atau memang karna aku
yang belum mengenalnya lebih dekat. Tapi tenang saudara-saudara, sikap Kak Alfath
yang seperti itu tidak lantas mematahkan semangatku.

Kampus mengadakan kemah mahasiswa disebuah pedesaan selama empat hari. Selama
kemah mahasiswa itu, aku semakin menambah pengalaman dan wawasanku. Berbaur
dengan warga sekitar, sangat menyenangkan. Terlebih lagi dengan adanya Kak Alfath,
meski ada dia, tidak setiap saat aku bisa bertemu dengannya. Kami memang ber’sms’an,
tapi bukan berarti kami jadi dekat, yang seperti aku bilang tadi, Kak Alfath seperti robot,
tidak asik, kalaupun tidak sengaja aku bertemu dengannya, tidak ada tegur sapa sama
sekali. Lambat laun, masih melalui sms, aku mulai tidak canggung lagi, obrolanku juga
agak menjurus kearah rayuan, aku tidak peduli, aku bukan orang yang gengsi untuk
merayu lawan jenisku, jelas yang aku maksud disini bukan rayuan seperti perempuan
genit, nakal atau sebagainya. Kalau tidak percaya, aku akan beri salah satu rayuan
terbaikku itu,

“Ehm.. kalau boleh jujur, ada satu hal yang aku suka dari kakak, aku suka mata kakak,
indah,, bersinar,, aku boleh panggil kakak bintang?”. . gimana menurut kalian? Bukan
seperti perempuan genit yang berusaha menggoda lawan jenisnya kan? Dari situ Kak
Alfath mulai merespon, aku tidak tau itu harapan atau hanya sekedar formalitas saja. Kak
Alfath juga mulai tidak canggung membalas kata-kataku, kami bisa lebih saling
mengenal satu sama lain, dengan berbagai pertanyaan yang bertujuan memancing sang
idolapun kukerahkan satu persatu, hingga aku tau banyak tentang Kak Alfath, dari
makanan favorit, minuman favoritnya sampai hal terkecil aku berusaha untuk
mengetahuinya. Dia terlihat lebih menyenangkan bila seperti ini.
Empat hari berlalu, ‘kemah mahasiswapun hanya bisa dikenang. Akhirnya aku kembali
dirumah. Aku masih bingung dengan perasaanku kepada Kak Alfath. Aku terus
memikirkannya, dan itu membuat hatiku tidak tenang. Seusai shalat maghrib, aku
menengadahkan tanganku pada-Nya.

“Ya Allah,, Ya Rob,, nama Kak Alfath sungguh semakin melekat dihati ini, kebencian
yang pernah tertanam pada diri hamba kepada Kak Alfath sudah tidak ada dihati hamba,
kebencian itu lantas menjadi jembatan untuk hamba masuk kedalam hati Kak Alfath,
tentu hamba hanya ingin selalu melihat Kak Alfath dalam keadaan yang baik, berikanlah
yang terbaik untuknya, amiinn..”

Didalam bait doaku, aku selalu melampirkan nama Kak Alfath, perasaanku akhir-akhir
ini gelisah tidak melihat Kak Alfath. Ini pertama kali aku merasakan hal aneh seumur
hidupku. Apa aku jatuh cinta? Ntahlah.. sepertinya begitu. Semakin hari aku semakin
tersiksa dengan perasaan ini, aku menangis dalam keheningan malam-malamku. Dadaku
terasa sesak bila terus-terusan sepeti ini, cinta pertama yang kualami terasa menyesakkan.
Bukan hanya perasaanku, tapi semua yang aku punya untuk mencintai Kak Alfath,
semuanya terasa sakit. Kembali aku berdoa pada shalat tahajud yang aku lakukan,

“Maha Suci Allah.. Engkau yang tau perasaan hamba, sungguh sampai detik ini, hamba
tidak bisa berhenti memikirkan Kak Alfath,” tanpa kusadari air mata jatuh tepat
dimukena putih yang aku kenakan. “Apa hamba salah jika hamba mengharapkan Kak
Alfath mempunyai perasaan yang sama? Apa hamba terlalu egois jika hamba berpikir
seperti itu? Tunjukan jalanmu Ya Allah..”

