Anda di halaman 1dari 4

HADITS HARI INI

Rabu, 30 November 2022


Bab Sholat Mengikuti Cara Nabi

Bagaimana cara turun untuk sujud pertama, tangan dulu atau lutut dulu?
Mari kita cermati beberapa hadits berikut :

،‫س& َج َد َأ َح& ُد ُك ْم‬


َ ‫ «إ َذا‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ِ ‫عَنْ َأبي ه َُر ْي َرة َر‬
ُ‫ َأ ْخ َر َجهُ الثَّالَثَة‬.»‫ض ْع يَ َد ْي ِ&ه قَ ْب َل ُر ْكبَتَ ْي ِه‬
َ َ‫ َو ْلي‬،‫فَالَ يَ ْب ُركْ َك َما يَ ْب ُر ُك ا ْلبَ ِعي ُر‬.
Dari Abu Hurairah ra., beliau berkata bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Apabila kalian sujud, maka janganlah berlutut seperti berlututnya unta, yaitu
meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.” (Dikeluarkan oleh Imam
yang tiga). (HR. Abu Daud no. 840; Tirmidzi no. 269; An-Nasai no. 2:207).

Hadits ini dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani, Syaikh ‘Abdul


Haqq, Syaikh Ahmad Syakir, Imam Jalaluddin As-Suyuthi, dan Al-Hafizh Ibnu
Hajar sebagaimana dalam Bulughul Maram.

ِ ‫ َو ُه َو َأ ْق َوى ِمنْ َح ِدي‬:


‫ث َواِئ ِل‬

Hadits ini lebih kuat dari hadits Wail bin Hujr:

ْ ُ‫ َأ ْخ َر َجه‬.‫ض َع ُر ْكبَتَ ْي ِ&ه قَ ْب َل يَ َد ْي ِه‬


ُ‫األربَ َعة‬ َ ‫ ِإ َذا‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫س َج َد َو‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َرَأ ْيتُ َر‬.
َ ِ‫س ْو َل هللا‬
"Aku melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬apabila sujud meletakkan kedua lututnya
sebelum kedua tangannya." (Dikeluarkan oleh Imam yang empat). (HR. Abu
Daud no. 838; Tirmidzi no. 267; An-Nasai 2:207; Ibnu Majah no. 882).
Hadits ini dinyatakan shahih oleh At-Tirmidzi, Ath-Thahawi, Al-
Khathabi, Al-Baghawi, dan Ibnul Qayyim. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan juga
berpendapat bahwa hadits ini sahih. Hadits ini punya syaahid atau penguat pada
hadits Anas ra. di mana disebutkan bahwa Beliau melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬sujud
dengan mendahulukan kedua lutut daripada kedua tangan, sebagaimana
diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni no. 1:345; Al-Hakim no. 1:226; Al-Baihaqi
no. 2:99).

Al-Hakim menyatakan bahwa sanad hadits ini sahih sesuai syarat


Syaikhain.
Penjelasan:
Para ulama berbeda pendapat tentang cara turun untuk sujud yang
pertama. Ada 3 pendapat terkait masalah ini:

1. Mendahulukan lutut baru tangan. Ini adalah pendapat dari Umar bin Al-
Khaththab, Muslim bin Yasar, Sufyan Ats-Tsauri, Ibrahim An-Nakha’i,
Imam Syafii, Imam Ahmad, Ishaq, dan ashabur ro’yi (ulama Hanafiyah).
Alasan utama pendapat ini adalah kekuatan hadits dari Wail bin Hujr.

2. Mendahulukan tangan baru lutut. Inilah pendapat Imam Malik, Al-


Auza’i, dan salah satu pendapat Imam Ahmad. Dalil pendapat ini adalah
hadits Abu Hurairah.

3. Boleh memilih mendahulukan yang mana dulu. Inilah juga merupakan


pendapat Imam Malik.

Kedua pendapat, ketika turun untuk bersujud yang pertama, lutut dulu baru
tangan, atau sebaliknya, adalah benar.

