Anda di halaman 1dari 4

A.

Hukum Memanjangkan Jenggot dalam Fiqh

Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/224] dikatakan bahwa seluruh ulama


sepakat memelihara jenggot merupakan perkara yang diperintahkan oleh Syari’ah. Hal ini
berdasarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya:1

1. Hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:

‫ب‬ ِ ‫خَ الِفُوا ال ُم ْش ِر ِكينَ َوفِّرُوا اللِّ َحى َوأَحْ فُوا ال َّش َو‬
َ ‫ار‬

Artinya: “Selisihilah orang-orang musyrik. Peliharalah (jangan cukur) jenggot dan cukurlah
kumis kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 5892)

2. Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

َ ‫ب َوأَرْ ُخوا اللِّ َحى خَالِفُوا ْال َمج‬


‫ُوس‬ ِ ‫جُزوا ال َّش َو‬
َ ‫ار‬ ُّ

Artinya: “Cukurlah kumis dan biarkanlah (jangan dicukur) jenggot kalian. Selisihilah orang-
orang Majusi.” (HR. Muslim no. 260)

3. Hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ب َوإِ ْعفَا ُء اللِّحْ يَ ِة‬ ْ ِ‫… َع ْش ٌر ِمنَ ْالف‬


ِ ‫ قَصُّ ال َّش‬:‫ط َر ِة‬
ِ ‫ار‬

Artinya: “Sepuluh perkara yang termasuk fitrah, yaitu mencukur kumis, memelihara jenggot,
…” (HR. Muslim no. 261)

Ibnu Hajar menyatakan bahwa orang-orang Majusi ada yang memotong pendek jenggot
mereka dan ada juga yang mencukurnya habis (Fathul Bari [10/349]).

Walaupun memelihara jenggot merupakan perkara yang disyariatkan dalam Islam, namun
tidak otomatis hukumnya wajib atau ulama sepakat atas kewajibannya. Dalam al-Mausu’ah
al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah ada beberapa pembahasan terkait memelihara jenggot ini, dan
yang terpenting di antaranya adalah tentang (1) memanjangkan dan melebatkan jenggot
dengan treatment tertentu, (2) memotong jenggot yang panjangnya melebihi genggaman
tangan, dan (3) mencukur habis jenggot.

Memanjangkan dan Melebatkan Jenggot dengan Treatment Tertentu

Ibn Daqiq al-‘Ied berkata:

ِ َّ‫اَل أَ ْعلَ ُم أَ َحدًا فَ ِه َم ِمنَ اأْل َ ْم ِر فِي قَوْ لِ ِه أَ ْعفُوا اللِّ َحى تَجْ ِوي َز ُم َعالَ َجتِهَا بِ َما يُ ْغ ِز ُرهَا َك َما يَ ْف َعلُهُ بَعْضُ الن‬
‫اس‬

Artinya: “Saya tidak mengetahui ada orang yang memahami perintah Nabi dalam sabda
beliau, ‘peliharalah jenggot’ dengan kebolehan memberikan treatment tertentu agar jenggot

1
http://www.abufurqan.net/hukum-memelihara-jenggot-menurut-4-madzhab/.,diakses pada tanggal 24
Oktober,pukul 18.00
tersebut tumbuh lebat, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang.” (Fathul Bari
[10/351]; al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/224])

Jadi, bagi yang memang dari sononya tidak punya jenggot, tidak usah sedih, dan tidak usah
juga membeli penumbuh jenggot berharga mahal untuk merealisasikan perintah Nabi ini.
Perintah memelihara jenggot ini hanya untuk yang dikaruniai jenggot oleh Allah ta’ala.

B. Memotong Jenggot yang Melebihi Genggaman Tangan

Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat. Berikut sedikit gambarannya:

1. Tidak boleh memotong jenggot, walaupun panjangnya melebihi genggaman tangan. Yang
berpendapat seperti ini misalnya adalah Imam an-Nawawi. Beliau menyatakan bahwa
kebolehan memotong jenggot yang melebihi genggaman tersebut bertentangan dengan zhahir
hadits yang memerintahkan membiarkannya (tidak mencukurnya). (Fathul Bari [10/350]; al-
Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/224])2

2. Boleh memotong jenggot yang melebihi genggaman tangan. Ini adalah pendapat Hanabilah
dan Hanafiyyah. Mereka melandasi pendapatnya ini dengan atsar dari Ibn ‘Umar:

ُ‫ض َل أَخَ َذه‬ َ َ‫إِ َذا َح َّج أَ ِو ا ْعتَ َم َر قَب‬


َ َ‫ فَ َما ف‬،‫ض َعلَى لِحْ يَتِ ِه‬

Artinya: “(Ibnu ‘Umar) ketika berhaji atau ber-‘umrah beliau menggenggam jenggotnya, dan
yang melebihi genggaman tersebut beliau potong.” (HR. Al-Bukhari no. 5892)

Terkait riwayat dari al-Bukhari di atas, Mushthafa al-Bugha memberikan ta’liq-nya, bahwa
yang dimaksud dengan fadhala adalah ‘melebihi dari genggaman’ dan akhadzahu artinya
qashshahu (memotongnya).

Secara terperinci, kalangan Hanabilah menyatakan bahwa tidak makruh hukumnya


memotong jenggot yang melebihi genggaman tangan, dan ini yang dinyatakan oleh Imam
Ahmad (Syarh Muntaha al-Iradat [1/44]; Nailul Ma-arib [1/57]; al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-
Kuwaitiyyah [35/225]).