Tidak bisa memiliki orang yang kusayang, terlebih lagi ini cinta pertamaku, itu sangat
menyedihkan. Apa yang harus kulakukan agar Kak Alfath bisa sedikit membuka hatinya
untukku?

Kurang lebih beberapa hari ini aku mencari tau informasi tentang Kak Alfath melalui
teman-teman seangkatannya. Kini aku tau, perempuan seperti apa yang bisa menarik
hatinya. Aku memulai dengan merubah penampilanku menjadi lebih feminim, semua
orang tau aku bukan perempuan yang bisa dikatakan feminim, bahkan sangat jauh dari
itu, aku lebih sering memakai rok sekarang, walaupun itu tidak nyaman untukku, tapi
kalau dipikir dengan akal sehat, memang bagus merubah diri menjadi yang lebih baik,
karna kodrat seorang perempuan harus seperti itu.

Malam ini aku memberanikan diri untuk menanyakan suatu pada Kak Alfath melalui sms
yang aku kirimkan padanya, aku juga bukan perempuan yang suka berlama-lama
berbasa-basi. Ini sms yang aku kirimkan,

“Kak, apa kakak udah punya pacar?”. Seketika aku merasa bodoh menanyakan hal itu,
tapi inilah tujuan utamaku. Azzna bodoh.. apa kamu siap dengan jawaban Kak Alfath
nantinya? Bagaimana kalau jawabannya hanya membuat kamu semakin sakit? Apa yang
akan kamu lakukan? Menangis dan terus-terusan mengadu pada Sang pemberi hidup?
Bisikku pada diriku sendiri. Dengan perasaaan kacau aku menunggu balasan dari Kak
Alfath. Getar Hpku menghentikan segala pertanyaan aneh yang meraung-raung meminta
jawaban diotakku. Bismillah.... sembari membuka sms itu,

“Iya, kakak sudah punya pacar dik, dikampung.” Degggg.... kali ini bukan lagi sakit yang
aku rasa, tapi rasa nyeri yang tidak terkendali, aku merasa berdosa telah menyukai dan
berharap pada orang yang notabene sudah menjadi pacar perempuan lain. Air mataku
sekejap bercucuran menolak kenyataan ini. Apa aku menyesal bertanya seperti ini?
Kenapa aku harus menanyakan hal ini? Kenapa Kak Alfath tidak mengerti perasaanku?
Kenapa semuanya tidak berpihak padaku? Berbagai kata ‘kenapa’ memenuhi otakku kini.
Sms ini tidak aku lanjutkan, aku tidak mau mendengar pernyataan selanjutnya yang akan
Kak Alfath ucapkan. Aku hanya ingin tidur, yahh.. dengan tidur aku bisa melupakan
smuanya, sakit hati, air mata, semuanya...

Paginya aku kembali terbangun, tepat setengah empat pagi aku mengambil air wudhu.
Shalat tahajudku kali ini terasa berbeda, karna mataku sedikit terjanggal, mataku terlihat
sangat sembab, efek dari tangisan semalam
Masih ada waktu untuk aku menulis surat untuk Kak Alfath, karna hanya dia yang
pertama kali kuingat sebelum perpindahanku.

Paginya pukul tujuh, Airin teman dekatku dikampus kerumah, seperti halnya seorang
sahabat, ia menemuiku mengucapkan salam perpisahan sebelum ia pergi kuliah. Tidak
lupa aku menitipkan suratku itu pada Airin, Airin yang mengerti benar bagaimana awal
cerita aku membenci hingga menyukai Kak Alfath sekaligus sahabat terbaik yang aku
miliki.

