Anda di halaman 1dari 5

ANALISA STRUKTUR ATAP BAJA RINGAN 16 M

A. PENDAHULUAN
Pada gedung eksisting akan direncanakan Struktur Panel Surya pada atap, maka diperlukan
evaluasi struktur bangunan yang ada terhadap penambahan beban tersebut.

B . TINJAUAN PUSTAKA
Struktur atap gedung ini mengunakan material baja ringan, dengan bahan penutup atap dari
spandeck.

C . PEMODELAN STRUKTUR
Analisis struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element)
untuk berbagai kombinasi pembebanan dengan pemodelan struktur 3-D dengan Program
SAP 2000 V.14, diimana struktur atap dimodelkan terpisah dengan kolom gedung. Pemodelan
struktur seperti terlihat pada Gambar berikut :

Pemodelan Struktur Kuda-Kuda pada SAP

D. PERATURAN DAN STANDAR


1. Tata cara Perecanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002.
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03- 1729-2002).
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung PPPURG 1987.
4. Tabel Profil Baja.

E. DATA TEKNIS

1. Bentang kuda – kuda : 16 M 16


2. Jarak antar kuda – kuda : 1.5 M 1.5
3. Jarak Gording : 1.3 M 1.4
4. Kemiringan Atap : 30 ᵒ 30
5. Profil baja ringan : C 75 x 38 x 1
6. Profil Gording : U 75 x 40 x 0.55
6. Berat Gording : 0.75 Kg/m 0.75
12. Penutup atap : Spandeck
13. Berat Penutup Atap : 3 Kg/m2 3
14. Berat Panel Surya : 12.5 Kg/m2 12.5
15. Tekanan Angin Maksimum : 40 Kg/m2 40

E. PEMBEBANAN
1. Berat Sendiri (DEAD)
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian bangunan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban
berat sendiri bangunan dihitung secara otomatis oleh SAP. :
2. Beban Mati Tambahan (SDL)
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada banguan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur bangunann. Beban Mati Tambahan pada bangunan
No Jenis Beban Q
2
1 Beban penutup atap (3 kg/m ) 3 * 1.5 * 1.4 = 6.30 kg
2 Beban Gording (0.75 kg/m)) 0.75 * 1.5 = 1.13 kg
2
3 Beban Panel Surya (12.5 kg/m ) 12.5 * 1.5 * 1.4 = 26.25 kg

3. Beban Hidup (LL)


Beban hidup (LL) yang bekerja pada atap, adalah sebagai berikut :
No Jenis Beban Q
1 Beban pekerja (100 kg) 100.00 kg
2
2 Beban hujan menurut PPIUG 1983 = 20.00 kg/m
20 * 1.5 * 1.4 = 42.00 kg

4. Beban Angin (WL)


1 Jarak antar kuda – kuda = 1.50 M
2 Jarak Gording = 1.40 M
3 Kemiringan Atap = 30 ᵒ
2
4 Tekanan Angin = 40.00 kg/m
5 Koefisien angin tekan (0.02 x 27 ) – 0.4 = 0.20
6 Koefisien angina hisap = 0.40
7 Beban Angin Tekan 0.2 x 40 kg/m2 x 1.5 m = 12.00 kg/m
8 Beban Angin Hisap 0.4 x 40 kg/m2 x 1.5 m = 24.00 kg/m

F. KOMBINASI PEMBEBANAN
Semua komponen struktur dirancang memiliki kekuatan minimal sebesar kekuatan yang
dihitung berdasarkan kombinasi beban sebagai berikut :
- Kombinasi 1 : 1,4 DL
- Kombinasi 2 : 1,2 DL + 0.5 LL + 0.8 WL
G. INPUT PEMBEBANAN

Beban Penutup Atap

Beban Gording

Beban Panel Surya


Beban Pekerja

Beban Hujan

Beban Angin
H. HASIL ANALISA STRUKTUR

Lendutan Maksimum yg Terjadi (8 mm)

Rasio Tegangan
I. KESIMPULAN
1. Lendutan maksimum yang terjadi masih di bawah lendutan ijin maksimum (L/360)
2. Ada beberapa profil yang nilai tegangannya di atas tegangan ijin (> 1), sehingga perlu
perkuatan.

Anda mungkin juga menyukai