Sedangkan Hanafiyyah menyatakan bahwa memotong jenggot yang melebihi genggaman


tangan hukumnya sunnah, sebagaimana disebutkan oleh Muhammad dari Abu Hanifah (al-
Fatawa al-Hindiyyah [5/358]; al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/225]).

Ada juga pendapat dari kalangan Hanafiyyah yang menyatakan wajib memotong jenggot
yang melebihi genggaman tangan, dan berdosa membiarkannya (tidak memotongnya)
(Hasyiyah Ibn ‘Abidin [2/417]; al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/225]).

Adapun memotongnya lebih pendek dari genggaman tangan, maka Ibn ‘Abidin berkata,
‘tidak ada seorangpun yang membolehkannya’ (Hasyiyah Ibn ‘Abidin [2/418]; al-Mausu’ah
al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/225])

2
http://www.abufurqan.net/hukum-memelihara-jenggot-menurut-4-madzhab/.,diakses pada tanggal 24
Oktober,pukul 18.00
3. Jenggot tidak dipotong kecuali jika jenggot tersebut semrawut (tidak rapi) karena begitu
panjang dan lebatnya. Pendapat ini dinukil oleh ath-Thabari dari al-Hasan dan ‘Atha. Dan
pendapat inilah yang dipilih oleh Ibn Hajar, dan menurut beliau karena alasan inilah Ibn
‘Umar memotong jenggotnya. ‘Iyadh berkata bahwa memotong jenggot yang terlalu panjang
dan lebat itu baik, bahkan dimakruhkan membiarkan jenggot yang terlalu panjang dan lebat
sebagaimana dimakruhkan memendekkannya (Fathul Bari [10/350]; al-Mausu’ah al-
Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/225]).

Salah satu dalil yang digunakan oleh yang berpendapat seperti ini adalah hadits:

ِ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَأْ ُخ ُذ ِم ْن لِحْ يَتِ ِه ِم ْن َعر‬


‫ضهَا َوطُولِهَا‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬

Artinya: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu memotong jenggotnya


karena sangat lebat dan panjangnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2762, dan beliau berkata, ‘ini
hadits gharib’)

Tentang hadits ini, Ibn Hajar dalam Fathul Bari [10/350] memuat pernyataan al-Bukhari
tentang ‘Umar ibn Harun (periwayat hadits ini), ‘saya tidak mengetahui hadits munkar
darinya, kecuali hadits ini’. Ibn Hajar juga menyatakan bahwa sekelompok ulama
mendhaifkan ‘Umar ibn Harun secara mutlak.

C. Mencukur Habis Jenggot

Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/225-226] dinyatakan bahwa mayoritas


fuqaha, yaitu kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah, Hanabilah dan satu pendapat dari kalangan
Syafi’iyyah mengharamkan mencukur habis jenggot. Di al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
[1/462], Syaikh Wahbah az-Zuhaili menyatakan bahwa kalangan Malikiyyah dan Hanabilah
mengharamkan mencukur habis jenggot, sedangkan kalangan Hanafiyyah menyatakan
hukumnya makruh tahrim.3

Kelompok yang mengharamkan ini beralasan bahwa mencukur habis jenggot bertentangan
dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memeliharanya. Dan Ibn ‘Abidin
dalam kitab Hasyiyah-nya (sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya) menyatakan bahwa
tidak ada seorangpun yang membolehkan memotong jenggot lebih pendek dari genggaman
tangan (al-akhdzu minal lihyah duunal qabdhah), sedangkan mencukur habis jenggot (halqul
lihyah) lebih dari itu (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah [35/226]). Maksudnya,
memotong jenggot lebih pendek dari genggaman tangan saja tidak boleh, apalagi mencukur
habis jenggot tersebut.

Dalam Hasyiyah ad-Dusuqi [1/90] dinyatakan, ‘Haram bagi seorang laki-laki mencukur habis
jenggot dan kumisnya, dan orang yang melakukan itu diberi sanksi ta’dib’.

Berbeda dengan jumhur fuqaha, pendapat yang ashah dari kalangan Syafi’iyyah menyatakan
bahwa mencukur habis jenggot hukumnya makruh (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-

3
http://www.abufurqan.net/hukum-memelihara-jenggot-menurut-4-madzhab/.,diakses pada tanggal 24
Oktober,pukul 18.00
Kuwaitiyyah [35/226]). Syaikh Wahbah az-Zuhaili, ulama besar kontemporer bermadzhab
Syafi’i, di kitab beliau al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu [1/462], juga menyatakan hal yang
sama, bahwa mencukur habis jenggot menurut madzhab Syafi’i hukumnya makruh tanzih.

Az-Zuhaili juga menukil pernyataan an-Nawawi tentang sepuluh kebiasaan yang


dimakruhkan terkait dengan jenggot, dan salah satunya adalah mencukur habisnya.
Dikecualikan dari hal ini, jika jenggot tersebut tumbuh pada seorang perempuan, maka
mustahab mencukurnya habis (Syarh Shahih Muslim [3/149-150]; al-Fiqh al-Islami wa
Adillatuhu [1/462]).4

4
http://www.abufurqan.net/hukum-memelihara-jenggot-menurut-4-madzhab/.,diakses pada tanggal 24
Oktober,pukul 18.00

Anda mungkin juga menyukai