Semakin besar risiko dan rumitnya proses produksi dan proses transaksi bisnis,
maka semakin kompleks pula rencananya, demikian pula bila Rencana Usaha itu
akan digunakan secara resmi untuk pihak-pihak terkait,
Misalnya untuk kepentingan para investor, bankers, atau pemerintah. Namun,
dalam bagian ini akan digambarkan proses sederhana pembuatan rencana
sebuah usaha beserta aspek-aspek yang harus terkandung di dalamnya.
Hal-hal mendasar yang harus tercantum dalam sebuah Rencana Bisnis adalah,
Rencana (bisnis) Anda diawali dengan ide (bisnis) yang ingin Anda jalankan.
Alasan bahwa ide Rencana Bisnis Anda merupakan sebuah jawaban atas
kebutuhan, permintaan pasar, atau dapat menciptakan pasar baru.
Alasan bahwa Anda adalah orang yang paling tepat untuk menjalankan bisnis ini.
Penjelasan mengenai cara mengembangkan bisnis Anda dan bagaimana akan
menghsilkan uang atau memberi keuntungan.
Sasaran pasar, siapa pembeli produk Anda, dan bagaimana Anda mendapatkan
penjualan.
Rincian mengenai dana yang dibutuhkan untuk memulai bisnis tersebut.
A. KONSEP DAN WAWASAN
1. Langkah Pertama,
Situasi Saat Ini, Apa yang membuat Anda berbeda (Keunikan), Apa Visi dan Misi
Anda?
Keunikan saya adalah,
Analisa Kesenjangan,
Analisa SWOT.
2. Langkah Kedua,
Hipotesa,
Meidentifikasi tujuan dan Strategi.
3. Langkah Ketiga,
Eksekusi,
Menentukan cara-cara untuk melakukan Implementasi,
Setelah mengetahui hal-hal apa saja yang Anda butuhkan untuk mencapai
kesuksesan,
Sekarang waktunya untuk memastikan bahwa semua hal tersebut dapat
disatukan untuk mendukung Anda, akan tetapi apabila Anda melakukannya
dengan terburu-buru dan mencoba melakukan semuanya sekaligus, Anda
mungkin akan mendapatkan hasil yang biasa-biasa saja atau akan menjadi
semakin frustrasi.
Untuk memastikan bahwa usaha Anda berada di posisi yang tepat untuk
memanfaatkan aktifitas pemasaran yang akan dilakukan di kemudian hari
seefektif mungkin, yang juga untuk pertumbuhan usaha, sangatlah penting untuk
melakukan rencana kerja langkah demi langkah yang terorganisir untuk
membantu Anda menuju kepada keadaan atau situasi yang Anda inginkan.
Rencana bisnis pada dasarnya adalah sebuah gambaran rinci mengenai usulan
bisnis.
Adapun hal-hal yang harus ada di dalamnya adalah,
Deskripsi bisnis,
Jenis pelanggan (sasaran pasar) yang akan dilayani,
Situasi persaingan (pemasaran),
Sarana dan prasarana untuk membuat produk/jasa (produksi),
Sumber dan pengelolaan keuangan, serta
Sumber daya manusia (sebagai pelaku bisnis).
Rencana Bisnis (Business Plan)
Menarik tidaknya Rencana Bisnis sangat bergantung pada bagaimana cara anda
menulis dan menyusunnya.
Sering kali anda memiliki ide bisnis yang brilian, tetapi kesuliatan dalam
mengungkapkannya.
Rencana Bisinis akan baik apabila mengikuti pedoman yang berlaku dalam dunia
bisnis, baik dari segi susunan maupun isi.
Ada 3 (tiga) bagian utama dari sebuah Rencana Bisnis yang baik, yaitu,
1. Konsep Bisnis,
Menjelaskan secara rinci mengenai bidang industri yang digeluti, struktur
bisnis, produk dan jasa yang ditawarkan, dan bagaimana cara menyukseskan
bisnis.
2. Pasar (market),
Membahas dan menganalisis konsumen potensial, yaitu siapa dan di mana
mereka berada, dan apa yang menyebabkan mereka mau membeli, serta
menjelaskan persaingan yang akan dihadapi dan bagaimana anda
memosisikan diri untuk memenangkan persaingan.
3. Rencana Keuangan,
Menjelaskan estimasi pendapatan dan analisis break even.
Seperti yang dikatakan di atas, ada beberapa aspek utama dalam manajemen
yang perlu diketahui oleh seorang entrepreneur, yaitu,
Pemasaran,
Keuangan,
Sumberdaya Manusia, dan
Operasional.
Sebelum anda bicarakan mengenai keempat aspek utama dalam pembuatan
Rencana Bisnis, anda harus mengetahui lebih dulu bagaiman cara mengontrol
keempat aspek tersebut dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen yang
sudah anda ketahui bersama (Harld K & Cyril O D), seperti,
Planning,
Organizing,
Staffing,
Directing dan
Controlling.
Dan setelah anda mengenal keempat aspek utama tersebut, anda harus dapat
menyimpulkan Rencana Bisnis ini dengan lebih baik.
B. CAKUPAN RENCANA USAHA
Menjelaskan intisari dari Rencana Bisnis yang disampaikan secara ringkas, jelas,
dan memberikan gambaran peluang bisnis.
Informasi yang harus ada meliputi, yaitu,
Konsep bisnis yang akan dibangun,
Visi dan Misi perusahaan,
Produk dan jasa,
Persaingan,
Target dan ukuran pasar,
Strategi pemasaran,
Tim manajemen,
Keuangan.
Penting diketahui Ringkasan Eksekutif sering dijadikan alat bagi para pembaca,
terutama investor untuk mengambil keputusan dan menilai apakah Rencana
Bisnis anda layak atau tidak.
2. Konsep Bisnis
Pada bagian ini, Anda harus juga menampilkan data ringkas yang berkaitan
dengan keuangan yang meliputi, yaitu,
Jumlah modal yang diperluakan,
Break Even Point,
Periode uang kembali atau dikenal dengan Payback Period,
Tingkat pengambilan internal atau dikenal dengan Internal Rate of Return
(IRR),
Nilai bersih saat ini atau dikenal dengan Net Present Value (NPV).
Untuk bisa menganalisi apakah sebuah Rencana Bisnis layak atau tidak, tentu saja
data tentang bisnis yang direncanakan harus didukung dengan analisis mengenai
industri di mana bisnis anda berada. Informasi yang harus ditampilkan meliputi yaitu,
Tren dan pertumbuhan industri,
Informasi ini penting karena pembaca akan lebih tertarik membaca Rencana
Bisnis yang akan anda buat jika mereka mendapat informasi tentang tren bisnis
yang akan anda jalankan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan informasi ini,
keyakianan akan kelangsungan bisnis bisa lebih meyakinkan.
Gambaran pasar,
Menampilkan informasi umum tentang kondisi pasar dari produk atupun industri,
kecenderungan dan perkembangan terakhir.
Ukuran, pertumbuhan dan tren pasar,
Informasi ini menggambarkan seberapa besar “kue” yang ada dalam artian
berapa jumlah uang yang beredar. Informasi ini penting agar anda bisa
mendapatkan gambaran berapa bagian “kue” yang ingin anda ambil dari
keseluruhan “kue” yang ada.
Peluang Strategis untuk pemain baru yang inovatif,
Target Pasar,
Karakteristik Pasar,
Perubahan perilaku konsumen terkait dengan bisnis atau usaha yang akan
dijalankan.
5. Analisis Kompetisi
Informasi tentang Kondisi persaingan ini penting agar anda bisa membuat
asumsi yang lebih nyata. Bagian berikut dari sebuah Rencana Bisnis adalah
gambaran mengenai calon pelanggan yang berisi karakteristik dari calon
pelanggan, gaya hidup, kelas sosial, dan aspek geo-demografinya.
6. Rencana Operasi & Manajemen
Informasi lain yang akan sering menjadi perhatian utama dan terutama oleh investor
(dalam hal ini bisa pihak bank, perusahaan modal ventura, penanam modal
perseorangan) adalah tim.
Tim yang ada akan menjadi acuan apakah secara organisasi anda layak, apakah
anda memiliki tim yang mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk membuat
produk. Untuk memulai sebuah aktivitas bisnis, formasi tim minimum terdiri atas,
Personel di posisi kunci.
Pegawai.
Struktur organisasi dan gaya manajemen,
Falititas,
Proses Produksi,
Pengendalian Persediaan,
Pasokan dan Distribusi produk,
R&D (Pengembangan Produk),
Kontrol Keuangan,
Tim Managemen,
Konsultan Managemen.
7. Rencana Desain & Pengembangan
Salah satu kelemahan lain yang sering menjadi kendala bagi para pebisnis pemula
adalah bagaimana mereka bisa membuat proyeksi keuangan.
Sering kali asumsi yang dibuat tidak berdasarkan kondisi nyata yang ada di
lapangan. Oleh karena itu, informasi di bawah ini akan membantu untuk lebih
meyakinkan apakah Rencana Bisnis anda layak atau tidak.
Sumber modal dan Penggunaan,
Biaya modal yang diperlukan.
Proyeksi pendapatan/penjualan.
Proyeksi aliran kas,
Neraca,
Kinerja keuangan yang ditargetkan.
Asumsi-asumsi yang digunakan,
Analisis BEP, Payback Period, IRR dan NPV.
9. Lampiran
Buat pembaca tidak tertarik dengan Rencana Bisnis yang dibuat adalah karena
mereka mengalami kebingungan.
