Teori Kepribadian Menurut para Ahli
Teori Kepribadian Menurut para Ahli
NIM : 121000503
Teori Kepribadian
Teori (Perkembangan) Kepribadian berdasarkan pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 – 1939)
Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (Conscious), Pra
sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah sadar (Unconscious mind). Id, ego, superego. Id adalah
berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, sedangkan superego
merupakan penjaga moral atau kata hati. Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik,
laten, genital.
6. Adolf Meyer
Teori psychobiology (atau alternatifnya, ergasiology, istilah yang diciptakan dari kata Yunani untuk
bekerja dan melakukan), dimana Meyer melakukan pendekatan untuk pasien penyakit jiwa yang
mencakup, meneliti dan mencatat semuanya,baik psikologis biologis, dan sosial yang relevan dengan
faktor kasus – sehingga penekanannya pada pengumpulan sejarah kasus rinci untuk pasien, memberikan
perhatian khusus terhadap latar belakang sosial dan lingkungan yang membesarkan pasien. Meyer
percaya bahwa penyakit mental hasil dari disfungsi kepribadian, bukan patologi otak.
Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni teori kepribadian
psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan teori psikoligi kognitif.
Teori-Teori Emosi
1.Teori James-Lange
Teori ini dicetuskan oleh dua orang yaitu William James dari Amerika Serikat dan Carl Lange dari
Denmark. Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86) mengemukakan bahwa emosi identik dengan
perubahan-perubahan dalam sistem peradaran darah. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James
dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi sesseorang terhadap perubahan-perubahanyang
terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. Teori ini
menekankan emasi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada dirinya. Contoh tentang teori ini
sebagai mana yang dijelaskan oleh Atkinson:
Bila Anda tiba-tiba terjerembab di tangga, secara otomatis Anda akan berpegang pada pegangan
tangga sebelum Anda sempat menyadari adanya rasa takut. Setelah saat kritis itu berlalu, emosi Anda
akan terasa dengan adanya persepsi terhadap jantun yang berdebar keras, napas yang terengah-engah, dan
perasaan lemas atau gemetar pada tangan dan kaki. Karena perasaan takut terjadi setelah respon badani,
situasi semacam ini membuat teori ini masuk akal.
Dapat disimpulkan bahwa teori James-Lange menempatkan aspek persepsi terhadap respon
fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan datang sebagai pemicu emosi yang dialami oleh manusia.
Perubahan-perubahan fisiologis itu diterjemahkan menjadi emosi. Pertanyaan mendasar terhadap teori
adalah bahwa dalam kenyataan sehari-hari terjadi perubahan fisiologis yang sama, tapi emosi yang
dialami berbeda. Misalnya tentang berdebarnya jantung seseorang, jantung akan berdebar ketika kita
bertemu dengan harimau, jantung juga akan berdebar ketika kita bertemu dengan orang yang kita kagumi.
Tapi dari kedua kedaan itu emosi yang terjadi berbeda. Jadi apakah berdebarnya jantung itu pasti
memunculkan rasa takut? Pertanyaan inilah yang meman cing penolakan teori James-Lange. Tokoh yang
sangat menentang teori ini adalah W. B. Cannon yang kemudian menyusun teori baru yang bertolak
belakang dengan teori James-Lange. Kemudian Philip Bard ikut mendukungnya.
2. Teori Cannon-Bard
Teori Cannon-Bard hendak menjeleskan bahwa perssepsi terhadap obyrk yang dapat
menimbulkan emosi diproses secara simultan oleh dua instansi yakni sistem syaraf otonom dan cerebal
cortex. Degup jantung bulu roma berdiri, aau nafas berat terenga-engah terjadi bersamaan dengan emosi
takut. Jadi emosi dengan perubahan fisiologis terjadi secara simultan. Jadi menurut teori ini tidak
mungkin terjadi perubahan faali yang menyebabkan munculnya emosi sebagaimana deskripsi teori James-
Lange.