Namun nampaknya, pendapat yang lebih kuat adalah kedua lutut dulu baru
kedua tangan. Apalagi dikuatkan oleh pendapat-pendapat berikut:

Abul Husain Yahya bin Abu Al-Khayr bin Salim Al-‘Imraani Al-Yamani
(489 – 558 H) mengatakan:

&ُ‫ ُر ْكبَتَ&&اهُ ثُ َّم يَ&دَاهُ ثُ َّم َج ْب َهتُ&ه‬:‫الس& ُج ْو ِد‬ ِ ‫ َأنْ يَ ُك ْونَ َأ َّو َل َما يَقَ ُع ِم ْن&هُ َعلَى اَأل ْر‬:‫ست ََح ُّب‬
ُّ ‫ض فِي‬ ْ ‫َوال ُم‬
ُ‫َوَأ ْنفُه‬
“Yang disunnahkan ketika meletakkan anggota sujud di lantai adalah: (1) kedua
lutut, lalu (2) kedua telapak tangan, lalu (3) dahi dan hidungnya.”
(Al-Bayaan fii Madzhab Al-Imam Asy-Syafii, 2:215, Penerbit Dar Al-Minhaj)

Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ (3:274) mengatakan :

َ ‫الر ْكبَتَ ْي ِن ثُ َّم اليَ َد ْي ِن ثُ َّم‬


َ‫الج ْب َهةَ َواالَ ْنف‬ ُّ ‫ست ََح ُّب َأنْ يُقَ ِّد َم فِي ال‬
ُّ ‫س ُج ْو ِد‬ ْ ُ‫َم ْذ َهبُنَا ِإنَّهُ ي‬
“Menurut madzhab kami (Syafi'i), disunnahkan ketika akan sujud
mendahulukan kedua lutut, lalu kedua telapak tangan, lalu dahi dan hidung.”

Dalam Kitab Al-Majmu’ (3:275) terdapat penjelasan sebagai berikut:


‫&ونُ َأ َّو َل َم&&ا‬ َ ُ‫ط َو َكَأنَّه‬
ْ &‫س&ا ِج ٌد ثُ َّم ِإنَّهُ يَ ُك‬ ُّ &‫قَا َل الشَّافِ ِع ُّي فِي االُ ِّم ُأ ِح ُّب َأنْ يَ ْبتَدَِئ التَّ ْكبِ ْي َر قَاِئ ًما َويَ ْن ِح‬
‫ض& َع َو ْج َه&هُ قَ ْب& َل يَ َد ْي& ِه َأ ْو يَ َد ْي& ِه قَ ْب& َل‬ ِ ‫ض ُع َعلَي اَأل ْر‬
َ ‫ض ِم ْنهُ& ُر ْكبَتَ ْي ِه ثُ َّم يَ َد ْي ِه ثُ َّم َو ْج َه&هُ فَ&ِإنْ َو‬ َ َ‫ي‬
‫س ْه ٍو‬ َ ‫س ُج ْو َد‬ ُ َ‫ُر ْكبَتَ ْي ِه َك ِر ْهتُه ُ َوالَ ِإعَا َدةَ َعلَ ْي ِه َوال‬
“Imam Syafii dalam Al-Umm berkata, ‘Aku suka jika memulai dengan
takbir mulai dari berdiri lalu turun sujud. Lalu ketika akan sujud yang pertama
kali diletakkan di lantai adalah kedua lutut, kemudian kedua telapak tangan,
kemudian wajah. Jika wajah diletakkan terlebih dahulu sebelum kedua telapak
tangan atau kedua telapak tangan diletakkan sebelum kedua lutut, aku tidak
menyukainya (menganggap makruh). Namun, jika hal tersebut dilakukan, tidak
perlu ada pengulangan dan tidak perlu ada sujud sahwi.’”
Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily menyebutkan dalam Kitab Al-
Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii (1:282) penjelasan sebagai berikut, “Orang
yang menjalankan shalat disunnahkan meletakkan lutut, lalu telapak tangan,
kemudian dahi dan hidung. Hal ini berdasarkan hadits dari Wail bin Hujr
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ‘Rasulullah ‫ ﷺ‬sujud dengan meletakkan kedua
lututnya sebelum kedua tangannya. Ketika bangkit, beliau mengangkat
tangannya sebelum kedua lututnya.’ Seandainya ada yang akan sujud
meletakkan kedua tangannya sebelum lutut, tetaplah sah. Ia tidak mesti sujud
sahwi karena yang ditinggalkan hanyalah sunnah hay’ah. Meletakkan hidung
saat sujud adalah sunnah. Namun, orang yang sujud tidak cukup sujud pada
hidung saja, sedangkan dahinya tidak terkena lantai saat sujud.'”

Allaahu a'lam bish-showwab

Anda mungkin juga menyukai