Kebingungan ini disebabkan karena penulis mencampurkan data-data yang
seharusnya cukup ditampilkan di lampiran justru dimasukkan di bagian utama
Rencana Bisnis.
Data-data yang sebaiknya cukup ditampilkan di lampiran adalah:
Kontrak.
Pada bagian ini, kontrak kerja sama yang sudah dibuat, contohnya dengan
pemasok, agen, dan sebagainya, sebaiknya ditampilkan. Hal ini akan lebih
meyakinkan pembaca Rencana Bisnis.
Rekomendasi.
Bagian ini jika ada akan sangat membantu untuk lebih meyakinkan pihak yang
membaca Rencana Bisnis anda bahwa anda maupun tim yang anda buat
mempunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis yang
direncanakan.
Foto-foto,
Foto denah lokasi, persiapan-persiapan, desain, logo, produk, personel tim, dan
foto-foto lain yang akan membantu meyakinkan pihak yang membaca Rencana
Bisnis anda.
Rincian keuangan,
Semua perhitungan keuangan cukup dimasukkan di lampiran.
Resume,
Di bagian ini, untuk lebih memberikan keyakinan yang memadai, data pribadi dari
semua anggota tim dilampirkan.
Tips
Laporan Business Plan harus disusun secara tertulis dan sistematis dengan
format sebagai berikut,
1. Cover Depan,
2. Bab I Pendahuluan,
3. Bab II Pemasaran,
4. Bab III Operasi Dan Manajemen,
5. Bab IV Produksi & Pengembangan,
6. Bab V Keuangan,
7. Lampiran
1. Cover Depan
Isi materi pada bab ini sebaiknya menjelaskan tentang Konsep Bisnis dan Diskripsi
Bisnis, yang membahas tentang, yaitu,
Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar atau
landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan
individu yang terlibat didalamnya.
Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang
(What to Be? )
Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha
(How to Be ?).
Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku
usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
3. Bab III Pemasaran
Isi materi pada Pemasaran sebaiknya menjelaskan tentang Strategi Pasar dan
Analisis Kompetisi (persaingan diantara produk sejenis) yang membahas tentang,
yaitu,
Gambaran Umum Pasar (STP)
Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha anda
Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari
usaha anda.
Positioning adalah bagaimana anda menempatkan usaha anda diantara
pesaing usaha yang sejenis.
Permintaan,
Perkiraan atau prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode atau tahun
mendatang seperti kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah
penduduk.
TAHUN PERKIRAAN PERMINTAAN (dalam unit)
Penawaran
Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar,
KAPASITAS PRODUKSI / TAHUN
NAMA PERUSAHAAN PESAING
(dalam unit)
Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi
penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun
sesuai pertumbuhan ekonomi.
TAHUN PERKIRAAN PENAWARAN (dalam unit)
Isi materi pada bab ini menjelaskan tentang aspek Organisasi, operasi dan
Managemen, yang menjelaskan tentang, yaitu,
Aspek Organisasi
Nama Perusahaan / Usaha,
Nama Pemilik / Pimpinan,
Alamat kantor dan tempat usaha,
Bentuk Badan Hukum (Kalau berbentuk Badan Hukum),
Struktur Organisasi,
Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian.
Perijinan,
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan
biaya pengurusannya.
Apabila usaha anda tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak
kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari lokasi (paling tidak sampai ijin
kecamatan / kelurahan) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha
anda berada.
Usaha yang berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan adalah,
ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU, TDP (Tanda Daftar Perusahaan), Akta
Pendirian Perusahaan, dll.
PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya
oleh NOTARIS.
Jumlah Jumlah
Inventaris / Perangkat Kerja Merk Harga
unit harga
Isi materi pada bab ini sebaiknya membahas tentang Produksi, Rencana Desain
dan Rencana Pengembangan yang menjelaskan antara lain, yaitu,
Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada
usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah,
Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi
bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan,
yaitu,
Manfaat inti (core benefit), adalah manfaat yang diberikan untuk
pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan
berbicara jarak jauh.
Manfaat dasar (basic benefit), adalah manfaat dasar yang diberikan
untuk memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
Manfaat yang diharapkan (expected benefit), adalah manfaat yang
diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya
telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
Manfaat di atas harapan (augmented benefit), adalah manfaat yang
dapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya
HP yang dapat digunakan untuk SMS.
Manfaat potensial (potential benefit), adalah semua manfaat yang
mungkin dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya
HP yang dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera, video recorder,
video calling, fax, internet, dsb.
Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh
konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi:
Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan
mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-
sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah
baju, telepon seluler, mobil, dsb.
Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan
mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam
tangan mewah, dsb.
Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui
umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha
produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business).
Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
Bahan baku dan suku cadang, merupakan bahan mentah yang akan
diproses lebih lanjut.
Barang modal, yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun
dan tidak untuk dijual belikan.
Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang
membantu operasional perusahaan.
Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang
dimaksud (sesuai dengan rencana).
Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur
yang disertai dengan keterangan deskriptif.
Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan,
dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang
akan dihasilkan.
Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci
semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas
produk yang bersangkutan.
Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu
(tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi
kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan
rencana produksinya.
Tahun Rencana produksi (dalam unit)
Tanah dan Bangunan
Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor,
tempat usaha, pabrik, gudang, tempat parkir, dll.
Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha, maka perlu
diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
Pemasangan Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi.
Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan
lain-lain.
2.
3.
4.
5.
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian
Sistem Borongan,
Jenis Kegiatan Tarif/Unit Jumlah Jumlah Harga Beli
Produksi/Tahun
1.
2.
3.
4.
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan
Biaya Umum Usaha/Pabrik
Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan
biaya-biaya penunjang (sarana dan prasarana),
Misalnya,
Isi materi pada bab aspek Keuangan sebaiknya menjelaskan tentang, yaitu,
Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya.
Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni,
Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha
di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-
31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK.
Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat
Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994
yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina
BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.
Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan
Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan
sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan
kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para
pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat seandarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di
sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan
koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya,
berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang
berasal dari penyisihan laba BUMN
Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi
dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha,
termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan,
neraca,
rugi-laba, dan
cash flow.
Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan
usaha secara finansial sebagai berikut,
Sumber Pendanaan,
Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
Sumber dana (in flow)
Penggunaan dana (out flow)
Arus kas bersih (net flow = a – b)
Keadaan kas awal
Keadaan kas akhir (c + d)
Analisa Kelayakan Usaha,
Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat
pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa
yang akan datang.
Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering
mempertaruhkan dana yang sangat besar.
Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui
besarnya faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi
layak atau tidaknya suatu rencana investasi.
Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah,
1. Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi
dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa
mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money).
Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method,
dengan formula umum, yaitu,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Payback Period = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 x 1 tahun
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah
dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian
suatu investasi.
Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha
yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan
harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin.
Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah,
o Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal
kembali.
o Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
2. Metode Discounted Cash Flow
Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan
melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat
pengembalian modal pada masa yang akan datang.
a. Net Present Value (NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan
nilai sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa
datang yang diharapkan.
Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan,
NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost,
𝐶
PV = (1+𝑖)𝑛
Maka,
𝐶 −𝐶
NPV =
(1+𝑖)𝑛
+
(1+𝑖)𝑛
Dimana,
I = Bunga tiap periode,
N = Periode (tahun, bulan),
-C = Modal (Capital),
C = Hasil bersih (Proceed)
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah,
Jika NPV = 0 (nol),
maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat
bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha
tidak untung maupun rugi (impas).
Jika NPV = – (negatif),
maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat
bunga yang dipakai.
Jika NPV = + (positif),
maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return)
melebihi tingkat bunga yang dipakai.
Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak
menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah
investasi yang berbeda.
b. Profitability Index (PI)
Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-
anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang
(present value).
Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah
nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks.
Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut,
𝑃𝑉 𝑜𝑓 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
Profitability Index =
𝑃𝑉 𝑜𝑓 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Rasio Kontribusi Margin = 1 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari
keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama
adalah perlu dipikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di
proyek tersebut agar segera kembali. Agar tujuan perusahaan tersebut dapat
tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka apapun tujuannya (baik
profit, social maupun gabungan dari keduanya), hendaknya apabila ingin
melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi.
Pada umumnya suatu usaha itu didirikan tentu dengan maksud untuk mencapai
tujuan tertentu, yang pada umumnya adalah mencari keuntungan, Dan terkadang
dalam praktiknya yakni dalam menjalankan usaha, tentu akan menemui suatu
kendala, hambatan-hambatan dan resiko yang mungkin timbul setelah usaha
berjalan.
Hal ini disebabkan oleh adanya suatu keadaan ketidakpastian atas masa depan,
baik di bidang ekonomi, hukum, politik, budaya perilaku dan perubahan
lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, perlu untuk dilakukan pengidentifikasian terhadap masalah-
masalah yang mungkin akan dihadapi dan di cari solusi alternative pemecahan
atas masalah-masalah yang telah teridentifikasi.
Untuk mengetahui kondisi usaha dan dampak/masalah yang mungkin terjadi dari
didirikannya usaha ini baik dari aspek hukum, pemasaran, keuangan, lingkungan
dan lain sebagainya. Setelah diketahui kondisi usaha dari berbagai aspek, maka
dapat diputuskan usaha ini layak atau tidak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
Permasalahan dalam Menyususn Rencana Usaha