Melihat dari dua teori diatas maka kita dapat melihat bahwa kedua teori diatas adalah
bertentangan.sehingga Atkinson menanggapi tentang masalah ini: pengalaman sadar kita tentang emosi
melibatkan integrasi informasi tentang keadaan fisiologi tubuh dan informasi tentang situasi yang
membangkitkan emosi. Kedua macam informasi itu cenderung berkesinambungan dalam waktu, dan
integrasinya menentukan intensitas serta sifat keadaan emosional yng kita rasakan. Dalam kerangka
konseptual ini, perbedaan waktu yang dibuat oleh teori James-Lange dan Cannon-Bard tidak terlalu
berarti. Pada saat tertentu, seperti bila tiba-tiba orang berada dalam keadaan bahaya, tanda-tanda awal
pengalaman emosional dapat didahului oleh aktifitas otonom (dalam hal ini, James-Lange yang benar).
Pada kesempatan lain, kesadaran akan adanya emosi jelas-jelas mendahului aktifitas otonom (dalam hal
ini, Cannon-Bard yang benar). Dengan demikian, kedua teori ini sebenarnya tidak perlu dipertentangkan
karena sama-sama bisa terjadi dalam kehidupan manusia.
3. Teori Shachter-Singer
Teori emosi yang menempatkan kognisi pada posisi yang sangat menentukan dikembangkan oleh
Stanley Schachter dan Jerome Singer. Mereka meyakini bahwa emosi merupakan fungsi interaksi antara
faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis. Setiap pengalaman yang membangkitkan emosi
akan diberi label di dalam peta kognitif. Label-label itu kemudian dijadikan pola bagi pengalaman-
pengalaman baru. Setiap stimulus yang diterima akan dinilai berdasarkan label yang telah tersimpan.
Teori Schacher-Singer sering pula disebut two-factor theory of emotion, karena teori ini didasarkan pada
dua hal yang terjadi, yakni perubahan fisiologis dan interpretasi kognitif.
Alur teori Schachter-Singer dapat dijelaskan sebagai berikut: Dimulai dari stimulus yang diterima dari
luar kemudian memicu terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh. Selanjutnya terjadi persepsi dan
interpretasi terhadap keterbangkitan itu pada situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan
pengalaman yang sudah tersimpan sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang bersifat subyektif.
Teori Schachter-Singer tak luput dari kritik. Dalam pengalaman sehari-hari tidak selamanya orang
terpengaruh pada tingkah laku orang lain. Atkinson menjelaskan bahwa pengalaman emosional tidak
sesederhana yang dinyatakan oleh teori Schachter. Interpretasi emosional merupakan fungsi yang rumit
dari pengalaman masa lampau dan situasi hidup masa ini. Yang bisa dikatakan adalah Bahwa “faktor
kognitif mempengaruhi emosi, tetapi tidak benar bila disimpulkan bahwa hanya faktor ini yang
menentukan emosi yang dialami.”
Teori Berpikir
Ada beberapa pendapat dari pengertian berpikir itu sendiri, diantaranya adalah:
a. Psikologi Asosiasi mengemukakan bahwa berpikir adalah jalannya tanggapan-tanggapan yang
dikuasai oleh haluan asosiasi. Yang terpenting menurut aliran ini adalah terjadinya, tersimpannya
dan bekerjanya tanggapan-tanggapan.
b. Aliran Behaviourisme berpendapat bahwa berpikir adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan
oleh urat syaraf dan otot-otot bicara sama halnya seperti saat kita berbicara. Jadi menurut aliran ini
berpikir sama dengan berbicara. Jika pada psikologi asosiasi unsur terpenting adalah tanggapan-
tanggapan, sedangkan pada aliran behaviourisme ini unsur terpentingnya adalah refleks. Refleks
adalah reaksi tak sadar yang disebabkan adanya perangsang dari luar.
c. Psikologi Gestalt mengemukakan bahwa berpikir merupakan keaktifan psikis yang abstrak yang
prosesnya tidak dapat diamati dengan menggunakan panca indera kita.
d. Dari pendapat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian berpikir adalah satu
keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita
berpikir untuk menemukan pemahaman dan pengertian yang kita hendaki
Indikator PHBS
Indikator nasional PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah