Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN ZAKAT

DI INDONESIA DI MASA SEKARANG

Oleh :
Syaiful Izza Julianto
1950310053
Dosen Pengampu :

A. Pengantar
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang pelaksanaannya didasarkan pada
syariat / hukum Islam. Selain sebagai ibadah ritual, zakat juga merupakan ibadah
sosial dan memiliki dimensi politik dikaitkan dengan keterlibatan negara dalam
pengelolaannya. Pengelolaan zakat telah mengarah pada struktur yang formal,
kolektif, terorganisir dan permanen sejak masa Nabi Muhammad shallallahu
„alaihi wa sallam. Seiring perkembangan wilayah kekuasaan Islam, tingkat
perekonomian yang semakin maju dan struktur pemerintahan yang semakin
kompleks, kebijakan pengelolaan zakat berubah ecara dinamis sesuai perubahan
zaman. Bentuk pengelolaan zakat dan keterlibatan negara dalam pengelolaan
zakat pun bermacam-macam.

Pengelolaan zakat di Indonesia juga mengalami perkembangan yang sedemikian


rupa. Sebagai negara yang memiliki populasi penduduk Muslim terbesar di dunia,
persoalan akat pun menjadi tak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat
Indonesia. egara Indonesia bukanlah negara agama / negara Islam, di mana syariat
agama Islam dijadikan sebagai landasan konstitusi negara, melainkan negara
demokrasi yang menjadikan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan konstitusi. Di
negara-negara yang menjadikan agama Islam sebagai landasan konstitusi negara,
pelaksanaan zakat adalah suatu kewajiban. Ada pemaksaan dari negara kepada
warga negara untuk membayar zakat dan terdapat sanksi atas kelalaian
pembayaran zakat. Di negara-negara ini, zakat dimasukkan dalam sistem
keuangan negara, bahkan bisa dikatakan sebagai pajak wajib umat Islam karena
negara tersebut tidak membebankan pajak kepada pemeluk agama Islam kecuali
zakat.
B. ANALISIS
1. Pengelolaan Zakat yang di Jalankan di Masa Sekarang Berdasarkan UU
No.23 Tahun 2011
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat menyatakan pengelolaan zakat berasaskan iman dan
takwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Sementara Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,
mengartikan pengelolaan zakat berasaskan:
a. Syariat Islam;
b. Amanah;
c. Kemanfaatan;
d. Keadilan;
e. Kepastian Hukum;
f. Terintegrasi;
g. Akuntabilitas.
Untuk tujuan dari pengelolaan zakat menurut Pasal 3 Undang- Undang
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Pasal tersebut
menggantikan ketentuan di dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di mana tujuan pengelolaan zakat
adalah meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan
zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatnya fungsi dan peranan
pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan keadilan sosial serta meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.
Berdasarkan Pasal 1 Angka 7, 8, 9 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2011 organisasi pengelolaan zakat dapat dilakukan oleh Badan


Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit
Pengelola Zakat (UPZ). BAZNAS, LAZ dan UPZ mempunyai tugas
pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
sesuai dengan ketentuan agama.
2. Kelebihan Zakat Melalui Lembaga
a. Sesuai dengan syariah. Sejak zaman Rasul, sahabat, sampai
khilafah, zakat dikelola dan diatur lembaga zakat.
b. Zakat melalui lembaga lebih terjaga keikhlasannya. Penyaluran
zakat lewat lembaga menjaga muzakki dari niatan -niatan politis
atau kepentingan serupa yang dapat merusak nilai pahala zakat.
c. Lebih terjaga keikhlasannya.
d. zakat melalui lembaga akan didoakan oleh petugas lembaga amil.
Menurut dia, aspek keberkahan inilah poin utama dalam berbagi
harta.
e. Zakat lewat lembaga juga lebih berpotensi memberdayakan
masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Nur Efendi menga takan,
kemanfaatan zakat yang disalurkan langsung kepada penerima
hanya sesaat.
f. Zakat akan lebih produktif ketika dikelola lembaga amil. CEO
Rumah Zakat ini mengatakan, distribusi zakat lebih tepat,
pemberdayaan terjamin, dan ada transparansi hasil pemberd ayaan.
Tak hanya itu, Nur mengatakan, zakat lewat amil juga bisa
mengurangi penghasilan kena pajak.

3. Problematika Dalam Pengelolaan Zakat di Indonesia sebagai


Kekurangan nya

Problematika yang muncul dari beberapa penelitian tentang zakat


adalah intensitas koordinasi antara regulator dan organisasi
pengelola zakat (OPZ) yang masih rendah, salah satu kelemahan
regulator pengelolaan zakat dalam hal ini Kementerian Agama
adalah kurangnya pembinaan dan pengawasan terhadap OPZ,
sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang untuk melakukan
penataan dan akreditasi pengelolaan zakat, kementerian agama
terkesan lepas tanggung jawab dan menyerahkan sepenuhnya kepada
BAZNAS Pusat.

Problematika lain yang tidak kalah serius adalah Organisasi


Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesi a saat ini telah mengalami
pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun
disayangkan hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber
daya amil yang professional, dikarenakan belum adanya sistem
pengembangan sumber daya manusia yang dapat m emasok
kebutuhan sumber daya amil bagi OPZ. Di saat yang sama, tenaga
amil hingga saat ini diisi oleh orang-orang yang bukan berlatar
belakang pendidikan amil professional. Kebanyakan mereka berasal
dari latar belakang yang tidak ada hubungannya dengan pro fesi
amil. Hal ini membuat lemahnya etos kerja, kreatifitas dan
profesionalisme dalam OPZ.
C. PENUTUP

Dari uraian yang telah dijelaskan dimuka ada beberapa kesimpulan


yang dapat di sampaikan dalam artikel ini, antara lain :

1. UU No.23 Tahun 2011 adalah landasan hukum terbaru untuk


menjalankan peran pengelolaan zakat di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat
dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
2. Kelebihan yang dimiliki di dalam pelaksanaan zakat di indonesia
lebih bersifat ruhaniah. Seperti ikhlas, amanah dll.
3. Kekurangan yang terjadi di dalam pelaksanaan zakat di indonesia
ialah persoalan terhadap SDM yang dimiliki oleh petugas zakat di
indonesia.

Anda mungkin juga menyukai