Bagaimana cara turun untuk sujud pertama, tangan dulu atau lutut dulu?
Mari kita cermati beberapa hadits berikut :
1. Mendahulukan lutut baru tangan. Ini adalah pendapat dari Umar bin Al-
Khaththab, Muslim bin Yasar, Sufyan Ats-Tsauri, Ibrahim An-Nakha’i,
Imam Syafii, Imam Ahmad, Ishaq, dan ashabur ro’yi (ulama Hanafiyah).
Alasan utama pendapat ini adalah kekuatan hadits dari Wail bin Hujr.
Kedua pendapat, ketika turun untuk bersujud yang pertama, lutut dulu baru
tangan, atau sebaliknya, adalah benar.
Namun nampaknya, pendapat yang lebih kuat adalah kedua lutut dulu baru
kedua tangan. Apalagi dikuatkan oleh pendapat-pendapat berikut:
Abul Husain Yahya bin Abu Al-Khayr bin Salim Al-‘Imraani Al-Yamani
(489 – 558 H) mengatakan:
&ُ ُر ْكبَتَ&&اهُ ثُ َّم يَ&دَاهُ ثُ َّم َج ْب َهتُ&ه:الس& ُج ْو ِد ِ َأنْ يَ ُك ْونَ َأ َّو َل َما يَقَ ُع ِم ْن&هُ َعلَى اَأل ْر:ست ََح ُّب
ُّ ض فِي ْ َوال ُم
َُوَأ ْنفُه
“Yang disunnahkan ketika meletakkan anggota sujud di lantai adalah: (1) kedua
lutut, lalu (2) kedua telapak tangan, lalu (3) dahi dan hidungnya.”
(Al-Bayaan fii Madzhab Al-Imam Asy-Syafii, 2:215, Penerbit Dar Al-Minhaj)