Mobil avanza berwarna silver milik Om’ku sudah datang, Om’ku yang akan
mengantarkan aku dan keluargaku menuju bandara Balikpapan. Pelukan hangat dari
Airin membuatku tenang.
“Hati-hati Na.. jaga dirimu baik-baik.. .” ucap Airin padaku dengan mata berkaca-kaca.
“Iya Rin, jangan nangis ach.. makin jelek tau.” Balasku dengan tetap terlihat cool.
“Sakit ya Na..”
“Aku baik, makanya selalu doakan aku supaya selalu baik agar kita bisa bertemu lagi
esok.” Kataku dengan sedikit menahan tangis, meski aku tau yang Airin maksud memang
bukan fisikku, melainkan sakit hatiku.

Tepat setengah delapan Aku dan keluargaku berangkat.


Sekarang aku sudah berada dipersimpangan Bontang, Airin pasti sudah bertemu dengan
Kak Alfath dan memberikan suratku.

Dering HP menghentikan lamunanku. ‘Airin’.. . ada apa dia meneleponku.


“Hallo, assalamualaikum ..” ucapku.
“Walaikumsalam.. .Azzna, aku mohon sekarang kamu putar balik, Kak Aqil ingin
menemuimu.” Dengan suara yang terdengar terdesa-desa.
“Tapi....”
“Aku mohon. ..” pinta Airin. “Hanya kali ini, aku yakin keluargamu akan mengerti.”

Lima menit lamanya aku berhasil membujuk orang tua dan Om’ku. Setelah setengah jam
perjalanan, aku sampai diKampus, karna tadi Airin sempat sms menyuruhku langsung ke
Kampus. Jantungku berdegup kencang sekali. Didepan salah satu ruangan, aku
melangkahkan kakiku perlahan. Banyak orang disana, terlihat Airin menghampiriku.
“Azzna..,..” kemudian Airin terdiam.

Langkah kakiku membuat orang-orang disana beralih melihat kearahku. Aku melihat
seorang laki-laki terbaring lemah ditengah-tengah rerumunan orang yang sekarang
melihat kearahku. Aku mendekati laki-laki itu, jantungku tidak lagi berdegup kencang,
tapi serasa berhenti melihat laki-laki yang sekarang sudah berada didepanku. ‘Kak
Alfath’.. . wajahnya terlihat aneh.
‘Sabar Na..,’ aku seperti mendengar sayup-sayup suara Airin, dan beberapa isakan tangis
orang-orang disekitarku.

“Kak Alfath. .. apa kakak kedinginan? Udara sangat panas diluar, dan bukannya kakak
pernah cerita kalau kakak sangat menyukai warna coklat? Kakak bilang hampir semua
barang-barang yang kakak punya bewarna coklat, tapi knapa sekarang kakak memakai
selimut putih ini?” ucapku.

“Kakak juga berbohong hari ini, kakak juga cerita kalau kakak suka sekali dengan jus
jeruk, bahkan kakak bilang selalu menolak jika diberi minuman selain jus jeruk, lalu
kenapa air yang menempel dibibir kakak bewarna merah? Itu seperti bukan warna jus
jeruk.”

Aku berusaha sedikit mendekatkan telingaku pada hidung mancung Kak Alfath, dan
memejamkan mataku, mencoba merasakan hembusan nafasnya.
“Kak, knapa kakak menahan nafas seperti ini? Tolong jawab kak.” Kataku sambil
menahan tangis.

“Setelah membaca suratmu, Kak Aqil sudah berusaha mengejarmu Jan, Kak Aqil bilang,
dia hanya ingin mendengar smuanya langsung dari kamu, tapi takdir berkata lain, motor
yang dipakai Kak Aqil oleng dan smuanya terjadi. Semuanya terlambat sebelum dibawa
ke Rumah Sakit.” Ucap Airin dengan sedikit terisak.
Kali ini tangisku benar-benar pecah. .. Aku memang sudah sepenuhnya menitipkan
cintaku Pada-Nya.. Kak Alfath pergi untuk selamanya.. .

Anda mungkin juga menyukai